ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THYPUS ABDOMINALIS
A. KONSEP PENYAKIT
1.
Pengertian
Thypus
Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan
pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1990)
2.
Penyebab
Basil/kuman salmonella Typhosa,
Salmonela paratyphosa.
3.
Patofisiologi



Mati


Pembuluh limfe


















Kelemahan
4.
Tanda
dan gejala
a. Minggu I : infeksi akut (demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual,
diare)
b. Minggu II :
Gejala lebih jelas (demam, bradikardia relatif, lidah kotor, nafsu makan
menurun, hepatomegali, ggn kesadaran).
c. Minggu III : dalam minggu III suhu badan berangsur-angsur
dan normal kembali pada akhir minggu III.
d. Minggu IV : suhu kembali normal
proses penyakit bisa sembuh atau tidak sembuh malah sampai terjadi perforasi.
5.
Pemeriksaan
Laboratorium
a.
Pemeriksaan
leukosit
b.
Pemeriksaan
SGPT/SGOT
c.
Biakan
darah
d.
Widal
e.
PCR
Salmonella.
6.
Komplikasi
1. Kompilikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan
sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositopenia,
disseminated intravascular coaguilation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru
Pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis.
e. Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis, pielonefretis dan
perinefretis.
f. Komplikasi tulang
Osteomielitis, periostitis, spondilitis
dan artritis
g. Komplikasi neuropsikiatrik
Delirium, meningismus, menengitis,
polineuritis perifer, sindrom Guillain
Barre, psikosis dan sindrom katatonia.
7.
Penatalaksanaan
a.
Perawatan
à bedrest sampai dengan 7 hari bebas
panas.
b.
Diet
(bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai tingkat
kesembuhan pasien bisa juga dengan
pemberian makanan padat dini dengan lauk pauk rendah selulosa).
c.
Obat/terapi
Obat-obat anti mikroba sering
digunakan adalah:
- Kloramfenikol (drug of choise)
- Tiamfenikol
- Kotrimoksazol
- Ampicillin dan amoksisilin
- Sefalosporin generasi ketiga
- Fluorokinolon
B.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Data
Subyektif
1)
Pasien
mengeluh mual muntah, kepala pusing, badan lemas, nafsu makan berkurang.
2)
Pasien
mengeluh ngilu, nyeri otot.
b.
Data
Obyektif
1)
Lidah
kotor, BB menurun, porsi makan tidak habis, ggn sensasi pengecapan.
2)
Gelisah,
terdapat penurunan kesadaran, delirium.
3)
Immobilisasi.
4)
Pembesaran
hepar (hepatomegali).
5)
Diare,
kadang disertai konstipasi.
6)
S:
hypertermia (> 37,50C), bradikardia relatif.
c.
Pemeriksaan
penunjang
1)
Peningaktan
titer uji widal 4x selama 2-3 minggu à demam typhoid.
2)
Reaksi
widal dengan titer 0 à 1: 320, reaksi widal
dengan titer H à 1: 640
2.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Peningkatan
suhu tubuh (hypertermia) b/d proses infeksi salmonella typhi.
b.
Resiko
tinggi kurang cairan b/d pemasukan cairan kurang, kehlangan cairan berlebihan
melalui muntah dan diare.
c.
Resiko
tinggi ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat, mual muntah, anoreksia.
d.
Gan
pemenuhan kebutuhan sehari – hari (ADL) b/d kelemahan, immobilisasi.
3.
Rencana
Tindakan/Rasional
a.
Peningkatan
suhu tubuh (hypertermia) b/d proses infeksi salmonella typhi.
Intervensi |
Rasional
|
Mandiri:
1)
Observasi
suhu, N, TD, RR tiap 2-3 jam
2)
Catat
intake dan output cairan dlm 24 jam
3)
Kaji
sejauhmana pengetahuan keluarga dan pasien tentang hypertermia
4)
Jelaskan
upaya – upaya untuk mengatasi hypertermia dan bantu klien/keluarga dlm upaya
tersebut:
-
Tirah
baring dan kurangi aktifitas
-
Banyak
minum 2-3 lt/ sesuai kebutuhan
-
Beri
kompres hangat di daerah lipatan paha, axila dan kepala dekat hipotalamus.
-
Pakaian
tipis dan menyerap keringat
-
Ganti
pakaian, seprei bila basah
-
Lingkungan
tenang, sirkulasi cukup.
5)
Anjurkan
klien/klg untuk melaporkan bila tubuh terasa panas dan keluhan lain.
Kolaborasi:
6)
Kolaborasi
pengobatan: antipiretik, cairan dan pemeriksaan kultur darah.
|
Sebagai
pengawasan terhadap adanya perubahan keadaan umum pasien sehingga dapat
diakukan penanganan dan perawatan secara cepat dan tepat.
Mengetahui
keseimbangan cairan dalam tubuh pasien untuk membuat perencanaan kebutuhan
cairan yang masuk.
Mengetahui
kebutuhan infomasi dari pasien dan keluarga mengenai perawatan pasien dengan
hypertemia.
Upaya – upaya tersebut dapat
membantu menurunkan suhu tubuh pasien serta meningkatkan kenyamanan pasien.
Penanganan perawatan dan pengobatan
yang tepat diperlukan untuk megurangi keluhan dan gejala penyakit pasien
sehingga kebutuhan pasien akan kenyamanan terpenuhi.
Antipiretik
dan pemberian cairan menurunkan/mempertahankan suhu tubuh pasien serta
pemeirksaan kultur darah membantu penegakan diagnosis typhoid.
|
b.
Resiko
tinggi kurang cairan b/d pemasukan cairan kurang, kehilangan berlebihan melalui
muntah dan diare.
Intervensi |
Rasional
|
Mandiri:
1)
Awasi
masukan dan keluaran, bandingkan dengan BB harian. Catat kehilangan melalui
usus, contoh muntah dan diare.
2)
Kaji
tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa.
Kolaborasi:
3)
Awasi
nilai laboratorium: HB, HT, Na, albumin.
4)
Berikan
cairan II seperti glukosa dan Ringer laktat.
|
Memberikan
informasi tentang kebutuhan cairan/elektrolit yang hilang.
Indikator
volume sirkulasi/perfusi.
Menunjukkan
hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein akibat muntah dan
diare berlebihan.
Memberikan
cairan dan penggantian elektrolit.
|
c.
Resiko
tinggi ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat, mual muntah, anoreksia.
Intervensi |
Rasional
|
Mandiri:
1) Awasi pemasukan
diet/jumlah kalori. Berikan porsi kecil tapi sering dan awarkan makan pagi
dengan porsi paling besar.
2) Berikan perawatan mulut
sebelum makan.
3) Anjurkan makan dlm posisi
duduk tegak.
4) Dorong pemasukan sari
jeruk, minuman karbonat dan permen sepanjang hari.
Kolaborasi:
5) Konsul ahli diet,
dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
6) Awasi glukosa darah.
7) Berikan obat sesuai
indikasi: antasida, antiemetik, vitamin B kompleks.
|
Makan
banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksi, anoreksi juga paling buruk
selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
Menghilangkan
rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
Menurunkan
rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
Bahan
ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/ditoleran bila
makanan lain tidak.
Berguna
dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan klien.
Hiperglikemia/hipoglikemia
dapat terjadi pada klien dengan anoreksi.
Antiemetik
diberikan ½ jam sebelum makan dapat menurunkan mual dan meningkatkan toleransi
pada makanan.
Antasida
bekerja pada asam gaster dapat menurunkan iritasi/resiko perdarahan. Vitamin
B kompleks memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
|
d.
Ggn
pemenuhan kebutuhan sehari – hari (ADL) b/d kelemahan, immobilisasi.
Intervensi |
Rasional
|
Mandiri:
1)
Tingkatkan
tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai
keperluan.
2)
Ubah
posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
3)
Lakukan
tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
4)
Tingkatkan
aktifitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.
5)
Dorong
penggunaan teknik manajemen stres, contoh: relaksasi progresif, visualisasi,
bimbingan imajinasi. Berikan aktifitas hiburan yang tepat contoh: menonton
TV, radio, membaca.
6)
Awasi
terulangnya anoreksia.
|
Meningkatkan
istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktifitas dan posisi duduk tegak diyakini meurunkan aliran darah
ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke organ pencernaan.
Meningkatkan
fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Memungkinkan
perode tambahan istirahat tanpa gangguan.
Tirah
baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
Meningkatkan
relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat
meningkatkan koping.
Menunjukkan
kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut dan
memerlukan penggantian program terapi.
|
Daftar Pustaka
1.
Arthur
C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2.
Carolyn
M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik
Volume II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
3.
Donna
D. Igatavicius, Kathy A. Hausman (1995), Medical Surgical Nursing: Pocket
Companoin For 2 nd Edition, W. B. Saunders Company, Philadelphia
4.
Lynda
Juall Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis
edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
5.
Marylin
E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
6.
Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam
Konteks Keluarga Cetakan II, Depkes RI, Jakarta
7.
Sjaifoellah
Noer (1997), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit
FKUI,Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN TYPHOID ABDOMINALIS
DI RUANG TROPIK LAKI, RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 9
Juni 2003 pukul 09.00 WIB terhadap klien Tn. E. dan keluarga.
1. Identitas
Nama :
Tn. E. Tgl MRS
: 7-6-2003
Umur : 51 tahun Register : 10170749
Jenis kelamin : Laki - laki Diagnose:Thyphoid
Abdominalis
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Dagang
Pendidikan :
SLTA
Alamat :
Kertajaya, Surabaya
Alasan di rawat: Panas badan
sejak 10 hari yll.
Keluhan utama: Panas badan sejak 10 hari
yll disertai mual muntah dan
nyeri kepala.
Sebelumnya :
Klien mengeluh badan panas sejak 10 hari yang lalu, disertai mual dan muntah lebih kurang 50 cc setiap kali
muntah, nafsu makan menurun. Nyeri kepala dirasakan juga oleh klien apabila
badan panas sehingga klien mengalami kesulitan istirahat. Sejak 5 hari
terakhir, BAB dirasakan sulit, feces merongkol padat berwarna cokelat, BAK taa
normal. Riwayat keluar Jawa dalam 6 tahun terakhir (-), sering haus (-). Sering
kencing (-), penurunan BB (-). Sebelum dibawa ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
klien sempat periksa ke dokter praktek dan dinyatakan positif mengidap Typhoid
dan disarankan untuk opname, akhirnya klien dirujuk ke IRD RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 7 Juni 2003
atas permintaan klien.
Upaya yang telah dilakukan : Periksa kesehatan sekaligus periksa
laboratorium di dokter praktek pada
tanggal 7 Juni 2003.
Therapi/operasi yang pernah
dilakukan : --
II Riwayat Keperawatan
2.1
Riwayat penyakit sebelumnya: Typhoid (-), HT (-), DM (-).
2.2 Riwayat penyakit sekarang : Sejak kemarin (7 – 6 –
2003), panas badan mulai menurun, mual muntah (-), nyeri kepala (+), nafsu
makan membaik.
2.3 Riwayat kesehatan
keluarga : Di dalam keluarga belum
ada yang menderita penyakit typhoid sebelumnya.
Genogram:








![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
![]() |
Keterangan: = laki-laki = perempuan = tinggal satu rumah


2.4 Keadaan kesehatan lingkungan: Menurut keluarga,
lingkungan rumah dalam keadaan bersih dan istri Tn E. adalah ibu rumah tangga,
sehingga punya waktu cukup untuk menjaga kebersihan rumah.
2.5 Riwayat kesehatan lainnya : Keluarga riwayat HT (-), DM (-).
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu : taa
Kaca mata : taa
Pendengaran: taa
Lain-lain : taa
III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum: Kesadaran
Compos mentis, E4 V5 M6.
2. Tanda vital : T: 110/70 mmHg, S: 380C, N: 88 x/mnt, RR: 20
x/mnt.
3. Body System
3.1 Pernafasan
Hidung : taa
Trachea : taa
Dada:
- Bentuk : simetris
- Gerakan : simetris
Suara nafas dan lokasi : teratur, suara nafas tambahan (-)
Jenis nafas : nafas hidung.
Batuk : taa
Sputum : taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 20 x/mnt
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada :taa
Pusing : (+), bila berdiri terasa sempoyongan.
Kram kaki : taa
Sakit kepala : (+)
Palpitasi : taa
Clubing finger : taa
Suara jantung : SR, teratur
Edema : taa
Kapilari refill : dbn ( 2 dtk)
Lainnya : taa
3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS :
E4 V5 M6
Kepala dan wajah :
Mata :
taa
Sklera :
putih
Konjunctiva : merah muda
Pupil :
isokor
Leher :
taa
Reflek fisiologis : normal
Reflek patologis : taa
Pendengaran : normal
Penciuman : normal
Pengecapan : normal, perubahan sensasi pengecapan (-)
Penglihatan : taa
Perabaan : taa
Lainnya :
taa
3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine
Produksi urine : lk 600-880
cc/hari ( 7-8 x/hari)
Warna urine : kuning
jernih
Gangguan saat kencing: taa
Lainnya : taa
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : lidah putih kotor
Tenggorokan : sulit menelan (-)
Abdomen : nyeri tekan(-),
mual (+) muntah (-)peristaltik usus

Rectum : taa
Bab : bab 1x/hr, konsistensi encer
Obat pencahar : taa
Lavement : taa
Lain-lain : taa
Diet : makan 3x/hr, porsi bisa
dihabiskan
3.6 Tulang – Otot – Integumen


5 5
Extremitas:
- Atas :
terpasang infus, pergerakan normal.
- Bawah : taa
- Tulang belakang: taa
Kulit:
- Warna kulit : tidak ada warna
kemerahan.
- Akral : hangat dan kering.
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : (-)
Karakteristik seks sekunder: normal
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
fisik: merasa lemah, pusing bila berdiri
(postural hipotensi)
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang
lalu: taa
Type darah: O
3.9 Reproduksi
Laki – laki: normal
Perempuan: --
4.0 Psikososial
Konsep diri:
Citra diri:
-
Tanggapan
tentang tubuh: biasa saja
-
Bagian
tubuh yang disukai: tidak ada
-
Bagian
tubuh yang tidak disukai: tidak ada, semua sama
-
Persepsi
thd kehilangan bagian tubuh: taa
-
Lainnya,
sebutkan: taa
Identitas:
-
Status
klien dalam keluarga: kepala rumah tangga
-
Kepuasan
klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
-
Kepuasan
klie thd jenis kelamin: puas
-
Lainnya,
sebutkan:taa
Peran:
-
tanggapan
klien thd perannya: senang
-
Kemampuan/kesanggupan
klien melaksanakan perannya: sanggup
-
Kepuasan
klien melaksanakan perannya: puas
Ideal diri/harapan:
-
harapan
klien thd:
= Tubuh: cepat sembuh
sehingga dapat cepat bekerja seperti semula.
= Posisi (dlm pekerjaan):
taa, supaya pelanggan tetap lancar.
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan: taa
-
Harapan
klien thd lingkungan: taa
-
Harapan
klien thd penyakit yg diderita: ingin cepat sembuh dan segera pulang ke rumah.
Harga diri:
-
Tanggapan
klien thd harga dirinya: tinggi.
-
Lainnya,
sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
-
Hubungan
dengan klien: masyarakat cukup kenal dengan klien.
-
Dukungan
keluarga: aktif.
-
Dukungan
kelompok/teman/masyarakat: aktif
-
Reaksi
saat interaksi: kooperatif.
-
Konflik
yang terjadi terhadap: taa
3.11 Spiritual:
-
Konsep
tentang penguasa kehidupan: Allah
-
Sumber
kekuatan/harapan saat sakit: Allah
-
Ritual
agama yg berarti/diharapkan saat ini: Membaca kitab suci.
-
Sarana/peralatan/orang
yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: Lewat
ibadah.
-
Upaya
kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa
-
Keyakinan/kepercayaan
bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: ya
-
Keyakinan/kepercayaan
bahwa penyakit dapat disembuhkan: ya
-
Persepsi
thd penyebab penyakit: karena makan tidak teratur dan terlalu lelah.
Pemeriksaan
penunjang:
tanggal 7 Juni 2003: serologi/imunokimia, sedimen urine.
Hasil: Leukosit: 11,4 x 109/L n: 4-11
Trombo: 385 x 109/L n: 150-350
S thypi O: 1/640
S thypi H: 1/640
Eritrosit: 0-1/ 1 Lp, leukosit:
1-3/1 Lp, sel epitel: (+).

Paracetamol tab. 3x500 mg;
Chlorampenicol cap. 4x500 mg; Metoclopramid inj 1 amp. (PRN: b/p).
Analisa
data:
Data |
Etiologi
|
Patofisiologi
|
Masalah
|
S: Klien mengeluh pusing,
badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N:
88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer
H: 1/640.
|
Proses infeksi S. Thypi.
|
S.
Thypi à melepas endotoksin à ikut peredaran darah sistemik à merangsang termoregulator à peningkatan suhu tubuh.
|
Peningkatan suhu tubuh (hypertermi).
|
S: Klien mengeluh badan
terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88
x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640,
kebutuhan mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh
keluarga dan petugas.
|
Kelemahan fisik dan immobilisasi.
|
Kelemahan
fisik/immobilisasi à penurunan permeabilitas
pembuluh darah à sirkulasi darah ke otak
menurun à lemah, pusing à gangguan pemenuhan ADL.
|
Gangguan pemenuhan ADL.
|
S:
Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien
mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada
mahasiswa dan petugas.
|
Kurang informasi tentang regimen
teraupetik, perawatan dan poses penyakit.
|
Kurang
informasi à klien kurang dapat mengenal penyakit
dan perawatannya à defisit knowledge à kurang kooperatif dalam mengikuti
regimen terapeutik dan perawatan à menghambat proses
penyembuhan.
|
Defisit knowledge.
|
Diagnosa
Keperawatan Berdasarkan prioritas:
1.
Peningkatan
suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh pusing,
badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt,
TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
2.
Gangguan
pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh badan
terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD:
110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640, kebutuhan
mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh keluarga dan
petugas.
3.
Defisit
knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses
penyakit.
Data penunjang:
S: Klien banyak bertanya tentang
pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui
bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan
petugas.
Rencana
Tindakan Keperawatan:
1.
Peningkatan
suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang: S: Klien
mengeluh pusing, badan terasa panas, sulit istirahat/tidur.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt,
TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
Tujuan jangka pendek: Klien dapat mengontrol
suhu tubuh secara mandiri.
Tujuan jangka panjang: Suhu tubuh dapat
diturunkan/dipertahankan dan suhu tubuh berkisar antara 37-380C
selama 3x24 jam.
Kriteria hasil: S: 37-380C, N:
60-70 x/mnt, klien nyaman, istirahat tidur tercukupi 6-8 jam/hari.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri:
1)
Observasi
suhu, N, TD, RR tiap 4 jam
2)
Catat
intake dan output cairan dlm 24 jam
3)
Kaji
sejauhmana pengetahuan keluarga dan pasien tentang hypertermia
4)
Jelaskan
upaya – upaya untuk mengatasi hypertermia dan bantu klien/keluarga dlm upaya
tersebut:
-
Tirah
baring dan kurangi aktifitas
-
Banyak
minum
-
Beri
kompres hangat
-
Pakaian
tipis dan menyerap keringat
-
Ganti
pakaian, seprei bila basah
-
Lingkungan
tenang, sirkulasi cukup.
5)
Beri
kompres hangat, banyak minum (2-3 lt/hr) apabila klien panas.
6)
Anjurkan
klien/klg untuk melaporkan bila tubuh terasa panas dan keluhan lain.
Kolaborasi:
7)
Kolaborasi
pengobatan: antipiretik (paracetamol 3x500 mg), cairan (Dextrose 5% dan
Ringer Laktat maintenance 20 tts/mnt) dan pemeriksaan kultur darah (gaal
darah).
|
Sebagai
pengawasan terhadap adanya perubahan keadaan umum pasien sehingga dapat
diakukan penanganan dan perawatan secara cepat dan tepat.
Mengetahui
keseimbangan cairan dalam tubuh pasien untuk membuat perencanaan kebutuhan
cairan yang masuk.
Mengetahui
kebutuhan infomasi dari pasien dan keluarga mengenai perawatan pasien dengan
hypertemia.
Upaya – upaya tersebut dapat
membantu menurunkan suhu tubuh pasien serta meningkatkan kenyamanan pasien.
Mempercepat penurunan suhu tubuh.
Penanganan perawatan dan pengobatan
yang tepat diperlukan untuk megurangi keluhan dan gejala penyakit pasien
sehingga kebutuhan pasien akan kenyamanan terpenuhi.
Antipiretik dan pemberian cairan
menurunkan suhu tubuh pasien serta pemeirksaan kultur darah membantu
penegakan diagnosis typhoid.
|
2.
Gangguan
pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang: S: Klien
mengeluh badan terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD:
110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640, kebutuhan
mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh keluarga dan
petugas.
Tujuan jangka pendek: Kebutuhan ADL klien
terpenuhi.
Tujuan jangka penjang: Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri.
Kriteria hasil: lemah (-), pusing (-),
mobilisasi aktif, N: 60-70 x/mnt, TD: 120/80 mmHg, ADL terpenuhi secara
mandiri.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri:
1) Bantu pemenuhan kebutuhan
ADL klien seperti makan, mandi, berpakaian, eliminasi.
2) Tingkatkan tirah
baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.
3) Ubah posisi dengan
sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
4) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.5) Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.6) Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh: relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktifitas hiburan yang tepat contoh: menonton tv, radio, membaca.7) Awasi terulangnya anoreksia. |
Membantu
memenuhi kebutuhan ADL klien sehingga klien merasa nyaman dan kebutuhan
perawatannya terpenuhi.
Meningkatkan
istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktifitas dan posisi duduk tegak diyakini meurunkan aliran darah
ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke organ pencernaan.
Meningkatkan
fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Memungkinkan
perode tambahan istirahat tanpa gangguan.
Tirah
baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
Meningkatkan
relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat
meningkatkan koping.
Menunjukkan
kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut dan
memerlukan penggantian program terapi.
|
3.
Defisit
knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses
penyakit.
Data penunjang: S: Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien
mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan
petugas.
Tujuan jangka pendek: Kebutuhan klien akan
pengetahuan tentang penyakitnya terpenuhi.
Tujuan jangka panjang: Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 2x15 menit, klien memahami proses penyakit serta regimen
terapeutik, pengobatan dan perawatan terhadap penyakitnya sehingga klien dapat
melakukan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria hasil: Klien tenang, kooperatif,
klien mau mengikuti petunjuk yang diberikan.
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri:
1)
kaji
tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang:
-
Proses
penyakit.
-
Pengobatan
-
Perawatan
Typhoid.
2) Diskusikan dengan klien
dan keluarga tentang:
-
Diet
yang harus ditepati.
-
Immobilisasi.
-
Kebutuhan
cairan yang harus dipenuhi.
-
Pentingnya
mengontrol jumlah cairan yang masuk dan keluar.
-
Keteraturan
minum obat.
3) Beri kesempatan klien dan
keluarga bertanya mengenai penyakit, pengobatan dan perawatan yang diberikan.
4) Libatkan keluarga dalam
perawatan klien dan beri kesempatan keluarga untuk melakukan perawatan secara
mandiri.
5) Berikan pujian atas
tindakan dan jawaban yang tepat.
|
Mengetahui
tingkat pengetahuan klein dan keluarga adalah masukan bagi petugas dalam
menentukan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh klien dan keluarga.
Klien
dan keluarga harus mengetahui perawatan serta pengobatan penyakit klien
sehingga klien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan yang diberikan.
Memberikan
kesempatan klien dan kleuarga menanyakan hal – hal yang belum dipahami dalam
diskusi yang terbuka dengan petugas.
Meningkatkan
harga diri dan rasa mandiri klein dan keluarga salah satunya adalah dengan
cara melibatkan klien dan kelaurga secara aktif dalam perawatan dan
pengobatan kepada klien.
Membantu
meningkatkan harga diri klien dan keluarga serta menumbuhkan rasa percaya
pada petugas.
|
Implementasi Keperawatan:
Implementasi keperawatan terhadap
intervensi yang dibuat dilaksanakan mulai tanggal 9 – 11 Juni 2003.
Tanggal/jam
|
No
Dx.Kep
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
9-6-2003
08.00
08.30
08.45
11.00
12.00
12.30
13.00
13.30
|
1
1
1
1
1,2,3
1
1
2
1
|
· Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
· Mengadakan kontrak kerja dengan klien dan keluarga.
· Mengukur vital sign.
· Mengatur tetesan infus.
· Memberi kompres hangat
· Mengganti pakaian klien dengan pakaian yang lebih tipis.
· Memberikan penjelasan tentang:
-
Proses penyakit dan penularannya.
-
Perawatan yang harus dilakukan oleh
klien.
-
Pentingnya immobilisasi, diet yang
teratur, minum obat secara teratur.
-
Perlunya minum banyak.
· Memberikan makan
klien.
· Memberikan obat oral:
- Chlorampenicol 2 caps.
- Paracetamol 1 tab.
· Memberikan bahan bacaan kepada klien (koran).
· Mencatat intake dan output klien.
|
· Klien dan keluarga kooperatif.
· Klien dan keluarga mau menerima kehadiran mahasiswa.
· S: 380c, n: 88 x/mnt, td: 110/70 mmhg, rr: 20 x/mnt.
· Infus netes lancar, 35 tts/mnt.
· Klien merasa nyaman.
· Klien kooperatif.
· Klien dan keluarga tampak tertarik dan banyak bertanya
kepada mahasiswa.
· Makan habis 1 porsi, minum 200 cc, mual (-), muntah (-).
· Obat oral sudah diminum, mual (-), muntah (-), pusing
(+).
· Klien tenang.
· Cm: 600 cc, ck: 400 cc.
|
10-6-2003
08.00
08.30
10.00
10.30
12.00
13.00
13.30
|
1
1,2
1,2,3
1,2
1,2
1
2
|
· Mengukur vital sign.
· Mengkaji istirahat klien.
· Memberikan penjelasan tentang:
-
Pentingnya mobilisasi aktif di tt.
-
Perlunya minum banyak.
· Kolaborasi dokter:
-
Pemberian analgetik.
-
Pemeriksaan cultur.
· Memberikan klien makan.
· Memberikan obat oral:
- Paracetamol 1tab.
- Chlorampenicol 2 caps.
· Membatasi pengunjung.
· Mencatat intake dan output.
|
· S: 370c, n: 78 x/mnt, td: 110/80 mmhg, rr: 18 x/mnt.
· Klien mengatakan dapat istirahat dengan baik (lk. 6 jam),
klien mengeluh kepala terasa pusing, jika berdiri terasa sempoyongan.
· Klien menagtakan paham dengan penjelasan yang diberikan
dan berjanji akan melaksanakan.
· Dokter acc pemberian analgetik dan pemeriksaan cultur.
· Makan siang habis 1 porsi, mual muntah (-).
· Obat oral sudah diminum.
· Klien istirahat.
· Cm: 700 cc, cm: 400 cc.
|
11-6-2003
07.30
08.00
08.30
09.00
10.00
10.00
11.00
12.00
|
1
1
1
1
1,2
1,2,3
2
3
|
· Membersihkan ruangan klien
· Mengukur vital sign.
· Memberikan klien makan.
· Memberikan obat oral:
- Chlorampenicol 2 caps.
- Paracetamol 1 tab.
· Mengkaji keadaan istirahat klien.
· Mengkaji pemahaman klien tentang:
-
Proses penyakit dan penularan yang
telah dijelaskan.
-
Perawatan yang harus dilakukan di
rumah.
· Mempersiapkan klien pulang:
-
Administrasi pulang.
-
Resume keperawatan.
· Memberikan advis kepada klien tentang:
-
Keteraturan kontrol.
-
Keteraturan minum obat.
-
Diet serta kebutuhan cairan yang
memadai.
-
Pembatasan aktifitas sementara.
|
· Ruangan klien bersih.
· S: 370c, td: 120/80 mmhg, n: 78 x/mnt, rr: 18 x/mnt.
· Makan pagi habis 1 porsi, mual muntah (-).
· Obat oral sudah diminum.
· Klien mengatakan dapat istirahat lk. 7 jam, pusing
berkurang.
· Klien mengatakan paham dengan penjelasan yang diberikan.
· Administrasi dan resume keperawatan lengkap.
· Klien berjanji akan menepati ajuran yang diberikan oleh
mahasiswa.
|
Evaluasi Keperawatan:
Diagnosa
Keperawatan
|
Evaluasi
|
Tgl.
10 Juni 2003, pk.08.00 WIB.
1.
Peningkatan
suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh pusing, badan
terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt,
TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
|
S: klien mengatakan badan mulai terasa nyaman,
pusing agak kurang, istirahat/tidur bisa (lk. 6 jam/hr).
O: s: 370c, n: 76 x/mnt, td: 120/80 mmhg,
rr: 16 x/mnt, pucat (-), lidah tidak kotor, nafsu makan baik, mual (-),
muntah (-).
A: masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan rencana intervensi.
|
Tgl.
10 Juni 2003, pk.10.00 WIB.
2.
Gangguan
pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh badan
terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88
x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640.
|
S: klien mengatakan badan mulai
terasa nyaman, badan terasa agak kuat , pusing berkurang.
O: klien sudah dapat berjalan ke
kamar mandi walaupun masih dengan bantuan, klien dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri (makan, mandi,
eliminasi dgn bantuan minimal), td: 120/80 mmhg, n: 76 x/mnt, s: 370c,
rr: 16 x/mnt.
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan rencana intervensi.
|
Tgl.
10 Juni 2003, pk. 10.00 WIB
3.
Defisit
knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan
poses penyakit.
Data penunjang:
S: Klien banyak bertanya tentang
pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui
bagaimana proses penularan penyakitnya.
![]()
Tgl.
11 Juni 2003, pk.08.00 WIB.
1. Peningkatan suhu tubuh b/d
proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh pusing, badan
terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt,
TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
![]()
2. Gangguan pemenuhan ADL b/d
kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang:
S: Klien mengeluh badan
terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88
x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640.
Tgl.
11 Juni 2003, pk. 10.00 WIB
3Defisit
knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan
poses penyakit.
Data penunjang:
S: Klien banyak bertanya tentang
pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui
bagaimana proses penularan penyakitnya.
![]() |
S: klien mengatakan sedikit mengerti
dengan penjelasan petugas/mahasiswa, klien berjanji akan mentaati semua
petunjuk yang diberikan di rumah.
O: klien agak tenang, kooperatif,
klien mau mentaati petunjuk yang diberikan walaupun sesekali klien masih
bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya.
A: masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan rencana intervensi.
S: klien mengatakan badan terasa nyaman, pusing
kurang, istirahat/tidur bisa (lk. 7 jam/hr).
O: s: 370c, n: 78 x/mnt, td: 120/80 mmhg,
rr: 18 x/mnt, pucat (-), lidah tidak kotor, nafsu makan baik, mual (-),
muntah (-).
A: masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan rencana intervensi.
S: klien mengatakan badan terasa
nyaman, badan terasa kuat , pusing berkurang.
O: klien sudah dapat berjalan ke
kamar mandi sendiri, klien
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri
(makan, mandi, eliminasi
sendiri), td: 120/80 mmhg, n: 78 x/mnt, s: 370c, rr: 18
x/mnt.
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan rencana intervensi.
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon