LAPORAN KASUS (PROSES KEPERAWATAN)
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A. B. Tanjung No. Regester :…………………
Umur : 64 Tahun/Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen
Status Marieta : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTA
Bahasa yang
digunakan : Indonesia
Alamat : Jl. Sethaji 4/54 Kab.Kuala
Kapuas Kalimantan Tengah
Kiriman dari : dokter praktek
Tanggal MRS : 12 April 2002 Jam…………..…. WIB.
Cara Masuk :
Lewat Instalasi Rawat Darurat/Poliklinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : Ca Nasofaring + Diabetes Melitus +
Hipertensi
Alasan Dirawat : Ingin menjalani kemoterapi
Keluhan Utama : Telinga
kiri terasa buntu/hingga peradangan. Timbul benjolan di leher kanan dan kiri
sejak 3 bulan yang lalu.
Upaya yang telah
dilakukan : Berobat ke dokter praktek.
Terapi/operasi
yang pernah dilakukan :………………………….…………..
2.
RIWAYAT KEPERAWATAN
(NURSING HISTORY)
1)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada tahun 1999
klien pernah mengalami stroke
2)
Riwayat Penyakit
Sekarang
Telinga kiri
terasa buntu/hingga peradangan. Timbul benjolan di leher kanan dan kiri sejak 3
bulan yang lalu.
3)
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Riwayat
kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita klien saat ini.
4)
Keadaan Kesehatan
Lingkungan
Klien mengatakan
bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.
5)
Riwayat Kesehatan
Lainnya
Alat bantu yang dipakai : ………………………………………………..
3.
OBSERVASI DAN
PEMERIKSAAN FISIK
1)
Keadaan Umum : baik
2)
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 0C
Nadi : 90 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 140/90 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
3)
Body Systems
(1)
Pernafasan (B 1 :
Breathing)
Pernafasan
melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan
cuping hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi,
tidak terdengar suara nafas tambahan, dentuk dada simetris, hasil foto Thorax
PA
Cor / pulmo
tidak ada kelainan.
(2)
Cardiovascular (B 2 :
Bleeding)
Nadi 90 X/menit
kuat dan teratur, tekanan darah 140/90 mmHg, Suhu 36,8 0C, perfusi
hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada.
(3)
Persyarafan (B 3 :
Brain)
Tingkat
kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal :
Orientasi baik (5)
Motorik :
Menurut perintah (6)
Compos Mentis :
Pasien sadar baik.
Persepsi Sensori
:
Pendengaran :
Penciuman :
Pengecapan :
Penglihatan :
Peradaan :
(4)
Perkemihan-Eliminasi Uri
(B.4 : Bladder)
Jumlah urine
1200 cc/24 jam, warna urine kuning.
(5)
Pencernaan-Eliminasi
Alvi (B 5 : Bowel)
Mulut dan
tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, tidak
terdapat obstipasi maupun diare, Rectum normal, klien buang air besar 1 X/hari.
(6)
Tulang-Otot-Integumen (B
6 : Bone)
Kemampuan
pergerakan sendi bebas/terbatas
Parese
ada/tidak, Paralise ada/tidak, Hemiparese ada/tidak,
Ekstrimitas : Tidak ada kelainan
Atas : Tidak ada kelainan
Bawah : Tidak ada kelainan
Tulang Belakang : Tidak ada kelainan
Warna kulit : Tidak ada kelainan
Akral : Tidak ada kelainan
Turgor : Tidak ada kelainan
Tidak terdapat
kontraktur maupun dikubitus.
(7)
Sistem Endokrin
Terapi hormon :
Karakteristik
sex sekunder :
Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan fisik :
Hipoglikemia :
Polidipsi : Å
Poliphagi : Å
Poliuri : Å
Postural
hipotensi :
Kelemahan : Å
Pola
aktivitas sehari-hari
(1)
Pola Persepsi Dan Tata
Laksana Hidup Sehatan
Pada pasien diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana
hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak diabetuk sehingga
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk
tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu
perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.
(2)
Pola Nutrisi dan
Metabolisme
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan
sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah
lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan
metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.
(3)
Pola Eliminasi
Adanya
hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien
sering kencing (poliuri) dan lancar, Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine
kuning. Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1
X/hari.
(4)
Pola tidur.dan Istirahat
Adanya poliuri
dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat
penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.
Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien tampak
terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang ramai.
(5)
Pola Aktivitas dan
latihan
Adanya diabetik
dan Ca. nasofaring menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan. Klien
biasanya bekerja diluar rumah, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah
Sakit sambil menunggu rencana operasi.
(6)
Pola Hubungan dan Peran
Ca nasofaring yang sukar sembuh menyebabkan penderita malu dan
menarik diri dari pergaulan.
(7)
Pola Sensori dan
Kognitif
Pasien dengan
diabetes cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak
peka terhadap adanya trauma. Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik,
klien tidak mengalami disorientasi.
(8)
Pola Persepsi Dan Konsep
Diri
Adanya perubahan
fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada
gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self
esteem). Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat
penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
(9)
Pola Seksual dan
Reproduksi
Angiopati dapat
terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga menyebabkan
gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak
pada proses ejakulasi serta orgasme. Selama dirawat di rumah sakir klien tidak
dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.
(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping
Lamanya waktu
perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena
ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif. Klien merasa
sedikit stress menghadapi tindakan kemoterapi/sitostatika. karena kurangnya
pengetahuan.
(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta
ca nasofaring tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengaruhi pola ibadah penderita.
Personal
Higiene
Kebiasaan di
rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.
Ketergantungan
Klien tidak
perokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol.
Aspek
Psikologis
Klien terkesan
takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi tindakan
operasi.
Aspek
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan
keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa
sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus dengan dunia luar, kehilangan
pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya mahal.
Aspek
Spiritual
Klien dan
keluarganya sejak kecil memeluk agama Kristen, ajaran agama dijalankan setiap
saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama
yang diselenggarakan oleh gereja di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh
masyarakat setempat.
Saat ini klien
merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya
DIAGNOSTIC TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
pemeriksaan Laboratorium tanggal 9 April 2002
-
Hb : 15,8 mg/dl (>13,4
mg/dl)
-
Leukosit : 11,3
-
Albumin : 4,1 gr/dl (3,2 – 3,5 gr/dl)
-
SGOT : 10,2 (
kurang 29 )U/L
-
SGPT : 13,5 U/L
-
Bilirubin Direk : 0,31 (< 0,25)
-
Bilirubin Total : 1,01 (< 1,00)
-
Alkali Phospatase : 148
-
Cholesterol Total : 148,8 (< 200)
-
Trigliserida : 81,4 (< 200)
-
HDL Cholesterol : 30 (> 35
-
LDL Cholesterol : 101 (< 130)
-
Ureum/BUN : 13,8 mg/dl (10 – 20)
-
Serum Creatinin : 1,16 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
-
Uric Acid : 4,1 (L : 3,4 – 7,0 P : 2,4 – 5,7)
-
Glukosa puasa : 300 mg/dl (< 126
mg/dl)
-
Glukosa 2 jam pp : 463 mg/dl (< 140
mg/dl)
Hasil
pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 April 2002
-
Gula darah acak : 178 mg/dl (< 140
mg/dl)
Hasil
pemeriksaan Patologi tanggal 10 April 2002
Mikroskopik
-
Jaringan nasofaring
hiperplastik, tidak tampak tanda-tanda keganasan
-
Jaringan nasofaring dengan
infiltrat luas undiff. Epidermoid carcinoma, WHO type 3.
-
Kesimpulan : Nasofaring kiri,
biopsi undiff. Epidermoid carcinoma, WHO type 3.
Hasil
pemeriksaan CT Scan tanggal 9 April 2002
Terliha gambaran
massa daerah nasopharynx mengenai atap serta dinding kanan kiri. Batas anterior
mencapai cavum nasi bagian posterior. Sisi kanan juga terlihat ada cairan dalam
sinus maxillaris kanan suspect merupakan perluasan tumor tersebut. Belum
terlihat ada invasi tumor ke intracranial. Perluasan ke lateral, kanan kiri
sampai di musculus pterygoideus tetapi belum mengadakan infiltrasi pada
musculus tsb. Pada infiltrasi intracranial.
Kesimpulan :
Gambaran tumor nasopharynx
Hasil
pemeriksaan Radiologi tanggal 9 April 2002
Thorax PA
Cor / pulmo
tidak ada kelainan.
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
TERAPI :
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
-
………………………………………………………………………………….
|
Tanda tangan mahasiswa
(
)
|
ANALISA DAN SINTESA DATA
NO
|
D A T A
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
PARAF
|
|
Klien kurang tidur baik pada waktu siang
maupun malam hari. Klien tampak terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang
ramai.
|
Rasa nyeri pada kepala.
|
Ganguan pola tidur
|
|
|
O :
S :
Klien mengatalakn cemas karena Kurangnya
pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan
tindakan yang diprogramkan.
Lamanya perawatan, banyaknya biaya
perawatan dan pengobatan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
Klien mengatakan sedikit stress
menghadapi tindakan kemoterapi/ sitostatika. karena kurangnya pengetahuan.
|
Kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
|
Cemas
|
|
|
O :
S :
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang
proses penyakit, perawatan maupun pengobatan serta kurangnya pengetahuan
tentang dampak diabetuk dan diet.
|
Kurangnya informasi.
|
Kurangnya pengetahuan tentang proses
penyakit, diet, perawatan dan pengobatan
|
|
|
O :
Klien mengalami muntah 2 X
S :
Klien mengeluh selalu mual dan selalu
ingin muntah
|
Intake makanan yang kurang.
|
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
|
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Ganguan pola tidur berhubungan
dengan rasa nyeri pada kepala.
2.
Cemas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
3.
Kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
4.
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
RENCANA TINDAKAN
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
1.
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.
|
Tujuan : Gangguan
pola tidur pasien akan teratasi.
Kriteria hasil :
1.
Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.
2.
Pasien tenang dan wajah segar.
3.
Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.
|
1.
Ciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang.
2.
Kaji tentang kebiasaan tidur
pasien di rumah.
3.
Kaji adanya faktor penyebab
gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana
ramai.
4.
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi.
5.
Kaji tanda-tanda
kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur
pasien.
|
1.
Lingkungan yang nyaman dapat
membantu meningkatkan tidur/istirahat.
2.
Mengetahui perubahan dari
hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola
tidur pasien.
3.
Mengetahui faktor penyebab
gangguan pola tidur yang lain dialami dan dirasakan pasien.
4.
Pengantar tidur akan
memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi
ketegangan dan rasa nyeri.
5.
Untuk mengetahui terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga
dapat diambil tindakan yang tepat
|
2.
|
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
|
Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat
mengidentifikasikan sebab kecemasan.
2. Emosi stabil.,
pasien tenang.
3.
Istirahat cukup.
|
1.
Kaji tingkat kecemasan yang
dialami oleh pasien.
2.
Beri kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
3.
Gunakan komunikasi
terapeutik.
4.
Beri informasi yang akurat
tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan
keperawatan.
5.
Berikan keyakinan pada pasien
bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan
pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
6.
Berikan kesempatan pada
keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.
7.
Ciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
|
1
Untuk menentukan tingkat
kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi
yang cepat dan tepat.
2
Dapat meringankan beban
pikiran pasien.
3
Agar terbina rasa saling
percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
4
Informasi yang akurat tentang
penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat
mengurangi beban pikiran pasien.
5
Sikap positif dari
timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.
6
Pasien akan merasa lebih
tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.
7
Lingkung yang tenang dan
nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.
|
3.
|
Kurangnya
pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
|
Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang
penyakitnya.
Kriteria Hasil :
1. Pasien mengetahui tentang proses
penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali
bila ditanya.
2. Pasien dapat melakukan perawatan diri
sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
|
1.
Kaji tingkat pengetahuan
pasien/keluarga tentang penyakit DM dan Ca. Nasofaring.
2.
Kaji latar belakang
pendidikan pasien.
3.
Jelaskan tentang proses
penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan
kata-kata yang mudah dimengerti.
4.
Jelasakan prosedur yang kan
dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.
5.
Gunakan gambar-gambar dalam
memberikan penjelasan (jika ada / memungkinkan).
|
1.
Untuk memberikan informasi
pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau
pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.
2.
Agar perawat dapat memberikan
penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti
pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.
3.
Agar informasi dapat diterima
dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
4.
Dengan penjelasdan yang ada
dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih
kooperatif dan cemasnya berkurang.
5.
Gambar-gambar dapat membantu
mengingat penjelasan yang telah diberikan.
|
4.
|
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
|
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil
:
1. Berat badan dan
tinggi badan ideal.
2.
Pasien mematuhi dietnya.
3.
Kadar gula darah dalam batas normal.
4.
Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.
|
1.
Kaji status nutrisi dan
kebiasaan makan.
2.
Anjurkan pasien untuk
mematuhi diet yang telah diprogramkan.
3.
Timbang berat badan setiap
seminggu sekali.
4.
Identifikasi perubahan pola
makan.
5.
Kerja sama dengan tim
kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.
|
1.
Untuk mengetahui tentang
keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan
pengaturan diet yang adekuat.
2.
Kepatuhan terhadap diet dapat
mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
3.
Mengetahui perkembangan berat
badan pasien (berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan
diet).
4.
Mengetahui apakah pasien
telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.
5.
Pemberian insulin akan
meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah
menurun,pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan
mencegah komplikasi.
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)
NO
DIAGNOSA
|
TANGGAL
|
J A M
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
|
EVALUASI (SOAP)
|
Tanda tangan
|
1. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.
|
22 April 2002
|
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
|
1.
Ciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang.
2.
Kaji tentang kebiasaan tidur
pasien di rumah.
3.
Kaji adanya faktor penyebab
gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana
ramai.
4.
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi.
5.
Kaji tanda-tanda
kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur
pasien.
|
S :
Pasien
mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.
O :
1.
Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.
2.
Pasien tenang dan wajah segar.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan
|
|
2. Cemas berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
|
23 April 2002
|
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
08.50
09.00
|
1.
Kaji tingkat kecemasan yang
dialami oleh pasien.
2.
Beri kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
3.
Gunakan komunikasi
terapeutik.
4.
Beri informasi yang akurat
tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan
keperawatan.
5.
Berikan keyakinan pada pasien
bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan
pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
6.
Berikan kesempatan pada
keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.
7.
Ciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman
|
S :
O :
1. Pasien dapat
mengidentifikasikan sebab kecemasan.
2. Emosi stabil.,
pasien tenang.
3.
Istirahat cukup.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan
|
|
3. Kurangnya
pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
|
24 April 2002
|
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
|
1.
Kaji tingkat pengetahuan
pasien/keluarga tentang penyakit DM dan Ca. Nasofaring.
2.
Kaji latar belakang
pendidikan pasien.
3.
Jelaskan tentang proses
penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan
kata-kata yang mudah dimengerti.
4.
Jelasakan prosedur yang kan
dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.
5.
Gunakan gambar-gambar dalam
memberikan penjelasan (jika ada / memungkinkan).
|
S :
O :
1. Pasien
mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan
dapat menjelaskan kembali bila ditanya.
2. Pasien dapat
melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan
|
|
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
|
25 April 2002
|
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
|
1.
Kaji status nutrisi dan
kebiasaan makan.
2.
Anjurkan pasien untuk
mematuhi diet yang telah diprogramkan.
3.
Timbang berat badan setiap
seminggu sekali.
4.
Identifikasi perubahan pola
makan.
5.
Kerja sama dengan tim
kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.
|
S :
O :
1.
Pasien mematuhi dietnya.
2.
Kadar gula darah dalam batas normal.
3.
Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi terus dilakukan.
|
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon