BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian maternal dan perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu
sebesar 50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar
10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal dan neonatal tersebut
terutama di negara berkembang sebesar 99%. Kendatipun jumlahnya sangat besar,
tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan
kematian yang terjadi akibat bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi
mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja
sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya. WHO memperkirakan jika
ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian ibu dapat diturunkan
menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun.(Sarwono,
2002)
Indonesia,
di lingkungan ASEAN merupakan negara dengan angka kematian maternal dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu. Angka kematian maternal dan perinatal merupakan ukuran penting dalam
menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana suatu negara.
Kendatipun
telah dilakukan usaha yang intensif, kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307
per 100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi, 2003) ) yang tertinggi di ASEAN
dan menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab
langsung dan terbanyak dari kematian ibu di Indonesia seperti halnya Negara
lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Perdarahan dan infeksi sebagai
penyebab kematian sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus, infeksi dan
partus lama. Angka lain menunjukkan bahwa anemia pada ibu hamil masih relative
tinggi yaitu 55%, dan hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit
yang bukan akibat kehamilan misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis.
(Sarwono, 2002)
Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu
merupakan suatu proses yang alamiah, agar proses yang alamiah ini berjalan
lancar dan baik dan tidak berkembang menjadi keadaan yang patologis dan
diperolehnya ibu dan bayi yang sehat optimal, diperlukan upaya sejak dini yaitu
jauh sebelum ibu itu hamil. Persiapan dan upaya yang seyogyanya dilakukan
keluarga dimulai ± 6 bulan sebelum kehamilan terjadi, misalnya melakukan
pemeriksaan fisik, termasuk fungsi alat reproduksi dan pemeriksaan spesifik
lainnya jika diperlukan, mengatasi penyakit yang ada serta memperbaiki dan
meningkatkan status gizi ibu. Hal ini dilakukan agar kehamilan itu berlangsung
dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga penyakit selama kehamilan dan
persalinan dapat di cegah atau di kurangi.
Oleh karena mengingat kira-kira 90% kematian
ibu terjadi disaat sekitar persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu
adalah akibat komplikasi obstetric yang sering tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, maka kebijakan Departemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI
adalah dengan mengupayakan setiap persalinan ditolong/minimal didampingi oleh
bidan dan pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil. (Sarwono,
2002)
Oleh karena hal tersebut persalinan
terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar dengan mendapat
perawatan yang benar dan intensif. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui
secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan
komplikasi pada janin dan ibunya.
Di banyak negara berkembang, intitusi
pelayanan kesehatan tidak adekuat dan tidak mudah diperoleh. Namun, jika ada
identifikasi waktu dan kasus beresiko rujukan oleh tempat pelayanan kesehatan
primer, sumber tenaga yang terbatas dapat digunakan untuk membantu pada saat
sangat diperlukan.
Pendekatan lainnya adalah mendorong
keterlibatan aktif dari tiap individu dan keluarganya, masyarakat dan tenaga
pelayanan kesehatan dengan tujuan membantu rakyat untuk memahami bagaimana cara
menjaga kesehatan mereka sendiri juga sangat diperlukan teknologi yang ilmiah
dan sederhana yang sesuai untuk adaptasi pada keadaan setempat.
1.2.
Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola
pikir ilmiah dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu inpartu kala I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut metode Varney serta mendapat pengalaman
secara nyata di lapangan.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Mahasiswa
Akademi Kebidanan diharapkan dapat menerapkan manajemen Varney dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Melakukan pengkajian (mengumpulkan data)
pada ibu dengan inpartu fisiologis.
b.
Melakukan identifikasi masalah
(diagnosa).
c. Melakukan dan menetukan antisipasi masalah
potensial.
d.
Menentukan rencana asuhan
kebidanan disertai rasional dan intervensi.
e. Malaksanakan intervensi yang telah
ditentukan sesuai dengan kebutuhan pada klien dengan inpartu fisiologis.
f.
Mengevaluasi keefektifan dan
keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan pada klien dengan inpartu
fisiologis.
1.3.
Batasan Masalah
Mengingat asuhan kebidanan pada kasus inpartu cukup kompleks tetapi karena waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini pada Asuhan Kebidanan pada Ny. “D” G IV P20011 UK 39-40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif Di Ruang E1 RS TNI AL dr. Ramelan Surabaya.
1.4.
Metode Penulisan
1.4.1.
Studi Kepustakaan
Penyusun membekali diri dengan membaca literatur yang
berkaitan dengan topik inpartu fisiologis.
1.4.2.
Study Dokumenter
Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan
kebidanan yang baik dan berhasil mencapai tujuan, maka penyusun mempelajari
status pasien/rekam medik.
1.4.3.
Praktek Langsung
Penyusun melakukan observasi,
melaksanakan asuhan kebidanan, mengevaluasi, memantau keadaan klien sampai
pulang.
1.4.4.
Bimbingan dan Konsultasi
Penyusun melakukan bimbingan dan konsultasi dengan
pembimbing.
1.5.
Sistematika Penyusunan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan
Umum
1.2.2. Tujuan
Khusus
1.3. Batasan
Masalah
1.4. Metode
Penulisan
1.4.1 Studi
Kepustakaan
1.4.2. Studi Dokumenter
1.4.3. Praktek Langsung
1.4.4. Bimbingan dan Konsultasi
1.5. Sistematika Penyusunan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Persalinan/inpartu
2.2. Mekanisme Persalinan
2.3. Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.4. Faktor-faktor yang Berperan Dalam
Persalinan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.2. Identifikasi Masalah
3.3. Antisipasi Masalah Potensial
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5. Pengembangan Rencana, Implementasi dan
Evaluasi
- Lembar Observasi
- Catatan Persalinan
-
Catatan Perkembangan
- Rencana Pulang
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Persalinan
2.1.1
Pengertian Persalinan/Inpartu
§ Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.
(Prawirohardjo, 2001 : 180).
§ Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +
uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain (Mochtar, 1998 : 91).
§ Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).
§ Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin, yang dapat hidup ke dunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Asuhan Keperawatan Inpartu,
Pusdiklatpeg, Jakarta, 1998, hal 2).
§ Persalinan merupakan proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan
atau berupaya mengeluarkan janin dan placenta setelah masa kehamilan 20 minggu
atau lebih (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta,
1998, hal 250).
Adanya nyeri abdomen, intermiten dan
ritmik disertai dengan kontraksi uterus. Pada mulanya nyeri mungkin terasa pada
punggung. Karena persalinan maju kontraksi menjadi lebih kuat, lebih sering dan
bertambah nyeri. Keluarnya sekret vagina atau perdarahan yang disebabkan karena
serviks dilatasi, dapat ditemukan adanya sekret vagina kental, lendir darah
yang disebut “bloody show”.
Terjadinya ruptur selaput ketuban dimana aliran cairan amnion dari vagina dapat
mengawali mulai timbulnya persalinan atau terjadi sewaktu persalinan. Adanya
sensasi meneran sering simptomatik pada kala dua persalinan. Karena kepala bayi
turun, tekanan pada rektum memberikan sensasi kepada pasien bahwa ia perlu
meneran. Bloody show yang meningkat dan penonjolan perineum memberi tanda
kelahiran akan segera terjadi.
Pada pemeriksaan abdomen kontraksi uterus
intermitten dapat dipalpasi pada abdomen. Pada awalnya kontraksi terjadi setiap
5 sampai 15 menit, secara bertahap menjadi lebih sering karena persalinan maju.
Pada bagian akhir kala satu dan sewaktu kala dua dan sewaktu kala dua,
kontraksi cenderung berulang setiap 2 atau 3 menit lamanya kontraksi juga
meningkat dari 30 sampai 40 dan 60 detik sesuai dengan kemajuan persalinan. Pada pemeriksaan vagina terjadi penipisan serviks dan dilatasi
dinilai. Posisi bagian presentasi dan arsitektur pelvik dievaluasi secara
seksama.
2.1.2
Macam-macam Persalinan
1)
Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2)
Persalinan buatan
Persalinan dibantu dengan tenaga dari
luar. Misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi secara caesaria.
3)
Persalinan anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglandin.
2.1.3
Beberapa Istilah yang Berhubungan Dengan
Tuanya Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan
1)
Abortus (keguguran)
-
Terhentinya dan dikeluarkannya
hasil konsepsi sebelum mampu hidup (viable)
di luar kandungan
-
Umur hamil sebelum 28 minggu
-
Berat janin kurang dari 1.000
gram
2)
Partus prematurus
Adalah
persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup
tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gr.
3)
Partus maturus atau aterm
(cukup bulan)
Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur, berat badan di atas 2500 gr.
4)
Partus post maturus (serotinus)
Adalah
persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir,
janin disebut post matur.
5) Partus presipitatus
Adalah
partus yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam mungkin di kamar mandi, di atas
becak dan sebagainya.(Manuaba. 1998 : 157-158)
6.
Partus percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.(Mochtar.
1998: 91)
2.1.4
Gravida dan Para
1) Gravida adalah seorang wanita yang sedang
hamil.
2) Primigravida adalah seorang wanita yang
hamil untuk pertama kali.
3) Para adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).
4) Nullipara adalah seorang wanita yang belum
pernah melahirkan bayi viable.
5) Primipara adalah seorang wanita yang
pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
6) Multipara atau pleuripara adalah wanita
yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali).
7) Grande multipara adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati.
2.1.5
Teori yang Menyebabkan Terjadinya Persalinan
Apa
yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor
humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi.
1.
Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus
mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
§ Produksi progeston mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin
§ Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu
2.
Teori placenta menjadi tua
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah dalam hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3.
Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
§ Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
§ Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai
4.
Teori oksitosin
§ Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
§ Perubahan keseimbangan esterogen dan
progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks.
§ Menurunnya konsentrasi progesteron akibat
tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dapat dimulai
5.
Teori prostaglandin
§ Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua
§ Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan konsentrasi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
§ Prostaglandin dianggap dapat merupakan
pemicu terjadinya persalinan
6.
Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terletak
ganglion servikale (fleksus frankenhauser).
Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
7.
Induksi partus (induction of labour), partus dapat pula
ditimbulkan dengan jalan :
a.
Gagang laminaria
Beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser
b.
Amniotomi
Pemecahan ketuban
c.
Oksitosin drip
Pemberian oksitocyn menurut
tetesan per infus
2.1.6
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi/berperan
Dalam Persalinan
1.
Passage (jalan lahir)
a.
Bentuk dan diameter pelvis
b.
Peregangan segmen bawah rahim,
dilatasi servik dan vagina introitus.
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar
panggul, uterus dan vagina. Agar passanger yaitu isi uterus dapat melalui jalan
lahir tanpa rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
2.
Passenger (janin)
Adalah anak, air ketuban dan
plasenta sehingga isi dari uterus yang akan dilahirkan, agar persalinan
berjalan dengan lancar maka faktor passanger
harus normal.
a.
Fetus
-
Umur kehamilan
-
Ukuran kepala
-
Posisi
letak puka/puki sumbu ibu
-
Presentasi dan jumlah
-
Sikap fleksi dan ekstensi
b.
Placenta
-
Letak
3. Power (kekuatan mendorong janin keluar)
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus
atau his dari tenaga mengedan ibu untuk mengadakan persalinan yang normal, maka
tenaga ibu harus normal juga.
a.
Primer : his (kontraksi uterus
: intensitas dan frekuensi)
b.
Sekunder : meneran
c.
Kontraksi otot-otot dinding
perut
d.
Kontraksi diafragma
e.
Dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum
4.
Psikologi respon
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak
diinginkan atau tidak.
a.
Pengalaman sebelumnya
b.
Kesiapan emosi
c.
Persiapan
d.
Support sistem
e.
Lingkungan
f.
Mekanisme coping
g.
Sikap terhadap kehamilannya
5.
Penolong
Dokter atau bidan yang
menolong persalinan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan seni yang dimiliki.
a.
Skill/pengetahuan
b.
Ketrampilan
c.
Penampilan/sikap/kesiapan
mental
(Mochtar.1998 : 75)
2.1.7
Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan
sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau
“minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of labor). Tanda-tandanya sebagai berikut :
1)
Lightening atau settling atau dropping
yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida pada
multipara tidak begitu kentara
2)
Perut kelihatan lebih melebar,
fundus uteri turun
3)
Perasaan sering kencing atau
susah kencing (polikisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4)
Perasaan sakit di perut dan di
pinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”
5.
Serviks menjadi lembek, mulai
mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Mochtar. 1998 : 93)
2.1.8
Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang
lebih kuat, sering dan teratur
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya
4)
Pada pemeriksaan dalam :
serviks mendatar dan pembukaan telah ada
2.2
Mekanisme Persalinan
2.2.1.
Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1.
Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
2.
Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3.
Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4.
Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam
pertama post partum.
2.2.2.
Fisiologi Persalinan
1.
Kala I (kala pembukaan)
Persalinan kala I dimulai setelah
his adekuat dan servik mulai membuka hingga lengkap (0-10 cm). Inpartu (partus
mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (eficement).
Fase-fase dalam kala I :
a.
Kala I fase laten
1) Pembukaan servik 0-kurang dari 4 cm
berlangsung selama 7-8 jam
2)
Servik membuka secara perlahan
3)
Masalah yang terjadi pada kala
I fase laten :
(a)
Biologis, meliputi :
·
Pembukaan dan pendataran servik
0-< 4 cm
·
Kemungkinan
pemanjangan waktu/prolong laten fase
·
Timbul kontraksi uterus ® nyeri his
·
Keluar show, lendir bercampur
darah
·
Bagian
terendah anak ® PAP (umur
kehamilan 9,5/SOB)
·
Kemungkinan ® ketuban pecah
·
Kemungkinan ® fetal distress
·
Gangguan tidur
(b)
Psiko, meliputi :
·
Takut
menghadapi persalinan karena lingkungan persalinan
·
Tidak bisa menerima kondisi,
keadaan dirinya ® support mental kurang
4) Proses perencanaan yang dilakukan pada kala
I laten
(a)
Observasi point meliputi :
·
Djj tiap 30 menit
·
His tiap 30 menit
·
VT tiap 4 jam
·
Suhu
tiap 4 jam karena kasus infeksi sering
·
TD
tiap 4 jam, Nadi ® 30 menit
·
Anjurkan kencing tiap 2 jam
·
Amati show tiap 1 jam
(b)
Treatment point, meliputi :
·
Nutrisi dan cairan per oral
·
Jaga kebersihan
personal/lingkungan
·
Tak bisa kencing spontan
lakukan catheter
(c)
Education point, meliputi :
·
Ajari relaksasi nafas (inspeksi
dan ekspresi)
·
Jelaskan penyebab nyeri his
persalinan
·
Jelaskan proses persalinan
secara sederhana
·
Beri
support mental dan cara mengatasi ketakutan
b.
Kala I fase aktif
1)
Pada fase ini pembukaan servik
berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang dibagi
dalam 3 sub fase :
§ Periode akselerasi :
Berlangsung 2 jam, dari
pembukaan 3 cm – 4 cm
§ Periode dilatasi maksimal :
Berlangsung 2 jam, perbukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
§ Periode deselerasi :
Berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10
cm/lengkap
2)
His lebih kuat dan serviks
pembukaannya lebih cepat
3) Tidak boleh lebih dari 7 jam sudah harus
masuk pada kala II
4)
Masalah yang terjadi pada kala
I fase aktif :
(a)
Biologis, meliputi :
·
Dilatasi serviks antara 4-10 cm
·
Peningkatan rasa nyeri
·
Kemungkinan ® prolong aktif fase
·
Kemungkinan selaput ketuban
pecah
·
Show banyak
·
Penurunan bagian anak yang
progresif
·
Potensial
terjadinya defisit cairan dan nutrisi
·
Potensial gawat janin
·
Potensial prolap tali pusat
·
Ring bandl
(b)
Psikologis, meliputi :
·
Peningkatan rasa takut
·
Kurang menerima kondisi karena kurang
support mental
·
Kurang pengetahuan tentang
proses persalinan
·
Kurang mampu penuhi perawatan
dirinya
5) Proses perencanaan yang dilakukan pada
kala I aktif
(a)
Observasi point, meliputi :
·
Djj tiap 15 menit
·
His tiap 30 menit
·
VT tiap 4 jam
·
Suhu
tiap 4 jam kasus infeksi sering
·
TD tiap 4 jam, nadi tiap 30 menit
·
Anjurkan kencing tiap 2 jam/his
hilang
·
Amati show tiap 1 jam
(b)
Treatment point, meliputi :
·
Nutrisi dan cairan per oral
·
Personal hygiene/lingkungan
·
Bantu
posisi tidur yang dianggap nyaman
·
Berikan pendampingan
(c)
Education point, meliputi :
·
Ajari relaksasi nafas
·
Jelaskan penyebab nyeri his
persalinan
·
Jelaskan proses persalinan
secara sederhana
·
Beri
support mental dan cara mengatasi ketakutan
Fase-fase yang dikemukakan di
atas dijumpai pada primi gravida. Bedanya dengan multi gravida ialah :
Primi
§ Serviks mendatar (efficement) dulu baru dilatasi
§ Berlangsung 13- 14 jam
Multi
§ Mendatar dan membuka bisa bersamaan
§ Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada
kala I :
a.
Perubahan keadaan segmen atas
dan segmen bawah rahim
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan
segmen bawah rahim tampak lebih jelas lagi.
Segmen atas memegang peranan yang aktif karena
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan
Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan
pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang
b.
Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran yang melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.
c.
Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotundum otot-otot
polos dan kalau uterus berkontraksi. Otot-otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d.
Perubahan pendataran dari
serviks
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek
dan akhirnya rata dengan majunya persalinan dan serviks yang pendek (lebih dari
setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks yang matang.
e.
Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks
ialah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira 10
cm diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam
kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan menjadi
bertambah meregang sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala
perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh
bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan
dinding yang tipis.
g.
Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada
perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
2.
Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Perubahan/gerakan
anak pada persalinan :
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi
dalam :
Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir
dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan.
a).
Masuknya kepala ke dalam pintu
atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang
ringan
b).
Kalau sutura sagitalis terdapat
di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitismus
c).
Jika sutura sagitalis agak ke
depan mendekati symphisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
kita hadapi asynclitismus
§ Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati
symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.
§ Asynclitismus anterior
Kalau sutura sagitalis
mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
Majunya kepala
Pada primi gravida majunya
kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru
mulai pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya majunya kepala dan masuknya
kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah
hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat
dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena momen yang menimbulkan fleksi
lebih besar dari momen yang menimbulkan defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Ialah
putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian
depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi
tersendiri tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi
sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di
dasar panggul.
d. Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis
maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi,
hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali
ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah
symphisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu
depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 ½
- 2 jam dan pada multi ½ - 1 jam.
Alur untuk penatalaksanaan fisiologis persalinan
kala II
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
3.
Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim
istirahat sebentar, otot uterus miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian
dilepaskan dari dinding uterus.
Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dna
pengeluaran uri. Dalam waktu 2-3 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
a.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1)
Perubahan bentuk dan tinggi
fundus uteri
2)
Tali pusat memanjang
3)
Semburan darah tiba-tiba
b. Manajemen aktif kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III :
1)
Kala III persalinan lebih cepat
2)
Mengurangi jumlah kehilangan
darah
3)
Mengurangi kejadian retensio
plasenta
c.
Langkah utama manajemen aktif kala III :
1)
Pemberian oksitosin
-
Letakkan kain bersih di atas
perut ibu dan periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
-
Memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik
-
Selambat-lambatnya dalam waktu
2 menit setelah bayi lahir segera suntikkan oksitosin 10 unit IM pada sepertiga
paha kanan bagian luar
2)
Lakukan penegangan tali pusat terkendali
-
Satu tangan diletakkan pada
korpus uteri tepat di atas symphisis pubis
-
Tangan yang lain memegang tali
pusat dekat vagina dan melakukan tarikan tali pusat terus menerus dalam
tegangan yang sama selama kontraksi
-
Begitu
plasenta terlepas, keluarkan dari jalan lahir dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat ke arah bawah, lurus dan ke atas
-
Setelah
plasenta terlihat di vagina, kita tanggap dan perlahan memutar plasenta searah
jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
3)
Pemijatan fundus uteri
-
Dengan
lambat tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga
uterus berkontraksi
d. Macam-macam pelepasan plasenta :
1)
Secara Schultzel
Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasenta, bagian
plasenta yang nampak pada vulva ialah bagian fetal. Perdarahan tidak ada
sebelum plasenta lahir.
2)
Secara Duncan
Pelepasan mulai dari pinggir plasenta, plasenta lahir dengan
pinggirnya terlebih dahulu, yang nampak di vulva ialah bagian maternal.
Perdarahan sudah ada sejak bagian dari plasenta terlepas.
e.
Perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta :
1)
Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas
symphisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum
lepas, diam atau maju atau bertambah panjang berarti sudah lepas
2)
Klein
Sewaktu ada his rahim kita dorong sedikit pada daerah
fundus, bila tali pusat kembali masuk berarti belum lepas, diam atau turun atau
bertambah panjang berarti sudah lepas.
3)
Stassman
Tegangkan tali pusat dan ketok
pada fundus uteri, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, tidak bergetar
berarti sudah lepas. (Mochtar. 1998 : 107-108)
Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Perdarahan dianggap patologis bila
melebihi 500 cc. Banyaknya perdarahan sangat dipengaruhi oleh besarnya uterus,
artinya makin besar rahim makin besar kemungkinan perdarahan banyak. Uterus
yang besar itu didapatkan pada anak yang besar, multipara, gemelli dan
hydramnion.
4.
Kala IV
Adalah
kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir. Untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Lamanya waktu persalinan pada primi dan multi adalah :
|
Primigravida
|
Multigravida
|
Kala
I
Kala
II
Kala
III
|
13
jam
1 jam
½ jam
|
7 jam
½ jam
¼ jam
|
Lama
persalinan
|
14 ½
jam
|
7 ¾
jam
|
Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya.
Kehilangan darah pada persalinan biasa disebabkan oleh luka pada pelepasan uri
dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata dalam batas normal, jumlah
perdarahan adalah 250cc, biasanya 100-300 cc. Bila perdarahan lebih dari 500 cc
ini sudah dianggap abnormal, harus dicari sebab-sebabnya.
Penting
untuk diingat : Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan uri
lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang dulu
dan perhatikanlah 7 pokok penting berikut :
a.
Kontraksi rahim baik atau tidak
dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu lakukanlah massage dan berikan uterotonika: methergin, ergometrin dan pitosin
b.
Perdarahan : ada atau tidak,
banyak atau biasa
c.
Kandung kencing : harus kosong,
kalau penuh ibu disuruh kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateter
d. Luka-luka : jahitannya baik atau tidak,
ada perdarahan atau tidak
e.
Uri dan selaput ketuban harus
lengkap
f. Keadaan umum ibu : tensi, nadi,
pernapasan, rasa sakit
g.
Bayi dalam keadaan baik
2.3 Jalannya
Persalinan Secara Klinis
2.3.1.
Kala I
Persalinan kala I mempunyai tenggang waktu panjang yang memerlukan
kesabaran parturien dan penolong. Mental penderita perlu dipersiapkan agar
tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu disertai sakit perut karena his
yang semakin lama makin bertambah kuat.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1.
Memperhatikan kesabaran
parturien
2.
Melakukan pemeriksaan tekanan
darah, nadi, temperatur dan pernapasan berkala sekitar 2-3 jam
3.
Pemeriksaan djj setiap ½ - 1
jam
4. Memperhatikan keadaan kandung kemih agar
selalu kosong
5.
Memperhatikan keadaan patologis
:
§ Meningkatnya lingkaran Bandle
§ Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang
menumbung
§ Perubahan djj
§ Pengeluaran mekonium pada letak kepala
§ Keadaaan his yang bersifat patologis
§ Paerubahan posisi atau penurunan bagian
terendah janin
6.
Parturien tidak diperkenankan
mengejan
(Manuaba, 1998 : 175)
2.3.2.
Kala II
Pada kala
II pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira
2-3 menit sekali. Bila kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau
buang air besar, dengan anus terbuka.
Pada waktu
his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan
his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada
primigravida 1,5-2 jam dan pada multigravida ½-1 jam.
Diagnosis
kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
a.
Pembukaan serviks telah lengkap
atau
b.
Terlihatnya bagian kepala bayi
pada introitus vagina (APN, 2002)
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan :
§ Ibu merasakan ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi
§ Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan
pada rektum dan atau vaginanya
§ Perineum menonjol
§ Vulva, vagina dan spincter ani membuka
§ Peningkatan pengeluaran lendir darah
2.3.3.
Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, otot uterus
miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka
plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus.
Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 2-3 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
2.3.4.
Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban.
Observasi yang ketat dilakukan selama 2 jam post partum.
Observasi
yang dilakukan :
Kesadaran penderita
Pemeriksaan yang dilakukan
§ Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
§ Kontraksi rahim
§ Perdarahan
§ Kandung kemih
2.4 Pengkajian Data
2.4.1 Data Subyektif
1.
Biodata
-
Nama : Nama
klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak keliru bila
ada kesamaan nama dengan klien lain
(Christina I, 1984 : 84)
-
Umur : Dalam
kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman, untuk kahamilan dan
persalinan adalah 20 – 30 tahun
(Sarwono, 1999 : 23)
Semua wanita usia subur 20 – 30 tahun saat
yang tepat untuk persalinan dengan jarak
> 2 tahun merupakan masa reproduksi yang sehat
(Depkes RI, 1993 : 54)
-
Paritas : Paritas 2-3
merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal
(Sarwono, 1999 : 23)
-
Pendidikan : Makin
rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi, sehingga perlu diberi
penyuluhan
(Depkes. RI, 1993 : 30)
-
Pekerjaan : Pekerjaan
suami dan ibu sendiri untuk
mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat kita
sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya
bekerja di pabrik rokok, mungkin zat yang dihisap akan berpengaruh pada janin
(Christina I, 1989 : 85)
-
Perkawinan : Beberapa
kali kawin dan beberapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan
alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(Sulaiman, 1983 : 155)
-
Alamat : Untuk mengetahui ibu
tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Agar dapat dipastikan ibu yang mana yang
hendak ditolong untuk kunjungan pasien
(Christina, 1989 :
84)
2.
Keluhan utama
-
Pinggang
terasa sakit menjalar ke depan, sifat tertentu, interval semakin pendek dan
kekuatannya makin besar
-
Nyeri
semakin hebat bila untuk aktivitas (jalan) dan tidak berkurang bila dibuat
tidur intensitas nyeri tergantung keadaan klien
-
Mengeluarkan lendir darah
-
Pengeluaran cairan yang
sebagian besar ketuban pecah setelah menjelang pembukaan lengkap
(Ida B. Manuaba. 1998 : 165)
3.
Riwayat kesehatan
-
Ibu hamil dengan riwayat
penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan bisa
menyebabkan transient hipertension
-
Ibu hamil dengan riwayat TBC
aktif kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada
bayi
-
Ibu dengan riwayat DM mempunyai
pengaruh terhadap persalinannya kemungkinan terjadi yaitu inersia uteri, atonia
uteri, distosia bahu, karena anak besar, kelahiran mati. Sedangkan akibat
bayinya : cacat bawaan, janin besar, IUFD dan lain-lain
-
Bila
ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI
(Sarwono, 1999 : 401)
4.
Riwayat kesehatan keluarga
-
Dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi akan
tertular
-
Bila
dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan akan menurun
5.
Riwayat kebidanan
-
Haid
Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun, selama haid
siklus teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan pengeluaran darah + 50-70
cc ibu tidak mengalami gangguan haid/nyeri.
(Sarwono, 1999 : 103-104)
Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing-pusing,
pingsan ataupun tanda-tanda anemia yang lain serta jumlah perdarahan yang lebih
hingga ada stolsel, untuk mengidentifikasi adanya resiko perdarahan selama
persalinan.
(Persis Mary Hamilton, 1995)
-
Riwayat kehamilan dahulu
Ibu mengatakan ada kehamilan
yang lalu tidak ada penyulit periksa ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali. Pada
umur kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu, mendapat obet Fe
minimal 90 tablet dan vitamin B complek serta yodium, ibu mendapat penyuluhan
perawatan payudara dan senam hamil nutrisi.
(Modul 2, 2002 : 8)
-
Riwayat persalinan yang dahulu
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti
perdarahan, sectio caesaria, solutio placenta, placenta previa, yang
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang, hingga bisa
mempengaruhi nifas.
-
Riwayat nifas dahulu
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris
kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang misalnya, syock pada masa
nifas seperti : syock haemorargik, syock kardiogenik, infeksi pada nifas
(febris), lactasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2 tahun.
6.
Riwayat kehamilan/persalinan
sekarang
-
Kehamilan sekarang
a).
ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali sebulan
Trimester III : 2 kali
Optimalnya ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan : 1 bulan sekali
Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali
Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat
Fe 90 tablet, B kompleks, kalsium, yodium, selama kehamilan imunisasi selama
hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4 minggu, telah mendapat penyuluhan
perawatan payudara, senam hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai
umur kehamilan 5 bulan.
(Modul 2, 2002 : 8)
b).
Komplikasi
1).
Pusing kemungkinan ibu
menderita anemia yang bisa menyebabkan perdarahan post partum
2).
Kejang kemungkinan gejala
eklamsi yang bisa menimbulkan gawat janin dan ibu
3). Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan
berlangsung dengan lancar
(Modul 2, 2002 : 8)
7.
Riwayat persalinan
Riwayat persalinan secara
normal, spontan belakang kepala, ditolong bidan.
Kala I
-
Untuk primigravida berlangsung +
12,5 jam kontraksi yang sebelumnya tidak teratur menjadi teratur lebih lama dan
kuat sehingga pembukaan menjadi lengkap 10 cm.
·
Fase laten (4 cm) : + 8 jam
·
Fase aktif akselerasi (5 cm) : 2 jam
·
Fase dilatasi (9 cm) : 2 jam
·
Fase aktif akselerasi (10 cm) : 2 jam
-
Untuk
multi berlangsung 7 jam 20 menit.
Bagi multipara fase laten
mengambil waktu 5-6 jam sedangkan persalinan selanjutnya hanya membutuhkan
waktu 1 jam.
(APN, 2003 : 2-2)
Kala II
Primi berlangsung 80 menit dan
multi 30 menit dengan His menjadi lebih kuat, kontraksinya 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
(Sulaiman, 1983 : 260)
Kala III
Primi gravida berlangsung 10
menit, multi gravida berlangsung 10 menit. Keadaan placenta lengkap 15-20
cotiledon, diameter 15-20 cm, tebal 1,5-2,5 cm berat + 500 gram panjang
tali pusat 50-60 cm tidak ditemukan placenta berlubang, tidak ada pembuluh
darah yang terputus.
Kala IV
Berlangsung 1 jam setelah placenta lahir.
(Sulaiman,
1983 : 264)
8.
Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Jenis-jenis KB yang bisa digunakan oleh post partum dan
puerperium adalah :
-
Suntikan KB
-
AKDR
-
Pil KB hanya progesteron
-
Metode sederhana.
Sehingga tidak mempengaruhi
lactasi ibu.
(Ida B. Manuaba, 1998 : 439)
9.
Pola kebiasaan sehari-hari
1)
Nutrisi
Selama hamil ibu mengalami perubahan
pemenuhan nutrisi yaitu makan 4-5 x/hari 1 piring, makan seling seperti buah,
biskuit minum air putih + 8-9 gelas/hari.
Menjelang persalinan ibu diperbolehkan makan dan minum
sebagai asupan nutrisi yang dipergunakan nanti untuk kekuatan mengejan.
2)
Eliminasi
-
Anjuran ibu BAB sebelum
persalinan kala II, rectum yang penuh akan menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
dan kepala tidak masuk ke dalam PAP
-
Pastikan
ibu mengosongkan kandung kemih, paling tidak 2 jam
-
Ibu
bila inpartu dan ketuban sudah pecah, anjurkan untuk tidak miring ke kanan
supaya tidak terjadi penekanan pada vena cava inferior
(P.M. Hamilton, 1995 : 83).
3)
Persanal hygiene.
Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih selama persalinan.
4)
Aktivitas
Anjurkan ibu yang sedang dalam proses
persalinan untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman, ia dapat berjalan, duduk,
jongkok, berlutut atau berbaring, berjalan duduk dan jongkok akan membantu
proses penurunan kepala janin, anjurkan ibu untuk terus bergerak, anjurkan ibu
untuk tidak tidur terlentang.
5)
Psikologi
Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi
kondisi emosional (seluruh keluarga, jadi usahawan agar suami/ anggota keluarga
lain diikutkan dalam proses persalinan ini, usahakan agar mereka melihat,
mendengar dan membantu jika dapat).
6)
Sosial budaya
Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan saat persalinan
seperti minum jamu, mengikat perut bagian atas dengan tali, mengurangi rambut,
membuka semua pintu yang ada.
(Rustam Mochtar, 1998 : 59)
7)
Kehidupan sexsual
Pada akhir kehamilan lebih baik
ditinggalkan karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan
nifas, serta dapat memecahkan ketuban, pada multipara koitus dapat dilakukan
dengan menggunakan kondom atau perubahan posisi yang dapat mengurangi kedalaman
penetrasi.
(Manuaba, 1998 : 139)
2.4.2 Data Obyektif
1.
Pemeriksaan fisik
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran :
Composmentis
-
Penampilan :
Sikap lordose
-
Status gizi
·
TB
ibu lebih dari 145 cm bila kurang curiga kesempitan panggul
·
Kenaikkan
BB selama hamil 6,5 – 16 kg rata-rata 12,5 kg
·
Kenaikkan BB trimester I : 1 Kg
·
Kenaikkan BB trimester II : 5
Kg
·
Kenaikkan BB trimester III : 5,5
Kg
-
Ukuran
lila harus lebih dari 24 cm, bila kurang berarti status gizi buruk
-
Tanda vital
-
Suhu : Normal kurang dari 38oC suhu lebih dari 38oC
menandakan kemungkinan infeksi
-
Nadi : Normal kurang dari 100 x/menit, bila lebih dari 100 x/menit dan
urine pekat, kemungkinan ibu dehidrasi
-
Tekanan
darah : Normal kurang dari 140/90 mmHg lebih dari 140/90 sampai dengan
160/110 mmHg menandakan preeklamasi ringan
- Pernafasan : Ibu
bersalin dengan pernafasan pendek hal ini dikarenakan kelelahan dan kesakitan,
bila didapatkan pernafasan pendek, tidak teratur, maka kemungkinan
hipoksia/cyanosis
(Christina, 1989 : 45)
-
Kepala
·
Muka : Adanya
cloasma gravidarum, tidak sembab, pucat
·
Mata : Konjungtiva
palpebra merah jambu, sclera tidak ikterus, tidak bengkak pada kelopak mata
·
Mulut : Bibir
tampak pucat kemungkinan anemis atau timbulnya rasa nyeri hebat
·
Leher : Bila
mengalami pembesaran kelenjar tyroid kemungkinan ibu mengalami kekurangan
yodium, bila ibu berpenyakit jantung akan tampak pembendungan vena jugularis
·
Dada : Pada
ibu hamil ditemukan pembesaran payudara, hyperpigmentasi areola dan papila
mammae, dengan pemijatan colustrum keluar (TM III)
(Modul 2 Dep.Kes RI, 2002)
-
Abdomen
·
Inspeksi : Pembesaran perut sesuai
dengan usia kehamilan dan membujur, hiperpigmentasi linea nigra, tidak ada luka
bekas operasi, adanya linea livedae
·
Palpasi :
Leopold I :
¡ Kehamilan aterm pertengahan pusat dan
prosesus xypoideus
¡ Pada fundus teraba bagian bundar, lunak
dan tidak melenting (bokong)
Leopold II :
Bagian punggung janin teraba
seperti bagian papan, kertas, panjang di kanan/kiri perut ibu dan sisi lainnya
teraba bagian kecil janin
Leopold III :
Bagian bawah ibu teraba bagian
besar, bulat keras, melenting (kepala)
Leopold IV :
Kedua tangan kovergen berarti
kepala belum masuk, bila divergen kepala sudah masuk sebagian besar dan bila
sejajar maka kepala sudah masuk sebagian
·
Auscultasi
: DJJ
terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit interval teratur tidak
lebih dari 2 punctum maximal dan presentasi kepala, 2 jari kanan/kiri bawah
pusat.
(Rustam Mochtar,
1998 : 51-53)
·
His :
Kala I : Pada
kala I atau kala pembukaan, his belum begitu kuat, datangnya tiap 10-15 menit
dan tidak seberapa mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat
laun His menjadi bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi kuat
dan lama
Kala II : His
menjadi lebih kuat kontraksinya selama 50 detik datang tiap 1-3 menit
Kala III : Setelah
bayi lahir, His berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul lagi,
hal ini dinamakan His pelepasan uri sehingga terletak pada SBR atau bagian atas
dari vagina
(IBG
Manuaba, 1998;165)
-
Panggul
·
Lingkungan panggul dalam
a)
Promontorium tidak tercapai.
b)
Linea inominata tidak teraba
c)
Spina ischiadica tidak
menonjol.
d)
Sacrum konkav dan arcus pubis 90o
·
Ukuran Panggul Luar
a)
DS : Jarak
antara spina iliaca anterior kiri dan kanan (23-26 cm)
b)
DC : Jarak yang terjauh
antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm)
c)
CE : Jarak antara pinggir
atas symphisis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke V (18-20 cm)
d)
LP : Dari pinggir symphisis
ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major
sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain (80-90
cm)
(Sulaiman, 1983 :
37)
-
Genetalia
·
Pengeluaran pervaginam : blood
slym
·
Kebersihan cukup, tidak adanya
kondiloma acuminata, kondiloma talata, varices dan oedema
·
VT
Yang diperhatikan saat VT :
a)
Perabaan
servix : ditemukan servix lunak, mendatar, tipis, pembukaan
b)
Keadaan ketuban utuh/sudah
pecah
c)
Presentasi : - Teraba keras, bundar, melenting (kepala)
- Teraba kurang keras, kurang bundar, tidak
melenting (bokong)
Positio : Pada
dinding perut bagian kanan/kiri teraba bagian keras seperti papan (punggung)
d)
Turunnya
kepala : H III teraba sebagian kecil dari kepala
e)
Ada
tidaknya caput dan bagian yang menumbung
(IBG Manuaba, 1998 : 170)
-
Ekstremitas bawah
·
Bila ada oedema pada kehamilan
dapat disebabkan oleh toxemia gravidarum/tekanan rahim yang membesar pada vena
dalam panggul yang mengalirkan darah ke kaki
·
Reflek pattela : mengetahui
adanya hipovitaminosis, B1 hipertensi penyakit urat syaraf
(Modul 2, Dep.Kes RI,
2002)
2.
Pemeriksaan penunjang
-
Kadar
Hb normal lebih dari 11 gr %
-
Albumin urine negatif
-
Reduksi urine negatif
(Sulaiman, 1983 : 157)
3.
Masalah yang sering
timbul/muncul pada ibu inpartu
a.
Nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus
b.
Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang persalinan
c.
Potensial
terjadinya oedem posrio berhubungan dengan sebelum waktunya
d.
Potensial
terjadinya penyulit kala I berhubungan dengan atonia uteri
e.
Potensial
terjadinya penyulit kala II berhubungan dengan bayi besar
f.
Potensial
terjadinya penyulit kala III berhubungan dengan kontraksi uterus yang lemah
g.
Potensial
terjadinya penyulit kala IV berhubungan dengan atonia uteri
2.4.3 Perencanaan
Dx : Ibu hamil inpartu
Tujuan : Kala I berjalan lancar, ibu dan anak baik
Kriteria : Dalam waktu 8-9 jam kala I terlampaui dan
keadaan ibu dan janin baik (DJJ antara 120-149 x/menit)
Ibu tanda vital normal
T : 110/70-130/90 mmHg S : 36-37oC
N : 74-88 x/menit Rr :
16-24 x/mnt
Intervensi :
1.
Jelaskan pada ibu hasil
pemeriksaan
R/ Ibu bekerja sama dan
meningkatkan motivasi dalam menghadapi persalinan
2.
Jelaskan
dan anjurkan pada ibu menarik nafas panjang bila ada His
R/ Membuat otot rileks
3.
Observasi kala I partograf
(His, DJJ ketuban, penurunan kepala, tanda vital ibu)
R/ His yang lemah dapat menyebabkan partus
lama, DJJ yang < 120 x/menit dan lebih dari 140 mungkin terjadi fetal
distres, ketuban yang keruh mungkin terjadi fetal distres, penurunan kepala
tidak bertambah mungkin cpd, tanda vital yang sangat meningkat mungkin tanda
pre syock
4.
Beri support mental pada ibu
R/ Ibu bekerja sama dan meningkatkan motivasi
menghadapi persalinan
5.
Beri posisi senyaman mungkin
R/
Dapat membuat ibu lebih nyaman
6.
Anjurkan ibu makan dan minum
R/ Karena kurang tenaga menyebabkan partus
lama dan dehidrasi menyebabkan His lemah sehingga terjadi partus lama
7.
Anjurkan pada ibu untuk BAK
setiap 2 jam
R/ Kandung
kemih yang penuh dapat menghalangi kepala
Masalah I : Nyeri
berhubungan dengan kontraksi uterus
Tujuan : Nyeri
dapat diatasi
Kriteria : -
Ibu dapat menarik nafas yang benar
-
Ibu tidak merasa kesakitan
sekali/lebih tenang.
Intervensi :
1.
Jelakan pada ibu penyebab nyeri
dan manfaatnya untuk persalinan
R/ Ibu
kooperatif dan memberi motivasi menghadapi persalinan
2.
Anjurkan dan ajarkan pada ibu
untuk nafas yang benar saat his
R/ Relaksasi otot rahim
3.
Lakukan
massage ringan pada pinggang ibu
R/ Mengurangi tekanan pada tulang belakang
4.
Berikan
posisi nyaman pada ibu.
R/ Ibu
akan merasa lebih enak/nyaman
5.
Alihkan perhatian ibu
R/ Perhatian
ibu tidak kenyerinya dan ibu melupakan nyerinya
Masalah II : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang proses persalinan
Tujuan : Cemas hilang/berkurang
Kriteria : Ibu mengerti penjelasan dari bidan karena kurangnya
pengetahuan tentang persalinan
Intervensi :
1.
Jelaskan persalinan pada ibu.
R/ Ibu
kooperatif dan meningkatkan motivasi menghadapi persalinan
2.
Jelaskan
pada ibu bila cemas berlebihan akan mempengaruhi janinnya
R/ Ibu kooperatif dan
lebih tenang
3.
Anjurkan dan bimbing ibu berdoa
sesuai dengan kepercayaannya
R/ Ibu
akan lebih tenang
Masalah
III : Potensial
akan oedema portio sampai dengan mengejan sebelum waktunya
Tujuan : Tidak terjadi oedema portio
Kriteria : - Tidak
terjadi perpanjangan Kala I
-
Ibu tidak mengejan sebelum
waktunya
Intervensi
:
1.
Jelaskan pada ibu untuk tidak
mengejan sebelum pembukaan lengkap dan jelaskan akibatnya
R/ Ibu kooperatif dan
meningkatkan motivasi dalam menghadapi persalinan
2.
Anjurkan
pada ibu untuk nafas panjang
R/ Otot-otot rahim dapat relaks
Masalah IV : Potensial terjadi penyulit persalinan kala I
berhubungan dengan atonia uteri
Tujuan : Kala I berjalan lancar
Kriteria : Tidak terjadi perpanjangan kala I
Intervensi :
1.
Lakukan observasi ibu dan janin
serta kemajuan persalinan dengan partograf
R/ Bila
melewati garis waspada dan melebihi waktu yang seharusnya harus segera diambil
tindakan
2.
Perhatikan psikis ibu
R/ Ibu
tidak boleh cemas berlebihan karena dapat terjadi gawat janin
3.
Anjurkan
pada ibu untuk menarik nafas panjang
R/ Merelaksasikan otot rahim
Masalah V : Potensial terjadi penyulit persalinan kala
II berhubungan dengan bayi besar
Tujuan : Kala II berjalan lancar
Kriteria : Dalam waktu 30 menit bayi dapat lahir
Intervensi :
1.
Hitung TBJ
R/ Untuk memperkirakan proses persalinan
2.
Jelaskan
pada ibu cara-cara mengejan yang benar bila ada his
R/ Dapat membantu
penurunan kepala
3.
Anjurkan untuk istirahat bila
tidak ada his
R/ Merelaksasikan
otot tubuh
4.
Kontrol
DJJ antara 2 his penurunan kepala dan k/u ibu
R/ Mengetahui fetal distress dan mengetahui
kemajuan persalinan
5.
Pimpin
ibu untuk mengejan saat puncak his
R/ Dengan
kekuatan mengejan yang benar akan mendapatkan hasil optimal/bayi segera lahir
6.
Lakukan
teknik persalinan sesuai APN (asuhan persalinan normal)
R/ Dapat menyelesaikan persalinan
dengan baik
Masalah VI : Potensial terjadi penyulit pada kala III
berhubungan dengan kontraksi uterus lemah
Tujuan : Kala III berjalan lancar
Kriteria : -
Tidak ada perdarahan post partum
- Kontraksi uterus baik
Intervensi :
1.
Observasi
kontraksi uterus dan tanda pelepasan placenta
R/ Kontraksi yang lemah dapat menyebabkan perdarahan dan pelepasan
placenta ditandai dengan uterus menjadi globuler
2.
Periksa tingginya fundus uteri
R/ Untuk memastikan apakah masih ada bayi kedua
3.
Beritahu
ibu bahwa akan disuntik oksitosin
R/ Agar
ibu kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
4.
Suntikan oksitosin 10 unit
secara intramuskuler
R/ Merangsang
kontraksi uterus
5.
Lahirkan
placenta dengan lengkap selanjutnya evaluasi
R/ Karena placenta yang tidak lengkap menyebabkan perdarahan
6.
Observasi kontraksi uterus, TFU
dan perdarahan
R/ Kontraksi
yang lemah menyebabkan perdarahan, karena pembuluh darah tidak terjepit, TFU
yang meningkat kemungkinan ada perdarahan intra uteri. Sedangkan adanya
placenta yang tertinggal memungkinkan terjadinya perdarahan
Masalah VII : Potensial terjadi penyulitan
kala VI sampai dengan atonia uteri
Tujuan : Kala
IV berjalan dengan lancar
Kriteria : - Tidak ada perdarahan
- Kontraksi uterus baik
Intervensi :
1.
Lakukan massage uterus
R/ Merangsang
kontraksi uterus dan memastikan uterus berkontraksi dengan baik
2.
Evaluasi fundus uteri
R/ Deteksi adanya
perdarahan
3.
Perkiraan kehilangan darah
secara keseluruhan
R/ Memastikan
perdarahan normal (tidak terjadi HPP)
4.
Pemeriksaan perineum dari
perdarahan aktif
R/ Memastikan
adanya robekan pada jalan lahir
5.
Evaluasi tindakan segera bila
kondisi ibu lemah
R/ Melakukan
tindakan segera bila kondisi ibu lemah
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal 06-11-2006 jam14.20 WIB RM : 07.56.xx
MRS tgl/Jam :
06-11-2006 jam 14.10 WIB
3.1.1 Data Subyektif
Biodata/identitas
Nama : Ny. “AD” Nama
suami : Tn.
“W”
Umur : 27 tahun Umur : 31
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : S I Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawati Pekerjaan : TNI-AL
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Status perkawinan
Umur kawin : 29 tahun
Lama kawin : 7 tahun
Perkawinan ke : 1
Keluhan utama
Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng sejak tanggal
06-11-2006 jam 13.30 WIB nyeri menjalar dari pinggang belakang ke perut bagian
bawah, kenceng-kenceng dirasakan tiap 5 menit sekali, tiap kenceng-kenceng
lamanya ± 1 menit, mengeluarkan darah dan lendir sedikit tetapi tidak
mengeluarkan cairan ketuban dari kemaluannya.
Riwayat
kebidanan
a.
Riwayat haid
Menarche : 12
tahun
Siklus : 28 hari lamanya 6 hari
Banyaknya : 2-3
kotek pada hari pertama dan kedua
1-2 kotek pada hari kedua
dan seterusnya
Warna : Merah
tua
Bau : Amis
Fluor albus : Kadang-kadang timbul pada saat akan haid
tetapi tidak gatal dan tidak bau
Dismenorhoe : Ya,
setiap kali menstruasi
HPHT :
03-02-2006
PP : 10-11-2006
b.
Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu
No.
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Nifas
|
KB
|
|||||||||
Ke
|
UK
|
Jenis
|
Tgl Lahir
|
Tem pat
|
Peno long
|
Penyulit
|
BB
|
PB
|
Sex
|
Kon disi
|
Pen yulit
|
ASI
|
||
1.
2.
3.
|
1
2
3
|
9 bln
9 bln
2 bln
|
Spt B
Spt
Cure tage
|
19-08-01
16-03-05
-11-05
|
RSAL
RSAL
BPS
|
Bidan
Dokter Bidan
Dokter
|
-
Sungsang
Abortus
|
2700
3100
-
|
51
50
-
|
♀
♂
-
|
Hidup
† 11 hari karena sakit
-
|
-
-
-
|
1 tahun
-
-
|
Suntik
Suntik
|
4.
|
Hamil ini
|
Riwayat
kehamilan sekarang
Amenorrhoe
: 9 bulan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat, yang pertama
lahir normal dan sekarang berumur 5 tahun, anak kedua meninggal setelah hidup
selama 11 hari karena sakit diare, hamil yang ke tiga keguguran pada saat usia
kandungan 2 bulan dan dilakukan curettage.
Trimester
I : Ibu mengatakan tidak merasakan
keluhan - keluhan seperti mual, muntah dan pusing. Nafsu makan tidak
berubah/tidak berkurang. Ibu tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan
tetap bisa bekerja. Miksi dan defekasi teratur setiap hari, kaki dan tangan
tidak pernah kesemutan atau kram.
Therapi : - Vit
B Comp 2 x 1
- Momilen 1
x 1
Trimester
II : Ibu
mengatakan tidak ada keluhan pada trimester II, nafsu makan meningkat, ibu
merasakan pergerakan saat UK
4 bulan. Ibu mendapatkan imunisasi TT 1 x
Therapi : - Vit
B Comp 2 x 1
- Kalk 1
x 1
- SF 1
x 1
Trimester
III : Nafsu
makan hampir sama seperti pada saat trimester II, ibu mengeluh pinggang sakit
dan sering kencing. Selama hamil ibu teratur memeriksakan kandungannya ±
8x di Poli Hamil RSAL dr. Ramelan
Surabaya. Beberapa hari terakhir perut sering terasa mules dan sering
kenceng-kenceng
Therapi : - Vit
B Comp 2 x 1
- Kalk 2
x 1
- SF 2
x 1
Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit selama kehamilan
ini, juga tidak pernah dioperasi, ibu mengatakan tidak menderita penyakit
hipertensi, DM, asma, jantung, juga penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan
lain-lain.
Riwayat
penyakit/kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bapaknya menderita penyakit DM ± 10 tahun,
tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, jantung, hepatitis, asma dan TBC.
Dari keluarga suami maupun ibu tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
Pola
kebiasaan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Saat hamil : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang,
komposisi nasi, lauk pauk, sayur dan kadang-kadang buah. Minum air putih 6-7 gelas perhari dan susu 2 gelas perhari (pagi dan
sore).
Saat ini : Ibu
sudah makan di rumah sebelum berangkat ke RSAL, porsi makan sedang
b.
Pola eliminasi
Saat hamil : Ibu
mengatakan BAB 1x/hari setiap pagi, konsistensi faeces lembek, BAK lancar 6-7
x/hari
Saat
ini : Ibu mengatakan belum BAB, BAK 1 kali warna
kuning kecoklatan jumlah + 200 cc
c.
Pola istirahat dan tidur
Saat hamil : Istirahat siang jarang dilakukan. Istirahat
malam + 7-8 jam/hari (jam 21.00-05.00 Wib)
Saat
ini : Sejak tadi malam ibu kurang tidur karena
merasakan perut mules
d.
Pola personal hygiene
Saat hamil : Mandi
2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 2-3 kali dalam seminggu, ganti baju
setiap kali mandi
Saat
ini : Ibu mengatakan sudah mandi di rumah sebelum
datang ke RS
e.
Pola sexual
Saat hamil : Melakukan
hubungan 2-3 kali seminggu
Saat
ini : Tidak dilakukan
f.
Pola aktifitas
Saat
hamil : Ibu mengatakan masih bekerja di kantor juga mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami dan mengasuh anak-anak sendiri
Saat ini
: Ibu
hanya tiduran di tempat tidur pasien
Data
psikososial dan spiritual
Hubungan ibu dengan suami terjalin baik, begitu juga
dengan keluarga yang lain dan tetangga. Ibu menganut agama Islam dan taat mengerjakan
sholat. Ibu dan suami yakin kelahiran bayinya nanti adalah anugerah yang harus
di syukuri.
Data sosial
budaya
Ibu melaksanakan acara selamatan 3 dan 7 bulanan yaitu
ritual neloni dan mitoni. Selama hamil tidak pernah pantang terhadap makanan
kecuali yang mengandung alkohol dan alergi. Ibu tidak minum jamu. Kebiasaan
dalam merawat tali pusat ibu hanya mengikuti apa petunjuk yang sudah diberikan
oleh petugas kesehatan.
3.1.2
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan fisik umum
a.
Keadaan umum : Baik
b.
Kesadaran : Composmentis
c.
Postur tubuh : Lordosis
d.
Cara berjalan :
Normal/tidak pincang
e.
TB :
160 cm
f.
BB sebelum hamil :
64 kg
g.
BB saat ini : 78 kg
h.
Lila :
24 cm
2.
Pemeriksaan fisik khusus
a.
Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,6ºC
b.
Inspeksi
Kepala : Kulit
kepala bersih, rambut panjang ikal bergelombang, tidak rontok, tidak berketombe
kepala tidak ada benjolan
Muka : Tidak
pucat, tidak oedema, ada cloasma gravidarum, ekspresi wajah ibu tampak
menyeringai menahan sakit. Ibu tidak tampak gelisah walau kesakitan, ibu selalu
memegangi perutnya bila timbul kontraksi
Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sclera mata tidak
ikterik, tidak ada bintik bitot, tidak ada tanda infeksi
Hidung : Bentuk sedang, tidak ada polip, tidak ada tanda
infeksi, lendir ataupun perdarahan
Mulut : Simetris, bibir tidak pucat, tidak ada gigi
yang tanggal dan caries, mukosa bersih, mulut tidak bau, lidah bersih, tidak
ada stomatitis dan tidak ada rhagaden
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar limphe, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak
ada pembendungan vena jugularis
Telinga : Simetris, tidak ada tanda infeksi, kedua lubang
bersih tidak ada cerumen
Dada/payudara: Kedua
payudara membesar simetris, bersih, tidak ada tanda bekas operasi, puting susu
menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae dan papilla mammae, pembesaran
pada montgomeri, ada striae lividae dan striae albicans, colostrum sudah
keluar, pernafasan normal
Ketiak : Kebersihan
cukup, tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada acesoriasis mammae
Perut : Membesar
sesuai dengan usia kehamilan, bentuk membujur, pusat mendatar, hyperpigmentasi
linea alba dan linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
Pelipatan paha : Tidak
ada pembesaran kelenjar limphe, tidak ada hernia inguinalis
Punggung : Simetris, tidak ada
spina bifida
Vulva : Tampak
tanda chadwick, tidak ada varices, tidak ada tanda infeksi, tidak ada tumor,
tidak ada condiloma accuminata, tidak ada condilomatalata, tidak ada bartholinitis,
ada show (lendir campur darah), belum keluar cairan ketuban, hyperpigmentasi
pada vulva dan ada luka parut pada perineum
Anus : Bersih, tidak ada varices, ada haemorrhoid
eksterna great I
Ekstremitas : Tangan dan kaki simetris, tidak ada sindactili
ataupun polidactili, ada varises sedang pada tungkai kanan dan kiri, tidak
oedema
c.
Palpasi
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limphe, tidak ada pembendungan
pada vena jugularis
Mamme : Tidak ada benjolan, kolostrum sudah keluar
Leopold Ia : TFU pertengahan antara pusat dengan prosessus
xypoideus/2 jari bawah px (33 cm)
Ib : Bagian janin yang berada pada fundus teraba besar agak lunak tidak
melenting (bokong), bentuk perut membujur.
Leopold IIa : Batas samping rahim kiri memanjang.
IIb : Di sisi
kiri perut ibu teraba tahanan memanjang seperti papan (punggung). Sisi kanan
perut ibu teraba bagian-bagian kecil
Leopold III : Bagian janin yang berada dibawah perut ibu
teraba bulat, keras, tidak melenting dan sudah tidak bisa digoyangkan (kepala)
Leopold IV : Bagian
terendah anak sudah masuk PAP 4/5 bag U, pemeriksaan dengan cara
divergen
-
Tafsiran Berat Janin (TBJ)
Menurut rumus : Mc.
Donald
(TFU – 11) x 155 = …… gram
(33
cm –11) x 155 = 3410 gram
- His : Å kurang kuat, 2-3x dalam 10 menit
lamanya 25-30”
d.
Auskultasi
Ibu :
Paru-paru : Suara vesikuler, tidak
ada ronchi ataupun wheezing
Cor :
Suara jantung mur-mur S 1 S 2 tunggal
Bayi : DJJ : Å 12-12-12
frekuensi 144 x/menit teratur
Pada punctum proximum diperut kiri
bawah ibu
e.
Perkusi
Reflek patella +/+
3.
Pemeriksaan panggul luar
Tidak dilakukan
4.
Pemeriksaan penunjang
Tgl 03- 10- 2006 pada saat kontrol
ke poli hamil
- Protein urine : (-)/negative
- Reduksi :
(-)/negative
- HB :
11,5 gr%
5.
Pemeriksaan dalam
Hasil pemeriksaan oleh bidan pada tanggal 06-11-2006
pukul 14.30 WIB, VT Ø 4 cm, eff 75 %, presentasi kepala ubun-ubun kecil kiri, Hodge
I, ket Å menonjol, tidak teraba bagian-bagian
kecil janin di samping kepala.
6.
Kesimpulan
GIV P20011, umur kehamilan 39-40 minggu,
janin tunggal hidup intra uteri, letkep bagian terendah anak sudah masuk PAP
4/5 bag U, punggung kiri, DJJ baik 12-12-12 frekuensi 144 x/menit, inpartu
kala I fase aktif, kesan panggul normal, ku ibu dan janin baik
3.2
Interpretasi Data
Tgl/Jam |
Diagnosa/Masalah/Kebutuhan
|
Data Dasar
|
06-11-2006
14.20 Wib
|
Dx : GIV P20011 umur kehamilan 39-40
minggu janin tunggal hidup inpartu kala I fase aktif
Masalah :
-
Nyeri/mules pada perut
Kebutuhan :
-
Observasi TTV dan CHPB
-
Istirahat
-
Nutrisi
-
KIE
-
Beri dukungan serta moti-vasi
-
Asuhan sayang ibu
-
Persiapan partus
|
S
: - Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan ini adalah
kehamilan ke 4
- Ibu mengatakan perutnya terasa
kenceng-kenceng sejak tgl 06-11-2006 jam 13.30 wib nyeri menjalar dari
pinggang belakang keperut bagian bawah dan keluar lendir darah sedikit dan
belum mengeluarkan cairan ketuban dari kemaluannya.
O : - Ku
ibu baik
- Inspeksi :
Vulva terlihat lendir darah sedikit
- Palpasi :
TFU 2 jari bawah px (33 cm), letkep bagian terendah anak sudah masuk
PAP 4/5 bag
TBJ : 3410 gram
His : Å kurang kuat, 2-3x dalam 10 menit, lamanya 25-30”
- Auskultasi :
DJJ Å 12-12-12 frekuensi 144 x/menit teratur,
pada punctum proximum di perut kiri bawah ibu
-
Pemeriksaan dalam :
VT Ø 4 cm, eff 75 %, preskep, Hodge
I, ket Å menonjol
|
Tgl/Jam |
Diagnosa/Masalah/Kebutuhan
|
Data Dasar
|
|
|
- Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,6oC
RR : 20 x/menit
|
3.3
Antisipasi Masalah Potensial
Tidak ada
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera/kolaborasi
Tidak ada
3.5.
Pengembangan rencana V, VI, VII
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
![]()
14.20 wib
|
GIV P20011
UK 39-40 minggu A/T/H intra uteri
Letkep inpartu kala I fase aktif
|
Jangka pendek :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan dalam waktu 4 jam 30 menit hasil VT me-nunjukkan pembu-kaan
lengkap dan ibu dapat melahir-kan bayinya dengan tenaga sendiri. dengan kriteria :
-
KU ibu baik
-
Ada
gejala tan-da kala II
-
TTV dalam batas normal
TD :120/80
mmHg
S : 36-37ºC
N : 80 x/menit
RR: 20 x/menit
|
1)
Lakukan pendekat-an
therapeutik pada ibu dan keluarga
2)
Observasi CHPB (cortonen,
his, penurunan dan bandle) dan TTV
|
1)
Dengan pendekatan yang baik akan
men-ciptakan hubungan kerjasama yang baik dan ibu akan lebih kooperatif dalam
menghadapi persalin-an
2)
Deteksi dini adanya kelainan dan dapat mengetahui keadaan
janin dan kemajuan persalinan serta pen-yulit yang mungkin timbul
|
14.20
14.25
|
1)
Melakukan pendekatan deng-an
komunikasi therapeutik pada ibu dan keluarga dengan cara :
-
Memberi
salam pada ibu dan memperkenalkan diri
-
Mendengarkan keluhan ibu
-
Menjelaskan
pada ibu tentang proses persalinan
-
Memberikan
alternative pemecahan masalah
-
Melakukan asuhan sayang ibu
2)
Melakukan observasi CHPB
-
DJJ Å (12-12-12) frekuensi 144 x/menit
-
His 2-3x dalam 10 menit lamanya 25-30
"
-
VT Ø 4 cm, efficement 50 %, ketuban Å menon-jol, preskep teraba Ubun- ubun kecil kiri depan, H I
|
Tanggal 06-11-2006
Jam 15.10 wib
S: - Ibu
mengatakan seperti ingin BAB
-Ibu mengatakan ingin meneran
- Ibu mengatakan keluar air banyak dari kemaluan
O: - Keluar lendir darah tambah
banyak, dorongan meneran, anus dan vulva membuka dan peri-neum menonjol
-
Djj
Å (12-12-12) frekuensi 144 x/ menit
-
His 4-5 x dalam 10 menit lamanya
40-50"
-
VT
Ø lengkap 10 cm, eff = 100 %,
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
-
His Å adekuat (dalam 10'
ter-dapat 4-5x lamanya 40-60 detik)
-
DJJ Å (120-160 x/menit)
-
Kepala berada di Hodge III-IV
atau penurunan kepala menjadi 1/5
-
VT Ø 10 cm
-
Ibu ingin mene-ran
-
Tekanan pada anus
-
Perineum me-nonjol
-
Vulva membu-ka
-
Bayi lahir spontan dengan AS
8-9
|
3)
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
4) Beri penjelasan dan minta ibu/ keluarga untuk mengisi blangko informed
consent
5) Anjurkan dan ajarkan pada ibu teknik
relaksasi saat ada his
|
3)
Dengan penjelasan yang mudah
di-mengerti dapat mem-berikan pemahaman dan mengurangi rasa cemas
4)
Untuk tanggung gugat terhadap tindakan
yang akan dilakukan
5)
Relaksasi
dapat mem-blok impuls nyeri dalam korteks cerebral melalui respon kondisi
|
14.30
14.35
14.40
|
tidak teraba bagian-bagian kecil janin disamping kepala
-
TTV:
-
T :
130/90 mmHg
-
S :
366 oC
-
N :
80 x/menit
-
R :
20 x/menit
3)
Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang didapatkan
4)
Memberikan penjelasan dan meminta ibu/ keluarga untuk
mengisi blangko informed consent
5)
Menganjurkan ibu relaksasi dan
mengajarkan ibu teknik relaksasi saat ada his dengan cara :
|
- Kepala di H III
- Ubun-ubun kecil kiri depan
tepat sebagai hypo-mochlion/berada pada introitus vagina
- Ketuban (-)
A: GIV P20011
dengan kala II
P: - Siapkan peralatan
- Siapkan ibu dan keluarga
-Siapkan
diri pe- nolong/petugas
- Siapkan
tempat dan lingkungan persalinan
- Atur posisi ibu se nyaman mungkin
- Siapkan perleng-kapan ibu dan bayinya
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
Jangka panjang :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharpakan
dalam waktu 24 jam anak lahir pervaginam/ spontan dan bayi selamat tanpa ada
komplikasi dengan kriteria :
-
Janin lahir spon tan B
kepala, segera mena-ngis A-S 8-9, keadaan bayi baik
-
Tidak terjadi penyulit yang
menyertai
-
Plasenta dapat lahir spontan
lengkap
-
Ibu
dan bayi dalam keadaan sehat
|
6)
Jelaskan tentang proses
persalinan pada ibu dan keluarga
7)
Berikan pemenuh-an nutrisi pada
ibu di antara his
|
dan memudahkan persalinan
6)
Dengan penjelasan yang baik dan
mudah dimengerti, maka dapat meningkatkan pemahaman ibu ten-tang persalinan
dan dapat memberikan rasa nyaman serta mengurangi rasa cemas dan takut
7)
Asupan nutrisi yang cukup dan
cairan yang cukup pada ibu akan memperlancar proses metabolisme sehingga
dapat menghasilkan
|
14.45
14.50
|
-
Mengatur nafas panjang melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut, bila ibu merasakan sakit pada perut
atau saat his datang dan istirahat diantara kontraksi
6)
Menjelaskan pada ibu dan keluarga
tentang proses per-salinan yaitu suatu proses yang alamiah dimana ter-jadinya
pembukaan leher rahimserta pengeluaran bayi dan ari-ari dari rahim ibu dan
selama proses tersebut terjadi rasa mules/nyeri serta rasa ingin BAB
7)
Memberikan nutrisi dan cairan
kepada ibu inpartu yaitu :
-
Memberikan
ibu minum teh manis hangat
-
Memberikan ibu makan
|
-Pimpin ibu mene-ran setiap ada his dan istirahat
bila tidak terjadi his
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
|
8)
Anjurkan pada ibu untuk
miring ke kiri sehingga mem perlancar peredar-an darah ibu ke janin
9) Anjurkan pada klien untuk tidak mengejan
sebelum waktunya
10) Anjurkan ibu mengosongkan kandung
kemihnya
|
tenaga yang akan di-gunakan dalam
proses persalinan
8)
Memberikan
posisi miring pada ibu akan membantu proses penurunan kepala dan mencegah
penekanan pada vena kava infe-rior
9)
Agar klien tidak kelelahan
10)
Kandung kemih yang penuh
menghambat kontraksi uterus se-hingga menghambat penurunan kepala
|
14.55
15.00
|
makanan kecil (roti tawar, kue, lemper, telur rebus)
8)
Menganjurkan pada ibu untuk
mengambil posisi miring ke kiri, dengan miring ke kiri O2 akan terpenuhi dan
dengan terpenuhinya O2 kenceng-kenceng akan adekuat
se-hingga kepala cepat turun
9)
Menganjurkan klien untuk tidak
mengejan sebelum waktunya agar ibu tidak kelelahan
10)
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan
kandung kemih dengan membantu ibu menggunakan pispot
|
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
|
11) Jelaskan pada ibu beberapa posisi
meneran
12) Berikan dukungan pada ibu dan anjur kan
suami atau keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan
|
11) Dengan posisi mene-ran yang benar akan memberikan rasa
nyaman dan memban-tu proses persalinan lebih cepat
12)
Dengan memberikan dukungan klien
akan lebih tenang dan siap menghadapi persalin-an
|
15.00
15.05
|
11)
Menjelaskan pada ibu beberapa
posisi meneran yaitu:
-
Duduk/setengah duduk
-
Jongkok/berdiri
-
Merangkak
-
Berbaring miring ke kiri
12) Memberikan dukungan pada ibu dengan cara :
-
Menemani ibu
dan mengajak ibu berdo’a sesuai dengan agamanya
-
Menganjurkan
suami atau keluarga untuk mendam-pingi ibu
|
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
06-11-’06
15.10 wib
|
GIV P20011 kala II
|
Jangka pendek
:
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan kepala bisa lahir
dengan spontan B dengan kriteria :
-
Kepala anak me lakukan extend
atau defleksi
-
Lahir ubun-ubun besar
di-ikuti dahi, mata, hidung, mulut dan dagu
Jangka panjang
:
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 30 menit maka diharapkan anak lahir secara
keseluruhan dengan
|
1)
Dekatkan peralat-an yang
sudah disiapkan, obat-obatan dan cairan yang dibutuhkan
2)
Pimpin persalinan
|
1)
Mempermudah dalam kelancaran
pertolong-an pada proses per-salinan
2)
Mengatur jalannya proses
persalinan
|
15.10
15.20
|
1)
Mendekatkan peralatan,
obat-obatan dan cairan yang dibutuhkan ke dekat klien
2)
Memimpin persalinan dengan cara :
-
Menganjurkan ibu untuk meneran
saat ada his dan istirahat bila tidak ada his, dan memberikan ibu minum saat
istirahat
-
Menganjurkan
ibu mene-ran kembali pada saat puncak kontraksi
-
Dengan
adanya his yang kuat dan dorongan mener-an pada ibu, lahirlah kepa-la bayi
diikuti dengan ba-hu depan, bahu belakang dan seluruh ekstremitas secara
spontan B, seorang bayi perempuan, segera menangis, dengan AS:7-8,
|
Tanggal 06-11-2006
Jam 15.30 wib
S : - Ibu
mengatakan lega dan senang atas kelahiran bayinya
O: - Jam 15.20 telah lahir seorang bayi ♀ dengan
persali-nan pervaginam, spontan B dengan BB lahir : 3750 gr, PB : 50 cm,
lingkar kepala : 34 cm, AS : 7-8
A: P30012
2 menit post partum dengan kala III
P: - Lakukan asuhan manajemen kala III
-
Observasi
TTV
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
kirteria :
-
Kepala
melaku-kan putar paksi luar sesuai de-ngan arah pung-gung bayi
-
Keluarlah
bahu depan, belakang diikuti seluruh badan, lahir lengkap dengan anggota
exter-mitasnya
|
3) Lakukan segera asuhan bayi baru lahir,
penanganan terhadap komp-likasi yang ada atau potensial
|
3)
Penanganan
dengan cepat/segera bila ada komplikasi
atau ke-lainan yang terjadi dapat segera ditangani
|
|
BB : 2800 gr, PB : 50 cm dan sisa air ketuban + 150 cc warna hijau keruh
3)
Melakukan
asuhan bayi baru lahir yaitu :
-
Meletakkan
BBL di atas perut ibu, nilai Apgar Score
-
Mengeringkan dengan handuk kering
dan bersih
-
Jepit tali pusat dengan klem
umbilical dan klem pean lalu potong tali pusat
-
Mengganti handuk tadi, dengan handuk
baru yang kering dan bersih
-
Berikan pada ibu dekap-kan bayi pada ibunya untuk coba
disusukan dan ajarkan ibu untuk
meneteki, bila ibu menghendakinya
|
- Observasi kon- traksi dan konsis-tensi uterus
- Observasi perda-rahan dan lepas-nya uri
- Pemenuhan
nutri-si ibu
- Kososngkan kandung kemih dengan catheter
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
06-11‘06
15.22 wib
|
P30012 2 menit post partum dengan kala
III
|
Jangka pendek
:
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 10 menit diharapkan terjadi pelepasan
plasenta dengan kriteria :
-
Fundus uteri cembung
-
Uterus menjadi bulat
-
Tali pusat me-manjang
-
Semburan
darah tiba-tiba saat terlepasnya plasenta
Jangka panjang :
Setelah dilaku-kan asuhan kebidanan sela-ma 30 menit diharapkan plasenta
lahir spontan dan lengkap dengan
|
1) Lakukan mana-gemen aktif kala III
|
1)
Mempersingkat kala III,
mengurangi perda-rahan dan mengurangi resiko terjadinya re-tensio plasenta
|
15.22
15.24
15.25
15.30
|
1)
Melakukan managemen aktif kala
III yaitu :
-
Memberikan injeksi piton’s 1 amp
(10 unit) IM pada 1/3 bagian atas paha kanan bagian luar setelah yakin tidak
ada bayi lain dalam uterus
-
Melakukan penegangan tali pusat
terkendali Þ untuk mengecek lepasnya plasenta
-
Melakukan masase pada fundus
uteri Þ untuk mendeteksi dini adanya atonia uteri
2) Terjadi semburan darah secara spontan dan
tiba-tiba, kemu-dian plasenta tampak keluar dari vulva dan melahirkan
plasenta dengan kedua tangan memutar searah dengan jam hingga plasenta lahir
utuh dan lengkap (tidak ada selaput/ kotiledon yang tertinggal di
|
Tanggal 06-11-2006
Jam 15.35 wib
S: - Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
tapi agak berkurang
O: - Kontraksi uterus baik
- TFU : 1 jari bawah pusat
- Plasenta lahir spontan dan leng-kap
- Perdarahan
+ 200 cc
- Berat
+ 500 gr
- Panjang
tali pusat + 50 cm
- Tebal
+ 2 cm
- Insersi:marginalis
A: P30012 5 menit
post partum dengan kala IV
P: - Lakukan masase pada fundus uteri
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
kriteria :
-
Plasenta tampak di vulva
-
Plasenta
lahir spontan dan ti-dak ada selaput/ kotiledon yang hilang/tertinggal di
dalam uterus
|
|
|
|
dalam uterus)
-
Berat plasenta : + 500 gr
-
Perdarahan : + 200 cc
-
Panjang tali pusat : 50 cm
-
Tebal + 2 cm
-
Insersi : marginalis
|
- Observasi TTV, TFU, kontraksi dan konsistensi
uterus, dan perdarahan
- Anjurkan
ibu untuk BAK spontan K/P catheter
- Periksa perineum dari perdarahan
aktif (apakah dari laserasi dan episio-tomi)
- Jahit pada jaringan yang mengalami
robekan
- Dokumentasikan semua asuhan pada partograf
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
06-11‘06
15.35 wib
|
P30012 5 menit post partum dengan kala IV (2 jam post
partum)
|
Jangka pendek
:
Setelah dilakukan
asuhan kebidanan selama 5 menit diharapkan tidak terjadi atonia uteri dengan
kriteria :
-
Kontraksi ute-rus baik
-
TFU : 1 jari bawah pusat
-
Perdarahan < 500 cc (+
150-200 cc)
Jangka panjang
:
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 2 jam diha-rapkan tidak terjadi HPP dengan
krite-ria:
-
Perdarahan < 500 cc
-
Ku ibu baik
|
1)
Lakukan masase uterus
2)
Observasi kontrak-si uterus
dan perdarahan
3) Lakukan observasi terhadap luka atau
robekan jalan lahir
4) Lakukan penjahit-an pada jalan lahir
5) Lakukan evaluasi terhadap luka atau
robekan jalan lahir
|
1)
Merangsang kontraksi uterus
2)
Deteksi dini adanya atonia uteri
3)
Deteksi adanya sum-ber perdarahan
4)
Memperbaiki
robekan /struktur jaringan jalan lahir
5)
Deteksi dini
adanya perdarahan akibat laserasi
jalan lahir
|
15.35
15.40
15.42
15.45
15.55
|
1)
Melakukan
masase uterus dengan tangan kiri dengan arah searah jarum jam selama 15 detik
2)
Observasi
kontraksi uterus baik TFU : 1 jari bawah pusat, perdarahan + 50 cc
3)
Melakukan
pemeriksaan/ observasi terhadap adanya laserasi jalan lahir terdapat luka
pada mukosa vagina, otot perineum dan kulit perineum
4)
Melakukan
penjahitan/hecting pada robekan jalan lahir yaitu dengan chromic catgut 2.0
dengan HCD jelujur, HCL 2 subcutis
5)
Melakukan
evaluasi terhadap laserasi jalan lahir
|
Tanggal
06-11-2006
Jam
17.30 wib
S: - Ibu
mengatakan perutnya terasa mules dan darah yang keluar dari vagina tidak
banyak ganti kotek 1 x
O: - Observasi TTV
T=
110/70 mmHg
S
= 37oC
N = 80 x/menit
R = 20 x/menit
- Kontraksi uterus : baik
- TFU
: 1 jari bawah pusat
- Perdarahan + 100 cc
A: P20012 2 jam post partum dengan masa nifas
P: - Observasi
TTV, kontraksi uterus, TFU dan perda-rahan
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
-
Kontraksi uterus baik
-
TFU 1 jari bawah pusat
-
Observasi TTV dalam batas
normal
|
6) Bersihkan ibu dari segala peralatan,
obat-obatan serta darah dan sisa air ketuban
7)
Observasi TTV
8)
Jelaskan pada ibu tentang HPP
|
6)
Memberi rasa
nya-man, mengurangi terjadinya infeksi
7)
Deteksi dini
adanya kelainan/komplikasi
8)
Meningkatkan penge-tahuan ibu
tentang HPP
|
15.52
16.05
16.10
|
6)
Membersihkan ibu dari segala
peralatan, obat-obatan dan darah dengan air bersih, mem-berikan kotek dan
memasang gurita ibu
7)
Melakukan observasi TTV :
T = 110/70 mmHg
S = 36,8 oC
N = 84 x/menit
R = 18 x/menit
8)
Menjelaskan pada ibu tentang HPP
dengan harapan apabila ibu merasakan perutnya tidak mules dan kandungannya
ti-dak keras atau terasa lembek, dan merasakan darah keluar dari vagina banyak/deras
sampai terasa basah (dalam 2 jam bisa ganti kotek 4-5 kali) maka segera lapor
ke bidan/petugas
|
- Penuhi
kebutuhan nutrisi ibu nifas
- Anjurkan
ibu untuk selalu memperhati-kan kebersihan tubuh terutama pe-rawatan luka
peri-neum
- Anjurkan
ibu untuk selalu meneteki bayinya sesering mungkin (on demand)
- Ajarkan
ibu cara perawatan bayinya dan cara merawat tali pusat bayinya
- Pindahkan ibu ke ruang nifas
(Ruang Pav F1)
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
|
9) Anjurkan dan beri-kan ibu pemenuh-an
nutrisi yang cukup
10) Beritahu ibu dan keluarga cara
me-lakukan masase fundus uteri
11) Anjurkan ibu un-tuk mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang
|
9)
Untuk
pemulihan kon-disi ibu akibat kalori yang terbuang karena proses persalinan
serta pengeluaran darah
10) Antisipasi terjadinya perdarahan
11) Untuk memenuhi kebutuhan kalori ibu pada ibu nifas
|
16.15
16.25
16.30
|
9)
Menganjurkan
dan memberi-kan ibu pemenuhan nutrisi yang cukup dengan memberi-kan makan nasi
1 porsi dan minum teh manis 1 gelas dan menganjurkan ibu untuk menghabiskan
makanan yang disediakan dari R.S.
10) Memberitahu ibu dan keluar-ga cara
melakukan masase fundus uteri yaitu dengan telapak tangan berada pada fundus
uteri dan sambil merangsang dengan memutar searah jarum jam
11) Menganjurkan ibu
untuk lebih banyak makan 3-4 x/hari dengan porsi 1 piring dengan lauk pauk,
sayur, nasi, buah dan minum air putih + 3 liter/ hari
|
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa |
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Jam
|
Implementasi |
Evaluasi |
|
|
|
12) Evaluasi/catat hasil pada tiap kali pemeriksaan
|
12) Pemantauan perkem-bangan keadaan ibu
|
16.40
|
12) Mencatat setiap hasil peme-riksaan :
-
Observasi TTV
T = 110/80
mmHg
S = 36,7oC
N = 80 x/menit
R = 20
x/menit
-
Kontraksi uterus : baik
-
TFU : 1 jari bawah pusat
-
Perdarahan : + 100 cc
|
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/Jam |
Diagnosa
|
Catatan
Perkembangan
|
06-06-2006
03.00
|
P20012 2 jam post partum
|
S : - Ibu
mengatakan merasa lelah tetapi sangat senang setelah kelahiran anaknya
- Perut
masih terasa mules
- Nyeri pada bekas jahitan
O : - Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu :
37oC
Nadi :
80 x/menit
RR : 20 x/menit
- Kontraksi uterus : baik
- TFU : 1 jari bawah pusat
- Jumlah perdarahan : + 50 cc
A : P20012
2 jam post partum
P : - Anjurkan ibu untuk mobilisasi sedini mungkin
- Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya setiap
kali bayi menginginkannya atau sesering mungkin (on demand)
- Anjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan terutama perawatan luka perineum
- Ajarkan ibu untuk perawatan tali pusat
bayinya
- Anjurkan ibu untuk makan lebih banyak dari
sebelumnya
- Anjurkan ibu
untuk minum obat yang diberikan oleh petugas dengan teratur
|
LEMBAR
OBSERVASI INPARTU
Nama :
Ny. “AD”
No. Reg : 07-56-xx
Ruang : E1
GIII P10011
Tgl |
Jam
|
His
|
Lama
|
DJJ
|
TTV
|
Keterangan
|
06-06-‘06
|
00.15
00.50
01.00
|
3 x
4 x
|
45”
55”
|
12-11-12
12-12-12
|
T : 110/80 mmHg
S : 36oC
N : 92 x/mnt
R : 20 x/mnt
|
Ibu masuk kamar bersalin dengan keluhan perut
kenceng-kenceng dan keluar lendir dan darah
VT : Ø 7-8, eff 75 % ketuban Å
presentasi kepala H II
Ketuban pecah spontan, cairan jernih, bau amis. Jumlah + 500 cc
VT : Ø lengkap, eff 100 % ketuban (-), presentasi kepala, H III, UU
kiri depan, ibu ingin me-neran, vulva semakin membuka, pengeluaran lendir
bercampur darah semakin banyak, ibu dipimpin meneran bila ada his
Memberikan ibu minum bila his berhenti dan bila his datang ibu kembali
dipimpin meneran, dilakukan epis kepala anak maju dengan baik
-
Maka lahirlah bayi spontan,
belakang kepala, jenis kela-min perempuan, keadaan bayi baik, A-S : 7-8, BB :
2800 gr, PB : 49 cm, lilitan tali pusat 1 x seret, sisa air ketuban jernih
|
Tgl |
Jam
|
His
|
Lama
|
DJJ
|
TTV
|
Keterangan
|
06-06-‘06
|
01.02
01.10
03.00
|
|
|
|
T : 120/80 mmHg
S : 364 oC
S : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
|
-
Injeksi
Piton’s 1 oxitocin 10 unit (IM)
-
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali
-
Mengetes
pelepasan plasenta dengan cara kustner, placenta sudah lahir
-
Perdarahan + 100 cc
-
Placenta
lahir spontan dengan cara schultze lengkap dengan selaput ketuban, kontraksi
uterus baik
-
Luka episiotomi disuntik lidocain
1 amp
-
Kemudian dijahit jelujur, jahitan
luar 7 jahitan memakai catgut
-
Melakukan
kateterisasi, jumlah urine 150 cc warna kuning jernih
-
KU ibu baik
-
TFU 2 jari bawah pusat
-
Kontraksi uterus baik
-
Perdarahan + 100 cc
-
Luka perineum kompres betadin
-
Ibu pindah di Ruang E2
|
LEMBAR OBSERVASI
Tgl |
Jam
|
His
|
Lama
|
DJJ
|
TTV
|
Keterangan
|
06-11-06
|
14.20
14.40
14.50
15.00
15.10
15.20
|
2x
3x
4x
4x
4x
|
30”
45”
50”
55”
55”
|
12-12-12
12-11-12
12-12-12
12-12-12
12-12-12
|
T : 130/90 mmHg
S : 36,6oC
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
|
MKB
VT Ø 4 cm efficement 75
%, preskep, ketuban Å menonjol, Hodge I.
VT Ø 8-9 cm efficement 90
%, preskep, ketuban Å , Hodge II +.
Ketuban pecah spontan,
bau amis, warna hijau keruh ± 250 cc
VT Ø lengkap, efficement
100 %, preskep, ubun-ubun kiri depan, Hodge III.
Ibu ingin meneran,
keluar lendir darah bertambah banyak, anus dan vulva semakin membuka,
perineum menonjol. Ibu di pimpin meneran bila ada his
Memberikan ibu minum bila his berhenti dan bila his datang ibu kembali
dipimpin meneran, dilakukan episiotomi, kepala anak maju dengan baik:
-
Maka lahirlah bayi spontan
belakang kepala, jenis kela-min perempuan, keadaan bayi baik, Segera menangis
A-S : 7-8, BB : 3750 gr, PB : 50 cm, sisa air ketuban hijau keruh
|
Tgl |
Jam
|
His
|
Lama
|
DJJ
|
TTV
|
Keterangan
|
06-11-06
|
15.22
15.30
17.30
|
|
|
|
T : 120/80 mmHg
S : 364 oC
S : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
|
-
Injeksi
oxitocin 10 unit (IM) pada paha kiri
-
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali
-
Mengetes
pelepasan plasenta dengan cara kustner, placenta sudah lepas
-
Placenta
lahir spontan dengan cara schultze lengkap dengan selaput ketuban, kontraksi
uterus baik
-
Berat ± 500 gr
-
Tebal
+ 2 cm
-
Panjang
tali pusat : 50 cm
-
Insersi : marginalis
-
Perdarahan + 100 cc
-
Luka
episiotomi disuntik lidocain 1 amp
-
Kemudian
dijahit jelujur, jahitan luar 2 jahitan memakai catgut
-
Melakukan
kateterisasi, jumlah urine 150 cc warna kuning jernih
2 Jam Post Partum
-
KU ibu baik
-
TFU 2 jari bawah pusat
-
Kontraksi uterus baik
-
Perdarahan + 100 cc
-
Luka perineum kompres betadin
-
Ibu pindah di Ruang F 1
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Setelah melakukan proses
asuhan kebidanan pada Ny. “D” dengan GIV P20011 A, T, H, intra
uteri, let kep, inpartu kala I fase aktif di Ruang E1 Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya, penulis akan membahas antara teori dengan kenyataan. Dalam pembahasan dimulai dari pengkajian, analisis diagnosa/masalah,
diagnosa/masalah potensial tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
4.1
Pengkajian
Pada keluhan utama didapatkan perut
kenceng-kenceng, nyeri menjalar dari pinggang belakang ke perut bagian bawah
dan keluar lendir campur darah dari vagina. Menurut teori dan dari hasil
pemeriksaan dalam telah didapatkan pembukaan cervix yaitu Ø 4 cm, karena itu
klien telah masuk pada masa inpartu kala I fase aktif. Berdasarkan data-data
yang ada, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan, sehingga
didapatkan suatu diagnosa GIV P20011
UK 39-40 minggu tunggal, hidup, intra uteri, let kep, inpartu kala
I fase aktif.
Dimana pada masa inpartu kala I
fase aktif klien telah merasakan keluhan-keluhan yang fisiologi pada setiap
wanita yang akan mengalami proses kelahiran yang alami dan normal. Pada klien
tidak terjadi masalah, karena adanya suatu dukungan dari petugas dan keluarga,
sehingga klien menghadapi persalinan dengan tenang. Dalam memberikan asuhan
petugas selalu menerapkan komunikasi therapeutik. Sehingga proses persalinan
berjalan lancar, janin dan ibu dalam keadaan sehat dan tidak terjadi
komplikasi.
4.2
Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data ditemukan
diagnosa yaitu GIV P20011 A, T, H intra uterin, let. kep inpartu
kala I fase aktif.
4.3
Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Tidak ditemukan data yang menunjang terjadinya masalah
potensial.
4.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak
ada, karena tidak terdapat masalah potensial.
4.5
Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan
inpartu fisiologis disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan protap yang
ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan
masalah yang ada.
4.6
Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada
rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan
yaitu melakukan observasi CHPB, mengajarkan ibu teknik relaksasi, memberikan
nutrisi, menganjurkan ibu untuk mengambil posisi miring ke kiri, memberikan
dukungan moril pada klien.
Dan pada saat terjadi pembukaan lengkap :
mendekatkan peralatan, memimpin persalinan, melakukan asuhan bayi baru lahir
dengan cepat dan tepat. Kemudian melaksanakan manajemen aktif kala III yaitu
memberikan injeksi oxitocin, melakukan peregangan tali pusat terkendali, dan
melakukan masase pada fundus uteri. Setelah placenta lahir melakukan observasi
kontraksi uterus, memeriksa adanya laserasi, melakukan penjahitan luka dan
membersihkan tubuh ibu. Setelah itu melakukan observasi TTV, memberikan
penjelasan pada ibu tentang HPP, memberikan nutrisi bagi ibu dan terakhir
mencatat/mendokumentasikan semua tindakan.
Dalam pelaksanaan asuhan ini tidak
ditemukan hambatan, karena dalam pelaksanaannya sudah terjalin hubungan saling
percaya antara petugas, klien dan keluarga sehingga klien dan keluarga sangat
kooperatif dengan semua anjuran petugas dan saling mendukung untuk mencapai
tujuan.
4.7
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tindakan kebidanan. Adapun
evaluasi dari asuhan yang telah diberikan adalah sebagai berikut : P30012
dengan 2 jam post partum. Tujuan dapat tercapai dengan baik dan selama
melakukan asuhan klien dan kelaurga sangat kooperatif terhadap petugas.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “AD” dengan
GIV P20011 aterm, tunggal, hidup, let kep, intra uteri, inpartu kala
I fase aktif di Ruang E1 RSAL Dr. Ramelan Surabaya pada tanggal 06-11-2006
jam 14.30 WIB, maka dapat ditemukan suatu kesimpulan :
Pada pengkajian dilaksanakan dengan cara pengambilan
data dari anamnese dan pemeriksaan langsung pada klien secara menyeluruh,
sehingga dapat ambil suatu diagnosa yaitu GIV P20011, aterm,
tunggal, hidup, intra uteri, let kep Ø 4 cm, eff 75 %, HII dan ini berarti
klien sudah masuk pada masa inpartu kala I fase aktif. Dengan keluhan-keluhan
fisiologi yang merupakan suatu proses persalinan yang hormal. Dari diagnosa
yang ditemukan penulis telah membuat intervensi sebagai berikut :
1)
Observasi TTV, CHPB
2) Anjurkan dan ajarkan tehnik relaksasi saat
ada his
3) Berikan nutrisi yang cukup untuk
mempersiapkan tenaga dalam proses persalinan
4) Anjurkan pada klien untuk miring ke kiri
5) Berikan dukungan moril pada ibu dan
anjurkan keluarga mendampingi ibu saat proses persalinan
6) Dekatkan peralatan dan siapkan obat-obatan
dan cairan yang dibutuhkan
7)
Pimpin persalinan
8) Lakukan asuhan bayi baru lahir dengan
cepat dan tepat
9)
Lakukan management aktif kala
III
10)
Lakukan masase uterus
11)
Observasi kontraksi uterus dan
perdarahan
12) Lakukan evaluasi terhadap luka episiotomi
atau robekan jalan lahir
13) Lakukan penjahitan pada robekan jalan
lahir
14) Bersihkan klien dari kotoran : darah dan
air ketuban dari tubuhnya
15) Observasi TTV, kontraksi uterus, TFU,
perdarahan
16)
Jelaskan pada klien tentang HPP
17) Anjurkan klien untuk makan dan minum yang
cukup untuk mengembalikan tenaga dan cairan yang hilang setelah proses
persalinan
18) Catat atau dokumentasikan semua tindakan
yang telah dilakukan
Dari semua
intervensi, penulis telah melaksanakannya sesuai dengan protap yang ada
sehingga asuhan kebidanan dapat berjalan dengan baik dan penulis melakukan
evaluasi dan dapat tercapai tujuan yaitu klien telah melalui atau melewati
persalinan dengan lancar, ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan tidak terjadi
komplikasi.
Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan tentunya ada beberapa faktor pendukung dan
faktor-faktor penghambat. Akan tetapi penulis tetap berpedoman pada teori dan
protap yang ada.
Faktor-faktor pendukung
tersebut antara lain :
·
Klien
dan keluarga sangat kooperatif sehingga asuhan tersebut dalam berjalan lancar
dan adanya kerjasama yang baik antara petugas, klien dan keluarga
·
Prasarana
dan sarana yang sangat menunjang
·
Klien
sangat memahami tujuan dari asuhan tersebut
Faktor-faktor penghambat
antara lain :
·
Adanya keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan
5.2
Saran
5.2.1
Untuk Petugas
1)
Lebih komprehensif dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dan mampu memberikan dan meningkatkan mutu
pelayanan.
2)
Membekali diri dengan dasar
ilmu pengetahuan dan keterampilan sikap yang baik agar mampu memberikan asuhan
kebidanan yang cepat dan tepat.
3)
Sebagai seorang bidan harus
dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan selalu memperhatikan aspek
sayang ibu.
4) Dalam melaksanakan asuhan hendaknya
betul-betul menjaga privacy klien.
5) Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan
sejawat sehingga tercipta hubungan saling menunjang.
6) Harus lebih memahami dan mengerti tentang
perubahan yang terjadi pada ibu dalam masa inpartu
5.2.2
Untuk Klien dan Keluarga
1)
Dalam proses persalinan
hendaknya klien dan keluarga mau melaksanakan aturan rumah sakit dan penjelasan
dari petugas.
2)
Dalam proses persalinan
hendaknya ibu dapat kooperatif dan keluarga perlu mendukung selama proses
persalinan dan nifas
3)
Anjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan tubuh terutama kebersihan jalan lahir
4)
Diharapkan ibu untuk banyak
istirahat
5)
Anjurkan
ibu untuk makan-makanan bergizi (terutama sayuran hijau dan susu)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri &
Ginekologi, 1998. “Obstretri Fisiologi”.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
Depkes RI, POGI, IBI, 2002.
“Asuhan Persalinan Normal”. Penerbit
Tridasa Printer, Jakarta.
Depkes RI, 1998. “ Asuhan Keperawatan
Inpartu “ Penerbit Pusdiklatpeg, Jakarta.
Kapita Selekta, 1998. “ Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi ” Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Manuaba, IBG, 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana”. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mochtar Rustam, 1998. “Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi,
Obstetri Patologi”. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Prawirohardjo Sarwono,
2002. “Ilmu Kebidanan”. Penerbit
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
ConversionConversion EmoticonEmoticon