LAPORAN KASUS (PROSES KEPERAWATAN)
post operasi total
laringektomi
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn JM No. Regester : 110206891
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Bahasa yang
digunakan : Jawa
Alamat : Surabaya
Tanggal MRS : 20 - 9 - 2002
Cara Masuk : Lewat Instalasi Rawat Darurat/Poliklinik RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : Ca Laring SJNA Jackson II – III (Post
Operasi Total Laringektomi).
Keluhan Utama : Kesukaran Komunikasi Verbal.
Keluhan Sebelumnya : Sejak 2 minggu yang lalu (dari tanggal MRS)
pasien mengatakan mengalami sesak napas yang dirasakan semakin berat. Suara
juga dirasakan parau sejak + 1 tahun yang lalu, sulit menelan dan bila
tidur napas berbunyi seperti orang ngorok. Riwayat batuk darah (-) Keluhan
telinga (-) riwayat demam (-). Oleh kelurga pasien diajak berobat ke RSUD Dr
Soetomo Surabaya dan didapatkan stridor pada saat inspirasi, retraksi (+) pada
suprasternal, epigastrial dan interkostal, terdapat masa didaerah leher kiri,
epiglottis dbn, menutupi korda vokalis
Upaya yang telah
dilakukan : Kemudian pada tanggal 5-10-2002 pada pasien dilakukan tindakan
Tracheostomi cyto.
Terapi/operasi
yang pernah dilakukan : Post Operasi Total Laringektomi
2.
RIWAYAT KEPERAWATAN
(NURSING HISTORY)
1) Riwayat Penyakit Dahulu : tidak pernah menderita DM, riwayat Hipertensi, dan riwayat TB.
2)
Riwayat Penyakit Sekarang : Saat ini sudah dilakukan Operasi Laringektomi Total hari ke V dari
tanggal 23 Oktober 2002.
3)
Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat penyakit yang sama pada keluarga.
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan : Menurut keluarga pasien keadaan lingkungan rumah cukup bersih,
karena kebiasaan warga sekitar membersihkan lingkungan rumah
masing-masingsetiap miggu secara teratur.
5) Riwayat Kesehatan Lainnya : Sebelum
sakit sejak berumur 20 tahun pasien mempunyai kebiasaan merokok + 2
bungkus rokok Djisamsoe perhari dan mempunyai kebiasaan minum-minuman
beralkohol.
6)
Alat bantu yang dipakai : Gigi palsu (-) Kaca mata (-) Pendengaran (-).
3.
OBSERVASI DAN
PEMERIKSAAN FISIK
1)
Keadaan Umum : Baik, Kesadaran Compos Mentis
(GCS : 456)
2)
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,1 0C Nadi : 80 x/menit.
Tekanan darah :
120/80 mmHg. Respirasi : 16 x/menit
3)
Body Systems
(1)
Pernafasan (B 1 :
Breathing)
Hidung secret
(-), pasien bernapas pada Stoma Post Operasi Larigektomi.
Dada : Gerakan simetris, bentuk simetris.
Suara napas :
Ronchi (+) pada kedua paru,
Jenis pernapasan
: pasien bernapas l;angsung melalui trachea yang langsung dihubungkan melalui
Stoma keudara luar.
Batuk : refleks batuk (+)
Sputum : kental, berwarna putih kekuningan, bau (-)
Cianosis : (-).
(2)
Cardiovascular (B 2 :
Bleeding)
Nyeri dada (-),
pusing (-), sakit kepala (+), palpitasi
(-), Clubing Finger (-).
(3)
Persyarafan (B 3 :
Brain)
Kesadaran C M,
GCS 456 , kepala dan wajah : dbn, Mata : anemis (-), Sklera : putih, Konjungtiva : merah muda,
pupil refleks cahaya (+), isokor, leher pembesaran kel. Limfe (-) Bendungan
vena jugularis (-), terdapat luka post operasi laringektomi yang tertutup
verban, penciuman : px tak dapat membedakan bau apapun, pengecapan,
pengluhatan, perabaan dbn.
(4)
Perkemihan-Eliminasi Uri
(B.4 : Bladder)
Warna urine : kuning jernih, gangguan saat kencing (-),
pasien mengatakan kencingnya lancar, nyeri pada saat kencing (-).
(5)
Pencernaan-Eliminasi
Alvi (B 5 : Bowel)
Mulut : bersih,
mukosa mulut lembab. Tenggorokan sakit menelan (+), Abdomen : distensi (-),
peristaltic usus baik, px BAB 1x perhari, makan melalui sonde.
(6)
Tulang-Otot-Integumen
(B 6 : Bone)
Kemampuan kekuatan
otot : 5 5
5 5
Kulit : warna
sekitar sekitar luka operasi : hiperemis (-), oedem (-) turgor baik, akral
hangat.
(7)
Sistem Endokrin : Terapi hormon (-), karakteristik seks sekunder : dbn, riwayat
pertumbuhan dan perkembangan fisik : dbn
(8)
Sistem hematopoitik : Dx penyakit hematopoitik yang lalu (-) gol.darah O.
Aspek Psikososial
Konsep
diri :
-
Citra Diri :
Tanggapan
terhadap diri (-)
Bagian tubuh
yang disukai
Bagian tubuh
yang tak disukai pada daerah leher karena ada stoma post operasi.
Persepsi
terhadap kehilangan adanya luka pada
bagian leher ( stoma post op )
Lainya, sebutkan
: px mengatakan agak risih dengan kondisi penyakitnya karena terdapat lubang
pada leher luka post operasi total laringostomi dan juga pasien mengatakan
susah berkomunikasi dengan orang lain karena kehilangan suaranya
Tetapi pasien
belum teradaptasi dengan kondisinya saat ini dan berusaha bersabar demi
kesembuhannya.
Identitas :
Status px dalam
keluarga : kepala rumah tangga.
Kepuasaan px thd
status dan posisi dalam keluarga : puas
Kepuasan px
terhadap jenis kelamin : puas
Peran :
Tanggapan pasien
terhadap perannya kurang puas
Kemampuan px
dalam melaksanakan peranya : tetap
mencoba melaksanakan peran walaupun keadaanya sekarang yang telah mengalami
kelemahan fisik.
Ideal diri /
harapan :
1. Harapan px
terhadap :
Tubuh : agar cepat senbuh
Posisi (dalam pekerjaan) merasa tak mampu.
Status dalam keluarga baik
Tugas/pekerjaan : Bila KRS mencoba cari
pekerjaan lain.
2. Harapan
pasien terhadap lingkungan baik.
3. Harapan klien terhadap penyakit yang diderita : penyakitnya agar
dapat disembuhkan dan kondisi fisik dapat pulih seperti semula.
Harga Diri :
Tanggapan px terhadap harga dirinya baik.
Aspek
Sosial/Interaksi :
Dukungan
keluarga baik, hanya saja px minta selalu ditunggu istrinya
Dukungan
kelompok/teman/masyarakat : baik
Reaksi saat
interaksi : kooperatif, komunikasi sulit post operasi.
Konflik yang
terjadi (-)
Aspek
Spiritual
- Konsep tentang
penguasa kehidupan Allah SWT
- Sumber kekuatan/harapan saat ini : dapat melaksanakan shalat
dengan baik (selama sakit pasien shalat di tempat tidur)
- Sarana/peralatan/orang yang diperlukan dalam melaksanakan ritual
agama yang diharapkan saat ini : (-)
- Upaya
kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama : (-)
- Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam
menghadapi situasi sakit saat ini :
sangat yakin tuhan akan membantu proses kesembuhan.
-
Kepercayaan/keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan : sangat yakin.
-Persepsi terhadap penyebab penyakit : sariawan dan iritasi karena
pertombuhan gigi yang terlalu kedalam.
DIAGNOSTIC TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratoriun
Darah lengkap :
tanggal 17 Oktober 2002
- WBC : 10,8 x 103/mm3 - RBC : 4,15 x 106/mm3
- HGB : 13,1 g / dl - LED : 41 – 47
- PPT : 11, 9 - ALB : 5,9
- Bil
Direct : 0,43 - Bil Indirect
: 0,66
- SGOT :
55
- SGPT : 46
- BUN : 14
-Creatinin : 0,8
Gula darah
puasa : 85
- Gula darah 2 jam PP : 103
Rontgen : tanggal 17 Oktober 2002
Foto Cervikal lateral : Solf
tissue swelling didaerah laring yang menyebabkan penyempitam trachea (obstruksi
total).
Patologi Anatomi (biopsi Kordavokalis) : tanggal 15
Oktober 2002
Invasive Squamous cell moderate differentiated
Hasil Laboratorium : tanggal 23 Oktober
2002
Hb : 12, 1 gr %
TERAPI :
- Cefriaxon
1 x 2 gr -
Vit. C 1x 400 mg
- Vit. A 2 x 100. 000 U/mgg - Asam mefenamid
3 x 500 mg
ANALISA DATA
NO
|
DATA penunjang
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||||||||||
|
S
: -
O
: Terdapat luka post operasi total
laringektomi, terdapat skret disekitar stoma, perdarahan (-), ronchi pada
kedua lobus paru, refleks batuk (+), pasien tampak meringis / berhati-hati
bila batuk, sakit pada saat menelan (+).
|
Pengkatan organ laring
Merangsang
kemam
Produksi puan
Secret batuk
Penumpukan secret
Bersihan
jalan napas tidak efektif
|
Resiko bersihan jalan napas tidak efektif.
|
|||||||||||
|
S
: Px mengatakan agak risih dengan
kondisi penyakitnya karena terdapat lubang pada leher luka post operasi total
laringostomi dan juga pasien mengatakan susah berkomunikasi dengan orang lain
karena kehilangan suaranya.
O
: Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, ter dapat luka
stoma post operasi total laringektomi
|
Pengangkatan pada organ
laring
Termasuk organ
korda
Vokalis
Hilangnya kemampuan berkomunikasi
|
Kerusakan komunikasi verbal.
|
|||||||||||
|
S:Persepsi
terhadap kehilangan adanya luka pada
bagian leher ( stoma post op ),px mengatakan agak risih dengan kondisi
penyakitnya karena terdapat lubang pada leher luka post operasi total
laringostomi dan juga pasien mengatakan susah berkomunikasi dengan orang lain
karena kehilangan suaranya, bila KRS mencoba cari pekerjaan lain, posisi
(dalam pekerjaan) merasa tak mampu kareana adanya kelemahan fisik .
O:Pasien
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, ter dapat luka stoma post
operasi total laringektomi
|
Ca pada
laring
Tindakan operasi total
laringektomi
Pengangkatan
organ laring/kordavokalis
Kehilangan suara/ perubahan
anatomi leher.
Gangguan
citra tubuh
|
Gangguan Citra tubuh
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Resiko bersihan jalan napas
tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan pada organ laring, menurunya
kemampuan batuk, penumpukan produksi secret pada jalan napas.
2.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan pada kordavokalis.
3.
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan kehilangan suara, perubahan anatomi wajah dan leher.
RENCANA tindakan
keperawatan
Tanggal :
28 Oktober 2002
Diagnosa
Keperawatan : No. 1.
Tujuan :
Pasien dapat mempertahankan jalan napas tetap terbuka setelah 2 - 3 hari.
Kriteria
hasil :
Bunyi napas vesikuler, sesak (-), sianosis (-), frekwensi napas 16 – 20 x /
menit, pasien dapat mengeluarkan secret secara optimal, kemampuan batuk +,
ronchi (-).
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1. Awasi frekwensi atau kedalaman
pernapasan, auskultasi bunyi napas. Selidika kegelisahan, dispnea dan
sianosis.
2. Posisi pasien ditinggikan 30 –
45 0
3. Hisap selang laringektomi. Catat
jumlah, warna, konsistensi secret.
4. Dorong batuk efektif dan napas
dalam.
5.Observasi jaringan sekitar luka
post operasi. Awasi adanya perdarahan dan rawat luka post operasi (terutama
stoma) dengan prinsip steril.
6.Observasi vital sign.
|
1. Perubahan
pada pernapasan, adanya ronchi, mengi diduga adanya retensi secret.
2. Memudahkan
drainase secret keluar sehingga pernapasan dan ekspansi paru baik.
3. mencegah
sekresi menyumbat saluran pernapasan.
4. Memobilisasi
secret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi
pernapasan.
5. Perdarahan
yang terus-menerus / tak terkontrol dapat menyebabkan terganggunya system
pernapasan pasien, perawatan luka secara intensif dengan prinsip steril akan
mencegah terjadinya infeksi dan perlengketan stoma yang dapat menggangu jalan
napas pasien.
6. Peningkatan
vital sign meningkatkan terjadinya komplikasi.
|
Diagnosa
Keperawatan :
No . 2.
Tujuan :
Komunikasi pasien dapat efektif.
Kriteria
hasil
: Pasien dapat mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang
tepat setelah sembuh.
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1. Kaji/diskusikan dengan pasien
mengapa bernapas dan berbicara terganggu, gunakan gambaran anatomic untuk
membantu penjelasan pada px.
2. Tentukan apakah pasien mempunyai
gangguan komunikasi lain seperti penglihatan/pendengaran.
3. Berikan pilihan cara komunikasi
yang tepatbagi kebutuhan pasien, missal : menulis, bahasa isyarat.
4. Berikan waktu yang cukup untuk
berkomunikasi
.
5. Berikan komunikasi non verbal,
contoh sentuhan dan gerak fisik.
6. Konsultasikan dengan tim
kesehatan yang tepat/terapis /rehabilitasi selama rehabilitasi dasar rumah
sakit sesuai sumber komunikasi.
|
1. Mengurangi
rasa takut pada pasien.
2.Adanya
masalah lain akan mempengaruhi pilihan komunikasi.
3.Memungkinkan
pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah.
4.Kehilangan
bicara dan stress mengganggu komunikasi dan menyebabkan frustrasi dan
hambatan ekspresi.
5.Mengkomunikasikan
masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang lain.
6.Kemampuan
untuk menggunakan pilihan suara dan metode bicara sangat bervariasi,
tergantung luasnya prosedur pembedahan, usia pasien dan motivasi untuk
kembali hidup aktif. Rehabilitasi memerlukan waktu panjang dan memerlukan
sumber dukungan untuk proses belajar.
|
Diagnosa
Keperawatan :
No. 3
Tujuan :
Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria
hasil :
Menunjukan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh dengan partisipasi aktifitas perwatan
diri dan interaktif positif dengan orang lain.
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1
Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien.
2.
Catat bahasa tubuh non verbal,
perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan diri atau perilaku
bunuh diri.
3.
Catat reaksi emosi, contoh
kehilangan, depresi, marah.
4.
Susun batasan pada perilaku
maladaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positip yang akan
membaik.
5.
Kolaboratif dengan merujuk pasien
atau orang terdekat ke sumber pendukung, contoh ahli terapi psikologis,
pekerja sosial, konseling keluarga.
|
1.Alat
dalam mengidentifikasi atau mengartikan masalah untuk memfokuskan perhatian
dan intervensi secara konstruktif.
2.Dapat
menunjukkan depresi atau keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau
intervensi lebih intensif.
3.
Pasien dapat mengalami depresi cepat setelah pembedahan atau reaksi syok dan
menyangkal. Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan
membutuhkan waktu untuk membaik.
4.Penolakan
dapat mengakibatkan penurunan harga diri dan mempengaruhi penerimaan gambaran
diri yang baru.
5.Pendekatan
menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan
kesehatan. Tujuannya adalah memampukan mereka untuk melawan kecendrungan
untuk menolak dari atau isolasi pasien dari kontak social.
|
Tindakan
keperawatan
TANGGAL
|
JAM
|
tindakan keperawatan
|
29-10-2002
|
08.00
08.20
09.00
09.10
09.35
10.00
10.15
10.50
12.00
12.30
13.00
13.15
13. 30
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi
: KU baik, kesadaran CM, terdapat luka post operasi total laringektomi yang
tertutup verban, perdarahan (-), secret (+)
Memberikan makan personde
Evaluasi :
makanan personde 200 ml (+), respon muntah (-).
Memberikan injeksi Vit. C 400 mg, Cefriaxon 2gram
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi : luka dirawat tertutup, dengan bethadine,
PZ dan Garamicin zalf. Terdapat stoma, secret (+), tanda infeksi (-),
perdarahan (-)
Memberi penjelasan pada keluarga kenapa terjadi
kehilangan atau perubahan dengan pasien.
Evaluasi : Pasien dan keluarga mengatakan mengerti
dan mau beradaptasi dengan kondisi pasien sekarang.
Mendiskusikan dengan keluarga dan pasien tentang
alternatif cara-cara berkomunikasi non verbal, kaji kelemahan pasien dalam
berkomunikasi.
Evaluasi : Klg mengatakan sementara ini hanya
memakai bahasa isyarat melalui gerakan tubuh, karena pasien tidak bias
baca/tulis
Memberikan penjelasan pada pasien, untuk tetap
mempetahankan posisi fleksi dengan sokongan bantal.
Evaluasi
: Pasien menganggukan kepala dan raut wajah menunjukan penerimaan.
Memberikan inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi :
Pasien merasa lebih nyaman.
Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi : T.
110/80, S. 36,10 C, N. 86 x/mnt,
RR. 18 x/mnt
Memotivasi keluarga untuk tetap memberikan support
pada px selama masa penyembuhan di RS terlebih pd masa rehabilitasi
Mengobservasi bahasa tubuh non verbal atau perilaku
negatif
Evaluasi : sering mengalihkan perhatian.
Mengobservasi reaksi emosi contoh
kehilangan,depresi,marah
Evaluasi : Px
mengatakan dengan kondisi kesehatanya sekarang merasa kurang berguna lagi
bagi keluarga.
Membantu pasien untuk mengidentisikasi perilaku
positif
Evaluasi :
Px berpartisipasi pada perawatan diri
sendiri.
|
30-10-2002
|
07.30
08.00
08.20
08. 45
09.00
09.30
10.00
10.45
11.30
12.30
13.00
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi
: KU baik, kesadaran CM, terdapat luka post operasi total laringektomi yang
tertutup verban, perdarahan (-)
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi : makanan personde diberikan 200 ml, respon
muntah (-)
Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi : T. 110/80, S. 36,70 C, N. 88
x/mnt, RR. 18 x/mnt.
Memberikan injeksi Vit. C 400 mg, Cefriaxon 2gram,
A. Mefenamid 500 mg (PO)
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi : luka dirawat tertutup, dengan bethadine,
PZ dan Garamicin zalf. Terdapat stoma, secret (+), tanda infeksi (-),
perdarahan (-)
Memberi penjelasan pada keluarga kenapa terjadi
kehilangan atau perubahan dengan pasien.
Evaluasi : Pasien dan keluarga mengatakan mengerti
dan mau beradaptasi dengan kondisi pasien sekarang.
Memberikan penjelasan pada pasien, untuk tetap
mempetahankan posisi fleksi dengan sokongan bantal.
Evaluasi
: Pasien menganggukan kepala dan raut wajah menunjukan penerimaan.
Memberikan inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi :
Pasien merasa lebih nyaman.
Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi : T.
110/80, S. 36,10 C, N. 86 x/mnt,
RR. 18 x/mnt
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi : makanan personde diberikan 200 ml, respon
muntah (-)
Membantu pasien untuk mengidentisikasi perilaku
positif
Evaluasi : Px
berpartisipasi pada perawatan diri sendiri.
|
31-10-2002
|
07.30
07.40
08.30
09. 00
09. 20
09.30
10.45
11.30
11.45
12.30
13.00
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi
: KU baik, kesadaran CM, terdapat luka post operasi total laringektomi yang
tertutup verban, perdarahan (-), ronchi (-)
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi : makanan personde diberikan 200 ml, respon
muntah (-)
Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi : T.
110/80, S. 36,50 C, N. 84 x/mnt,
RR. 18 x/mnt
Memberikan injeksi Vit. C 400 mg, Cefriaxon 2gram.
Vit. A 100.000 U
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Mengatur posisi pasien semi fowler.
Evaluasi :
pasien merasa lebih nyaman.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi : luka dirawat tertutup, dengan bethadine,
PZ dan Garamicin zalf. Terdapat stoma, secret (+), tanda infeksi (-), perdarahan
(-)
Mendiskusikan dengan keluarga dan pasien tentang
alternatif cara-cara berkomunikasi non verbal, kaji kelemahan pasien dalam
berkomunikasi.
Evaluasi : Klg mengatakan sementara ini hanya
memakai bahasa isyarat melalui gerakan tubuh, karena pasien tidak biasa baca
/ tulis.
Memberikan inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi :
Pasien merasa lebih nyaman.
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi : makanan personde diberikan 200 ml, respon
muntah (-)
Memotivasi keluarga untuk tetap memberikan support
pada px selama masa penyembuhan di RS terlebih pd masa rehabilitasi
Mengobservasi reaksi emosi contoh
kehilangan,depresi,marah
Evaluasi : Px
mengatakan dengan kondisi kesehatanya sekarang merasa kurang berguna lagi
bagi keluarga.
|
EVALUASI
Tanggal/jam
|
DIAGNOSA
|
EVALUASI
|
31 Oktober 2002
11. 30
|
Resiko bersihan jalan napas tidak efektif
|
S
: Px mrngangguk saat ditanya apakah, hhanya saja perilakunya tampak
berhati-hati saat batuk.
O:Pada
saat merawat luka post operasi
tampak produksi secret (+) pada daerah stoma, berwarna bening, bau (-),
refleks batuk (+), ronchi (-).
A : Masalah
teratasi
P
: Pertahankan rencana tindakan pada DP 1.
|
31 Oktober 2002
11. 30
|
Kerusakan komunikasi verbal
|
S: Keluarga mengatakan akan menggunakan bahasa isyarat
untuk berkomunikasi dengan pasien sebelum dilatih oleh bagian Bina Wicara.
Pasien mengatakan akan senangtiasa bersabar dan beradaptasi dengan kondisi
pasien saat ini.
O:Kebutuhan pasien terpenuhi dengan dibantu oleh
perawat dan keluarganya.
A : Masalah
sebagian teratasi
P : Lanjutkan
rencana tindakan
Kolaborasi dengan terapis untuk
menentukan pilihan komunikasi yang tepat untuk pasien.
|
31 Oktober 2002
11. 30
|
Gangguan Citra Tubuh
|
S
: Px mengatakan bila KRS nanti akan mencari pekerjaan lain, pasien
mengatakan bersabar dan beradaptasi
dengan masalah / kondisi kesehatanya sekarang, merasa kurang berguna lagi
bagi keluarga.
O:Pasien
berpartisipasi dalam perawatan diri sendiri.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan rencana tindakan pada DP 3
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon