Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDANAN ANC DENGAN LETAK SUNGSANG



BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
               Dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010 berdasarkan konsep paradigma sehat dengan salah satu strateginya profesionalisme, penekanan program pada pelayanan kesehatan yang berkualitas. Secara keseluruhan derajat kesehatan dari masyarakat Indonesia telah meningkat. Namun derajat kesehatanibu (maternal) masih sangat memprihatinkan ini dapat dilihat dari masih tingginya jumlah kematian ibu dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas. Tahun 1997 di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) 334/100.000 Kelahiran Hidup (KH) atau 1 kematian ibu diantara 299 jumlah persalinan.
               Indonesia dilingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu memperhatikan angka kematian ibu dan bayi dapat dikemukakan bahwa :
a         Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat dibutuhkan
b        Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil resiko tinggi tidak atau terlambat diketahui
c         Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda, dan telalu tua untuk hamil
d        Gerakan Keluarga Berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKNS)
e         Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi
f         Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian negara berkembang, maka pemerintah telah menyediakan sarana pelayanan ibu hamil dengan sistem rujukan dengan mata rantai rujukan sejak dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit kabupaten, oleh bidan desa, bidan / dokter puskesmas, dokter spesialis obstetrik ginekologi, dokter spesialis anak dengan alat-alat canggihnya. Namun pemanfaatan sarana tersebut masih rendah, terdapat 60-80 % ibu bersalin belum menggunakannya disebabkan merasa tidak membutuhkan, jarak yang jauh dengan kesilitan transportasi, biaya mahal yang harus ditanggung oleh keluarga dan kepercayaan pada dukun masih sangat tinggi. Mereka masih memilih melahirkan dirumah diantara keluarga.
               Dengan peningkatan kemampuan dan kepercayaan kepada bidan didesa (BDD), jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dimasyarakat pedesaan mulai meningkat. Namun persalinan dirumah ibu hamil masih tetap tinggi yaitu 60-80 %.
               Dalam UU RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan terdapat perubahan orientasi mengenai upaya kesehatan, termasuk untuk ibu hamil, dari pelayanan kesehatan yang bersifat penyembuhan danb pengobatan (raktip0kuratip) menjadi pemeliharaan kesehatan yang bersifat pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan (pro-aktif) preventif (promotif).
               Pada pembukaan Rakerjas Departemen Kesehatan RI tanggal 1 Maret 1999 telah dicanangkan oleh Presiden RI Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai strategi Nasional dengan visi Indonesia sehat 2010 dan pola pikir baru paradigma sehat yang bersifat promotif / preventif dengan prilaku proaktif. Dengan strategi profesionalisme pelayanan kesehatan ibu ditingkatkan cakupan, kualitas dan rujukan yang berawal dari ibu hamil sehat melalui :
1)   Pendekatan pelayanan kesehatan dasar Primary Health Care.
2)   Pendekatan resiko untuk ibu hamil, dan
3)   Sistem rujukan paripurna terpadu diwilayah kabupaten / kota
(Poedji Rochjati, 2003;3)



B.     Tujuan
                   I.      Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pendekatan secara komprehensif dan holistik

                II.      Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu :
a)      Melakukan pengkajian pada ANC patologis
b)      Melakukan identifikasi masalah diagnosa
c)      Menentukan antisipasi masalah potensial
d)     Menentukan identifikasi kebutuhan segera
e)      Menentukan rencana asuhan
f)       Melaksanakan intervensi dan implementasi
g)      Melakukan evaluasi

C.    Metode Penulisan
                   I.      Praktek Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan ANC patologis dan melakukan pendekatan keluarga

                II.      Bimbingan dan Konsultasi
Dalam asuhan kebidanan ini penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing praktek dan pembibing pendidikan

             III.      Studi Kepustakaan
Untuk melengkapi pembahasan yaitu dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan ANC pada kehamilan letak sungsang.

D.    Batasan Masalah
         Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis membatasi penulisan asuhan kebidanan ini pada kasus ANC patologis letak sungsangdi BPS Endang Mawarsih Amd. Keb.
E.     Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
                                     I.      Tujuan Umum
                                  II.      Tujuan Khusus
C.     Metode Penelitian
                                     I.      Praktek Langsung
                                  II.      Bimbingan dan Konsultasi
D.    Batasan Masalah
E.     Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
A.          Definisi
B.           Insiden
C.           Etiologi
D.          Klasifikasi
                                     I.      Letak Bokong (Frank Breech)
                                  II.      Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech)
                               III.      Letak Sungsang tidak Sempurna (Incomplete Breech)
E.           Diagnosis
                               I.      Pemeriksaan Abdomen
                            II.      Pemeriksaan Vagina
                         III.      Auskultasi
                         IV.      Pemeriksaan Foto Rontgen
                            V.      Pemeriksaan USG
F.            Prognosis
                               I.      Bagi Ibu
                            II.      Bagi Anak
G.          Penanganan Sewaktu Hamil
H.          Penanganan Pada Saat Persalinan
I.                   Cara Melahirkan Bahu dan Lengan
                               I.      Cara Klasik
                            II.      Cara Louset
                         III.      Cara Mueller
                         IV.      Cara Bracht
                            V.      Cara Potter
J.                   Melahirkan Kepala
                               I.      Mouriceau
                            II.      Desnoo
                         III.      Wigand Martin Winckel
                         IV.      Naujoks
                            V.      Cara Praque, Terbalik
Bab 3 Tinjauan Kasus
A      Pengkajian
B       Identifikasi Masalah / Diagnosa
C       Antisipasi Masalah Potensial
D      Identifikasi Kebutuhan Segera
E       Intervensi
F        Implementasi
G      Evaluasi
Bab 4 Pembahasan
Bab 5 Penutup
A.     Simpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka







BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Definisi
a         Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian bawa kavum uteri (Prawirohardjo, 2002; 606)
b        Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala di fundus uteri (IBG, Manuaba, 2001; 237)

2.2  Insiden
               Presentasi bokong umumnya terjadi pada kehamilan yang belum aterm. Namun demikian sebelum proses persalinan dimulai, sering janin berputar spontan menjadi presentasi kepala, sehingga presentasi bokong hanya terdapat sekitar 3-4 % dari persalinan bayi tunggal. Sebagai contoh, 3 % dari 49.156 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1983-1986 dirumah sakit Parkland adalah presentasi bokong (Cunningham, 1995; 403)

2.3  Etiologi
               Karena berbagai sebab yang belum jelas, menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan presentasi verteks presentai bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligobidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong sebelumnya, anomali uterus dan berbagai humor dalam panggul.
               Implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri diduga merupakan predisposisi presentasi bokong. Fanu dan Vadavinkova (1978) menunjukkan bukti-bukti dengan USG bahwa terdapat presentasi yang sangat tinggi pada implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri dengan presentasi bokong(73%) dibandingkan dengan presentasi verteks (5%). Frekuensi presentasi bokong juga meningkat pada plasenta previa, meskipun hanya sedikit kasus presentasi bokong yang berhubungan dengan plasenta previa (Cunningham, 1995; 403)

2.4  Klasifikasi
a         Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tangkai terangkat keatas

b        Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong
(letak bokong kaki sempurna, lipat kejang)

c         Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut terdiri dari :
1)      Kedua kaki : letak kaki sempurna
Satu kai : letak kaki tidak sempurna
2)      Kedua lutut : letak lutut sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi :
1)      Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
2)      Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
3)      Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
4)      Right sacrum posterior (sacrum kanan belakang)
(Rustam Mochtar, 1998; 350)

2.5  Diagnosa
a         Pemeriksaan Abdomen
Dengan perasat leopold pertama, secara khas ditemukan bahwa kepala janin yang keras dan bulan dengan balotement sudah dapat menempati bagian fundus uteri, perasat kedua menunjukkan punggung sudah berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain. Pada perasat ketiga, bokong janin masih dapat digerakkan diatas pintu atas panggul selama engagement belum terjadi, misalnya karena diameter intertrokanterika dari engagement, perasat keempat memperlihatkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis

b        Pemeriksaan Vagina
Diagnosis presentasi bokong murni diperkuat dengan pemerisaan vagina yaitu dengan meraba bagian-bagian khas. Tuberositas iskiadika, sakram maupun anus biasanya teraba, dan setelah turun lebih jauh, genetalia eksterna dapat dibedakan
Khusus pada partus lama, bokong dapat membengkak dan hal ini menyebabkan kesulitan untuk membedakan muka dengan bokong, anus bisa dikira mulut dan tuberositas iskiadiko dapat dikira penonjolan pipi, dengan pemeriksaan yang cepat, kesalahan tersebut akan dapat dihindari karena jari tangan pemeriksaan dapat merasakan tahanan otot bila bagian tersebut berupa anus, sedangkan bagian rahang akan terasa lebih keras dan tidak berubah ketika diraba lewat mulut. Lebih lanjut, ketika jari tangan dikeluarkan dari anus, acapkali janin tersebut berlumuranmekoneum. Mulut dan kedua tonjolan tulang pipi akan membentuk bangunan segitiga, sedangkan tuberositas iskiadika dan anus akan membentuk satu garis lurus. Akan tetapi, petunjuk yang lebih tepat bisa diperoleh berdasarkan lokasi sakrum dan prosessus spinosus, yang dapat menegakkan diagnosis tentang posisi dan macamnya
Pada presentasi bokong lengkap, kaki dapat diraba disebelah bokong, sedangkan pada presentasi kaki, letak salah atu atau kedua kaki lebih redah dari bokong. Pada presentasi kaki, kaki kanan atau kiri dapat ditentukan berdasarkan hubungannya dengan ibu jari kaki. Bila bokong turun lebih jauh kedalam rongga panggul, maka genetalia dapat diraba, jika tidak terjadi pembengkakan yang sangat, kita dapat menentukan jenis kelamin bayi.

c         Auskultasi
Djj  paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat, sedangkan bila ada engagement kepala janin, suara jantung terdengar dibawah pusat


d        Pemeriksaan foto rontgen
Bayangan kepala difundus

e         Pemeriksaan USG
USG merupakan pemeriksaan yang ideal untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan juga untuk mengidentifikasi setiapkelainan janin, penting untuk merencanakan jalannya persalinan (Rustam Mochtar, 1998; 352 dan Cunningham, 1995, 404)

2.6  Prognosis
a         Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi

b        Bagi Anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.

2.7  Penanganan sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala.
Hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu,multi dengan usia kehamilan 36 minggu, dan tidak ada panggul sempit, gemeli, atau plasenta previa
Syarat :
a         Pembukaan kurang dari 5 cm
b        Ketuban masih ada
c         Bokong belum turun atau masuk PAP


Teknik :
a         Lebih dahulu bokong lepaskan dari P.A.P dan ibu berada dalam posisi trendelennburg
b        Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan kanan pada bokong
c         Putar kearah muka / perut janin
d        Lalu tukar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
e         Setelah berhasil pasang gurita, dan observasi tensi, Djj, serta ketuban

2.8  Penanganan Pada Saat Persalinan
               Terdiri dari partus spontan (pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan manualaid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
Fase I :   fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit keatas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaliknya jangan dilakukan ekspresi kristeller, karenaa hal ini akan memudahkan terjadinya nuchee arm
Fase II :  fase untuk bertindak cepat
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit, untuk mempercepat lahirnya janin dapat dilakukan manual ard

2.9  Cara Melahirkan Bahu dan Lengan
a         Cara klasik (deventer)
Pegang bokong dengan menggunakan ibu jari berdampingan pada os sakrum dan jari lain dilipat paha. Kemudian janin ditarik kearah bawah, sehingga skapala berada dibawah simphisis, lalu lahirkan bahu dan lengan belakang, kemudian lengan depan



b        Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya ditarik kebawah lalu dilahirkan bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin diputar 90o sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa

c         Cara Mueller
Tarik janin vertikal kebawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki keatas lalu bahu lengan belakang dikait menyapu kepala

d        Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sakrum, kemudian janin ditarik keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara

e         Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu dengan menarik janin kebawah dan menekan dengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat keatas untuk melahirkan lengan dan bahu belakang dengan menekan skapula belakang.

2.10    Melahirkan Kepala
a         Mauriceau
Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri, mengarahkekanan = jari kanan). Letak anak menunggang pada lengan sementara tangan lain memegang pada tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan kepala dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut, hanya untuk menambah fleksi kepala

b        De Snoo
Tangan kiri menadah perut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher (menunggang kuda) tangan kanan menolong menekan diatas symphisis. Perbedaannya dengan Mauriceau ialah disini tangan tidak masuk dalam vagina.
c         Wigand Martin-Winckel
Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulai janin sedang jari tengan dah ibu jari pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas simfisis atau fundus

d        Naujoks
Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memegang leher pada bahu, tarik janin kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis

e         Cara Praque Terbalik
Dilakukan pada ubun-ubun kecil terletak sebelah belakang. Satu tangan memegang bahu janin dari belakang, tangan lain memegang kaki lalu menairk janin kearah perut ibu dengan kuat (Rustam Mochtar, 1998; 350)



















KONSEP DASAR KEBIDANAN
A.    PENGKAJIAN DATA
Tanggal : ……………             Jam : …………..
I.       Data Subyektif
a        Identitas
Nama               :                                      Nama suami       :
Umur               :                                      Umur                  :
Bangsa/suku    :                                      Bangsa/suku       :
Agama             :                                      Agama                :
Pendidikan      :                                      Pendidikan         :
Pekerjaan         :                                      Pekerjaan            :
Alamat            :                                      Alamat               :

b        Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya.

c         Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak. Penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, HT dan jantung. selama kehamilannya ibu tidak pernah menderita sakit dan dirawat di Rumah Sakit dalam waktu yang lama
2)      Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak, penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun penyakit menahun seperti asma, HT, dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar.


d        Riwayat Menstruasi
 Siklus menstruasi : 28-30 hari                              Menarche        : 12-16 tahun
 Lama                    : 5-7 hari                                  HPHT              :
 Warna                   : merah segar                           TP                    :
 Bau                                   : anyir

e         Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Perka-win
Hamil
Persalinan
Anak
Nifas
Kb
Ke
Usia
Jenis
Penolong
Tmpt
Pnyult
Bbl
Seks
Hidup
Mati
Asi
Penyulit
Jenis
HAMIL INII
I
9 bln



Sptb
Dukun
rMH
-
4000
6 th
-
2 th
-
Suntik 1 bln

f         Riwayat Kehamilan sekarang
Trimester 1         :     Ibu mengatakan pada awal kehamilannya ibu sering mual dan muntah kepala sering pusing, dan nafsu makan ibu berkurang
Trimester 2         :     ibu mengatakan apa yang dirasakan pada awal kehamilannya sekarang sudah berkurang, kepala sudah tidak pusing lagi dan nafsu makan ibu bertambah. Ibu sudah mulai merasakan pergerakan sejak usia kandungan 4 bulan dan gerakan yang paling banyak adalah dibagian bawah.
Trimester 3         :     ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang karena diketahui letaknya sungsang

g        Riwayat Psikososial
1)      Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini, dan ibu sedikit cemas karena keadaan kehamilannya
2)      Ibu berharap dapat melahirkan dengan selamat

h        Pola kehidupan sehari-hari
1)      Pola nutrisi
Ibu mengatakan sebelum hamil makan 3x sehari, minum 4-5 gelas/hari, komposisi nasi, sayur, dan lauk, sedangkan selama hamil makan 3x/hari dengan porsi lebih banyak daripada sebelum hamil, komposisi nasi, sayur,lauk, minum 6-7 gelas/hari.
2)      Pola Eliminasi.
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu lancar buang air besar 1x/hari dengan konsistensi lembek warna kuning, sedangkan buang air kecil sebelum hamil antara 3-4x/hari dan selama hamil 5-6x/hari warna kuning jernih.
3)      Pola istrahat / tidur
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB dan tidak tidur siang karna harus bekerja.
4)      Pola Aktifitas
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,menyapu,mengepel,memasak dll.selain itu ibu juga bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan.
5)      Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan sebelum hamil agak sering berhubungan dengan suami kurang lebih 3x seminggu, sedangkan selama hamil 1x seminggu, karena ibu takut akan mempengaruhi kehamilannya.
6)      Pola kebersihan diri (personal hygiene)
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu mandi 2x/hari, mengosok gigi,mencuci rambut 3x/minggu dan ganti baju setiap habis mandi
7)      Spiritual
Ibu beragama islam dan mengatakan selalu beribadah sesuai ajaran agamanya.


i          Prilaku Kesehatan
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah merokok,tidak minum-minuman beralkohol, periksa kehamilan di puskesmas jagir 1 bulan sekali.

II.    Data Obyektif
a        Pemeriksaan Umum
1)      KU                  : Baik
2)      Kesadaran       : Composmentis
3)      Tanda-tanda vital
Tensi                : 120/70 mmHg
Suhu                : 37 0C
Nadi                : 90x/menit
RR                   : 18x/menit
Lila                  : 24 cm
TB/BB             : 152 cm/ 57 kg

b        Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1)      Kepala: Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok.
2)      Muka: Bulat tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
3)      Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih.
4)      Hidung: Bersih, tidak ada polip.
5)      Mulut/gigi: Bersih, tidak stomatitis, tidak terdapat lubang pada gigi jumlah gigi lengkap
6)      Telinga: Simetris tidak ada serumen, pendengaran baik.
7)      Leher: tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)      Mammae: membesar, hiperpigmentasi pada papilla & areola mammae, putting  menonjol, colostrum +/-
9)      Perut: Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea alba dan striae lividae, tidak terdapat luka bekas operasi.
10)  Genetalia: Bersih,oedema tidak ada, varices tidak ada, candilomalata tidak ada, cikatrik tidak ada, haemoroid tidak ada.
11)  Ekstremitas:  varices dan oedema tidak ada

Palpasi
Leopold I        : 4 jari bawah px (30 cm)
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold II       : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III     : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong)
Leopold IV     : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul

Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144 x/menit

Perkusi
Reflek patella +/+

c         Pemeriksaan penunjang
Darah                    : Hb - gr%
Urine                     : Albumin: Tidak dilakukan
                                 Reduksi: Tidak dilakukan

III.  Assasment
A.    Identifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan
§  Diagnosa :    GII PIOOOI, uk: 34-35 minggu, tunggal,hidup,intra uteri,letak sunsang,puki,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik
Ds  : Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya.
Do :  -  KU : Baik
-          Kesadaran : Composmentis
-          BB setelah hamil 57  kg
-          TTV:
-          Tensi          : 120/70 mmHg
-          Suhu          : 37 0C
-          Nadi          : 90x/menit
-          RR            : 18x/menit
-          Palpasi
Leopold I     : (33 cm)
  4 jari bawah px
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold II    : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III  : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong).
Leopold IV     : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul.
§  Masalah : Cemas sehubungan dengan kehamilan letak sungsang
§  Kebutuhan :
-     Penjelasan tentang kehamilan ibu (letak sungsang)
-     Memberi dukungan moril pada ibu
-     Mendengarkan semua keluhan ibu dan berusaha memecahkan masalah
-    Menganjurkan untuk sabar dan berdoa



B.     Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Potensial Terjadi partus lama
C.    Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi
a         Mengajarkan pada ibu untuk melakukan posisi menungging
b        Memesan ibu kontrol secara teratur
c         Kolaborasi dengan dokter

IV. Planning
A.    Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Diagnosa :    GII PIOOOI, uk: 34-35 minggu, tunggal,hidup,intra uteri,letak sunsang,puki,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik
Tujuan :        setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan klien mengerti tentang pejelasan petugas kesehatan
Kriteria hasil : Klien faham tentang penjelasan petugas

B.     Intervensi
1.      Sapa ibu dengan hangat & perkenalkan diri.
R/ Meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi lebih kooperatif dengan petugas.
2.      Lakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan kehamilan
R/ Untuk mengetahui tingkat kesehatan ibu dan untuk mengetahui kondisi ibu dan keadaan janin.
3.      Jelaskan pada ibu tujuan dan hasil pemeriksaan kehamilan dan keadaan ibu saat ini.
R/ Penjelasan pada ibu di harapkan agar ibu tenang dan Ibu dapat berperan aktif dalam pemilihan kesehatan kehamilannya dan mau kontrol secara teratur.
4.      Jelaskan pada ibu tentang kehamilan letak sungsang
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga mengurangi kecemasan



5.      Diskusikan bersama ibu untuk mengatasi sungsang yaitu dengan:
     - Senam hamil
     - Menungging
     - Tidak boleh dipijat.
R/ Diharapkan bahwa
·         Dengan senam hamil akan bisa membantu merubah posisi bayi dengan gerakan-gerakan yang khusus
·         Dengan menungging yang akan membuat kepala lebih berat dibandingkan bokong bergerak kebawah
6.      Berikan support mental pada ibu dengan melibatkan keluarga
R/ Ibu akan lebih tenang dan siap menghadapi persalinan
7.      Jelaskan HE tentang 6 tanda bahaya kehamilan.
R/ Meningkatkan pengetahuan ibu dan apabila ada komplikasi segera di ambil tindakan.
8.      Memberikan HE tentang perawatan payudara.
R/ Perawatan masa hamil untuk merangsang produksi ASI, menjaga kebersihan payudara
9.      Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan.
R/ Agar ibu segera ke BPS apabila ada tanda-tanda persalinan.
10.  Memberikan tablet Fe dan multivitamin.
R/ Sebagai tablet penambah darah dan multivitamin.
11.  Memberikan informasi kunjungan selanjutnya
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu selanjutnya.

C.    Implementasi
Tanggal : …………………..                   Jam : ………..
1.      Menyapa ibu dengan hangat dan memperkenalkan diri.
2.      Melakukan pemeriksakan TTV dan kehamilan.
- TTV:
a.       Tensi    : 120/70 mmHg
b.      Suhu    : 37 0C
c.       Nadi    : 90x/menit
d.      RR       : 18x/menit
TB/BB       : 157 cm/ 57 kg
Usia kehamilan 33-34 minggu
-          Palpasi
Leopold I     : (33 cm)
  4 jari bawah px
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold II    : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III  : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong).
Leopold IV              : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul.
-          Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144x/menit
-          Perkusi
Reflek patella +/+
3.      Menjelaskan pada ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan :
         -  Untuk mendeteksi dini adanya faktor resiko
         -  Mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan
         -  Memantau keadaan kesehatan ibu dan janin
         -  Mempersiapkan ibu dan bayi menjelang persalinan
         -  Menjelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya saat ini yaitu :
-  Usia kehamilan 34-35 mgg
-  Letak janin sungsang (bokong dibawah)
-  Anak tunggal dan hidup
-  Menganjurkan ibu untuk berserah diri kepada Tuhan agar posisi anak normal yaitu kepala dibawah
4.      Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian bawah cavum uteri serta memberitahu ibu bahwa janin dapat lahir melalui jalan lahir.
5.      Mendiskusikan dan mengajari ibu untuk senam hamil 1 minggu sekali dan mengajari ibu untuk menungging yaitu seperti saat sujud sholat dan menempel pada tempat tidur, kaki ditekuk dan paha tegak lurus tempat tidur kedua tangan/lengan ada disamping kanan/kiri tubuh. Dilakukan + 10 menit sehari.
Memberitahukan ibu untuk tidak memijat perutnya karena akan membahayakan keadaan ibu dan janin
6.      Memberi support mental pada ibu dengan melibatkan keluarga atau suami dengan mengajak berdoa dan menyerahkan diri pada Tuhan
7.      Menjelaskan tentang 6 tanda bahaya kehamilan
a)      Perdarahan pervagina.
b)      Penglihatan kabur.
c)      Nyeri kepala yang hebat.
d)     Oedema.
e)      Nyeri epigastrium.
f)       Gerakan janin tidak ada.
8.      Memberikan penyuluhan perawatan payudara dengan membersihkannya pada waktu mandi buah dada di cuci dengan sabun dan puting susu di bersihkan dari daki yang mengering. Bila puting susu masuk ke dalam maka dengan jari puting susu di tarik keluar sampai puting akhirnya menonjol.
9.      Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan.
a)      Adanya His yang semakin kuat dan teratur.
b)      Keluarnya lendir bercampur darah (show)
c)      Keluar cairan ketuban . 


10.  Memberikan ibu tablet Fe dan multivitamin.
Menganjurkan ibu untuk control 1minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.

D.    Evaluasi
S    :  Ibu mengatakan bahwa ia mengerti dan memahami atas penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan
O   :  -  Ibu tampak mengerti dan paham.
-    Ibu mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang di pahaminya.
-    Ibu mampu mengulang saran-saran/nasehat yang di berikan dengan benar.
A   :  Ny        G    P              , uk:              minggu, tunggal, hidup,intra uteri,letak sunsang,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.
Sudah mendapat penyuluhan
P    : - Anjurkan ibu untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan datang 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
- Pemberian terapi tablet Fe dan vitamin.













BAB 4
PEMBAHASAN


            Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri. Ditinjau kembali berdasarkan teori dan pengalaman yang diperoleh pada waktu praktek di lapangan ANC merupakan hal yang penting untuk mendeteksi secara dini kelainan yang mungkin terjadi selama kehamilan.
            Dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny M dengan GII Pl0001 trimester III letak sungsang ditemukan adanya masalah yang sering timbul adalah partus lama dan hal ini sesuai dengan teori yang di ungkapkan Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998) : bahwa salah satu komplikasi persalinan letak bokong adalah partus lama karena bokong yang lunak berbeda dengan kepala yang keras sehingga pembukaan serviks menjadi lambat.
            Berdasarkan masalah yang di temukan pada pengkajian yaitu cemas, maka penulis melakukan beberapa intervensi dan penyuluhan di antaranya menjelaskan mengenai kehamilan letak sungsang, memberikan support dan kolaborasi dengan dokter. Dari Asuhan yang diberikan tersebut diharapkan ibu dapat lebih dapat tenang dan kehamilan dapat berjalan dengan lancar.











BAB 5
PENUTUP


A.    Simpulan
               Selama melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny M dengan G II Pl0001 kehamilan 33/34 Minggu janin tunggal, hidup, letak sungsang tidak mengalami suatu kesulitan yang berarti, kareana selama diberikan penjelasan dan asuhan ibu tampak kooperatif dalam semua tindakan sehingga dapat terjalin suatu kerjasama yang baik dan akhirnya dapat membantu terselesaikannnya proses Asuhan Kebidanan yang di lakukan oleh petugas kesehatan.
Adapun kesimpulan dari asuhan kebidanan yang di berikan :
a            Pengkajian terhadap klien dengan GII P10001 kehamilan 33/34 minggu janin tungggal, hidup, letak sungsang dapat di kaji dengan baik karena adanya kepercayaan klien dengan petugas.
b           Dari hasil pengkajian diagnosa GII P10001 hamil 33/34 minggu  Intrauterin, tunggal hidup letak bokong. Hal ini didapatkan sesuai dengan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
c            Tidak adanya masalah potensial, hal ini dikareNakan tidak ditemukannya data subjektif dan objektif yang menunjang terjadinnya masalah potensial.
d           Asuhan yang segera di berikan, juga tidak ada hal ini dikarenakan tidak munculnya masalah potensial
e             Rencana asuhan yang diberikan adalah melakukan pendekatan therapeutik, melakukan pemeriksaaan kehamilan secara lengkap. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan kehamilannnya, memotivasi ibu untuk melakuakan senam hamil, menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan, anjurkan ibu untuk control 1 minggu lagi.
f            Berdasarkan diagnosa dan intervensi, implementasi dapat dilaksanakan karena kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengnan klien.
g           Evaluasi dapat dilakukan secara efektif karena ibu sangat kooperatif.

Adapun faktor penunjang sehingga Asuhan Kebidanan pada Ny M dengan GII P10001 usia kehamilan 33/34 minggu janin tunggal, hidup intera uterin, letak sungsang dapat berjalan dengan baik di karenakan klien dapat kooperatif dengan tindakan yang di lakukan oleh petugas kesehatan, sedangkan faktor penghambanya adalah terbatasnya waktu sehingga pengkajian yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada klien sangat terbatas.

B.     Saran
             I.Untuk petugas kesehatan
a            Selalu meningkatkan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan   kebidanan dan perawatan padaklien dengan letak sungsang
b           Dapat memberikan pelayanan kebidanan secara menyeluruh
c            Tetap menjaga kepercayaan klien dan selalu memberikan dukungan

          II.Untuk Pasien / Klien
a            Dapat selalu ikut serta dalam pemeriksaan kehamilan
b           Memberikan kepercayaan kepada petugas kesehatan untuk memberikan asuhan














DAFTAR PUSTAKA


Bari, Saifudin, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Depkes RI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.

Hadyanto, 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.

Manuaba. I.B.G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsisi Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC.

Rabe, Thomas, 2003. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Hipokrates.



Previous
Next Post »

Translate