asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan
pre eklampsi
Disusun oleh:
Kelompok 2
Hikmatus
Sa’diah (06021010)
Hostavia
(06021023)
Lailatul
Nuzul (06021031)
Riska
Oktaviani (06021050)
Widiah Ariestin (06021066)
Virgin Kontra S (06021069)
Yustin Andriany (06021071)
PRODI D-IV
KEBIDANAN IV A-1
STIKES INSAN
UNGGUL SURABAYA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsi merupakan penyulit
dalam proses kehamilan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Dimana faktor
ketidaktahuan tentang gejala awal oleh masyarakat merupakan penyebab
keterlambatan mengambil tindakan yang dapat berakibat buruk bagi ibu maupun
janin.
Dari kasus kehamilan yang dirawat
di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus
preeklampsi atau eklampsi (Manuba,1998).
Dari kasus tersebut 6 % terjadi pada semua kehamilan, 12 % terjadi pada primigravida (Muthar,1997). Masih tingginya angka kejadian
dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu hamil dan tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya.
Dengan besarnya pengaruh atau
komplikasi dari preeklampsi terhadap tingginya tingkat kematian bumil dan janin
, sudah selayaknya dilakukan suatu upaya untuk mencegah dan menangani kasus preeklampsi . Keperawatan bumil dengan
preeklampsi merupakan salah satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya komplikasi sebagai akibat lanjut dari preeklampsi tersebut.
B. Tujuan
1. Umum
Memberi gambaran
dalam penerapan asuhan keperawatan yang
komprehensip meliputi : Bio, Psiko,
Sosial, dan Spiritual pada bumil dengan preeklampsi.
2. Khusus
- Mampu mengkaji,
menganalisa, merencanakan , melaksanakan , dan mengevaluasi.
- Mampu memecahkan masalah yang timbul.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian
Preeklampsi adalah penyakit yang diderita oleh bumil yang ditandai dengan adanya
hipertensi, oedema, dan proteinuri. Tetapi bumil tidak menunjukan tanda-tanda kelainan hipertensi sebelum hamil
(Rustam Mucthar, 1998). Dimana gejala Preeklampsi biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
Tingkatan Preeklampsi sampai terjadinya Eklampsi :
1.
Pre – eklamsia Ringan adalah timbulnya hipertensi yang
disertai protein urine dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu
2.
Pre – eklamsia berat adalah
suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ³ 160/110
disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih
3.
Eklamsia adalah kelainan akut
pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan
timbulnya kejang, atau koma, dimana sebelumnya sedah menunjukkan gejala-gejala
pre eklamsia (Hipertensi, edema, proteinuria).
2.2
Etiologi
Secara pasti penyebab timbulnya gejala tersebut belum diketahui
secara pasti, teori yang digunakan oleh ilmuwan belum dapat menjawab beberapa
hal berikut :
1. Frekuensi bertambah banyak pada
primigravida, kehamilan ganda, hidramion, dan mola hidatidosa.
2. Sebab bertambanya frekuensi dengan makin
tuanya kehamilan .
3.
Sebab jarang terjadinya
preeklampsi pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
4. Sebab timbulnya hipertensi, oedema, dan
proteinuri.
Dari semua gejala tersebut, gejala awal yang
muncul adalah hipertensi, dimana untuk menegakkan diagnosa tersebut adalah
yaitu kenaikan tekanan sistole paling tidak naik hingga 30 mmHg atau lebih
dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya. Kenaikan diastolik 15 mmHg atau menjadi 90 mmHg atau
lebih. Untuk memastikan diagnose tersebut harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah minimal dua kali dengan jarak
waktu 6 jam pada saat istirahat.
Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dengan kenaikan BB
yang berlebihan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Bila
kenaikan BB lebih dari 1 Kg setiap
minggunya selama beberapa kali ,maka perlu adanya kewaspadaan akan timbulnya
preeklampsi.
Proteinuri
berarti konsentrasi protein dalam
urin > 0,3 gr/liter urin 24 jam
atau pemeriksaan kuantitatif menunjukkan + 1 atau + 2 atau 1 gr/liter atau lebih dalam urine midstream
yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam . Proteinuri timbul lebih
lambat dari dua gejala sebelumnya, sehingga perlu kewaspadaan jika muncul
gejala tersebut.
Gejala klinis
1.
Pada pre – eklamsia ringan
a.
Kenaikan tekanan darah sitole ³ 30 mmHg atau
diastole ³ mmHg (dari ³ 140 < 160 mmHg) interval 6 jam pemeriksaan. Diastole ³ 90 mmHg (<
110 mmaHg) .
b.
Protein urine 0,3 / Liter dalam
24 jam atau secara kwalitatif (++)
c.
Berat badan naik 1kg/minggu
d.
Edema pada
1)
Pretibia
2)
Dinding perut
3)
Lumbo sakral
4)
Wajah / tangan
2. Pada pre – eklamsia berat, kehamilan 20
minggu tau lebih dengan tanda :
a.
Tekanan darah sistole ³ 160 mmHg
b.
Diastole ³ 110 mmHg
c.
Tekanan darah ini tidak menurun
meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan menjalani tirah baring
d.
Protein urine ³ 5 gr / 24 jam
atau kwantitatif 4+ (++++)
e.
Oliguri jumlah produksi urine £ 500 / 24 jam
atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah
f.
Adanya gejala-gejala impending
eklamsia : gangguan usus, gangguan serebral, nyeri epigastium, hiper -
refleksia
g.
Adanya syndrom Hellp
h.
(H : Hemolysis, EL : Elevated
Liver Enzymes, Lp : Low Platetet Count)
2.3
Patofisiologi
Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu
mengalami spasme pembuluh darah perlu
adanya kompensasi hipertensi ( suatu
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan
tercukupi). Dengan adanya spasme
pembuluh darah menyebabkan perubahan –
perubahan ke organ antara lain :
a. Otak .
Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat
akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing
dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.
b. Ginjal.
Terjadi spasme
arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus
mengalami penurunan sampai dengan 50
% ari normal yang mengakibatkan retensi
garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema.
c. URI
Dimana aliran
darah plasenta menurun yang menyebabkan gangguan plasenta maka akan terjadi
IUGR, oksigenisasi berkurang sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin,
gawat janin , serta kematian janin dalam kandungan.
d. Rahim
Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan menyebabkan partus prematur.
e. Paru
Dekompensi
cordis yang akan menyebabkan oedema paru
sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi gangguan
pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa menyebabkan
kematian .
f. Hepar
Penurunan
perfusi ke hati dapat mengakibatkan
oedema hati , dan perdarahan subskapular sehingga sering menyebabkan nyeri epigastrium, serta
ikterus.
2.4
Predisposisi preeklampsi meningkat pada kehamilan
-
Penyakit Trophoblastic
Terjadi pada 70 % dari wanita dengan mola hidatidosa terutama pada usia
kehamilan 24 minggu.
-
Multigravida
Walaupun
kejadian preeklampsi lebih besar pada primigravida, insidennya meningkat juga
pada multipara kejadiannya hampir mendekati 30 %.
-
Penyakit Hipertensi kronik.
-
Penyakit Ginjal kronik.
-
Hidramnion, gemmeli.
-
Usia ibu lebih dari 35 tahun.
-
Cenderung Genetik.
-
Memiliki riwayat Preeklampsi.
-
DM, insiden 50 %.
-
Obesitas.
2.5
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
-
Inspeksi
: oedema, yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
-
Palpasi : untuk mengetahui TFU,
letak janin, lokasi oedema dengan menekan bagian tertentu dari tubuh.
-
Auskultasi
: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress, kelainan jantung,
dan paru pada ibu.
-
Perkusi : untuk mengetahui
reflek patela sebagai syarat pemberian
Mg SO4.
Pemeriksaan
penunjang :
¨ Tanda vital yang diukur 2 kali dengan interval 6 jam.
¨ Laboratorium : proteinuri dengan kateter
atau midstream (biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau + 1 sampai
+ 2 pada skala kualitatif), kadar hematokrit menurun, berat jenis urine
meningkat, serum kreatinin meningkat, uric acid > 7 mg/100 ml.
¨ USG : untuk medeteksi keadaan kehamilan,
dan plasenta.
¨ NST : untuk menilai kesejahteraan janin.
2.6
Penanganan
a.
Preeklampsi Ringan :
Jika kehamilan kurang 37 minggu dilakukan pemeriksaan 2 kali seminggu
secara rawat jalan :
Ø Pantau tensi, proteinuri, reflek patela,
dan kondisi janin.
Ø
Lebih banyak istirahat.
Ø Diet sedapat mungkin tinggi protein,
rendah karbihidrat
Ø Obat-obatan yang diberikan:
o
Roboransia, vitamin kombinasi
o
Aspirin dosis rendah 1xsehari
(87,5 mg)
Ø Dilakukan pemeriksaan penilaian kesejahteraan janin pada kehamilan
kurang lebih30 minggu, dan diulangi sekurang-kurangnya dalam 2 minggu
b. Preeklampsi Berat :
Penangananya
sama, kecuali persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah kejang.
-
Tirah baring
-
Infus
RL yang mengandung 5 % dekstrosa, 60 – 125 cc/jam
-
10 gr
MQSO4 40% 1 M setiap 6 jam , sampai dengan 24 jam pascapersalinan (kalau tidak
ada kontra indikasi pemberian MGSO4)
-
diberikan antihipertensi yang
digunakan :
·
Klonidin
suntikan IV (1 ampul mengandung 0,15 mg/cc) tersedia di kamar bersalin,
dilanjtkan
·
Tablet
nifedipin 3x10 mg (pilihan pertama) atau tablet mesildopa 3x250 mg) Bila
systole ³ 180 mmHg atau distole ³ 110 mmHg digunakan injeksi1ampul klonidin yang mengandung 0,15mg/cc
klonidin 1 ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan aquadest (untuk suntikan)
Disuntikan : mula-mula 5 cc IV. Perlahan-lahan selama 5 menit. 5 menit
kemudian tekanan darah diukur, bila belum ada penurunan maka diberikan lagi
sisanya 5 cc iv dalam 5 menit sampai tekanan darah diastole normal.
-
Dilakukan
pemeriksaan lab tertentu (fungsi hepar dan ginjal) dan produksi urine 24 jam
-
Konsultasi dengan bagian lain :
Bagian mata,
jantung, bagian lain sesuai dengan indikasi.
Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di Ruang Bersalin
(setelah 24 jam masuk ruangan bersalin).
-
Tirah baring
-
Obat-obatan
·
Raboransia : multivitamin
·
Aspirin dosis rendah 1 x 87,5
mg perhari
·
Anti
hipertensi (klonidin 9,15 mg iv dilanjutkan nifedipin 3 x 10 mg atau metil dopa
3x250 mg
-
Perawatan
konservatif dianggap gagal bila :
·
Adatanda-tanda impending
eklampsia
·
Kenaikan progresif dari tekanan
darah
·
Ada syndrom Hellp
·
Adanya kelainan fungsi ginjal
·
Penilaian kesejahteraan janin
jelek
-
Penderita boleh pulang bila
·
Penderitasudah
mencapai perbaikan dengan tanda-tanda pre-eklamsia ringan, perawatan dilanjutkan
sekurang-kurangnya selama 3 hari lagi (diperkirakan lama perawatan 1 – 2 minggu
·
Bila
keadaan tetap, tidak bertambah berat/buruk
Catatan
Sebagai
pertimbangan : bila perawatan konservatif berhasil dan didapatkan kematangan
paru janin (shake tes +) sebaiknya kehamilan diterminasi
c. Perawatan
aktif
Indikasi
-
Hasil penilaian kesejahteraan
janin jelek
-
Adanya gejala-gejala impending
eklamsia
-
Adanya sindroma Hellp
-
Kehamilan Aterm (> 38 mg)
Tindakan
-
Segera rawat inap
-
Tirah baring miring ke satu
sisi
-
Infus
RL yang mengandung 5 % dextrosedengan 60-125 cc/jam
-
Pemberian anti kejang :
Mg SO4
Dosis awal
Mg SO4 20% 4gr iv
Mg SO4 40% 10 gr i.m pada bokong kanan/kiri
masing-masing 5 mg
Dosis ulangan
MgSO4 40% 5 gr i.m diulangi setiap 6 jam setelah dosis awal s/d
6 jam pasca persalinan
Syarat
pemberian
·
Reflek patella (+)
·
Resparasi > 16 x/menit
·
Urine sekurang-kurangnya 150
cc/ 6 jam
·
Harus
selalu tersedia Calsum glukonas 1 gr 10% (diberikan i.v pelan-pelan pada
intokulasi Mg SO 4 )
d. Pengobatan
Obstetrik
-
Sedapat mungkin sebelaum
perawatan aktif pada tiap pendeita dilakukan pemeriksaan “NST”
-
Tindakan SC dikerjakan bila
·
“NST” jelek
·
pendeita
belum inpartu dengan skor pelvik jelek (skor Bshop 4S)
·
Kegagalan dan drip oksadin
-
Induksi
dengan drip oksitosin dikerjakan bila
·
NST baik
·
Penderita
belum inpartu dengan skor pelvik baik (skor Bishop)
2.7
Pengakhiran kehamilan / persalinan
Setelah
diberkan penderita tengan lebih kurang 15 menit setelah pemberian obat anti
kejang dilakukan pemeriksaan sbb:
-
Monitoris kesadaran dan dalamnya
koma memakai Glasgow pittsburg coma scale”
-
Di ukur
rectal/kadarHb/hematokrit
-
Dipasang
kateter tetap dan ukur jumlah urine dan dilakukan pemeriksaan albumin
-
Palpasi
dan auskultasi, serta pemeriksaaan dalam (VT) untuk evaluasi
-
Pemberian
obat-obatan lainnya yang duiperlukan
Tekanan darah systole diastole
Skor 1.
Berat ³200-<100 ³110<50
2.
Sedang 140-200 90-110
3.
Ringan 100-140 50-90
Nadi
Skor 1. ³180x/menit
2.
100-120 x/menit
3.
80-180x/menit
Temperatur
Skor 1. ³ 40o C
2.
38,5-40o C
3.
£ 38,4o C
Pernapasan
Skor 1. ³ 40 x / menit, atau < 16 x / menit
2.Ireguler,
“abnormal pattern”
3. 29-40x/menit
4.
16-28x/menit
Tingkat kesadaran
Skor 1.6 CS 3-4
2. GCS 5-7
3. GCS ³ 8
v Bila skor total 10 atau lebih. Saat yang optimal untuk menyakini
persalinan atau tindakan persalinan.
v Bila skor total 9 atau ada nilai (1)
sebanyak 2 atau lebih dimohon konsul pada staf untuk penentuan terminasi atau
tidak.
v Bila skor total 8 atau kurang, persalinan
di tunda, kalau selama 6 jam tidak ada perbaikan maka persalinan pervaginaan di
pertimbangkan untung ruginya.
2.8
Komplikasi
Pada Pre-eklamsia sedang, berat s/d
eklamsia
1. Kegagalan padaorgan-organ : hepar,
ginjal,anak ginjal,paru, jantung dan CUA (otak)
2.
Janin
-
Prematuritas
-
IUGR
-
Gawat janin
-
Kematian dalam rahin IUFD
BAB III
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
3.1 DEFINISI
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi
yang dilaksanakan oleh bidan kepada pasien yang mempunyai kebutuhan atau
permasalahn yang khususnya dalam bidang kesejahteraan pasien, anak dan KB
(Pusdiknakes, 1993).
Manajemen kebidanan adalah suatu
metode dengan pendekatan pemecahan masalah kesehatan yang digunakan oleh bidan
dalam pemberian pelayanan dan asuhan kebidanan (Dep.kes RI, 1996).
3.2
Tujuh Langkah Hellen Varney
A. Langkah I : Pengkajian
Adalah langkah pertama asuhan kebidanan yang
terdiri dari pengumpulan data yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
1.
Data
Subyektif
Adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa dari pasien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain yang mencakup semua keluhan pasien pada masalah
kesehatan yang dialaminya. Anamnesa ini meliputi :
a.
Biodata
Identitas pasien dan suami meliputi nama, umur, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, perkawinan dan alamat lengkap.
Dari biodata ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor
resiko, keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan pasien serta keluarga yang dapat
mempengaruhi kesembuhan pasien.
b.
Keluhan Utama
Ialah keluhan yang sedang dirasakan oleh pasien pada saat pengkajian yang
perlu ditanyakan pasien mulai mengeluarkan air ketuban secara merembes atau
seperti kencing, jam, tanggal dan sebabnya.
Serta keluhan tentang efek samping dari pecahnya ketuban, panas meriang dan
apakah disertai dengan tanda-tanda dimulai persalinan merasakan mules/
kontraksi uterus serta pergerakan janin.
c.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit menular, kronis, dan
keturunan yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
d.
Riwayat
Kesehatan yang lalu
Apakah pasien pernah menderita penyakit yang berat, apakah pasien pernah
operasi bila “ya” dimana kapan dan apa jenis penyakitnya, dan apakah pasien
pernah opname, bila “ya” dimana kapan dan apa jenis penyakitnya.
e.
Riwayat
Perkawinan
Kita tanyakan status perkawinannya, berapakah usia saat menikah dan berapa
lama menikah hingga saat kehamilan ini.
f.
Riwayat
Menstruasi
Yang ditanya kapan menarche, siklus haidnya teratur atau tidak banyaknya
warna, baunya, apakah pernah Dismenorhoe, jika ya kapan, apakah pernah
keputihan, jika ya kapan, warna, bau, gatal, atau tidak serta HPHT dan TP.
g.
Riwayat
Kehamilan Sekarang
Yang ditanyakan usia kehamilan, kapan dan dimana ANC berapa kali, dimana,
dan kapan pernah dapat imunisasi, jika ya kapan, dimana, berapa kali,
obat-obatan yang didapatkan dan keluhan yang dirasakan. Informasi apa yang
didapatkan waktu periksa hamil.
h.
Pola
Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Kita tanyakan tentang pola makan, konsumsi, variasi, habis berapa porsi,
jumlah, minum, baik selama hamil maupun sebelum hamil.
2)
Pola
Eliminasi
Yang ditanya adalah frekuensi BAB, konsistensi, warnanya, frekuensi BAK, warna, jumlah, apakah ada keluhan selama
hamil maupun sebelum hamil.
3)
Pola
istirahat / Tidur
Yang ditanyakan adalah istirahat siang jam berapa, malam jam berapa, apakah
ada keluhan selama hamil maupun sebelum hamil.
4) Pola Aktifitas
Yang ditanya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasien selama hamil maupun
sebelum hamil.
5)
Pola
Seksual
Yang ditanya adalah frekuensi hubungan seksual, apakah ada keluhan sewaktu
melakukan hubungan seksual saat sebelum dan selama hamil kebutuhan seperti
belaian, kasih sayang dan perhatian, apakah terpenuhi.
6) Personal Higiene
Yang ditanyakan adalah berapa kali mandi, kapan ganti baju/pakian dalam dan
luar berapa kali, gosok gigi berapa kali, keramas, ganti pembalut dan apakah
pernah melakukan perawatan payudara. Tanyakan hal tersebut selama hamil maupun
menjelang persalinannya saat masuk rumah sakit.
7) Prilaku Spiritual
Yang ditanyakan adalah apakah ibu tetap
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya selama dan sebelum
hamil.
8) Perilaku kesehatan
Yang ditanyakan adalah pola atau prilaku kesehatan
selama hamil dan sebelum hamil tetap, apakah ibu mengkonsumsi makanan atau
minuman yang membahayakan seperti rokok, minuman keras, dll, jika “ya” tanyakan
sejak kapan.
2.
Data Obyektif
Adalah data yang dikumpulkan
melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi palpasi, auscultasi. Data objektif
ini meliputi :
a.
Pemeriksaan
Umum
Langkah awal pemeriksaan fisik
adalah dengan inspeksi atau periksa pandang secara berurutan dari kepala sampai
kaki, keadaan umum ditunjukan pada keadaan pasien, kesadaran, tensi, suhu,
nadi, pernafasan, BB, TB, dan cara berjalan. Bila hal itu semua dalam batas
normal berarti tidak ada gangguan kesehatan pada pasien.
b.
Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi
Kepala :
Rambut bersih atau tidak, kulit kepala bersih atau tidak.
Muka :
Conjungtiva anemis atau tidak, sclera mata, icterus atau tidak.
Leher :
Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Hidung :
Hidung bersih atau tidak, ada pernafasan cuping hidung atau tidak.
Telinga :
Telinga bersih atau tidak, adakah secret purulent.
Mulut :
Apakah bibir kering atau tidak, adakah stomatitis, adakah caries pada gigi.
Dada :
Payudara bersih atau tidak, ASI sudah keluar atau belum, apakah ada nyeri tekan
pada payudara, puting susu menonjol atau tidak, adakah colostrums.
Perut :
TFU, adakah hyperpigmentasi pada perut, linea alba, linea nigra striae lividae,
striae albicans dan ada/tidak belas operasi..
Terlihat
ada / tidak gerakan janin.
Vulva :
Bersih atau tidak, apakah ada pengeluaran pervaginam cairan ketuban, lendir dan
darah.
Ada
/ tidak bartholinitis, condiloma acuminate dan matalata.
Anus :
Adakah haemoroid, bersih atau tidak.
Ekstremitas :
Adakah oedem, dan varicess.
Perkusi
Reflek patella : apakah kaki kanan dan kiri
positif ( ada reaksi saat diketuk dengan hammer).
Auskultasi
Apakah denyut jantung janin dalam batas normal
yaitu (120-160x menit), di periksa dengan menggunakan funduskope.
Palpasi
Leopold I sampai dengan IV
1) Leopold I
-
untuk
menentukan usia kehamilan dan tinggi fundus uteri
-
untuk
mengetahui bagian apa yang terletakdi atas fundus uteri
2) Leopold 2
-
untuk
menentukan batas antra rahim kanan dan rahim kiri
-
pada letak
bujur untuk menentukan dimana letak kepala berada, pada letak lintang untuk
menentukan dimana punggung berada
3) Leopold 3
-
untuk
mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP atau belum
4) Leopold 4
-
untuk
menentukan seberapa bagian bawah janin yang sudah masuk PAP, apabila bagian
terendah janin belum masuk maka leopold 4 ini tidak perlu dilakukan.
Leher :
teraba pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, teraba pembesaran vena jugularis/
tidak.
Dada : teraba retraksi/ tidak.
Ekstremitas atas dan bawah : oedema/ tidak
c.
Pemeriksaan
Penunjang
Untuk mengantisipasi terjadinya anemia atau perdarahan pada saat persalinan
kalau perlu dilakukan pemeriksaan kadar Hb. Pada pasien inpartu dengan Pre
Eklampsi diperlukan USG dan NST.
B. Langkah II :Identifikasi Diagnosa / Masalah dan
Kebutuhan Kebidanan
1. Diagnosa Kebidanan
Ialah masalah kesehatan pasien dan anak yang
memerlukan tindakan bidan sesuai dengan kewenangannya. Diagnosa kebidanan yang
ditegakkan harus berdasarkan ancaman keselamatan hidup pasien (Dep Kes RI :
1996).
Adapun masalah dan diagnosa yang mungkin timbul antara lain :
a. DS :
Klien mengatakan :
1). Amenorhoe
8 bulan, dan ini merupakan hamil yang ke …, HPHT : …, TP : …
2). Mulai
mengeluh sakit kepala, kaki bengkak, sejak tanggal:
b.
DO :
Keadaan umum, Pemeriksaan fisik meliputi : tanda-tanda vital (tekanan
darah, suhu, nadi, respirasi), inspeksi,. Palpasi (posisi dan bagian-bagian
janin) serta pada pratibiae terdapat
odem atau tidak, auscultasi (DJJ). Pemeriksaan penunjang meliputi : USG, NST.
2. Masalah
Hal yang diketahui berdasarkan data subyektif dan data obyektif setelah
dilakukan identifikasi.
3. Kebutuhan
Tindakan yang harus dilakukan kepada klien untuk dapat mengatasi masalah.
C. Langkah III :Identifikasi Masalah Potensial
Diagnosa potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak
diatasi akan mengancam keselamatan pasien (Dep.Kesh, RI).
Mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensial yang
mungkin akan terjadi berdasarkan masalah/ diagnosa yang sudah diidentifikasi.
D. Langkah IV :Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera/Kolaborasi
Mencerminkan sifat kesinambungan dari proses pelaksanaan waktu kita harus
bersama dengan pasien. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi.
Beberapa data mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
untuk kepentingan keselamatan jiwa pasien dan bayi.
Tindakan segera yang mungkin dilakukan bila terdapat tanda-tanda infeksi/
chorioamnioitis yang mengancam jiwa janin dan ibu.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan/ dokter, dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
E. Langkah V :Mengembangkan Rencana
Perencanaan tindakan kebidanan merupakan langkah lanjutan setelah diagnosa
kebidanan ditegakan dan merupakan bentuk pedoman dalam pemberian asuhan
kebidanan. Dalam menyusun rencana perlu disesuaikan dengan perioritas masalah
pasien secara menyeluruh. Sedangkan perumusan meliputi tiga bagian tujuan,
kriteria hasil, dan intervensi rasional tindakkan sehingga tindakan kebidanan
yang dilakukan bidan dapat dipertanggung jawabkan.
F. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan / Implementasi
Langkah pelaksanaan di dalam asuhan kebidanan dilaksanakan oleh bidan
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan dituntut
melakukan tindakan kebidanan secara mandiri, tetapi dalam pelaksanakan kegiatan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya antara lain dokter umum, SpOG,
perawat, ahli gizi dan sebagainya.
Sewaktu melaksanakan tindakan kebidanan tersebut bidan diharuskan
memotivasi kemajuan kesehatan pasien di dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
dimungkinkan terjadi perbaikan rencana asuhan kebidanan yang disesuaikan dengan
perkembangan kemajuan kesehatan pasien.
Pelaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu sesingkat dan
seefektif mungkin, hemat dan berkualitas.
G. Langkah VII : Evaluasi
Langkah akhir dari manajemen adalah evaluasi. Namun sebenarnya langkah
evaluasi ini telah dilakukan pada setiap langkah manajemen kebidanan. Dalam
perencanaan evaluasi ini sangat berperan terutama menetapkan tindakan kebidanan
untuk mengatasi masalah pasien. Akhirnya dalam pelaksanaan evaluasi memegang
peranan penting.
Evaluasi dilakukan berdasarkan atau mencakup SOAP :
S :
Adalah data yang diperoleh dengan wawancara secara langsung.
O :
Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksan.
A : Adalah data pertanyaan gangguan yang terjadi atas data
obyektif dan subyektif.
P :
Perencanaan yang ditentukan sesuaikan masalah yang terjadi.
BAB IV
TINJAUAN
KASUS
I.
PENGKAJIAN DATA
1.
Data subyekfif
tanggal
11-03-2008 jam 18.00
a. Biodata
Nama : Ny. F Nama : Tn.S
Umur : 25 tahun Umur : 27 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± 80.000 Penghasilan : ± 80.000
Alamat : manukan lor Alamat : Manukan lor
No.Register : 00279
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kepala
terasa pusing, kenceng-kenceng, kaki bengkak, susah tidur.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan
dalam keluarga tidak ada yang menderita TBC, Hepatitis, diabetes, jantung, asma
maupun tidak ada keturunan kembar.
d. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan
ia tidak pernah menderita penyakit seperti TBC, Hepatits, diabetes, jantung,
penyakit ayan, asma, gainjal maupun malaria.
e. Riwayat Perkawinan
Status kawin, usia menikah : 25 tahun lama
:1 tahun
f. Riwayat Menstruasi
-
Menarche : usia ±12 tahun
-
Siklus/lama : 28 hari /±5 hari
-
Banyaknya : hari 1± 1 kotex, hari
ke 2 dan 3 ganti ± 2 kotex hari ke 4 ganti ± I kotex, dan hari ke 5 flek-flek saja.
-
Warna : merah kehitaman
-
Sifat darah : encer
-
Keluhan
yang dirasakan : Dismenorhoe tidak ada
-
|
-
TP : 18-02-2005
g. Riwayat Kehamilan
Suami
|
Anak
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Nifas
|
KB
|
||||||||
Usia
|
Penyulit
|
Jenis
|
Penyulit
|
Tmpt
|
Penolong
|
L/P
|
AS
|
Keadaan
|
Umur
|
Penyulit
|
ASI
|
|
||
1
|
1
|
hamil ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
h. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Trimester I : Ibu
mengatakan saat hamil muda keluhan yang dirasakan mual, pusing, nafsu makan
menurun.
2. Trimester II : Ibu
mengatakan saat kehamilan 4 bulan tidak ada masalah, nafsu makan mulai membaik
gerakan anak sudah dirasakan saat usia 4 bulan
3. Trimester III : Saat
memasuki usia kehamilan 6 dan 7 bulan tidak ada masalah, namun saat ini keluhan
yang dirasakan kenceng-kenceng, kaki terasa bengkak dan pusing. Serta kalau
malam susah tidur.
i.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola
Nutrisi
Sebelum
hamil: Ibu mengatakan makan 3 x
sehari dengan komposisi nasi, lauk (telur, ikan laut, daging (kadang-kadang),
tahu, tempe), sayur (bayam, sawi, kacang panjang, dll ), dengan porsi sedang,
minum air putih ± 6-7 gelas per hari.
Saat
hamil: Ibu mengatakan makan 3 x
sehari sesuai dengan porsi sedang dan minum 7-8 gelas/ hari.
2. Pola
Eliminasi
Sebelum
hamil: Ibu mengatakan BAB 1 x
sehari setiap pagi, BAK sering ± 3-4 x sehari.
Saat
hamil : Ibu mengatakan BAB1 x
sehari, BAK ± 3-4 kali.
3. Pola
Istirahat / Tidur
Sebelum
hamil: Ibu mengatakan tidur malam
± 8 jam dan tidur siang 1-2 jam.
Saat
hamil: Ibu mengatakan tidur malam
± 4-5 jam dan tidur siang 1-2 jam.
4. Pola
Aktivitas
Sebelum
hamil: Ibu mengatakan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mencuci, mengepel, dan
berjualan dipasar.
Saat
hamil : ibu mengatakan tetap
berjualan dipasar dan tetap menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga
sepulang kerja atau setelah bangun tidur siang.
5. Pola Hubungan Seksual
Sebelum
hamil : Ibu mengatakan berhubungan seksual ± 2x
seminggu.
Saat
hamil : Ibu
mengatakan jarang melakukan hubungan seksual.
6. Pola
Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Sebelum
hamil : Ibu mengatakan mandi 3x sehari tiap pagi,
siang dan sore hari, gosok gigi 3x sehari tiap pagi, sore dan menjelang tidur,
keramas 2 hari sekali, ganti baju 1x sehari tiap sore, ganti pakaian 1x sehari
tiap sore.
Saat
hamil :
Ibu mengatakan mandi 3x sehari tiap pagi, siang dan sore hari, gosok
gigi 3x sehari tiap pagi, sore dan menjelang tidur, keramas 2 hari sekali,
ganti baju 1x sehari tiap sore, ganti pakaian 1x sehari tiap sore.
7.
Perilaku Spiritual
Sebelum
hamil: Ibu mengatakan selain
sholat 5 waktu, ibu juga rajin mengikuti pengajian yasinan di kampung 2 x dalam
sebulan.
Saat
hamil : Ibu mengatakan tetap
melakukan aktifitas spiritual seperti sebelum hamil.
8.
Perilaku Kesehatan
Sebelum hamil :Ibu mengatakan
tidak pernah merokok, minum-minuman keras baik sebelum hamil maupun sampai
sekarang. Apabila sakit ibu dan keluarga periksa ke puskesmas.
Saat hamil : Ibu mengatakan
mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan
yang memuaskan.
2.
Data obyektif
a.
Pemeriksaan Umum
·
KU : Baik
·
Kesadaran :
Composmentis
·
Tanda-tanda
vital
-
Tensi : 160
/ 100 mmHg
-
Suhu : 36º
C
-
Nadi : 88
x / menit
-
RR :
20 x / menit
b.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :
rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada luka
Muka :
tidak edema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mata :
simetris, sclera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis, bersih
Hidung :
tidak ada polip, tidak ada secret, lubang hidung simetris, bersih.
Mulut dan gigi : simetris, mulut dan gigi bersih, tidak ada tidak ada
caries gigi, tidak ada gigi palsu dan tidak ada stomatitis.
Telinga :
simetris, tidak ada purulen, tidak ada serumen, dapat mendengar dengan baik.
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena fugularis
Ketiak :
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada :
mamae simetris, puting susu menonjol, tidak interkosta / tidak ada benjolan.
Perut :
tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra, tidak ada striae, pembesaran
sesuai umur kehamilan.
Perkusi
- Reflek Patella : ka+ / ki +
Auskultasi
DJJ : + 12-11-12, frekuensi 136x/menit
Terdengar jelas disebelah kanan perut ibu (PUKA)
Palpasi
Leopold I :
5 jari di bawah processus xipoideus (TFU 28 cm) pada fundus teraba bundar,
lunak, tidak melenting.
Leopold II :
di sebelah kanan perut ibu teraba keras, mendatar, memanjang seperti papan, ada
tahanan (PUKA) dan disebelah kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil lainnya.
Leopold III : pada fundus teraba bundar, lunak, tidak melenting, dan pada
bagian bawah teraba keras dan melenting (letak kepala)
Leopold IV : kepala belum masuk PAP (Divergen).
c.
Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Rontgen : Tidak dilakukan
II.
DIAGNOSA / MASALAH DAN
KEBUTUHAN
Diagnosa : Ny.F G I Po-o UK 33/34
minggu dengan PEB
Data Subyektif : Ibu mengatakan hamil 8 bulan dengan keluhan saat ini
kenceng-kenceng, kaki bengkak, kepala pusing dan susah tidur.
Data obyektif : keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
T : 160 /100 mmHg
N : 88x/menit
S : 36O C
RR : 20 X/MENIT
-
His + jarang
-
Pada tibia edema +
-
Djj + 12-11-12, frekuensi 136
x/menit
Masalah
1) Gangguan pola tidur, kepala
pusing, tekanan darah meningkat
Kebutuhan
1)
Jelaskan penyebab perubahan
keadaan ibu
2)
Anjurkan ibu untuk konsul
dokter SPOG untuk dilakukan USG
3)
Anjurkan ibu istirahat cukup
4) Anjurkan ibu untuk diet makanan dengan
rendah garam
III.
IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Potensial
terjadi eklamsia
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
AKAN TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk
dilakukan USG serta tindakan lainnya.
V.
RENCANA TINDAKAN
1.
Lakukan komunikasi terapeutik
Rasional : Dengan komunikasi therapeutik akan
menumbuhkan rasa percaya pasien kepada petugas dan pasien dapat lebih
kooperatif sehingga mudah dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan.
2.
Lakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, dan keadaan umum ibu dengan standatr 7T.
Rasional : Dengan pemeriksaan fisik
kondisi ibu dan janin dapat dipantau
oleh tenaga kesehatan serta untuk mengantisipasi keadaan gawat darurat yang
mungkin bisa timbul.
3.
Berikan
ibu tablet tambah darah, dan vitamin.
Rasional : Dengan pemberian tablet tambah darah akan mencegah terjadinya
anemia dan vitamin untuk menunjang kesehatan ibu dan janin.
4.
Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu dan suami
Rasional : penjelasan dapat meningkatkan
pengetahuan ibu dan suami sehingga lebih kooperatif untuk dilakukan tindakan
5.
Anjurkan
ibu dan suami pemeriksaan USG dan konsul ke dokter SPOG
Rasional : untuk menentukan diagnosa yang
tepat agar tindakan yang akan dilakukan juga tepat.
6.
Lakukan uji laboratorium protei
uri
Rasional : untuk mengetahui
derajat preeklampsi yang dialami oleh ibu.
7.
Laporkan
keadaan ibu pada dokter SPOG
Rasional : untuk mendapatkan hasil yang
tepat dan untuk menetukan rencana selanjutnya.
VI.
IMPLEMENTASI
tanggal 13-01-2007 jam 18.20
1.
Melakukan komunikasi terapeutik
Melakukan komunikasi therapeutik secara verbal
maupun nonverbal (sentuhan atau kontak mata,dll), berbicara yang sopan dan
tidak menyinggung perasaan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,
dan keadaan umum ibu dengan standatr 7T.
a. Perhatikan keadaan umum ibu
b. Memasang termometer di salah satu axila ibu
c. Memasang manset untuk melakukan pemeriksaan
tekanan darah
d. Menghitung denyut nadi dan pernapasan ibu
e. Melakukan leopold untuk mengetahui kondisi dan letak janin
3. Berikan ibu tablet tambah darah, dan
vitamin.
a.
Fe 3x1
b.
Vitamin B1 1x1
c.
Vitamin B12 1x1
4.
Menjelaskan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami dengan rinci tentang keadaan ibu dan janinnya, yang masih
dalam kondisi baik hanya saja tekanan darah yang cenderung tinggi dapat
membahayakan kondisi ibu dan janin, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
5. Menganjurkan ibu untuk dilakukan USG dan
konsul ke dokter SPOG.
6.
Lakukan uji laboratorium protei
uri
Protein uri : positif 3(+++)
7. Melaporkan keadaan ibu pada dokter SPOG.
VII.
EVALUASI Indentifikasi
kebutuhan segera dan kolaborasi
Tanggal
13-01-2007 jam 18.30
S: Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng, kepala pusing, kaki
bengkak, dan susah tidur
O : Kalau ibu baik, kesadaran Composmentis
-
T : 160/100 mmHg
-
N : 88x /menit
-
S : 36 o C
-
RR ; 20 x/menit
-
His + jarang
-
Pada tibia colema
-
Djj + 12-11-12 , Frekuensi 136
x/menit
-
Dokter
menyarankan untuk rawat inap di RS Bunda
A : Ny. F GI P00000
dengan Peb dengan masalah gangguan pola tidur kepala pusing dan tekanan darah
meningkat
P : Rencana tindakan dilanjutkan di ruangan
perawatan Rs. Bunda
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. F dapat ditarik
beberapa kesimpulan :
1.
Dalam
melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan dari
ibu nifas sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa
kebidanan.
2.
Dalam analisa
data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan
pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka
tergantung pada kondisi ibu hamil.
3.
Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan
pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena
dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga
masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada
tinjauan kasus nyata.
4.
Pada dasarnya
pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan tetapi tidak
dilaksanakan seperti perawatan payudara dalam kasus nyata hanya dilakukan
penyuluhan saja sehingga klien melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.
5.
Setelah
penulisan mengadakan evaluasi pada Ny. F maka sebagian dari semua masalah dapat
diatasi.
4.2 Saran
1.
Bagi Petugas
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki
kepribadian yang baik sehingga dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan yang
lain, klien dan keluarga.
2.
Bagi klien.
Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan
kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan.
3.
Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang berada disuatu intansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan dan memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada
umumnya.
4.
Bagi BPS.
BPS harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien serta memberikan
bimbingan kepada calon tenaga kesehatan yang merupakan generasi penerus dan
tongkat estafet dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
kesehatan ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
JNPKKR - POGI ,2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka.
Manuaba, Ida Bagus Gede ,1998. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB.
Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 1997. Ilmu Kebidanan .
Jakarta YBP. SP.
Rustam Mocthar, 1992. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC.
Taber. Ben Zion, MD ,1994. Kapita
Sclekta : Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi. Penerbit EGC.
Jakarta.
ConversionConversion EmoticonEmoticon