BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi
yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu tersebut
sebagian besar (lebih dari 90%) disebabkan oleh adanya perdarahan (30,3%),
toksemia gravidarum (16,3%) dan infeksi (22,2%). Kematian ini umumnya dapat
dicegah bila komplikasi kehamilan tersebut dan keadaan risiko tinggi lainnya
dapat dideteksi sejak dini, kemudian mendapat penanganan yang adekuat.
Pencegahan komplikasi kehamilan dan deteksi dini risiko tinggi dapat dilakukan melalui Ante Natal Care (Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Ida Bagus
Manuaba. Jakarta :EGC; 1998 )
Pemeriksaan Ante Natal adalah pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya
adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan
dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Pemeriksaan
Ante Natal dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik dalam bidang
kebidanan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang
perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan
mengandung kehidupan ibu maupun janin. Risiko kehamilan ini bersifat dinamis,
karena ibu hamil pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko
tinggi.
Dengan latar belakang tersebut, maka kebutuhan
kesehatan reproduksi wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan
pengembangan SDM sehingga angka kematian ibu dapat diturunkan. Oleh karena itu
kita sebagai tenaga kesehatan yang profesional, bidan harus mampu mendeteksi
secara dini adanya resiko tinggi pada ibu hamil dengan pengawasan dan
pemeriksaan kehamilan secara teratur.
B.
Tujuan
I.
Tujuan Umum
Diharapkan semua mahasiswi STIKES Insan Unggul mampu mengetahui
dengan jelas dan
melaksanakan manajemen kebidanan pada wanita hamil dalam pemberian
asuhan kebidanan secara optimal, profesional dan bertanggung-jawab dengan
menerapkan ilmu dan pengetahuan tentang kebidanan serta mempunyai pengetahuan
dan pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
II.
Tujuan Khusus
Diharapkan semua mahasiswi STIKES Insan Unggul mampu :
a. Melakukan pengkajian /
pengumpulan data.
b. Menentukan identifikasi masalah /
diagnosa.
c. Menentukan antisipasi masalah
potensial.
d. Menentukan
rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi.
e. Melakukan intervensi
yang telah ditentukan
sesuai dengan kebutuhan klien.
f. Melakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
C. Metode Penulisan
I.
Studi Kepustakaan (Teori)
Penulisan makalah ini dibekali dan berdasarkan dengan membaca literatur
yang berkaitan dengan topik pemeriksaan ibu hamil.
II.
Praktek Langsung
Melalui pendekatan dengan menggunakan
manajemen kebidanan serta memberikan pelayanan kesehatan pada klien
III.
Studi Dokumenter
Untuk mendapatkan data yang akurat serta Asuhan Kebidanan yang baik dan
berhasil guna, maka penulis menggunakan pedoman asuhan kebidanan menurut teori
Varney.
LETAK SUNGSANG
A
Definisi
a
Letak sungsang merupakan
keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong
berada dibagian bawa kavum uteri (Prawirohardjo, 2002; 606)
b
Letak sungsang merupakan letak
membujur dengan kepala di fundus uteri (IBG, Manuaba, 2001; 237)
B
Etiologi
Karena berbagai sebab yang belum jelas, menjelang
kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal
dengan presentasi verteks presentai bokong umumnya terjadi pada akhir trimester
kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi
bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh
multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligobidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus dan berbagai humor
dalam panggul.
Implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri diduga
merupakan predisposisi presentasi bokong. Fanu dan Vadavinkova (1978)
menunjukkan bukti-bukti dengan USG bahwa terdapat presentasi yang sangat tinggi
pada implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri dengan presentasi
bokong(73%) dibandingkan dengan presentasi verteks (5%). Frekuensi presentasi
bokong juga meningkat pada plasenta previa, meskipun hanya sedikit kasus
presentasi bokong yang berhubungan dengan plasenta previa (Cunningham, 1995;
403)
C
Klasifikasi
a
Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua
tangkai terangkat keatas
b
Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki
ada disamping bokong
(letak bokong kaki sempurna,
lipat kejang)
c
Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana
selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut terdiri dari :
1)
Kedua kaki : letak kaki
sempurna
Satu
kai : letak kaki tidak sempurna
2)
Kedua lutut : letak lutut
sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak
sempurna
Posisi bokong ditentukan
oleh sacrum, ada 4 posisi :
1)
Left sacrum anterior (sakrum
kiri depan)
2)
Right sacrum anterior (sakrum
kanan depan)
3)
Left sacrum posterior (sakrum
kiri belakang)
4) Right sacrum posterior (sacrum kanan
belakang)
(Rustam Mochtar, 1998;
350)
D
Diagnosa
a.
Pemeriksaan Abdomen
Dengan perasat leopold pertama,
secara khas ditemukan bahwa kepala janin yang keras dan bulan dengan balotement
sudah dapat menempati bagian fundus uteri, perasat kedua menunjukkan punggung
sudah berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi
yang lain. Pada perasat ketiga, bokong janin masih dapat digerakkan diatas
pintu atas panggul selama engagement belum terjadi, misalnya karena diameter
intertrokanterika dari engagement, perasat keempat memperlihatkan posisi bokong
yang mapan dibawah simfisis
b.
Pemeriksaan Vagina
Diagnosis presentasi bokong murni
diperkuat dengan pemerisaan vagina yaitu dengan meraba bagian-bagian khas.
Tuberositas iskiadika, sakram maupun anus biasanya teraba, dan setelah turun
lebih jauh, genetalia eksterna dapat dibedakan
Khusus pada partus lama, bokong
dapat membengkak dan hal ini menyebabkan kesulitan untuk membedakan muka dengan
bokong, anus bisa dikira mulut dan tuberositas iskiadiko dapat dikira
penonjolan pipi, dengan pemeriksaan yang cepat, kesalahan tersebut akan dapat
dihindari karena jari tangan pemeriksaan dapat merasakan tahanan otot bila
bagian tersebut berupa anus, sedangkan bagian rahang akan terasa lebih keras
dan tidak berubah ketika diraba lewat mulut. Lebih lanjut, ketika jari tangan
dikeluarkan dari anus, acapkali janin tersebut berlumuranmekoneum. Mulut dan
kedua tonjolan tulang pipi akan membentuk bangunan segitiga, sedangkan
tuberositas iskiadika dan anus akan membentuk satu garis lurus. Akan tetapi,
petunjuk yang lebih tepat bisa diperoleh berdasarkan lokasi sakrum dan
prosessus spinosus, yang dapat menegakkan diagnosis tentang posisi dan macamnya
Pada presentasi bokong lengkap,
kaki dapat diraba disebelah bokong, sedangkan pada presentasi kaki, letak salah
atu atau kedua kaki lebih redah dari bokong. Pada presentasi kaki, kaki kanan atau kiri dapat
ditentukan berdasarkan hubungannya dengan ibu jari kaki. Bila bokong turun
lebih jauh kedalam rongga panggul, maka genetalia dapat diraba, jika tidak
terjadi pembengkakan yang sangat, kita dapat menentukan jenis kelamin bayi.
c.
Auskultasi
Djj paling jelas terdengar pada tempat yang lebih
tinggi dari pusat, sedangkan bila ada engagement kepala janin, suara jantung
terdengar dibawah pusat
d.
Pemeriksaan foto rontgen
Bayangan kepala difundus
e.
Pemeriksaan USG
USG merupakan pemeriksaan yang
ideal untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan juga untuk
mengidentifikasi setiapkelainan janin, penting untuk merencanakan jalannya
persalinan (Rustam Mochtar, 1998; 352 dan Cunningham, 1995, 404)
E
Prognosis
a
Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah
terkena infeksi
b
Bagi Anak
Prognosa tidak begitu
baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan
juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak
bisa menderita asfiksia.
F
Penanganan sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa
prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan
versi luar.
Tujuannya adalah untuk
merubah letak menjadi letak kepala.
Hal ini dilakukan pada
primi dengan kehamilan 34 minggu,multi dengan usia kehamilan 36 minggu, dan
tidak ada panggul sempit, gemeli, atau plasenta previa
Syarat :
a
Pembukaan kurang dari 5 cm
b
Ketuban masih ada
c
Bokong belum turun atau masuk
PAP
Teknik :
a
Lebih dahulu bokong lepaskan
dari P.A.P dan ibu berada dalam posisi trendelennburg
b
Tangan kiri letakkan dikepala
dan tangan kanan kanan pada bokong
c
Putar kearah muka / perut janin
d
Lalu
tukar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
e
Setelah
berhasil pasang gurita, dan observasi tensi, Djj, serta ketuban
G
Penanganan Pada Saat Persalinan
Terdiri dari partus spontan (pada
letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan manualaid
(manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase
:
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila
tangan tidak menjungkit keatas (nuchee
arm), persalinan akan mudah. Sebaliknya jangan dilakukan ekspresi
kristeller, karenaa hal ini akan memudahkan terjadinya nuchee arm
Fase II : fase untuk bertindak cepat
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit, untuk
mempercepat lahirnya janin dapat dilakukan manual ard
H
Cara Melahirkan Bahu dan Lengan
a
Cara klasik (deventer)
Pegang bokong dengan
menggunakan ibu jari berdampingan pada os sakrum dan jari lain dilipat paha.
Kemudian janin ditarik kearah bawah, sehingga skapala berada dibawah simphisis,
lalu lahirkan bahu dan lengan belakang, kemudian lengan depan
b
Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin
berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya ditarik kebawah lalu dilahirkan
bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin diputar 90o sehingga
bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa
c
Cara Mueller
Tarik janin vertikal
kebawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu – lengan depan
bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang
dengan menarik kaki keatas lalu bahu – lengan belakang dikait menyapu
kepala
d
Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan
diletakkan pada paha dan sakrum, kemudian janin ditarik keatas. Biasanya hal
ini dilakukan pada janin kecil dan multipara
e
Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan
dan bahu dengan menarik janin kebawah dan menekan dengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat keatas untuk
melahirkan lengan dan bahu belakang dengan menekan skapula belakang.
I
Melahirkan Kepala
a
Mauriceau
Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri,
mengarahkekanan = jari kanan). Letak anak menunggang pada lengan sementara
tangan lain memegang pada tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan kepala
dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut, hanya untuk
menambah fleksi kepala
b
De Snoo
Tangan kiri menadah perut
dan dada serta 2 jari diletakkan dileher (menunggang kuda) tangan kanan
menolong menekan diatas symphisis. Perbedaannya dengan Mauriceau ialah disini
tangan tidak masuk dalam vagina.
c
Wigand Martin-Winckel
Satu tangan (kiri) dalam
jalan lahir dengan telunjuk dalam mulai janin sedang jari tengan dah ibu jari
pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas simfisis atau fundus
d
Naujoks
Satu tangan memegang
leher janin dari depan, tangan lain memegang leher pada bahu, tarik janin
kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis
e
Cara Praque Terbalik
Dilakukan pada ubun-ubun
kecil terletak sebelah belakang. Satu tangan memegang bahu janin dari belakang,
tangan lain memegang kaki lalu menairk janin kearah perut ibu dengan kuat
(Rustam Mochtar, 1998; 350)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN DATA
Anamnesa tanggal 23-07-2008 Jam 08.15 WIB
Tempat : RS.BUNDA
I.1 Data Subyektif
a
Identitas
Nama :
Ny. “I” Nama
suami : Tn. “M”
Umur :
28 tahun Umur : 35 Tahun
Bangsa/suku :Ind
/Jawa Bangsa/suku : WNI / jawa
Agama :Islam
Agama :
Islam
Pendidikan :SMA
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Raya Balong Sari 6 II/2
Surabaya
Telp : -
No. Reg :
A024189
b
Keluhan utama
Ibu mengatakan perut terasa dada terasa sesak dan
perut terasa mulai kenceng-kenceng.
c
Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche :
14 tahun
Siklus/lama :
28 hari, teratur 7 hari
Banyaknya : 2-3 kotek per hari
Sifat darah
: merah segar dan anyir
Dimenorhoe : tidak pernah
HPHT :21 Oktober 2007
b. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Perka-win
|
Hamil
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
Kb
|
||||||||
Ke
|
Usia
|
Jenis
|
Penolong
|
Tmpt
|
Pnyult
|
Bbl
|
Seks
|
Hidup
|
Mati
|
Asi
|
Penyulit
|
Jenis
|
|
1
|
1
|
6th
|
spot
|
bidan
|
bps
|
|
2500
gram
|
P
|
sehat
|
|
|
|
|
c.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Ø HPL :
28 Juli 2008
Ø Usia Kehamilan : 36-37minggu
Ø Keluhan pada
o
Trimester
I : Ibu mengatakan
mual-mual dan nafsu makan berkurang
o
Trimester
II : Ibu mangatakan keputihan
kurang lebih selama 2 minggu
o
Trimester
III : ibu mengatakan perut terasa
kenceng-kenceng
Ø ANC :
6x di puskesmas, dan 2x di rumah sakit Bunda
Ø Imunisasi TT : pada hamil kedua ini ibu sudah mendapatkan suntik TT 1x di
puskesmas.
Ø Kebiasaan minum jamu : selama ini ibu mengatakan tidak
pernah mengkonsumsi jamu-jamuan
d
Riwayat kesehatan
1. Riwayat yang sedang atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, penyakit menahun seperti asma, dan penyakit
menurun seperti diabetes dan hipertensi.
2.
Riwayat
penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, penyakit menahun seperti asma, dan penyakit menurun seperti diabetes
dan hipertensi, dan tidak ada riwayat
keturununan kembar.
e
Riwayat sosial
Status penikahan
Menikah 1 kali
Usia saat menikah : Istri 22 tahun
Suami 29 tahun
f
Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini sangat di harapkan oleh suami dan
keluarganya. Mereka berharap bayinya dapat lahir dengan sehat, dan tidak ada
masalah dalam kehamilan dan persalinanya kelak.
g
Pola Kebiasaan Sehari-hari
1)
Pola nutrisi
Ibu mengatakan sebelum hamil makan 3x sehari, minum 4-5 gelas/hari,
komposisi nasi, sayur, dan lauk, sedangkan selama hamil makan 3x/hari dengan
porsi lebih banyak daripada sebelum hamil, komposisi nasi, sayur,lauk, minum
6-7 gelas/hari.
2) Pola Eliminasi.
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu lancar buang air
besar 1x/hari dengan konsistensi lembek warna kuning, sedangkan buang air kecil
sebelum hamil antara 3-4x/hari dan selama hamil 5-6x/hari warna kuning jernih.
3) Pola istrahat / tidur
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil jarang tidur siang , dan tidur malam 7-8 jam /hari dan tidak ada keluhan.
4) Pola Aktifitas
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil tetap melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, mengepel, memasak, dll.
5) Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan sebelum hamil agak sering berhubungan dengan suami
kurang lebih 3x seminggu, sedangkan selama hamil 1x seminggu, karena ibu takut
akan mempengaruhi kehamilannya.
6) Pola kebersihan diri
(personal hygiene)
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu mandi 2x/hari,
mengosok gigi,mencuci rambut 2 hari sekali dan ganti baju setiap habis mandi
sore.
7) Spiritual
Ibu beragama islam dan mengatakan selalu beribadah sesuai ajaran
agamanya.
8) Prilaku kesehatan
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak
pernah merokok dan minum-minuman beralkohol, serta enggan periksa ke dukun.
I.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1)
KU : Baik.
2)
Kesadaran : Composmentis
3)
Tanda-tanda vital
a)
Tensi : 110/70 mmHg
b)
Suhu : 36. 4 0C
c)
Nadi : 80x/menit
d)
RR : 24x/menit
b
Pemeriksaan Fisik
1)
Inspeksi
a) Kepala :
Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok.
b) Muka :
Bulat tidak oedema, tidak ada cloasma, dan tidak pucat.
c) Mata :
Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera putih.
d) Hidung :
Bersih, tidak ada polip.
e) Mulut/gigi :
Bersih, tidak stomatitis, tidak terdapat lubang pada gigi jumlah gigi lengkap.
f) Telinga :
Simetris tidak ada serumen, pendengaran baik.
g) Leher :
tidak ada struma, tidak ada pembesaran kelenjar lympha dan vena jugularis tidak
ada.
h) Mammae :
membesar, hiperpigmentasi pada papilla & areola mammae, putting menonjol, colostrum belum keluar.
i)
Perut :belum
terlihat adanya pembesaran, terdapat striae lividae, tidak terdapat luka bekas
operasi.
j)
Vulva :
keluar lendir dari vagina dan agak berbau , tdak ada varices dan tidak ada luka
bekas episiotomi
k) Anus :
tidak ada hemorroid
l)
Ekstremitas atas : simetris, tidak varices dan tidak cacat
m) Ekstremitas bawah : simetris, tidak varices dan tidak odem
2) Palpasi
Leopold I : 4 jari bawah px (32 cm) pada bagian fundus
teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold
II : Teraba tahanan seperti papan,
keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat
melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV :
Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul
3) Auskultasi
DJJ: (+)
baik, frekuensi 144 x/menit
4) Perkusi
Reflek patella +/+
c
Pemeriksaan Antropometri
a.
TB /BB : 153 cm /58 kg
b.
LILA : 25 cm
d
Pemerisaan Obstetri
Ukuran panggul
luar
a.
Distantia spinarum :
b.
Distantia cristarum : tidak dilakukan
c.
Boudelogue :
d.
Lingkar panggul :
e
Pemeriksaan penunjang
Urine :
Albumin: Tidak dilakukan
Reduksi: Tidak dilakukan
II.
Asassemen / Diagnosa
GII PIOOOI, uk: 36-37 minggu, tunggal,hidup,intra
uteri,letak sunsang,puki,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan
lahir normal, KU ibu dan janin baik
III. Masalah potensial
Potensial Terjadi partus lama.
Distosia bahu
Asphiksi
IV. Identifikasi Kebutuhan
Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi
Kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan untuk dilakukan USG
V. Planning
1. Sapa ibu dengan hangat dan dengan
memperkenalkan diri.
R : Meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi
lebih kooperatif dengan petugas.
2. Lakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan
kehamilan.
R : Untuk mengetahui
tingkat kesehatan ibu dan untuk mengetahui kondisi ibu dan keadaan janin.
3. Jelaskan pada ibu tujuan dan hasil
pemeriksaan kehamilan dan keadaan ibu saat ini.
R : Penjelasan pada ibu di harapkan agar ibu
tenang dan Ibu dapat berperan aktif dalam pemilihan kesehatan kehamilannya dan
mau kontrol secara teratur.
4. Jelaskan pada ibu tentang kehamilan letak
sungsang.
R : Menambah pengetahuan
ibu sehingga mengurangi kecemasan
5.
Diskusikan bersama ibu untuk
mengatasi sungsang yaitu dengan:
-
Senam
hamil
R : Dengan senam hamil akan bisa membantu merubah
posisi bayi dengan gerakan-gerakan yang khusus
-
Menungging
R : Dengan menungging yang akan membuat kepala
lebih berat dibandingkan bokong bergerak kebawah
6. Berikan support mental pada ibu dengan
melibatkan keluarga
R : Ibu akan lebih tenang
dan siap menghadapi persalinan
7. Jelaskan HE tentang 9 tanda bahaya kehamilan.
R : Meningkatkan pengetahuan ibu dan apabila ada
komplikasi segera di ambil tindakan.
8. Diskusikan dengan ibu tentang rencana
persalinan .
R : Agar Ibu dan bayi
dapat segera tertolong
9. Menjelaskan tentang tanda-tanda
persalinan.
R : Memberikan tahu agar ibu segera ke Rumah Sakit
apabila ada tanda-tanda persalinan.
10. Tablet Fe dan multivitamin.
R : Sebagai tablet penambah darah dan multivitamin.
11. Memberikan informasi kunjungan selanjutnya.
R : Untuk mengetahui kondisi
kehamilan ibu selanjutnya.
VI. Implementasi
1.
Menyapa ibu dengan hangat dan
memperkenalkan diri.
2.
Melakukan
pemeriksakan TTV dan kehamilan.
-
TTV:
a.
Tensi : 110/70 mmHg
b.
Suhu : 37 0C
c.
Nadi : 84x/menit
d.
RR :
20x/menit
-
TB/BB : 153 cm/ 58 kg
-
Usia kehamilan 36-37 minggu
- Palpasi
a. Leopold I :
(32 cm)
4 jari bawah px pada bagian fundus teraba bagian
keras bundar dan melenting (kepala).
b. Leopold II :
Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
c. Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah
rahim (bokong).
d. Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk
pintu atas panggul.
-
Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi
144x/menit
- Perkusi
Reflek patella +/+
3.
Menjelaskan
pada ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan :
§ Untuk mendeteksi dini adanya faktor resiko
§ Mengetahui pertumbuhan janin dalam
kandungan
§ Memantau keadaan kesehatan ibu dan janin
§ Mempersiapkan ibu dan bayi menjelang
persalinan
§ Menjelaskan pada ibu tentang keadaan
kehamilannya saat ini yaitu :
- Usia
kehamilan 36-37 mgg
- Letak
janin sungsang (bokong dibawah)
- Anak
tunggal dan hidup
4. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan letak
sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus
uteri dan bokong berada dibagian bawah cavum uteri serta memberitahu ibu bahwa
janin dapat lahir melalui jalan lahir.
5. Mendiskusikan dan mengajari ibu untuk
senam hamil 1 minggu sekali dan mengajari ibu untuk menungging yaitu seperti
saat sujud sholat dan menempel pada tempat tidur, kaki ditekuk dan paha tegak
lurus tempat tidur kedua tangan/lengan ada disamping kanan/kiri tubuh. Dilakukan
+ 10 menit sehari.Memberitahukan ibu untuk tidak memijat perutnya karena
akan membahayakan keadaan ibu dan janin
6.
Memberi support mental pada ibu
dengan melibatkan keluarga atau suami dengan mengajak berdoa dan menyerahkan
diri pada Tuhan
7. Menjelaskan tentang 9 tanda bahaya
kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang
tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba – tiba (pandangan kabur)
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
g. Keluar cairan pervaginam
h. Hipertensi dalam kehamilan
i.
Hiperemesis
gravidarum
8. Memberikan penyuluhan perawatan
payudara dengan membersihkannya pada waktu mandi buah dada di cuci dengan sabun
dan puting susu di bersihkan dari daki yang mengering. Bila
puting susu masuk ke dalam maka dengan jari puting susu di tarik keluar sampai
puting akhirnya menonjol.
9. Menjelaskan tentang tanda-tanda
persalinan.
a)
Adanya His yang semakin kuat
dan teratur.
b)
Keluarnya
lendir bercampur darah (show)
c)
Keluar cairan ketuban .
10. Memberikan ibu tablet Fe dan multivitamin.
11. Menganjurkan ibu untuk control 1minggu lagi atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan.
VII. Evaluasi
Tanggal : 23-07-2008 jam : 08.35
S : Ibu mengatakan bahwa ia mengerti dan memahami
atas penjelasan yang diberikan.
O :
·
Ibu
tampak mengerti dan paham.
·
Ibu
mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang di pahaminya.
·
Ibu
mampu mengulang saran-saran/nasehat yang di berikan dengan benar.
A : Ny”I”
GII PIOOOI, uk: 36-37
minggu, tunggal,hidup,intra uteri,letak sunsang,bagian terendah janin belum
masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik
P:
·
Anjurkan
ibu untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan datang 1 minggu lagi atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.
·
Pemberian terapi tablet Fe dan
vitamin
·
Rencana USG
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemeriksaan kehamilan bisa diketahui apakah
kehamilan tersebut normal/ada kelainan/komplikasi sehingga apabila ada hal-hal
yang tidak diinginkan dapat segera ditangani dengan baik, selain itu ANC secara
teratur akan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin. Secara umum tujuan
penyusunan laporan ini agar mahasiswa mampu
melaksanakan ASKEB pada bumil trimester III patologis dalam pencapain
tujuan khusus pengkajian subyektif dan obyektif berhasil dilaksanakan klien.
Dari data di atas di dapatkan rencana tindakan yang sesuai untuk ibu hamil
trimester III dan boleh dilaksanakan pada hari yang sama sesuai dengan teori
sebagai langkah akhir evaluasi pada kunjungan selanjutnya sesuai jadwal
kunjungan yang diberikan.
B. Saran
I.
Saran
untuk bidan
a
Tenaga
kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan kepada klien pada masa Ante Natal Care (ANC)
b
Selalu
memperhatikan keadaan umum pasien dan privacy pasien dalam setiap tindakan
kebidanan
c
Selalu
menggunakan komunikasi terapeutik
d
Selalu
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien
e
Memberikan
pelayanan dan tindakan dengan sabar, teliti, dan penuh perhatian kepada klien
f
dalam
memberikan pelayanan diharapkan mencakup bio, psiko, sosial, spiritual (secara
holistik)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Standar
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil. Surabaya
: Departemen Kesehatan RI
DAFTAR
PUSTAKA
dr. Goelam, SA., 1990. llmu Kebidanan. Jakarta : Balai Pustaka
Gunawan Nardho, 1994. Pedoman Pelayanan
Ante Natal Care di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. llmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri
Fisiologi, Obstetri Pathologi.
Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prof. Sastrawinata Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologis. Bandung : UNPAD
ConversionConversion EmoticonEmoticon