ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
Perawat memberikan perawatan kepada klien
dan keluarga di dalam komunitas mereka dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk
memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberikan
kontribusi keamanan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan, dan
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan.
Pengkajian yang dilakukan pada klien antara lain pengkajian terhadap riwayat
dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap lingkungan, termasuk rumah klien dan
tempat pelayanan kesehatan, mencakup inspeksi pada fasilitas tersebut.
a. Data Subjective
Pengkajian difokuskan pada masalah riwayat
kesehatan klien yang terkait dengan kebutuhan keamanan seperti: pernahkah klien
jatuh, mengalami patah tulang, pembatasan aktivitas, dan sebagainya. Klien
perlu ditanyakan tentang tindakan pengamanan di mobil, perhatian terhadap tanda
bahaya, tindakan pengamanan anak atau bayi di rumah, status imunisasi,
pengertian dan pemahaman klien tentang kesehatan dan keamanan. Perlu digali
juga tentang perubahan lingkungan, support sistem, tahap tumbuh kembang.
Perawat perlu mengidentifikasi adanya
faktor risiko untuk keamanan klien mencakup: kondisi dewasa, fisiologi,
kognitif, pengobatan, lingkungan, dan kondisi anak-anak.
1. Dewasa seperti, riwayat terjatuh, usia
yang lebih tua pada wanita, penggunaan alat bantu (alat bantu jalan, tongkat),
prosthesis anggota badan bagian bawah, umur lebih 65 tahun, dan hidup sendiri.
2. Fisiologi seperti: kehadiran penyakit
akut, kondisi post operasi, kesulitan penglihatan, kesulitan pendengaran,
arthritis, orthostatik hipotensi, tidak dapat tidur, pusing ketika memutar
kepala atau menegakkan kepala, anemia, penyakit vaskuler, neoplasma, kesulitan
mobilitas fisik, kerusakan keseimbangan dan neuropati.
3. Kognitive, seperti: penurunan status
mental (kebingungan, delirium, dimensia, kerusakan orientasi orang, tempat dan
waktu)
4. Pengobatan, seperti obat anti
hipertensi, penghambat ACE, antidepresan trisiklik, obat anti cemas, hipnotik
atau transquilizer, diuretik, penggunan alkohol, dan narkotika.
5. Lingkungan, seperti: adanya restrain, kondisi
cuaca atau lingkungan, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, penataan lingkungan.
6. Anak-anak, seperti: umur dibawah 2
tahun, penggunaan pengaman, penataan ruang, penggunaan mainan.
b. Data Objective
data objective dapat diperoleh perawat
dengan melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan sistem: neurologis,
cardiovaskuler dan pernafasan, integritas kulit dan mobilitas. Pengkajian juga
mencakup prosedur test diagnostik.
1. Sistem Neurologis
* Status mental
* Tingkat kesadaran
* Fungsi sensori
* Sistem reflek
* Sistem koordinasi
* Test pendengaran, penglihatan dan
pembauan
* Sensivitas terhadap lingkungan
2. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi
* Toleransi terhadap aktivitas
* Nyeri dada
* Kesulitan bernafas saat aktivitas
* Frekuensi nafas, tekanan darah dan denyut
nadi
3. Integritas kulit
* Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien
* Kaji adanya luka, scar, dan lesi
* Kaji tingkat perawatan diri kulit klien
4. Mobilitas
* Inspeksi dan palpasi terhadap otot,
persendian, dan tulang klien
* Kaji range of motion klien
* Kaji kekuatan otot klienkaji tingakt ADLs
klien
Test diagnostik mencakup: pengukuran
tekanan darah, ECG, pengukuran kadar gula darah dan kolesterol, pemeriksaan
darah lengkap, dan sebagainya.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul
terkait dengan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan, berdasarkan NANDA
2004-2006 adalah sebagai berikut:
1. Risiko cedera atau risiko jatuh yang
berhubungan dengan perubahan mobilisasi, dan penataan lingkungan fisik di
rumah.
2. Risiko keracunan yang berhubungan dengan
kontaminasi zat kimia pada makanan atau air, penyimpanan obat-obatan yang mudah
dijangkau oleh anak-anak, dan penurunan penglkihatan.
3. Risiko trauma yang berhubungan dengan
kontak dengan udara dingin yang ekstrem, dan obstruksi jalan nafas.
4. Gangguan proses pikir yang berhubungan
dengan kehilangan memori, kesulitan tidur, dan efek samping obat.
5. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah
yang berhubungan dengan keuangan yang tidak memadahi, dan perubahan fungsi
kognitif.
6. Defisit pengetahuan yang berhubungan
dengan salah interprestasi informasi, dan tidak terbiasa dengan tindakan
pencegahan untuk anak-anak.
7. Risiko perubahan suhu tubuh yang
berhubungan dengan paparan terhadap lingkuingan panas atau dingin yang ekstrem,
dan mekanisme kontrol suhu tubuh yang tidak matang.
3. Perencanaan
Perawat merencanakan intervensi terapeutik
untuk klien dengan risiko atau aktual mengalami gangguan keamanan. Tujuan
keseluruhan untuk klien yang mengalami ancaman keamanan adalah klien terbebas
dari cedera. Perawat merencanakan intervensi yang individual dengan berdasarkan
pada beratnya risiko yang dihadapi klien, tahap perkembangan, status kesehatan,
dan gaya hidup.
Intervensi keperawatan dirancang untuk
memberikan perawatan yang aman dan efisien. Berikut ini adalah tujuan yang
berfokus pada kebutuhan klien terhadap keamanan:
1. Bahaya yang dapat dimodifikasi dalam
lingkungan rumah akan berkurang
2. Klien akan menggunakan obat-obatan dan
peralatan dengan benar dan melakukan tindakan pengobatan.
3. Klien mengidentifikasi dan menghindari
risiko yang mungkin dialami dalam komunitas.
Peting memperhatikan kondisi rumah klien
ketika merencanakan terapi untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat
keamanan klien. Perencanaan keperawatan juga melibatkan pemahaman kebutuhan
klien untuk mempertahankan kemandiriannya. Perawat dan klien bekerja sama dalam
membuat cara mempertahankan keterlibatan klien dalam menciptakan lingkungan
yang aman di rumah sakit dan di rumah. Pendidikan klien dan keluarga merupakan
intervensi keperawatan utama untuk menurunkan kecelakaan.
Perencanaan keperawatan yang dapat disusun
oleh perawat berdasarkan NOC/NIC untuk mengatasi masalah keperawatan yang
terkait denmgan kebutuhan keamanan adalah:
NOC (Nursing Outcomes Classification):
1. Abuse protection: protection of self or
dependent others from abuse.
2. Balance: ability to maintain body
equilibrium
3. Knowledge: Personal safety: extent of
understanding conveyed about preventing unintentional injuries.
4. Risk control: actions to eliminate or
reduce actual, personal, and modifiable health threats.
5. Risk detection: actions taken to
identify personal health threats
6. Safety behavior: Fall prevention:
individual or caregiver actions to minimize risk factors that might precipitate
falls.
7. Safety behavior: Home physical
environment: individual or caregiver actions to minimize environment factors
that might cause physical harm or injury in the home.
8. Safety behavior: Personal: individual or
caregivers efforts to control behaviors that might cause physical injury.
9. Safety status: Falls occurrence: number
of falls in the past week.
10. Safety status: Physical injury:
severity of injury from accidents and trauma.
NIC (Nursing Interventions Classification):
1. Environmental management: Safety;
monitoring and manipulation of the physical environment to promote safety.
2. Enviromental management: Worker safety;
monitoring and manipulatuion of the worksite to promote safety and health of
workers.
3. Fall prevention: instituting special
precautions with patient at risk for injury from falling.
4. Health education; developing and
providing instruction and learning experiences to facilitate voluntary
adaptation of behavior conductive to health in individuals, families, groups,
or community.
5. Laser precautions: limiting the risk of
injury to the patient related to use of a laser.
6. Peripheral sensation management:
prevention or minimization of injury or discomfort in the patient with altered
sensation.
7. Physical restraint: application,
monitoring, and removal of mechanical restraining devices or manual restraints
which are used to limit physical mobility of a patient.
8. Positioning: deliberative placement of
the patient or a body part to promote physiological and/or psychological
well-being.
9. Pressure management: minimizing pressure
to body part.
10. Radiation theraphy management:
assisting the patient to understand and minimize the side effects of radiation
treatments.
11. Seizure precautions; care of a patient
during seizure and the postictal state.
12. Skin surveillance: collection and
analysis of patient data to maintain skin and mucous membrane integrity.
13. Surgical precautions: minimizing the
potensial for iantrogenic injury to the patient related to surgical prossedure.
14. Surveillance: purposefull and ongoing
acquisition, interpretation, and syntesis of patient data for clinical
decision-making.
15. Surveillance safety: purposefull and
ongoing acquisition, interpretation, and analysis of information about the
patient and environment for use in promoting and maintaining patient safety.
16. Teaching: Disease process; assisting
the patient to understand information related to specific disease process.
17. Teaching: Individual; planning,
implementation, and evaluation of the teaching program designed to address a
patient’s particular needs.
18. Teaching: Infant care; instruction on
nurturing and physical care needed during the first year of life.
19. Vital sign monitoring: collections and
analysis of cardiovaskuler, respiratory, and body temperature data to determine
and prevent complications.
20. Positioning: Wheelchair:; placement of
a patient in a properly selected wheelchair to enhance comfort, promote skin
integrity, and foster independence.
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah disusun sesuai dengan permasalahan keamanan yang
dihadapi oleh klien. Perawat melakukan tindakan untuk mencapai NOC yang telah
ditetapkan mellaui pelaksanaan NIC yang telah disusun.
Implementasi keperawatan ditujukan untuk
meningkatkan dan mempertahankan keamanan klien. Karena sebagian besar tindakan
keperawatan dapat diterapkan pada semua lingkungan, maka intervensi tersebut
harus terdiri dari dua bagian: pertimbangan tahap perkembangan dan perlindungan
lingkungan.
Kategori pertama dari intervensi mencakup
intervensi yang spesifik untuk mengurangi risiko pada setiap kelompok
perkembangan usia. Intervensi lingkungan bertujuan untuk memodifikasi
lingkungan sehingga dapat megeliminasi atau meminimalkan bahaya yang ada atau
berpotensial.
5. Evaluasi
Rencana perawatan, yang dirancang untuk
mengurangi risioko pada klien dievaluasi dengan cara membandingkan criteria
hasil dengan tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan. Jika tujuan telah
tercapai, maka intervensi keperawatan dianggap efektif dan tepat. Jika tidak
tercapai, maka perawat harus menentukan apakah ada risiko baru yang berkembang
pada klien atau apakah risiko sebelumnya tetap ada.
Klien dan keluarga harus berpartisipasi
untuk menentukan cara permanent untuk mengurangi risiko yang mengancam
keamanan. Perawat mengkaji kebutuhan klien dan keluarga secara terus menerus
untuk menentukan dukungan tambahan seperti perawatan di rumah, terapi fisik,
dan konseling, dan pendidikan kesehatan lanjutan.
Lingkungan yang aman berperan penting dalam
meningkatkan , mempertahankan dan memulihkan kesehatan. Dengan menggunakan
proses keperawatan, perawat mengkaji klien dan lingkungannya untuk menentukan
factor risiko cedera, megelompokkan factor-faktor risiko tersebut, membuat
diagnosa keperawatan, dan merencanakan intervensi yang spesifik, termasuk
pendidikan kesetan klien. Hasil yang diharapkan meliputi lingkungan fisik yang
aman, pengetahuan klien tentang factor-faktor yang menunjang keamanan dan
tindakan pencegahan, dank lien terbebas dari cedera.
Label: artikel asuhan keperawatan
ConversionConversion EmoticonEmoticon