BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada
dibagian bawa kavum uteri. Insiden letak sungsang pada janin aterm kira–kira 3 %.
Insidennya jauh lebih tinggi pada permulaan masa kehamilan, kira–kira 40 % pada
kehamilan sebelum 28 minggu dan 17 % antara 28 sampai 31 minggu. Janin letak
bokong berada pada resiko morbiditas dan mortabilits perinatal yang lebih
tinggi tidak hanya akibat trauma partus tetapi juga karena presentasi yang
demikian disertai oleh keadaan – keadaan atau komplikasi. Komplikasi semisal kelahiran prematur,
BBLR yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, tali pusat menumbung, malformasi
kongenital, plasenta previa, dan solutio placenta
Banyak persalinan melalui vagina
terjadi apabila ibu datang saat persalinan sudah lanjut dan serviks terbuka
hampir lengkap. Dalam hal masih cukup waktu untuk mengambil keputusan,
kebanyakan pakar percaya bahwa janin letak sungsang yang dipilih secara hati–hati dapat
lahir melalui vagina secara aman, dan petugas yang berdinas diberi kesempatan
untuk mendapatkan ketrampilan dalam persalinan letak sungsang melalui vagina.
Bahaya persalinan sungsang haruslah di kenal. Dan dalam pengalaman bedah sesar
merupakan cara persalinan untuk minimal 3/4 dari semua presentasi bokong
1.2 Tujuan
a.
Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa kebidanan mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
pendekatan secara komprehensif.
b.
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu :
a)
Melakukan pengkajian pada ANC
patologis
b)
Melakukan identifikasi masalah
diagnosa
c)
Menentukan antisipasi masalah
potensial
d)
Menentukan identifikasi
kebutuhan segera
e)
Menentukan rencana asuhan
f)
Melaksanakan intervensi dan
implementasi
g)
Melakukan evaluasi
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan laporan ini terdiri dari :
LEMBAR
JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I Pendahuluan meliputi latar belakang,
tujuan penulisan serta sistematika penulisan.
BAB
II Landasan teori meliputi definisi,
insiden, etiologi, klasifikasi (letak bokong, letak sungsang sempurna, letak
sungsang tidak sempurna, diagnosis, prognosis, penanganan sewaktu hamil, dan
penanganan pada saat persalinan.
BAB
III Tinjauan kasus meliputi pengkajian
data, identifikasi masalah/ diagnosa, antisipasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan
rencana tindakan dan evaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
a
Letak sungsang merupakan
keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong
berada dibagian bawa kavum uteri (Prawirohardjo, 2002; 606)
b
Letak sungsang merupakan letak
membujur dengan kepala di fundus uteri (IBG, Manuaba, 2001; 237)
2.2 Insiden
Presentasi bokong umumnya
terjadi pada kehamilan yang belum aterm. Namun demikian sebelum proses
persalinan dimulai, sering janin berputar spontan menjadi presentasi kepala,
sehingga presentasi bokong hanya terdapat sekitar 3-4 % dari persalinan bayi
tunggal. Sebagai contoh, 3 % dari 49.156 bayi tunggal yang lahir antara tahun
1983-1986 dirumah sakit Parkland adalah
presentasi bokong (Cunningham, 1995; 403)
2.3 Etiologi
Karena berbagai sebab yang belum jelas, menjelang
kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal
dengan presentasi verteks presentai bokong umumnya terjadi pada akhir trimester
kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi
bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh
multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligobidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus dan berbagai humor
dalam panggul.
Implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri diduga
merupakan predisposisi presentasi bokong. Fanu dan Vadavinkova (1978)
menunjukkan bukti-bukti dengan USG bahwa terdapat presentasi yang sangat tinggi
pada implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri dengan presentasi
bokong(73%) dibandingkan dengan presentasi verteks (5%). Frekuensi presentasi
bokong juga meningkat pada plasenta previa, meskipun hanya sedikit kasus
presentasi bokong yang berhubungan dengan plasenta previa (Cunningham, 1995;
403)
2.4 Klasifikasi
a
Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tangkai terangkat keatas
b
Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki
ada disamping bokong
(letak bokong kaki sempurna,
lipat kejang)
c
Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana
selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut terdiri dari :
1)
Kedua kaki : letak kaki
sempurna
Satu kai : letak kaki tidak
sempurna
2)
Kedua lutut : letak lutut
sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak
sempurna
Posisi bokong ditentukan
oleh sacrum, ada 4 posisi :
1)
Left sacrum anterior (sakrum
kiri depan)
2)
Right sacrum anterior (sakrum
kanan depan)
3)
Left sacrum posterior (sakrum
kiri belakang)
4)
Right sacrum posterior (sacrum
kanan belakang)
(Rustam Mochtar, 1998;
350)
2.5 Diagnosa
a.
Pemeriksaan Abdomen
Dengan perasat leopold pertama,
secara khas ditemukan bahwa kepala janin yang keras dan bulan dengan balotement
sudah dapat menempati bagian fundus uteri, perasat kedua menunjukkan punggung
sudah berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi
yang lain. Pada perasat ketiga, bokong janin masih dapat digerakkan diatas
pintu atas panggul selama engagement belum terjadi, misalnya karena diameter
intertrokanterika dari engagement, perasat keempat memperlihatkan posisi bokong
yang mapan dibawah simfisis
b.
Pemeriksaan Vagina
Diagnosis presentasi bokong murni
diperkuat dengan pemerisaan vagina yaitu dengan meraba bagian-bagian khas.
Tuberositas iskiadika, sakram maupun anus biasanya teraba, dan setelah turun
lebih jauh, genetalia eksterna dapat dibedakan
Khusus pada partus lama, bokong
dapat membengkak dan hal ini menyebabkan kesulitan untuk membedakan muka dengan
bokong, anus bisa dikira mulut dan tuberositas iskiadiko dapat dikira
penonjolan pipi, dengan pemeriksaan yang cepat, kesalahan tersebut akan dapat
dihindari karena jari tangan pemeriksaan dapat merasakan tahanan otot bila
bagian tersebut berupa anus, sedangkan bagian rahang akan terasa lebih keras
dan tidak berubah ketika diraba lewat mulut. Lebih lanjut, ketika jari tangan
dikeluarkan dari anus, acapkali janin tersebut berlumuranmekoneum. Mulut dan
kedua tonjolan tulang pipi akan membentuk bangunan segitiga, sedangkan
tuberositas iskiadika dan anus akan membentuk satu garis lurus. Akan tetapi,
petunjuk yang lebih tepat bisa diperoleh berdasarkan lokasi sakrum dan
prosessus spinosus, yang dapat menegakkan diagnosis tentang posisi dan macamnya
Pada presentasi bokong lengkap,
kaki dapat diraba disebelah bokong, sedangkan pada presentasi kaki, letak salah
atu atau kedua kaki lebih redah dari bokong. Pada presentasi kaki, kaki kanan
atau kiri dapat ditentukan berdasarkan hubungannya dengan ibu jari kaki. Bila
bokong turun lebih jauh kedalam rongga panggul, maka genetalia dapat diraba,
jika tidak terjadi pembengkakan yang sangat, kita dapat menentukan jenis
kelamin bayi.
c.
Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih
tinggi dari pusat, sedangkan bila ada engagement kepala janin, suara jantung
terdengar dibawah pusat
d
Pemeriksaan foto rontgen
Bayangan kepala difundus
e
Pemeriksaan USG
USG merupakan pemeriksaan yang
ideal untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan juga untuk
mengidentifikasi setiapkelainan janin, penting untuk merencanakan jalannya
persalinan (Rustam Mochtar, 1998; 352 dan Cunningham, 1995, 404)
2.6 Prognosis
a.
Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada
perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih
cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi
b.Bagi Anak
Prognosa tidak begitu
baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan
juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak
bisa menderita asfiksia.
2.7 Penanganan sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa
prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan
versi luar.
Tujuannya adalah untuk
merubah letak menjadi letak kepala.
Hal ini dilakukan pada
primi dengan kehamilan 34 minggu, multi dengan usia kehamilan 36 minggu, dan
tidak ada panggul sempit, gemeli, atau plasenta previa
Syarat :
a
Pembukaan kurang dari 5 cm
b
Ketuban masih ada
c
Bokong belum turun atau masuk
PAP
Teknik :
a
Lebih dahulu bokong lepaskan
dari P.A.P dan ibu berada dalam posisi trendelennburg
b
Tangan kiri letakkan dikepala
dan tangan kanan kanan pada bokong
c
Putar kearah muka / perut janin
d
Lalu tukar tangan kiri
diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
e
Setelah berhasil pasang gurita,
dan observasi tensi, Djj, serta ketuban
2.8 Penanganan Pada Saat
Persalinan
Terdiri dari partus
spontan (pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan
manualaid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus
dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong
lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit
keatas (nuchee arm), persalinan akan
mudah. Sebaliknya jangan dilakukan ekspresi kristeller, karenaa hal ini akan
memudahkan terjadinya nuchee arm
Fase II : fase untuk bertindak cepat
Bila badan janin
sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul,
maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit, untuk mempercepat lahirnya janin
dapat dilakukan manual ard
2.9 Cara Melahirkan Bahu dan
Lengan
a.
Cara klasik (deventer)
Pegang bokong dengan
menggunakan ibu jari berdampingan pada os sakrum dan jari lain dilipat paha.
Kemudian janin ditarik kearah bawah, sehingga skapala berada dibawah simphisis,
lalu lahirkan bahu dan lengan belakang, kemudian lengan depan
b.
Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin
berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya ditarik kebawah lalu dilahirkan
bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin diputar 90o sehingga
bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa
c.
Cara Mueller
Tarik janin vertikal
kebawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu – lengan depan
bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang
dengan menarik kaki keatas lalu bahu – lengan belakang dikait menyapu
kepala
d.
Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan
diletakkan pada paha dan sakrum, kemudian janin ditarik keatas. Biasanya hal
ini dilakukan pada janin kecil dan multipara
e.
Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan
dan bahu dengan menarik janin kebawah dan menekan dengan 2 jari pada skapula.
Badan janin diangkat keatas untuk melahirkan lengan dan bahu belakang dengan
menekan skapula belakang.
2.10
Melahirkan Kepala
a.
Mauriceau
Masukkan jari-jari dalam
mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri, mengarahkekanan = jari kanan). Letak
anak menunggang pada lengan sementara tangan lain memegang pada tengkuk, lalu
tarik kebawah sampai rambut dan kepala dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut,
hanya untuk menambah fleksi kepala
b.
De Snoo
Tangan kiri menadah perut
dan dada serta 2 jari diletakkan dileher (menunggang kuda) tangan kanan
menolong menekan diatas symphisis. Perbedaannya dengan Mauriceau ialah disini
tangan tidak masuk dalam vagina.
c.
Wigand Martin-Winckel
Satu tangan (kiri) dalam
jalan lahir dengan telunjuk dalam mulai janin sedang jari tengan dah ibu jari
pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas simfisis atau fundus
d.
Naujoks
Satu tangan memegang
leher janin dari depan, tangan lain memegang leher pada bahu, tarik janin
kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis
e.
Cara Praque Terbalik
Dilakukan pada ubun-ubun
kecil terletak sebelah belakang. Satu tangan memegang bahu janin dari belakang,
tangan lain memegang kaki lalu menairk janin kearah perut ibu dengan kuat
(Rustam Mochtar, 1998; 350)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 09 Agustus 2008
Jam
09.00 WIB
I.
Data Subyektif
a
Identitas
Nama :
Ny. “K” Nama
suami : Tn. “S”
Umur : 20 tahun Umur : 25 Tahun
Bangsa/suku : WNI / jawa Bangsa/suku : WNI / jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Swasta
Alamat :
Kedang Sari
XIV/20 Surabaya
Telp : 081-553619391
b
Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama
Ibu merasakan gerakan anaknya paling banyak di perut bagian bawah. Dan ibu
merasa cemas dengan kehamilannya
c
Riwayat Kesehatan
1)
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki
penyakit menular seperti TBC dan campak. Penyakit menurun seperti DM dan HT
ataupun menahun seperti asma, HT dan jantung. selama kehamilannya ibu tidak
pernah menderita sakit dan dirawat di Rumah Sakit dalam waktu yang lama
2)
Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak, penyakit menurun
seperti DM dan HT ataupun penyakit menahun seperti asma, HT, dan jantung dan
juga tidak ada keturunan kembar.
d
Riwayat Menstruasi
Siklus menstruasi : 30 hari Menarche : 12 tahun
Lama : 5-6 hari HPHT : 30-10-2007
Warna : merah segar TP : 07-08-2008
Bau : anyir
e
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Anak ke
|
Hamil
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
Kb
Jns
|
|||||||
Usia
|
Jenis
|
Pnolng
|
Tmpt
|
Pnyult
|
Bbl
|
Seks
|
Hidup
|
Umur
|
Asi
|
Penyulit
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
f
Riwayat Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, ibu tidak pernah
keguguran., ibu sudah periksa hamil ke BPS Endang Mawarsih sebanyak 13x,
mendapat imunisasi TT lengkap. Setiap periksa mendapat tablet tambah darah dan multivitamin.
Trimester
1 : Ibu
mengatakan pada awal kehamilannya ibu sering mual dan nafsu makan ibu berkurang
Trimester
2 : Ibu
sudah mulai merasakan pergerakan sejak usia kandungan 4 bulan dan gerakan yang
paling banyak adalah dibagian bawah.
Trimester
3 : Ibu
mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang karena diketahui letaknya
sungsang
g
Pola kehidupan sehari-hari
1)
Pola nutrisi
dan cairan
Ibu mengatakan baik
sebelum ataupun saat hamil makan teratur 3x sehari dengan nasi, lauk pauk (ikan
laut, tahu, tempe, daging, dll), sayur (kacang-kacangan, wortel, kentang,
kangkung, bayam,dll), buah (jeruk, apel, pir, dll), minum air putih ± 8-9 gelas/hari.
2)
Pola
eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK ± 4-5 x/hari,
BAB ± 1 x/hari kadang-kadang 2
x/hari.
Saat hamil : Ibu mengatakan BAK lebih sering ± 5-6 x/hari, BAB kadang- -kadang 2 x/hari, tidak
rutin setiap hari.
3)
Pola
aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan
bekerja dan tetap melakukan aktivitas rumah tangga seperti nyapu, masak, nyuci
dan jarang olahraga.
Saat hamil : Ibu mengatakan
tetap melakukan aktivitas rumah tangga biasa, dan sering jalan-jalan pagi.
4)
Pola
istirahat/ tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan
tidur malam ± 6-7 jam, tidur siang ± 1 jam.
Saat hamil : Ibu mengatakan
saat hamil ini susah tidur karena kurang nyaman.
5)
Pola seksual/
reproduksi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan
hubungan seksual ± 3-4 x/minggu.
Saat hamil : Ibu mengatakan
tidak pernah melakukan hubungan seksual selama trimester tiga karena terasa
nyeri.
6)
Pola
spiritual dan kepercayaan
Ibu mengatakan
sebelum ataupun saat hamil tetap mengerjakan shalat 5 waktu dan berdoa sesuai
dengan agamanya.
7)
Pola hubungan
peran/ sosial
Ibu mengatakan
sebelum ataupun saat hamil hubungan dengan suami, keluarga, tetangga dan
teman-teman tetap harmonis.
8)
Pola sosial
dan budaya
Selama hamil
tidak ada pantangan makan atau minum tertentu dan tidak pernah minum
jamu-jamuan.
II.
Data Obyektif
a
Pemeriksaan Umum
1)
KU :
Baik
2)
Kesadaran : Composmentis
3)
Tanda-tanda vital
Tensi : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 86 x/menit
RR : 22 x/menit
Lila :
24 cm
TB/BB :
152 cm/ 45,5 kg
b
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : tidak ada benjolan,
kulit kepala bersih dan tidak rontok.
Muka : tidak anemis,
tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, palpebra tidak oedema.
Hidung : simetris, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut dan gigi : simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries gigi, jumlah gigi lengkap, tidak terdapat gigi
palsu.
Telinga : simetris, tidak ada sekret
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : tidak ada retraksi intercostae.
Payudara :
simetris, bersih, membesar,puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola
mamae, tidak keluar colostrum.
Perut :
Besarnya perut sesuai dengan usia kehamilan, melebar, terdapat strie livide,
terdapat linea nigra, tidak ada bekas operasi.
Genitalia :
tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada tumor, tidak ada condiloma, tidak
ada bartholinitis.
Anus :
bersih, tidak ada haemorhoid.
Ekstremitas atas :
simetris, tidak oedema, tidak ada varices.
Ekstremitas bawah :
simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices.
Palpasi
Leopold I : ½ pst - px (25 cm)
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting
(kepala).
Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras,
memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba
lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas
panggul
Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi (12-12-11) x 4 = 140
x/menit
Perkusi
Reflek patella +/+
c
Pemeriksaan penunjang
Darah :
Hb 14 gr% (tanggal 04-02-2008)
Urine :
Albumin : Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan
USG :
- 24-12-07 (UK
8 minggu, DJJ belum terdengar)
- 02-06-08 (UK 22 minggu, laki-laki, berat 1800 gr, TP = 7-11 Agustus
2008)
Kesimpulan : Ny. “K” GI P00000, UK
30 minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U
ibu dan janin baik
3.2 Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
Tanggal 09 Agustus 2008
Jam 09.10 WIB
Diagnosa : Ny. “K” GI P00000, UK
30 minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U
ibu dan janin baik.
DS: Ibu mengatakan Ini merupakan kehamilan
yang pertama, ibu mengatakan lebih banyak merasakan pergerakan anak pada perut
bagian bawah dan ibu mengerti pnjelasan yang diberikan oleh bidan.
DO:
Hasil pemeriksaan
K/U ibu : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Tensi :
120/70 mmHg
Suhu :
36,5 0C
Nadi :
86 x/menit
RR :
22 x/menit
Lila :
24 cm
TB/BB :
152 cm/ 45,5 kg
Palpasi :
Leopold I : ½ pst - px (25 cm), UK 30
minggu
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan
melenting (kepala).
Leopold II
: Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut
ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat
melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas
panggul
Auskultasi
:
DJJ: (+) baik, frekuensi (12-12-11)
x 4 = 140 x/menit
Perkusi :
Reflek patella +/+
Masalah : cemas sehubungan dengan
kehamilan letak sungsang
Kebutuhan :
- Penjelasan tentang
kehamilan ibu (letak sungsang)
- Memberi dukungan moril
pada ibu
- Mendengarkan semua keluhan
ibu dan berusaha memecahkan masalah
- Menganjurkan untuk sabar
dan berdo’a
3.3 Identifikasi masalah potensial
Potensial terjadi partus lama
3.4
Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan
Segera Atau Kolaborasi
a Mengajarkan pada ibu untuk melakukan posisi
menungging
b
Kolaborasi dengan dokter
3.5 Merencanakan Asuhan Yang
Menyeluruh
Tanggal 09 Agustus 2008, Jam 09.20
WIB
Diagnosa : Ny.
“K” GI P00000, UK
30 minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U
ibu dan janin baik.
1. Lakukan pendekatan kepada ibu dengan
komunikasi therapeutik.
R/ Meningkatkan rasa percaya
sehingga ibu menjadi lebih kooperatif dengan petugas.
2. Lakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan
kehamilan
R/ Untuk
mengetahui tingkat kesehatan ibu dan untuk mengetahui kondisi ibu dan keadaan
janin.
3. Jelaskan pada ibu tujuan dan hasil
pemeriksaan kehamilan dan keadaan ibu saat ini.
R/ Penjelasan
pada ibu di harapkan agar ibu tenang dan dapat berperan aktif dalam pemilihan
kesehatan kehamilannya dan mau kontrol secara teratur.
4. Jelaskan pada ibu tentang kehamilan letak
sungsang
R/ Menambah
pengetahuan ibu sehingga mengurangi kecemasan
5. Diskusikan bersama ibu untuk mengatasi
sungsang yaitu dengan: senam hamil, menungging dan tidak boleh dipijat.
R/
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan apabila ada komplikasi segera
di ambil tindakan.
·
Dengan senam hamil akan bisa
membantu merubah posisi bayi dengan gerakan-gerakan yang khusus
·
Dengan menungging yang akan
membuat kepala lebih berat dibandingkan bokong bergerak kebawah
6.
Berikan support mental pada ibu
dengan melibatkan keluarga
R/ Ibu akan lebih tenang dan siap
menghadapi persalinan
7. Berikan tablet Fe dan multivitamin.
R/ Sebagai tablet penambah darah dan multivitamin.
3.6 Pelaksanaan
Tanggal
09 Agustus 2008
Diagnosa : Ny.
“K” GI P00000, UK
30 minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U
ibu dan janin baik.
- Jam 09.30 WIB Melakukan pendekatan melalui komunikasi therapeutik
-
Memberi salam
dan memanggil nama ibu dengan ramah
-
Mendengarkan
keluhan klien
-
Menunjukkan
rasa ingin membantu
-
Menjelaskan
mengenai tindakan yang akan dilakukan
- Jam 09.40 WIB Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 7 T
Hasil pemeriksaan
K/U ibu :
Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Tensi : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 86 x/menit
RR : 22 x/menit
Lila : 24 cm
TB/BB : 152 cm/ 45,5 kg
Palpasi :
Leopold I : ½ pst - px (25
cm), UK
30 minggu
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan
melenting (kepala).
Leopold
II : Teraba tahanan seperti papan, keras,
memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak,
lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak
belum masuk pintu atas panggul
Auskultasi :
DJJ: (+) baik, frekuensi (12-12-11)
x 4 = 140 x/menit
Perkusi :
Reflek patella +/+
- Jam 09.50 WIB Menjelaskan pada ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan :
- Untuk mendeteksi dini adanya faktor resiko
- Mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan
- Memantau keadaan kesehatan ibu dan janin
- Mempersiapkan ibu dan bayi menjelang persalinan
4. Jam 10.00 WIB Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong berada dibagian bawah cavum uteri serta memberitahu ibu bahwa janin
dapat lahir melalui jalan lahir.
5. Jam 10.10 WIB Mendiskusikan dan
mengajari ibu untuk senam hamil 1 minggu sekali dan mengajari ibu untuk
menungging yaitu seperti saat sujud sholat dan menempel pada tempat tidur, kaki
ditekuk dan paha tegak lurus tempat tidur kedua tangan/lengan ada disamping
kanan/kiri tubuh dilakukan + 10 menit sehari, dan memberitahukan ibu
untuk tidak memijat perutnya karena akan membahayakan keadaan ibu dan janin
6. Jam 10.20 WIB Memberikan support mental pada ibu dengan melibatkan
keluarga atau suami dengan mengajak berdoa dan menyerahkan diri pada Tuhan
7.
Jam 10.30 WIB Memberikan ibu tablet Fe
dan multivitamin.
3.7 Evaluasi
Tanggal 09 Agustus 2008, Jam 10.40
WIB
Diagnosa : Ny.
“K” GI P00000, UK
30 minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U
ibu dan janin baik.
S : - Ibu mengatakan bahwa ia
mengerti dan memahami atas penjelasan yang diberikan.
- Ibu
mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang di pahaminya.
- Ibu mampu mengulang nasehat
yang di berikan dengan benar.
O:
Hasil pemeriksaan
K/U ibu : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Tensi :
120/70 mmHg
Suhu :
36,5 0C
Nadi :
86 x/menit
RR :
22 x/menit
Lila :
24 cm
TB/BB :
152 cm/ 45,5 kg
Palpasi :
Leopold I : ½ pst - px (25 cm), UK 30
minggu
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan
melenting (kepala).
Leopold II
: Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut
ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat
melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas
panggul
Auskultasi
:
DJJ:
(+) baik, frekuensi (12-12-11) x 4 = 140 x/menit
Perkusi :
Reflek patella +/+
A : Ny. “K” GI P00000, UK 30
minggu, hidup, tunggal, letak sunsang, intra uteri, jalan lahir normal, K/U ibu
dan janin baik dan masalah belum teratasi.
P: - Anjurkan ibu
untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan datang 1 minggu lagi atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.
- Anjurkan ibu untuk minum obat
secara teratur (tablet Fe dan multi vitamin).
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
nutrisi dengan gizi seimbang.
- Anjurkan ibu untuk sering menungging
sperti sujud waktu sholat.
- Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. “Sinopsis Obstetri ”. Jakarta
: EGC.
Manuaba. 1998. “Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan ”. Jakarta
: Penerbit buku kedokteran.
Prawirohario, Sarwono. 2002. “Asuhan
Maternal dan Nonatal ”. Jakarta : YBPSP.
Sastrawinata,
Sulaiman. “Obstetri Fisiologi “ . Bandung : Fakultas kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung.
Varney, Helen. 2001. “ Buku
Saku Bidan“.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran.
ConversionConversion EmoticonEmoticon