BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka
kematian ibu di Indonesia
belum memiliki data statistik vital
yang langsung dapat menghitung angka kematian ibu. Mortalitas dan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang.
Dinegara miskin sekitar 25,50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan
kehamilan. Sedangkan AKI di Indonesia menurut SDKI adalah 307/100.000 kelahiran hidup
yang merupakan tertinggi di ASEAN. (AB. Saifudin (Ed), 2003).
Tujuan
pengawsan wanita hamil adalah menyiakan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
serta menyelamatkan ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental.
Pengawasan
Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan
dan diperkirakan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.
Dengan
melihat latar belakang di atas, penulis menyusun asuhan kebidanan Antenatal
Care di BPS Dwi Retno Turen Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu dengan ANC fisiologis dan menerapkan manajemen
kebidanan.
1.2.2
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mampu :
1.
Melakukan pengkajian pada ibu
hamil dengan ANC fisiologi.
2.
|
3.
Merencanakan antisipasi masalah
potensial pada ANC fisiologis.
4.
Membuat rencana tindakan sesuai
dengan masalah/ diagnosa yang terjadi pada ANC fisiologis.
5.
Mengidentifikasi kebutuhan
segera pada ANC fisiologis.
6.
Melaksanakan tindakan sesuai
dengan rencana yang dibuat pada ANC fisiologis.
7.
Melakukan evaluasi pada ANC
fisiologis.
8.
Mendokumentasikan tahap demi
tahap tindakan yang telah dilakukan pada ANC fisiologis.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat
banyaknya kasus antenatal care fisiologis maka penulis membatasi penulisan
makalah ini pada asuhan kebidanan ANC fisiologis pada Ny. “W” dengan GI P00000
hamil 16 minggu.
1.4 Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan
asuhan kebidanan pada Ny “W” dengan GI P00000 hamil 16 minggu, dengan ANC
Fisiologis dilaksanakan di BPS Dwi Retno, pada tanggal 03 Juni 2008.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1
Studi Kepustakaan
Penulisan laporan asuhan kebidanan ini berdasarkan
literatur yang berhubungan dengan topik antenatal care.
1.5.2
Praktek Langsung
Melalui pendekatan dengan menggunakan manajemen
kebidanan serta memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada klien.
1.5.3
Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penulisan asuhan kebidanan
ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan konsultasi dari pembimbing praktek
dan pembimbing pendidikan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 TINJAUAN KASUS
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1
Pengertian Kehamilan
Konsepsi (pembuahan) adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani dengan sel telur di tuba falopii.
Pembuahan mungkin akan menghasilkan :
xx-zigot, menurunkan bayi perempuan.
xy-zigot, menurunkan bayi laki-laki.
Nadi (implantasi) adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 18-19)
Kehamilan adalah suatu proses kehamilan yang merupakan
mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum,
terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta, sampai dengan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(IBG. Manuaba, 1998 : 95)
2.1.2
Tanda-tanda Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
a.
Tanda-tanda presumtif
1)
Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui
tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan (TP) yang dihitung dengan menggunakan rumus
dari Naegle : TP = (HT + 7) dan (bulan HT – 3).
2)
Mual dan muntah
|
3)
Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4)
Tidak tahan suatu bau-bauan.
5)
Tidak ada selera makan
(anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan
pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
6)
Payudara membesar, tegang dan
sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang ductus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery
terlihat lebih besar.
7)
Miksi sering, karena kandung
kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
8)
Konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.
9)
Pigmentasi kulit oleh pengaruh
hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara,
leher dan dinding perut (linea nigra).
10)
Epulis : Hiperplasi dari papil
gusi.
11)
Pembesaran vena-vena (varices) dapat
terjadi pada kaki, betis dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan terakhir.
b.
Tanda-tanda kemungkinan hamil
1)
Perut membesar.
2)
Uterus
membesar.
3)
Tanda hegar.
4)
Tanda chadwick.
5)
Tanda piskacek.
6)
Kontraksi-kontraksi kecil
uterus bila dirangsang (Braxton Hicks).
7)
Teraba ballotement.
8)
Reaksi kehamilan yang positif.
c.
Tanda pasti hamil
1)
Gerakan janin yang dapat
dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
2)
Denyut jantung janin
1.
Didengar dengan stetoskop monoral
Laennec.
2.
Dicatat dan didengar dengan
alat Doppler.
3.
Dicatat dengan foto-elektro
kardiogram.
4.
Dilihat pada ultrasonografi.
3)
Terlihat tulang-tulang janin
dalam foto rontgent.
(Rustam M., 1998 : 45)
2.1.3
Perubahan Fisiologis Wanita
Hamil
a.
Perubahan pada sistem
reproduksi
1.
Uterus
1)
Ukuran : Untuk akomodasi
pertumbuhan janin, rahim membesar akibat
hypertrofi dan hyperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagen
menjadi higroskopik, endometrium menjadi desidua.
2)
Berat uterus naik secara luar
biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada akhir kehamilan.
3)
Bentuk dan konsistensi : Pada
bulan-bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan
4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang
tidak hamil kira-kira sebesat telur ayam.
4)
Posisi rahim dalam kehamilan
Pada 4
bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis. Setelah itu, mulai
memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
5)
Vaskularisasi : Pembuluh darah
balik (vena) mengembang dan bertambah.
6)
Serviks uteri : Servix
bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda Goodell.
Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah warnanya menjadi livid dan ini
disebut tanda Chadwick.
2.
Indung telur (ovarium)
1)
Ovulasi terhenti.
2)
Masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
3.
Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina
dan vulva, vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina
dan portio serviks disebut tanda chadwick.
4.
Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat,
misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
b.
Perubahan pada organ dan sistem
lainnya
1.
Sistem sirkulasi darah
1)
Volume darah : Volume darah
total dan plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah
akan bertambah banyak, kira-kira 25 % dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu
diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat 30 %. Akiat hemodilusi
yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan ibu yang menderita penyakit
jantung dapat jantung dalam keadaan dkompensasi kordis. Kenaikan plasma darah
dapat mencapai 40 % saat mendekati cukup bulan.
2)
Protein darah : Gambaran
protein darah dalam serum berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin
menurun pada triwulan pertama dan meningkat pada akhir kehamilan. Betaglobulin dan fibrinogen terus meningkat.
3)
Hitung jenis dan hemoglobulin :
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah.
Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebuuhan transpor O2
yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun
walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak hamil.
Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam
kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc begitu pula dengan produksi hematokrit.
4)
Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung
menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian akan naik lagi seperti
pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas normal. Pada ekstremitas atas dan
bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik,
nilai rata-ratanya 84 kali/menit.
5)
Jantung : Pompa jantung mulai
naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada
minggu-minggu terakhir kehamilan.
2.
Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek
nafas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim, kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan
dada.
3.
Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama, mengeluh
mual, muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik,
namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering
terjadi biasanya pada pagi hari disebut orning sickness.
4.
Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena
ligamen-ligamen melunak (softening). Juga
terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian
makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang
panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
5.
Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hyperpigmentasi :
a)
Muka : Disebut masker kehamilan (chloasma gravidarum).
b)
Payudara : Puting susu dan areola mammae.
c)
Perut : Linea nigra, striae.
6.
Kelenjar endokrin
a)
Kelenjar tiroid : Dapat membesar sedikit.
b)
Kelenjar hipofise : Dapat membesar, terutama lobus anterior.
c)
Kelenjar adrenal : Tidak begitu terpengaruh.
7.
Metabolisme
Berat badan wanita hamil pada trimester II akan naik
sekitar + 5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada
keracunan hamil (pre-eklamsi dan eklamsi).
8.
Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan
berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan
vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara.
Kalau diperas, keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
(Rustam Mochtar, 1998 : 35-40)
2.1.4
Kebutuhan Adaptasi Psikologis
Ibu Hamil Trimester II
a.
Ibu
1.
Reaksi psikologis
1)
Sangat gembira.
2)
Perhatian pada janin sangat
meningkat.
3)
Ambivalen mulai berkurang.
4)
Kondisi tidak nyaman mulai
berkurang / hilang.
5)
Mulai bekerja kembali.
2.
Penerimaan kehamilan
1)
Adanya sensasi pergerakan janin
memperkuat penerimaan.
2)
Reseksi
bukan pada bayi tetapi pada status kehamilan (keadaan fisik).
3)
Mau menerima kehamilan.
3.
Peran yang dicapai
Replikasi dilanjutkan.
4.
Fantasi
1)
Sex bayi, pakaian bayi, dan
lain-lain.
2)
Mimpi hal-hal yang
menggembirakan, hal ini akan membantu :
a)
Memantapkan peran.
b)
Meningkatkan ikatan.
c)
Memberi petunjuk adanya
perhatian ibu tentang kehamilan.
5.
Hubungan dengan ibu
Ibu peran model utama, yang
mempunyai 5 komponen :
1)
Keberadaan nenek à emosional support.
2)
Reaksi nenek à menerima.
3)
Penghargaan terhadap otonomi.
4)
Keinginan nenek dengan
melakukan sharring.
5)
Empati.
6.
Hubungan dengan janin
1)
Sadar akan adanya pergerakan
janin.
2)
Memulai perilaku kontak.
3)
Berat janin diartikan sebagai
bentuk komunikasi.
7.
Body image
1)
Perubahan tampak jelas.
2)
Bayi dianggap bagian dari diri.
3)
Sesudah bayi bergerak à bagian diri yang terpisah.
4)
Stabil à meneliti perubahan tanda fisik lain.
8.
Waktu dan jarak
Persepsi
waktu dan jarak pada fase ini dipengaruhi pergerakan janin.
b.
Bapak
1.
Proses psikologis
Persiapan menjadi bapak.
2.
Fantasi
Terkait dengan tahapan
psikologis.
c.
Keluarga
1.
Happy time.
2.
Perhatian meningkat à status kesehatan.
3.
Sumber stress sesuai
perubahan-perubahan kehidupan, ketakutan ekonomi, gangguan body image.
d.
Sibling (saudara kandung)
1.
Menyadari adanya kehamilan.
2.
Kegiatan dengan ibu berubah.
3.
Respon tergantung pada :
1)
Perkembangan psikososial.
2)
Perkembangan kognitif.
3)
Pemisahan.
(Bobak, 2000 : 284)
2.1.5
Ketidaknyamanan yang Terjadi
pada Ibu Hamil Trimester II dan Cara Mengatasi
Ketidaknyamanan yang biasanya dialami oleh ibu hamil
pada trimester II yaitu diantaranya :
1.
Gusi berdarah
Gusi berdarah yang dialami oleh ibu hamil disebabkan
oleh :
1)
Estrogen yang meningkatkan
aliran darah ke rongga mulut dan mempercepat laju pergantian sel-sel pelapis
ephitelial gusi.
2)
Vaskularisasi gusi menjadi
sangat tinggi, dengan penyebaran pembuluh darah halus jaringan penghubung
menjadi hiperplastis dan edematis.
3)
Ketebalan permukaan epithelial
berkurang yang menyebabkan jaringan gusi menjadi rapuh.
Cara mengurangi / meringankan hal
tersebut yaitu dengan :
a.
Berkumur air hangat, asin.
b.
Memeriksakan gusi secara
teratur.
c.
Jaga kebersihan gigi, menggosok
gigi dan memutihkannya.
2.
Chloasma gravidarum
Hal ini disebabkan karena :
1)
Kecenderungan genetis.
2)
Estrogen meningkat dan
kemungkinan hormon progesteron.
Cara mengatasinya :
a.
Hindari sinar matahari
berlebihan selama masa kehamilan.
b.
Gunakan bahan pelindung
non-alergis.
3.
Pusing / hilang kesadaran
Pusing yang dialami ibu hamil trimester II biasanya
disebabkan oleh :
1)
Hipertensi.
2)
Genangan darah di dalam
pembuluh tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan mengurangi output
kardiak serta tekanan darah dengan tegangan orthostatis yang meningkat.
3)
Bisa bertalian dengan
hypoglikemia.
Cara meringankan / mencegahnya yaitu dengan :
a.
Bangun secara perlahan dari
posisi istirahat.
b.
Hindari berdiri terlalu lama
dalam lingkungan yang hangat dan sesak.
c.
Hindari berbaring dalam posisi
supine.
4.
Panas dalam
1)
Panas dalam bisa disebabkan
karena :
Aliran balik esophagus dengan retrosternal panas yang
timbul dari aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah karena
sebab :
a.
Produksi progesteron meningkat.
b.
Relaksasi sphincter esophagus
bagian bawah bersama perubahan dalam gradien tekanan sepanjang sphincter.
c.
Kemmapuan gerak serta tonus GI
yang menurun dan relaksasi sphincter kardiak yang meningkat.
d.
Pergeseran lambung oleh uterus
yang membesar.
2)
Adapun cara meringankan /
mencegahnya yaitu :
a.
Makan sedikit-sedikit tapi
sering.
b.
Hindari makan lemak yang
terlalu bayak dan makanan yang digoreng dan berbumbu keras
c.
Hindari rokok, kopi, alkohol,
cokelat (perangsang gastrik), hindari
berbaring setelah makan dan makan panas sebelum tidur.
d.
Hindari minuman saat makan dan
kunyah permen karet.
5.
Hemmoroids / bawasir
Hal ini disebabkan oleh :
1)
Konstipasi.
2)
Tekanan
yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemorrogi.
3)
Dukungan yang tidak memadai
bagi vena hemorroid dalam daerah anorectal.
Adapun cara meringankan / mencegah yaitu dengan :
a.
Hindari konstipasi.
b.
Makan makanan bongkahan,
gunakan bungkusan es.
c.
Kompres panas.
d.
Dengan perlahan masukkan ke
dalam rectum seperlunya.
6.
Sakit punggung atas dan bawah
Hal ini disebabkan oleh :
1)
Kurvatur dari vertebra
umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar.
2)
Kekejangan otot karena tekanan
terhadap akar syaraf.
3)
Ukuran payudara yang terus
bertambah.
4)
Tingkat hormon yang meningkat
yang membuat cartilage di dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
5)
Keletihan.
6)
Mekanisme tubuh yang kurang
baik, yakni menempatkan beban tegangan pada punggung, dan bukan pada paha, pada
waktu mengangkat barang dengan membungkuk dan bukan dengan berjongkok.
Adapun meringankan / mencegah yaitu dengan :
1)
Gunakan mekanisme tubuh yang
baik untuk mengangkat benda yaitu dengan cara :
a.
Berjongkok dan bukan
membungkuk, untuk mengangkat setiap benda agar supaya kaki (paha) dan bukan
punggung yang akan menahan beban dan tegangan.
b.
Lebarkan kaki dan letakkan satu
kaki sedikit di depan kaki yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat dasar
yang luas untuk keseimbangan pada waktu bangkit dari posisi jongkok.
c.
Gunakan BH yang pas dan
menopang.
d.
Berlatihlah dengan cara
mengangkat panggul.
e.
Hindari pekerjaan yang
tingginya tidak mengenakkan, sepatu dengan hak tinggi, mengangkat beban berat,
keletihan.
f.
Gunakan kasur yang keras untuk
tidur.
g.
Gunakan bantal waktu tidur
untuk meluruskan punggung.
7.
Insomnia (sulit tidur)
Hal ini biasanya disebabkan karena :
1)
Hamil itu sendiri.
2)
Nocturia (perasaan selalu ingin
kencing pada malam hari).
3)
Dyspnea.
4)
Panas dalam.
5)
Kongesti hidung.
6)
Sakit otot, stress dan risau.
Adapun cara mengatasinya yaitu dengan :
1)
Gunakan teknik relaksasi
progresif yaitu :
a.
Mandi air hangat.
b.
Minum minuman air hangat sebelum tidur.
c.
Kegiatan yang tidak merangsang
sebelum pergi tidur.
8.
Kram kaki
Hal ini disebabkan karena :
1)
Ketidakseimbangan perbandingan
kalsium / fosfor.
2)
Tingkat kalsium yang turun
serta alkalosis yang disebabkan oleh perubahan dalam sistem pernafasan.
3)
Tekanan uterus yang meningkat
terhadap syaraf.
4)
Keletihan.
5) Sirkulasi yang buruk ke bagian tungkai
bawah, menunjuk ke jari kaki.
Adapun cara mengatasinya yaitu :
a.
Kurangi konsumsi susu
(kandungan fosfornya tinggi), berlatih dorsofleksi pada kaki untuk merentangkan
otot-otot yang terkena.
b.
Panaskan otot kaki tersebut.
9.
Leukorrhea
Disebabkan karena :
1)
Hiperplasia mukosa vagina.
2)
Produksi lendir meningkat oleh
kelenjar endocervik oleh karena meningkatnya hormon estrogen.
Cara mencegah / meringankan :
a.
Tingkatkan kebersihan dengan
mandi setiap hari.
b.
Pakaian yang terbuat dari katun
(lebih kuat daya serapnya).
c.
Hindari pakaian dalam yang
terbuat dari nylon.
10.
Nafas sesak / hyperventilasi
Hal ini disebabkan karena :
1)
Tingkat progesteron yang
meningkat bekerja atas pusat pernafasan secara langsung untuk menurunkan
tingkat CO2 serta meningkatkan tingkat O2.
2)
Kegiatan metabolisme yang
meningkat menyebabkan peningkatan tingkat CO2, hiperventilasi akan
dapat menurunkan hal ini.
3)
Uterus membesar dan menekan
pada diafragma.
Cara mengatasinya yaitu :
a.
Dorong ibu agar secara sengaja
mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal ketika sadar akan
perlunya hyperventilasi.
b.
Secara periodik berdiri dan
merentangkan lengan di atas kepala serta menarik nafas panjang.
c.
Mendorong postur tubuh yang
baik elakukan intercostal breathing (bernafas antar rusuk).
11.
Mati rasa
Disebabkan karena :
1)
Perubahan dalam titik pusat gaya berat akibat uterus
yang bertambah besar dan berat, bisa membuat wanita tersebut mengambil sikap
postur yang membuat penekanan pada syaraf ulnar, median dan sciatik.
2)
Hyperventilasi juga bisa
membuat jari tangan mati rasa dan menggelenyar (jarang).
Cara mengatasinya yaitu dengan :
a.
Merebahkan diri.
b.
Sikap postur tubuh yang baik.
(Asuhan Antepartum, JHPIEGO, 2000)
2.2 Konsep Antenatal Care
2.2.1
Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir
terutama ditujukan pada anak.
2.2.2
Tujuan Pemeriksaan dan
Pengawasan Ibu Hamil
1.
Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat.
2.
Tujuan khusus
§ Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
§ Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
§ Memberikan nasehat-nasehat tentang cara
hidup sehari-hari dan KB, kehamilan, persalinan, nifas.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 47)
2.2.3
Pemeriksaan Antenatal Care
Trimester II
2.2.3.1
Tanya Jawab (Anamnesa)
Anamnesa adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada
ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimiliki.
Hal-hal yang ditanyakan dalam anamnesa
:
a.
Data sosial
Data sosial memberikan gambaran
mengenai identitas klien dan keluarganya dan latar belakang sosial, ekonomi,
sosial budaya, antara lain :
1)
Nama ibu
2)
Nama suami
3)
Umur
4)
Pekerjaan
5)
Agama
6)
Kebangsaan
7)
Alamat
8)
Pendidikan terakhir
9)
Hubungan dengan anggota keluarga
yang lain.
b.
Data keluarga
Tanyakan
mengenai latar belakang kesehatan keluarga terutama :
1)
Anggota keluarga yang mempunyai
penyakit tertentu terutama penyakit menular.
2)
Penyakit keluarga yang dapat diturunkan.
3)
Keturunan kembar.
(DepKes RI, 1993)
c.
Data medik
Data medik adalah data kesehatan ibu
hamil baik masa sekarang maupun masa yang lalu. Hal ini penting untuk melihat
adanya kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang menyertai dan yang dapat
mempengaruhinya kehamilannya, terutama ditanyakan mengenai :
1)
Penyakit jantung.
2)
Penyakit paru-paru.
3)
Penyakit kelamin.
4)
Penyakit diabetes militus.
5)
Operasi.
d.
Data haid
Informasi mengenai haid amat penting
untuk memperhitungkan kehamilan dan perkiraan persalinannya. Memperkirakan
tanggal persalinan dapat dilakukan bila diketahui dengan pasti hari pertama
haid terakhir (HPHT) dengan Naegle :
TPL : tanggal + 7, bulan – 3, tahun + 1
Selain HPHT ditanyakan pula menarche,
lama haid, banyaknya darah haid, keluhan yang dirasakan selama haid untuk
mengetahui fungsi alat reproduksinya.
(DepKes RI, 1993 : 66)
e.
Data kebidanan
Data kebidanan adalah semua data yang
berhubungan dengan perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas serta kehamilan,
kelahiran yang pernah dialami.
Hal-hal yang ditanyakan adalah :
1)
Perkawinan terdahulu (bila
ada).
2)
Perkawinan sekarang.
3)
Kehamilan yang lalu.
4)
Persalinan dan nifas yang lalu.
5)
Jumlah dan keadaan anak hidup.
6)
Kehamilan sekarang (gerakan
janin, rasa mual, pusing).
7)
Keluhan yang dialami sekarang.
(DepKes RI, 1993)
2.2.3.2
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum biasanya menggunakan
alat pemeriksa baik alat ukur timbang atau lainnya.
Pemeriksaan mencakup :
a.
Keadaan umum penderita, keadaan
gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
b.
Mengukur tinggi badan dan berat
badan ibu :
1)
Ibu hamil yang tinggi badannya
kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi
karena kemungkinan besar memiliki panggul sempit. Pengukuran tinggi badan cukup
dilakukan satu kali pada pemeriksaan pertama.
2)
Berat badan ibu hamil perlu
dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali kunjungan pemeriksaan
kehamilan. Pada trimester pertama biasanya belum menunjukkan peningkatan bahkan
kadang-kadang menurun. Selama trimester kedua dan ketiga pertambahan berat
badan kurang dari ½ kg per minggu. Pertambahan lebih dari ½ kg per minggu pada trimester ketiga harus diwaspadai
kemungkinan adanya preeklamsi. Hingga akhir kehamilan pertambahan berat
badan yang normal sekitar 9 sampai 13,5 kg.
(DepKes RI, 1993)
c.
Memeriksakan kemungkinan adanya
kelainan pada organ-organ tubuh
Ditanyakan apakah ada keluhan-keluhan
yang dapat diduga adanya kelainan / penyakit jantung (sesak nafas, jantung
berdebar-debar), paru-paru (sesak nafas, batuk menahun), juga dilihat apakah
ada gejala-gejala penyakit hepatitis atau lever (sklera mata kuning, kulit
kuning). Sehingga apabila diduga terdapat kelainan / penyakit tersebut
penderita perlu dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
d.
Mengukur tekanan darah
Tekanan darah harus diukur setiap kali
pemeriksaan kehamilan. Adanya kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg dan kenaikan
diastolik 15 mmHg atau tekanan darah melebihi 140/90 mmHg diwaspadai sebab
keadaan ibu merupakan salah satu gejala preeklamsia.
e.
Memeriksa reflek lutut
(patella)
Dengan menggunakan reflek hamer
dilakukan pengetukan pada lutut bagian depan. Bila reflek negatif kemungkinan
pasien mengalami kekurangan vitamin B1.
f.
Memeriksa oedema
Memeriksa adanya oedema yang paling
mudah dilakukan di daerah pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari
beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak dapat pulih kembali berarti
oedema positif. Oedema yang positif pada tungkai dapat menandakan adanya
preeklamsi.
(DepKes RI, 1993)
2.2.3.3
Pemeriksaan Khusus
Dibagi dalam :
1.
Inspeksi.
2.
Palpasi.
3.
Auskultasi.
4.
Ukuran panggul luar.
Keterangan :
1.
Inspeksi
Periksa pandang dimulai semenjak
bertemu dengan pasien. Diperhatikan sikap tubuh, keadaan punggung dan cara
berjalannya. Pemeriksa dilakukan berurutan dari rambut hingga kaki.
1)
Rambut dan kulit rambut
Bersih / kotor / terdapat kelainan.
2)
Muka
Terdapast kloasma gravidarum / tidak,
keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada muka, bagaimana
keadaan lidah, gigi.
3)
Leher
Apakah ada vena terbendung di leher
(misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar tiroid membesar.
4)
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting
susu, keadaan puting susu, adakah colostrum.
5)
Perut
Perut membesar ke depan /
ke samping (pada ascites misalnya membesar ke samping), keadaan pusat,
pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan janin, adakah striae gravidarum,
bekas luka.
6)
Vulva
Keadaan perineum, carilah varices,
tanda chadwick, condylomatalata, fluor albus.
7)
Anggota bawah
Carilah
varices, oedema, luka, cicatrix pada pelipatan paha.
(Sulaiman S., 1983 : 160)
2.
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu
sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Dengan sikap hormat lakukanlah
palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan :
1)
Besar dan konsistensi rahim.
2)
Bagian-bagian janin, letak,
presentasi.
3)
Gerakan janin.
4)
Kontraksi rahim, Braxton Hicks
dan his.
(Rustam Mochtar, 1998 : 49)
Cara melakukan palpasi ada 4 macam,
yaitu :
1)
Menurut Leopold.
2)
Menurut Knebel.
3)
Menurut Budin.
4)
Menurut Ahlfeld.
Keterangan :
1)
Menurut Leopold
(1)
Leopold I
a.
Pemeriksa menghadap ke arah muka
ibu hamil.
b.
Menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin dalam fundus.
c.
Konsistensi rahim.
(2)
Leopold II
a.
Menentukan batas samping rahim
kanan-kiri.
b.
Menentukan letak punggung
janin.
c.
Pada letak lintang, tentukan
dimana kepala janin.
(3)
Leopold III
a.
Menentukan bagian terbawah
janin.
b.
Apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk atau masih goyang.
(4)
Leopold IV
a.
Pemeriksa menghadap ke arah
kaki ibu hamil.
b.
Bisa juga menentukan bagian
terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP.
Divergen : kepala masuk PAP.
Konvergen : kepala belum masuk PAP.
2)
Menurut Knebel
Menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas symfisis.
3)
Menurut Budin
Menentukan
letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus.
4)
Menurut Ahlfeld
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah perut.
(Rustam Mochtar, 1998 : 50-51)
Pemeriksaan tuanya kehamilan dan
tingginya fundus uteri :
1) Sebelum bulan ke III fundus uteri belum
dapat diraba dari luar.
2)
Akhir bulan III (12 minggu) : Fundus
uteri 1-2 jari di atas symphisis.
3)
Akhir bulan IV (16 minggu) : Pertengahan antara symphisis dengan pusat.
4)
Akhir bulan V (20 minggu) : 3
jari bawah pusat.
5)
Akhir bulan VI (24 minggu) : Setinggi
pusat.
6)
Akhir bulan VII (28 minggu) : 3 jari
atas pusat.
7)
Akhir
bulan VIII (32 minggu) : Pertengahan antara processus xypoideus dengan
pusat.
8)
Akhir bulan IX (36 minggu) : Sampai
arcus costarum atau 3 jari di
bawah processus xypoideus.
9)
Akhir bulan X (40 minggu) : Pertengahan antara
processus xypoideus dengan pusat.
(Sulaiman S., 1983 : 162)
Hubungan antara tinggi fundus uteri dan
tuanya kehamilan kira-kira sebagai berikut :
Tuanya kehamilan dalam bulan
(Sulaiman S., 1983 : 162)
Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan
dan berat badan janin dalam kandungan :
1)
Dihitung dari tanggal haid
terakhir.
2)
Ditambahkan 4,5 bulan dari
waktu ibu merasa janin hidup “feeling life”.
3)
Menurut Spiegelberg : dengan
jalan mengukur tinggi fundus uteri dari symphisis, maka diperoleh tabel :
Usia Kehamilan
|
Tinggi fundus uteri dalam cm
|
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu
|
24-25 cm di
atas symphisis
26,7 cm di
atas symphisis
29,5-30 cm di
atas symphisis
29,5-30 cm di
atas symphisis
31 cm di
atas symphisis
32 cm di
atas symphisis
33 cm di
atas symphisis
37,7 cm di
atas symphisis
|
4)
Menurut Mac Donald : adalah
modifikasi Spiegelberg, yaitu jarak fundus symphisis dalam cm dibagi 3,5
merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
5)
Menurut Ahlfeld “ukuran kepala-bokong”
= 0,5 panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak kepala-bokong janin adalah 20
cm, maka tua kehamilan adalah 8 bulan.
6)
Rumus Johnson-Tausak : BB = (mD
– 12) x 155
BB = berat badan ; MD = jarak symphisis
– fundus uteri.
(Rustam Mochtar, 1998 : 53)
3.
Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop
obstetrik) untuk mendengarkan denyut jantung janin (Djj). Yang dapat kita
dengarkan adalah :
a.
Dari anak / janin
1)
Djj pada bulan ke 4-5.
2)
Bising tali pusat.
3)
Gerakan dan tendangan janin.
b.
Dari ibu
1)
Bising rahim (uterus souffle).
2)
Bising aorta.
3)
Bising usus.
Cara menghitung Djj :
1)
Setiap menit misalnya 140 kali
per menit.
2)
Dihitung 3x5 detik secara
berurutan, dengan cara ini diketahui teratur tidaknya Djj, contoh : (11-12-11).
Djj = 4 x (11 + 12 + 11) = 136 x/menit.
4.
Ukuran panggul luar
Ukuran-ukuran panggul luar yang sering
digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah :
1)
Distantia spinarum
Yaitu jarak antara spina illiaka
anterior superior kanan dan kiri dengan ukuran normal : 23-26 cm.
2)
Distantia cristarum
Yaitu jarak terjauh antara crista
illiaca kanan dan kiri dengan ukuran normal : 26-29 cm.
3)
Boudeloque / conjugata externa
Yaitu jarak antara tepi atas symphisis
ke processus spinosus lumbal V dengan ukuran normal : 18-20 cm.
4)
SIPS
Yaitu jarak antara spina illiaca
posterior superior dengan ukuran normal : 8-10 cm.
5)
Distantia tuberum
Yaitu ukuran melintang dari pintu
bawah panggul atau jarak antara tuber ischiadicum kanan dan kiri dengan ukuran
normal : 10,5-11 cm.
6)
Lingkar panggul
Diukur mulai dari pinggir atas
symphisis ke pertengahan SIAS dan trochanter mayor, ruas tulang lumbal ke-5
kembali lagi ke tempat yang sama.
(Sulaiman Sastrawinata,
1983)
2.2.3.4
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dimaksud
dalam hal ini adalah pemeriksaan laboratorium sederhana yang umum dan dapat
dikerjakan pada pemeriksaan kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium sederhana
meliputi :
1.
Pemeriksaan urine.
2.
Pemeriksaan darah.
Keterangan :
1.
Pemeriksaan urine.
Dalam pemeriksaan urine ada 2 hal yang
diperiksa yaitu kadar protein dan gula darah dalam urine.
1)
Pemeriksaan protein dalam urine
Yaitu pemeriksaan untuk mengetahui ada
tidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan ini dilakukan pada kunjungan pertama
dan setiap kunjungan pada akhir trimester II sampai trimester III.
2)
Pemeriksaan gula dalam urine
Reagen yang digunakan : Benedict
Reagen.
Prinsip : Glukosa dalam urine akan bereaksi dengan garam
cupri sehingga timbul warna hijau hingga merah keruh.
2.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang terutama adalah
Hb. Pemeriksaan Hb dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi faktor resiko
kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 11 gr % berarti ibu dalam keadaan
anemia.
(DepKes RI, 1993)
2.2.3.5
Diagnosa atau Ikhtisar
Kehamilan
Setelah pemeriksaan, kita tentukan diagnosa, akan tetapi
pada pemeriksaan kehamilan tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja,
tetapi kita harus dapat menjawab pertanyaan, sebagai berikut :
1.
Hamil atau tidak.
2.
Primi atau multigravida.
3.
Tuanya kehamilan.
4.
Anak hidup atau mati.
5.
Anak tunggal atau kembar.
6.
Letak anak.
7.
Anak intra uterine atau extra uterine.
8.
Keadaan jalan lahir.
9.
Keadaan umum penderita.
(Sulaiman S., 1983 : 176)
2.2.3.6
Prognosa
Resiko kehamilan ialah setiap faktor
yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal (kematian
ibu hamil sampai 42 hari setelah kehamilan berakhir). Faktor resiko dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1.
Resiko rendah sama dengan
keadaan normal.
2.
Resiko sedang
Adanya faktor resiko pada ibu hamil
tidak langsung menimbulkan kematian ibu. Kriteria resiko sedang termasuk di dalamnya
yaitu :
a.
Tinggi badan < 145 cm.
b.
Pendidikan ibu / keluarga
rendah.
c.
Tingkat sosial ekonomi rendah.
d.
Hb rendah : kurang dari 8 gr %.
e.
Hypertensi : TD > 130/80
mmHg.
f.
Jarak antara kehamilan atau
kelahiran anak < 2 tahun.
g.
Paritas lebih dari 5.
h.
Primigravida pada usia ibu
kurang 20 tahun dan atau lebih dari 30 tahun.
3.
Resiko tinggi
Adalah faktor merupakan penyebab erat
kematian ibu dan bayi.
Kriteria resiko tinggi yaitu :
a.
Perdarahan ante partum.
b.
Hypertensi.
c.
Preeklamsi berat.
d.
Eklamsi.
e.
Kelainan letak, letak lintang
pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu dan letak sungsang pada primi para.
f.
Berat janin diperkirakan lebih
dari 4 kg.
g.
Ketuban pecah dini.
h.
Infeksi berat.
i.
Gemelli.
j.
Partus prematurus.
k.
Riwayat obstetrik buruk, SC,
HPP.
l.
Penyakit yang menyertai
kehamilan : jantung, ginjal.
(Anonim, 1993)
2.2.3.7
Therapi
1.
Tujuan dari terapi pada wanita
hamil ialah untuk mencapai taraf kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
kehamilan dan menjelang persalinan.
2.
Yang paling sering memerlukan
pengobatan dan atau perawatan ialah :
a.
Anemia.
b.
Penyakit defisiensi lainnya
seperti hypovitaminose.
c.
Hypertensi gravidarum.
d.
Kelainan letak.
e.
Toxemia gravidarum.
f.
Kegelisahan menjelang
persalinan.
Selanjutnya
ibu harus diberi nasehat mengenai cara-cara kehidupan waktu hamil, berapa kali
sebulan ia harus memeriksakan diri, apa tanda-tanda bahaya, bila ia harus masuk
rumah sakit / apa yang harus disediakan kalau akan bersalin di rumah.
(Sulaiman S., 1983 : 200)
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil Trimester II
Langkah I :
Pengkajian
Pengkajian sebagai langkah awal merupakan komponen
penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam
konteks keluarga.
Data yang dikumpulkan yaitu :
1.
Data Subjektif
a.
Data umum (biodata)
Biodata yang ditanyakan tidak hanya biodata ibu tetapi
juga biodata suami, yaitu terdiri dari :
Nama : Nama
klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan dengan
klien lain.
(Christina I, 1989 : 84)
Umur : Dalam
kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun.
(Sarwono,
2002 : 23)
Semua wanita
usia subur 20-30 tahun saat yang tepat untuk persalinan dengan jarak > 2
tahun merupakan masa reproduksi sehat.
(Anonim,
1993)
Paritas : Paritas
2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
(Sarwono,
2002 : 23)
Pendidikan
: Makin
rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi sehingga perlu diberi
penyuluhan.
(Anonim,
1993)
Pekerjaan : Pekerjaan
suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonominya agar nasehat kita sesuai. Juga untuk mengetahui apakah pekerjaan
mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin zat yang akan
berpengaruh pada janin.
(Christina
I, 1989 : 85)
Perkawinan : Berapa
kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat
kelamin ibu kalau orang hamil sudah lama kawin. Nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).
(Sulaiman S., 1983 : 155)
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ibu yang namanya sama. Agar dapat dipastikan ibu yang
mana yang hendak ditolong untuk kunjungan pasien.
(Christina
I, 1989 : 84)
b.
Riwayat kesehatan
1)
Ibu hamil dengan riwayat
hipertensi perlu diperhatikan.
2)
Ibu hamil dengan riwayat
penyakit TBC aktif kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa
menular pada bayi.
3)
Ibu dengan riwayat DM mempunyai
pengaruh terhadap persalinannya, kemungkinan terjadi inersia uteri, atonia
uteri, distosia bahu, karena anak besar.
4)
Bila ibu menderita hepatitis
kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI.
(Sarwono P., 2002 : 40)
c.
Riwayat kesehatan keluarga
1)
Dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi akan
tertular.
2)
Bila dalam keluarga ada riwayat
kembar, maka kemungkinan akan menurun.
d.
Riwayat kebidanan
1)
Haid
Menarche pada umur pubertas 12-16 tahun, selama haid
siklus teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan pengeluaran darah +
50-70 cc, ibu tidak mengalami gangguan haid (nyeri).
(Sarwono P., 2002 : 103-104)
Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing-pusing,
pingsan ataupun tanda-tanda anemia yang lain serta jumlah perdarahan yang
berlebihan sehingga ada stolsel, untuk mengidentifikasi adanya resiko
perdarahan selama persalinan.
2)
Riwayat kehamilan dahulu
Pemeriksaan ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali pada
umur kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu, mendapat obat Fe
minimal 90 tablet dan vitamin B komplek serta yodium. Ibu mendapat penyuluhan
perawatan payudara dan senam hamil, nutrisi.
(Abdul Bari Saifuddin, 2002 : 8)
3)
Riwayat persalinan yang dahulu
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti
perdarahan, sectio caesaria, solutio placenta, plasenta previa, yang
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang, hingga bisa
mempengaruhi nifas.
4)
Riwayat nifas dahulu
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris)
kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang, misalnya syock pada masa
nifas seperti : syock haemoragik, syock kardiogenik, infeksi pada nifas
(febris), laktasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2 tahun.
e.
Riwayat kehamilan / persalinan
sekarang
Kehamilan Sekarang
1)
ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali sebulan
Trimester III : 2 kali
Optimal ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan : 1 bulan sekali.
Umur kehamilan 6-8 bulan : 2 minggu sekali.
Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali.
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat
Fe 90 tablet, B kompleks, kalsium,
yodium selama kehamilan, telah mendapat penyuluhan perawatan payudara, senam
hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai umur kehamilan 5 bulan.
(Abdul Bari Saifuddin, 2002 : 8)
2)
Komplikasi
a)
Pusing kemungkinan ibu
menderita anemia yang bisa menyebabkan perdarahan post partum.
b)
Kejang kemungkinan gejala
eklamsi yang bisa menimbulkan gawat janin dan ibu.
c)
Ibu yang tanpa komplikasi
persalinan akan berlangsung dengan lancar.
(Abdul Bari Saifuddin, 2002 : 8)
f.
Pola kebiasaan sehari-hari
1)
Nutrisi
Selama hamil ibu mengalami perubahan pemenuhan nutrisi
yaitu makan 4-5 kali/hari 1 piring, makan sering seperti buah, biskuit, minum
air putih + 8-9 gelas/hari.
2)
Personal hygiene
Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih.
3)
Psikologi
Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi kondisi
emosional (seluruh keluarga, jadi usahakan agar suami / anggota keluarga lain
diikutkan dalam proses persalinan, usahakan agar mereka melihat, mendengar dan
membantu jika dapat).
4)
Sosial budaya
Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan saat kehamilan
seperti minum jamu, mengikat perut bagian atas dengan tali, mengurangi rambut,
membuka semua pintu yang ada.
(Rustam Mochtar, 1998 : 59)
5)
Kehidupan sexual
Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena
kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas, serta dapat
memecahkan ketuban, pada multipara koitus dapat dilakukan dengan menggunakan
kondom atau perubahan posisi yang dapat mengurangi kedalaman penetrasi.
(IBG. Manuaba, 1998 : 139)
2.
Data Objektif
1)
Pemeriksaan fisik
a.
Keadaan umum : Baik
b.
Kesadaran : Composmentis
c.
Status gizi
TB ibu lebih dari 145 cm, bila kurang curiga kesempitan panggul.
Kenaikan BB selama hamil
6,5-16 kg, rata-rata 12,5 kg.
Kenaikan BB trimester I : 1 kg.
Kenaikan BB trimester II : 5 kg.
Kenaikan BB trimester III : 5,5 kg.
d.
Ukuran LILA harus lebih dari
23,5 cm, bila kurang berarti status gizi buruk.
e.
Tanda-tanda vital
Suhu : Normal kurang dari 380 C, suhu > 380
C menandakan infeksi.
Nadi : Normal kurang dari 100 x/menit, bila lebih dari 100 x/menit dan urine pekat kemungkinan ibu
dehidrasi.
Tekanan
darah : normal kurang dari 140/90 mmHg, lebih dari 140/90 mmHg sampai dengan 160/110 mmHg
menandakan preeklamsi ringan.
Pernafasan
: ibu pendek menandakan kemungkinan sesak nafas.
(Christina I., 1989 : 45)
2)
Inspeksi atau pemeriksaan
pandang
Pemeriksaan pandang saat pertama kali dapat dilihat cara
berdiri dan cara berjalan. Hal lain yang perlu dikaji :
(1)
Muka
Observasi apa ada odema, pucat.
(2)
Mata
Observasi apakah conjungtiva pucat, sklera apakah
berwarna kuning, apa ada bintik bitot.
(3)
Hidung
Observasi apakah ada sekret yang keluar, apakah
penciuman baik.
(4)
Telinga
Observasi apakah ada sekret yang keluar, apakah
pendengaran baik.
(5)
Mulut
Observasi keadaan bibir apakah pucat dan apakah keadaan
bersih atau kotor, apakah ada caries dan apakah ada gigi yang tanggal,
bagaimana keadaan lidah saat dijulurkan dan bersih atau kotor.
(6)
Leher
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe, apakah
ada pembesaran kelenjar tiroid dan apakah ada bendungan vena jugularis.
(7)
Ketiak
Observasi apakah kedua tangan simetris, apakah ada
kelainan dan bagaimana kebersihan kuku dan kelengkapan jari.
(8)
Ekstremitas atas
Observasi apakah ada pernafasan normal atau tidak.
(9)
Dada
Observasi apakah membesar, tegang, apakah ada striae
livide, striae albicans dan hyperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder,
apakah ada bekas operasi.
(10)
Mammae
Apakah ada striae livide dan striae albicans, apakah ada
linea alba dan linea nigra, apakah ada jaringan parut, bekas operasi, apakah
perut membesar sesuai dengan usia kehamilan, apakah ada pergerakan anak, bentuk
pusat menonjol atau mendatar.
(11)
Perut
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe dan
apakah ada hernia inguinalis.
(12)
Pelipatan paha
Observasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe dan
apakah ada hernia inguinalis.
(13)
Ekstremitas bawah
Apakah simetris dan adakah kelainan.
(14)
Punggung
Apakah ada skoliosis, lordosis, kifosis.
(15)
Vulva
Observasi apakah ada tanda chadv\wick, apakah ada
bartholinitis, apakah odema, apakah ada varices, apakah ada condilomatalata
atau condiloma aquminata, observasi juga apakah ada fluor albus.
(16)
Anus
Apakah ada haemorroid atau tidak.
3)
Palpasi atau pemeriksaan raba
Palpasi dilakukan secara bimanual, palpasi dapat
digunakan untuk menentukan :
a.
Besar dan konsistensi rahim.
b.
Bagian-bagian janin, letak dan
presentasi.
c.
Gerakan janin.
d.
Kontraksi rahim Braxton hicks
dan his.
e.
Apakah ada bagian anak yang
sudah masuk pintu atas panggul.
Palpasi dapat dilakukan dengan cara :
a.
Leopold
Leopold I a : Pemeriksaan
ke arah ibu hamil untuk menentukan tinggi fundus uteri.
Leopold I b : Dilakukan
untuk menentukan bagian apa pada anak yang ada dalam fundus uteri.
Leopold II a : Menentukan
batas samping rahim kanan dan kiri, untuk menentukan
situs anak apakah membujur atau melintang.
Leopold II b : Dilakukan
untuk menentukan pada saat letak membujur sebelah mana pungung anak, pada letak
melintang menentukan letak kepala.
Leopold III : Dilakukan
untuk meentukan bagian apa dari anak yang terdapat di bagian rahim bawah.
Leopold IV : Untuk
mengontrol Leopold III.
-
Menentukan bagian bawah janin
apa dan berapa jauh sudah masuk PAP.
4)
Auskultasi
Hal ini bertujuan untuk :
a.
Mengetahui ada tidaknya Djj.
b.
Mengetahui irma frekuensi Djj.
Peningkatan Djj dengan cara auskultasi pada trimester II
dengan menggunakan funanduskop / stetoskope monoral. Djj dapat terdengar pada
umur kehamilan 20 minggu.
5)
Perkusi
Memeriksa reflek patella dapat dilakukan dengan
menggunakan reflek hammer dan dilakukan pada lutut bagian depan. Bila reflek
lutut negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1.
(Anonim, 1993)
6)
Pemeriksaan penunjang
a)
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan dilakukan pemeriksaan panggul :
Untuk mengetahui keadaan panggul ibu hamil apakah
terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan.
Indikasi pemeriksaan panggul pada ibu hamil :
(a)
Primigravida.
(b)
Multigravida
bila persalinan yang lalu mengalami partus prematurus,
matur, abortus, persalinan buatan.
b)
Pemeriksaan laboratorium
(a)
Darah
Pemeriksaan Hb yang dilakukan pada ibu hamil untuk
mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10 gr %
berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang dari 8 gr %
berarti ibu anemia berat.
(b)
Urine
Dalam pemeriksaan urine ada 2 hal yang diperiksa yaitu
kadar protein dan gula dalam urine.
§ Pemeriksaan protein dalam urine
Yaitu pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya protein
dalam urine.
Cara membaca hasil :
-
Negatif (-) : Urin jernih.
-
Positif 1 (+) : Keruh.
-
Positif 2 (+ +) : Keruh dengan endapan halus.
-
Positif 3 (+ + +) : Keruh dengan endapan jelas.
-
Positif 4 (+ + + +) : Keruh endapan menggumpal.
§ Pemeriksaan gula dalam urine
Digunakan untuk mengetahui adanya gula dalam urine.
Cara membaca hasil :
-
Negatif (-) : Tetap
biru jernih dan sedikit kehijau-hjauan.
-
Positif 1 (+) : Hijau kekuning-kuningan.
-
Positif 2 (+ +) : Kuning keruh.
-
Positif 3 (+ + +) : Jingga keruh.
-
Positif 4 (+ + + +) : Merah bata.
(Anonim, 1993)
Langkah II :
Identifikasi Masalah / Diagnosa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi pada asuhan
kebidanan. Dari data yang diperoleh ditemukan diagnosa / masalah potensial baik
yang harus segera ditangani atau tidak.
Dari data didapatkan :
Diagnosa : GIII
P10010 usia kehamilan 24-26 minggu.
Masalah : Tidak
ada.
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan + 20 menit ibu mengerti tentang kehamilannya.
Langkah III :
Identifikasi Masalah Potensial
Langkah ini merupakan antisipasi, sehingga dalam
melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan
yang timbul dari kondisi yang ada / sudah terjadi.
Dengan mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa
potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa masalah yang sudah ada. Bidan
harus dapat merumuskan tindakan yang perlu diberikan untuk mencegah atau
menghindari masalah atau diagnosa potensial yang terjadi.
Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial karena
ibu tidak ada keluhan.
Langkah IV :
Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi perlunya
tindakan segera, baik tindakan intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi
dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
Pada kasus tidak ada kebutuhan segera karena tidak ada
masalah pada ibu yang harus segera ditangani.
Langkah V :
Menyusun Rencana Asuhan secara Menyeluruh
Pada langkah ini asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah-langkah
ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah / diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera / rutin.
Perencanaan
Diagnosa : GIII
P10010 UK.
25-26 minggu.
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti tentang keadaan dan
kehamilannya.
Kriteria : Ibu
dapat menjelaskan secara sederhana penjelasan yang diberikan.
Intervensi :
1.
Lakukan pendekatan therapeutik.
R/ Pendekatan
therapeutik akan tercipta hubungan yang baik dengan petugas.
2.
Jelaskan pada ibu hamil tentang
hasil pemeriksaan kehamilannya.
R/ Penjelasan
yang benar dan tepat dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang keadaannya dan
keadaan anak dalam kandungannya.
3.
Berikan penjelasan ibu tentang
:
a.
Gizi seimbang.
R/ Nutrisi
yang baik dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin.
b.
Istirahat yang cukup.
R/ Istirahat
yang cukup memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan adanya pertumbuhan
jaringan ibu dan janin.
4.
Jelaskan tanda bahaya yang
mungkin timbul.
R/ Membantu
klien membedakan yang normal dan abnormal sehingga membantunya dalam mencari
perawatan kesehatan pada waktu yang tepat.
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian therapi.
Kalsium, Fe.
R/ Pemberian
suplemen kalsium membantu memperbaiki ketidakseimbangan kalsium dan Fe
diberikan kepada ibu hamil karena terjadi hemodilusi.
6.
Anjurkan ibu untuk kontrol 1
bulan lagi.
R/ Mendeteksi
dini adanya komplikasi dan penyulit dalam kehamilan.
Langkah VI :
Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V dilaksanakan secara
efektif, efisien dan aman. Pelaksanaannya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Langkah VII :
Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan akan kebutuhan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
(Anonim, 1993)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS TRIMESTER II
PADA Ny. “W” DENGAN GI P00000
DI BPS DWI RETNO TUREN – MALANG
3.1 Pengkajian Tanggal : 03
Juni 2008 Jam : 17.00
WIB
3.1.1
Data Subyektif
a.
Biodata
Nama :
Ny. “W“
Umur :
20 tahun
Agama :
Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA (tamat)
Pekerjaan : Swasta
Alamat :
Talok - Turen
Status perkawinan : Menikah, 1 kali, 1 tahun
Nama suami : Tn. “A”
Umur :
23 tahun
Agama :
Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : D3 (tamat)
Pekerjaan : Swasta
Alamat :
Talok - Turen
d.
Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu
mengatakan ini kehamilannya yang pertama.
e.
Riwayat kehamilan sekarang
Amenorrhoe : 4 bulan
HPHT : 25-01-2008
|
Ibu mengatakan mulai merasakan
pergerakan janin mulai kehamilan 4
bulan.
Keluhan trimester I : Ibu mengatakan tidak mual dan muntah, nafsu
makan sedikit menurun.
Keluhan
trimester II : Ibu mengatakan tidak pusing, tidak mual dan tidak muntah, nafsu
makan baik, kaki dan tangan tidak geringgingan.
f.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit keturunan antara lain diabetes mellitus, asthma, jantung dan
tidak pernah menderita penyakit menular antara lain TBC, hepatitis, dan
lain-lain.
g.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular antara lain TBC, hepatitis. Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan antara lain diabetes
mellitus, asthma, jantung. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat
kehamilan kembar.
h.
Riwayat kebidanan
1.
Riwayat haid
Menarche : ± Usia 14 tahun
Siklus :
Teratur (± 28 hari)
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : ± 3-4 kotek/hari
Warna/ bau : Merah tua/amis
Dysmenorrhoe : Tidak pernah
Flour albus : Kadang-kadang, menjelang haid.
2.
Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti program KB.
i.
Riwayat psikososial
Ibu tinggal bersama suami dan orang tuanya. Ibu
mengatakan hubungannya baik dengan keluarga baik. Ibu mengatakan hubungan
dengan masyarakat sekitar baik. Menurut ibu kehamilannya sangat diharapkan baik
oleh ibu sendiri, suami dan keluarganya.
j.
Riwayat budaya dan spiritual
Ibu mengatakan menganut adat Jawa. Ibu saja melaksanakan
upacara 3 bulanan. Ibu mengatakan
selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu sebelum hamil dan begitu juga selama
hamil.
k.
Pola kebiasaan sehari-hari
No
|
Pola
|
Sebelum Hamil
|
Selama Hamil
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat / tidur
Aktivitas
Personal hygiene
Sexual
|
Makan ± 3-4 kali/hari porsi makan cukup (± 1 piring) dengan nasi,
lauk, dan sayuran, kadang-kadang buah.
Minum : ± 7-8 gelas/hari, ibu senang minum jamu.
BAK : 3-4 kali/hari, lancar, tidak ada keluhan.
BAB : 1 kali/hari, lancar, tidak ada keluhan.
Tidur siang ± 1 ½ jam
(± 13.00-14.00 WIB).
Tidur malam ± 8 jam
(± 21.00-05.00 WIB).
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh ibunya.
Mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi, ganti baju setelah mandi.
Ibu melakukan hubungan suami istri ± 3 kali seminggu.
|
Makan ± 3-4 kali/hari porsi
makan agak bertambah dengan nasi, lauk, dan sayuran.
Ibu sering mengkonsumsi buah.
Ibu sudah tidak pernah minum jamu.
Minum : ± 7-8 gelas/hari.
BAK : ± 5-6 kali/hari, lancar, jumlah sedikit.
BAB : 1 kali/hari, lancar, tidak ada keluhan.
Tidur siang ± 2 jam
(± 13.00-14.00 WIB).
Tidur malam ± 8 jam
(± 21.00-05.00 WIB).
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan dan yang
lainnya dikerjakan oleh ibu dan suaminya.
Mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi, ganti baju setelah mandi dan bila
kotor.
Hubungan seksual dilakukan ± 2 kali dalam seminggu.
|
3.1.2
Data Obyektif
a.
Pemeriksaan umum
Postur tubuh : Lordose
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 42 kg
Tinggi badan : 145 cm
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi :
80 x/menit
Suhu :
360 C
RR :
20 x/menit
b.
Pemeriksaan fisik
Muka : Tidak oedema, tidak pucat, cloastma gravidarum
tidak ada.
Kepala : Kulit
kepala bersih, distribisu merata, rambut hitam, lurus, tidak berketombe.
Mata : Simetris,
sklera mata tidak ikterus, conjungtiva tidak anemis, tidak ada tanda
conjungtivitis.
Hidung : Simetris,
bersih, tidak ada polip, tidak pernah mimisan.
Telinga : Simetris,
bersih, tidak mengeluarkan secret atau cairan.
Mulut : Simetris,
tidak ada stomatitis, tidak ada tanda rhagaden, kebersihan mulut baik, tidak
ada lubang dan tidak ada caries.
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Ketiak : Bersih,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Tangan : Simetris,
jari-jari lengkap, kebersihan kuku baik.
Dada : Simetris, payudara membesar, putting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder, tidak ada
striae lividae dan striae albicans.
Perut : Membesar,
pusat cekung, terdapat hyperpigmentasi linea alba, tidak ada luka bekas
operasi, terdapat striae lividae.
Pelipatan
paha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada hernia inguinalis.
Kaki : Simetris,
tibia baik, pretibia tidak oedema, jari-jari lengkap, tidak ada varices,
telapak kaki cekung, kebersihan kuku baik.
Punggung : Lordose,
simetris, baik.
Anus : Tidak
dikaji.
Vulva : Tidak
dikaji.
c.
Palpasi
Leopold I A : TFU pertengahan antara pusat dan symphisis,
usia kehamilan 16 minggu. Mc D : 14 cm.
d.
Auskultasi
Djj belum terdengar.
e.
Perkusi
Reflek patella positif baik untuk
kaki kanan dan kiri.
f.
Pemeriksaan panggul luar
Distantia spinarum : 24 cm.
Distantia cristarum : 27 cm.
Boudeloque : 18 cm.
Distantia SIPS : 8 cm.
Distantia tuberum : 11 cm.
Lingkar panggul : 82 cm.
g.
Terapi
Vitromega 6 tablet (1x1).
h.
Kesimpulan
Ibu mungkin hamil, seorang primigravida, kehamilan intra
uterine, usia kehamilan kurang lebih 16 minggu, Djj belum terdengar, keadaan
ibu baik, kesan panggul normal.
3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah Kebidanan
Tanggal
|
Data
Dasar
|
Diagnosa
|
|
03-06-2008 Jam :
17.15 WIB
|
S :
O :
|
-
Ibu mengatakan ini kehamilan
yang pertama.
-
Ibu mengatakan tidak haid
selama 4 bulan.
-
Ibu mengatakan hari pertama
haid terakhirnya tanggal 25 Januari 2008.
-
Berat badan : 42 kg
-
Tinggi badan : 145 cm
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
-
Nadi : 80 x/ menit
-
Suhu : 360 C
-
RR : 20 x/ menit
- TFU : Pertengahan pusat dengan symphisis, usia
kehamilan 16 minggu. Mc D : 14 cm.
-
Djj belum terdengar.
|
GI
P00000 usia kehamilan 16 minggu (trimester II).
Kebutuhan
segera :
1.
KIE tentang kebutuhan dasar
(pemenuhan nutrisi, eliminasi, istirahat,
aktifitas, personal hygiene, sexual).
2.
Pemeriksaan kehamilan (ANC).
|
3.3 Antisipasi Masalah
Potensial
–
3.4 Identifikasi Kebutuhan
Segera
–
BAB 4
PEMBAHASAN
Pemeriksaan
Antenatal Care adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan janin
secara berkala yang diikuti dengan memeriksa keadaan ibu terhadap penyimpangan
yang ditemukan. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 1998).
Pada teori
dijelaskan bahwa setiap ibu hamil pasti menunjukkan perubahan-perubahan baik
perubahan fisiologi maupun psikologi. Pada trimester II masalah yang sering
terjadi yaitu gusi berdarah, chloastma gravidarum, pusing hingga hilang
kesadaran, panas dalam, haemorroid / bawasir, sakit punggung atas dan bawah,
insomnia, kram kaki, leukorrhea, nafas sesak/ hyperventilasi dan juga mati
rasa. Namun, pada pemeriksaan antenatal care Ny. “W” ini tidak didapatkan
masalah yang terjadi pada ibu hamil trimester II seperti yang tertera pada
teori. Pada kenyataannya ibu mampu beradaptasi dengan baik terhadap
kehamilannya.
Setelah dilakukan
asuhan kebidanan secara menyeluruh, nampak adanya kesenjangan antara teori
dengan kenyataan,. Tidak semua ibu hamil mengalami masalah dalam menghadapi kehamilannya. Pelayanan
kesehatan ini dapat terwujud karena sikap klien yang kooperatif dan petugas
kesehatan yang mempunyai kompetensu berupa pengetahuan dan ketrampilan.
Disamping itu, fasilitas kesehatan yang memadai juga dapat memperlancar
keefektifan asuhan. Dengan demikian diharapkan kehamilan ini dapat berjalan
normal, tanpa masalah sampai dengan persalinan.
|
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “W” dengan GI P00000
antenatal care fisiologis trimester II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
5.1.1
Pengkajian
Pada pengkajian keluhan utama klien mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya.
5.1.2
Analisis Masalah / Diagnosa
Pada analisis dari kasus yang ditemukan diagnosa yang
sama dengan teori yaitu GI P00000 antenatal care
fisiologis.
5.1.3
Diagnosa Potensial
Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah
potensial.
5.1.4
Tindakan Segera
Karena tidak ada diagnosa potensial maka penulis tidak
mengambil suatu tindakan segera untuk mengatasi masalah.
5.1.5
Perencanaan
§ Jelaskan kepada ibu tentang kehamilan dan perubahan fisik dan
psikologisnya.
§ Berikan penyuluhan kepada ibu tentang kebutuhan dasar wanita hamil.
§ Berikan motivasi untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
§ Berikan therapi kepada ibu.
5.1.6
Pelaksanaan
§ Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
§ Jelaskan tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan ini.
§ Memotivasi ibu untuk kontrol ulang.
5.1.7
Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 30 menit
diperoleh :
|
Dari
pengkajian sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan natara teori dan
praktek, sehingga proses asuhan kebidanan ini dapat berjalan dengan baik dan
berhasil.
5.2 Saran
Klien
diharapkan bersedia melaksanakan nasehat serta saran yang diberikan oleh
petugas kesehatan dan diharapkan selama kehamilan tidak terjadi komplikasi.
Bagi
bidan, diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman saat melakukan
tindakan, serta dapat berperan aktif dalam pengawasan akan faktor resiko,
sehingga dapat diketahui sedini mungkin bila terjadi komplikasi.
Bagi
BPS, diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, sehingga
dapat memberikan rasa puas terhadap klien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga. Jakarta : DepKes RI.
Anonim. 2000. Asuhan
Ante Partum. JHPIEGO/ MNH. London DepKes RI.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Jakarta :
EGC.
Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta
: YBP-SP.
Saifuddin, Abdul bari. 2003. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP.
Sulaiman, Sastrawinata. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung
: Elemen.
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS
PADA Ny. “W”
DENGAN GI P00000 HAMIL 16 MINGGU
DI BPS DWI RETNO TUREN
MALANG
Disusun Oleh :
FARISKA DWI SEPTARINA
NIM : 06.9.619
AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA
SURABAYA
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai
Laporan Asuhan Kebidanan Antenatal Care Fisiologis pada Ny. “W” dengan GI
P00000 di BPS Dwi Retno Turen, Malang.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Praktek
BPS Dwi Retno
Turen – Malang
(Bidan Dwi Retno)
|
Pembimbing Pendidikan
Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
(Sih Sajekti, AMd. Kep)
|
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa untuk semua Anugerah dan karunia -Nya yang begitu besar
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Antenatal Care
Fisiologis pada Ny “W” dengan GI P00000 di BPS Dwi Retno
Turen - Malang.
Pembuatan Asuhan
Kebidanan ini merupakan tugas terstruktur dari mata kuliah Kebidanan semester
IV di Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
Pada kesempatan
kali ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Asuhan Kebidanan ini, yang terhormat :
1.
Bidan Dwi Retno. S, selaku
Pemilik dan Pembimbing Praktek di BPS Dwi Retno Turen – Malang.
2.
Hermina Humune, S.Kp. M.Kes,
selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
3.
Sih Sajekti, Amd. Kep. selaku
Pembimbing Pendidikan di Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
4.
Ayah, Ibu tercinta untuk
dukungan dan kasih sayang.
5.
Semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini.
Penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Akhirnya harapan
penyusun semoga Asuhan Kebidanan ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Malang, Juni 2008
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB 1 ..... PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2
Tujuan ....................................................................................... 1
1.3
Batasan Masalah ....................................................................... 2
1.4
Lokasi dan Waktu ..................................................................... 2
1.5
Metode Penulisan ...................................................................... 2
1.6
Sistematika Penulisan ................................................................ 3
BAB 2 ..... TINJAUAN
PUSTAKA .................................................................. 4
2.1
Konsep Kehamilan .................................................................... 4
2.2
Konsep Antenatal Care ............................................................. 16
2.3
Konsep Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil Trimester II ................. 28
BAB 3...... TINJAUAN
KASUS ....................................................................... 40
3.1
Pengkajian ................................................................................. 40
3.2
Identifikasi Diagnosa / Masalah
Kebidanan ............................. 45
3.3
Antisipasi Masalah Potensial ..................................................... 45
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................. 45
3.5
Rencana Pengembangan ........................................................... 46
BAB 4...... PEMBAHASAN .............................................................................. 48
BAB 5...... PENUTUP ........................................................................................ 49
5.1
Simpulan ..................................................................................... 50
5.2
Saran ........................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon