BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Selama masa janin, fungsi pengaturan cairan tubuh di
atur oleh plasenta. Walaupun ginjal janin dapat membuat urin sejak 12 minggu
kehamilan, namun peranan ginjal terhadap homeostasis cairan dan elektrolit
masih minimal. Perkembangan dan pematangan ginjal intra uteri amat penting
untuk fungsi adaptasi yang baik setelah lahir. Segera setelah lahir ginjal
bertanggung jawab mengatur cairan dan elelktrolit serta ekskresi sisa-sisa
nitrogen.
Walaupun peran ginjal janin dalam menjalankan fungsi
ekskresi intra uteri sangat kecil, produksi urin janin amat penting artinya
untuk pengaturan jumlah amnion. Pematangn fungsi ginjal berkembang sesuai
dengan perkembangan morfologis janin. Aliran darah ginjal (Renal Blood Flow ),
laju filtrasi glomerulus dan kemampuan untuk menahan cairan dan natrium secara
bertahab bertambah. Pematangan juga terjadi pada beberapa hormone termasuk
aldosteron, rennin-angiotensin, argirine vasoresin, prostaglandin beserta
reseptornya masing-masing.
Fungsi ginjal saat lahir pada umumnya mencangkupi
keperluan bayi baru lahir dan pada batas tertentu dapat beradaptasi dengan
berbagai setres yang timbul setelah lahir.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
anatomi dan morfologis ginjal pada neonatus?
2. Bagaimana mekanisme kerja ginjal pada neonatus?
3. Apa
saja kelainan ginjal pada neonatus
1.3 Tujuan
Masalah
1. Memahami
anatomi dan morfologis ginjal
2. Memahami
fungsi ginjal pada neonatus
3. Mengetahui
kelainan ginjal pada neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Anatomi dan morfologi ginjal
Berat total kedua ginjal saat lahir
adalah 25 gram pada orang dewasa berat ginjal dapat mencapai 300 gram. Ukuran
ginjal saat lahir sekitar 45 mm, sedang pada orang dewasa 115 mm. permukan
ginjal nampak berbenjol-benjol dan hal ini menetap sampai beberapa bulan dan
kemudian permukaannya menjadi rata seperti pada orang dewasa. Tiap ginjal
mengandung kurang lebih satu juta nefron dan jumlah ini sama pada jumlah ginjal
dewasa, namun ukuran glomerulus dan tubulus saat lahir lebih kecil.
Fetterman dan kawan-kawan
menunjukkan bahwa diameter rata-rata glomerulus pada bayi baru lahir sekitar
2/5 orang dewasa dan rata-rata tubulus sekitar 1/100 orang dewasa. Selain itu
pada neonatus, bagian nefron yang lebih dalam lebih matang dibandingkan dengan
bagian super fisial. Kapiler glomerulus
terdiri dari lapisan sel indotel, membrane basalis dan lapisan sel epitel.
Besarnya filtrasi air dan zat dengan
molekul kecil melalui kapiler glomerulus, beberapa kali lebih besar dari pada
kebanyakan kapiler seluruh tubuh. Filtrasi ini berlangsung sebagai ultra
filtrasi karena protein plasma sangat sedikit yang memasuki proksimal tubulus.
Ketiga lapisan kapiler glomerulus bermuatan negative dan dapat menghalangi
filtrasi partikel negative dan plasma. Albumin plasma dengan berat molekul
68000 bersifat amion sehingga tidak dapat melewati kapiler gloumerulus.
Ketebalan membrane basalis
glomerulus neonates sekitar 100 mm dan ini kurang lebih 1/3 orang dewasa.
Komposisi kimiawi membrane basalis neonates mirip dengan orang dewasa, tetapi
antigen goodpasture tidak terdapat pada membrane basalis glomerulus neonates
dan normal terdapat pada glomerulus orang dewasa atau anak. Saat glomerulus
matang, luas membrane basalis bertambah dan berakibat neonatus belum jelas
hubungannya dengan tipisnya membrane basalis atau tidak adanya antigen goodpasture.
2.2 Mekanisme kerja ginjal pada neonatus
è Aliran
darah ginjal
Aliran plasma ginjal rendah pada saat lahir dan
menjadi dua kali pada usia dua minggu dan mencapai nilai dewasa pada saat usia
12-24 bulan. Pada masa janin kortek glomerulus bagian luar relative mendapat
perfusi yang lebih rendah di bandingkan dengan bagian juxta-medular. Begitu
lahir perfusi ginjal superficial meningkat dari perubahan ini selajan dengan perubahan
morfologi dan pematangan fungsi glomerulus.
Hormone yang mempengaruhi aliran darah ginjal janin
dan neonatus antara lain catecholamine, rennin-angiotensin, prostaglandin dan
kallikrein kadar beberapa hormone ini meningkat pada janin dan neonatus
dibandingkan dengan pada anak atau orang dewasa. Aliran darah ginjal
dipengaruhi oleh perubahan oksigenasi jaringan dan tekanan darah
è Laju
filtrasi glomerulus
Fitrasi glomerulus dimulai pada 9-12 minggu kehamilan.
Urin janin merupakan bagian penting dari cairan amion dan kecepatan pembentukan
urin meningkat dari 12 ml /jam pada usia 32 minggu menjadi 28 ml/jam pada 40
minggu atau sekitar 7 ml/kg BB/jam. Laju filtrasi glomerulus (GFR) ini relative
rendah pada saat lahir terutama pada bayi premature, walaupun di koreksi dengan
luas permukaan tubuh. Pematangan fungsi ginjal prematur lebih lambat daripada
bayi cukup bulan dan GFR tetap sesuai usia kehamilan
è Keseimbangan
natrium
Natrium berperan dalam mempertahankan volume
ekstrasel, osmolaritas serum dan homeostasis seluruh tubuh. Kecepatan
ekskresi natrium urin dan ekskresi
fraksi natrium (FENa) tinggi pada masa janin dan bertahab menurun dengan
bertambahnya usia kehamilan.
Kebanyakan neonatus mempunyai dieresis awal dan
kehilangan berat badan pada hari-hari pertama setelah lahir, yang berhubungan
dengan pengurangan volume total bandan dan cairan ekstraseluler. Selain itu
pada bayi cukup bulan balans natrium positif dan retensi natrium ini diperlukan
untuk pertumbuhan fisik. Ginjal bayi cukup bulan dapat menahan natrium dengan
baik. Ekskresi natrium urin sehari kurang dari 0,5 mEq/kgBB dan FENa kurang
dari 0,5%. Kapasitas ini penting karena air susu ibu dengan intrakel oral
sekitar 150 mEq/kgBB member natrium pada bayi sekitar 1mEq/kg/hari tetapi bayi
premature tidak dapat menahan natrium sebaik bayi cukup bulan, FENa premature
dapat mencapai lebih dari 5%.
è Kemampuan
pemekatan dan pengenceran urin
Kemampuan mengencerkan urin neonatus dan premature
biasanya sudah berkembang dengan baik dan dapat mengencerkan urin sampai ke
osmolalitas kurang dari 40 mOsm/kg air. Walau demikian, kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan cairan hipotonik ini terbatas, mungkin disebabkan oleh rendahnya
GFR.
Sebaliknya kemampuan memekatkan urin neonatus
terbatas. Dibandingkan dengan ginjal anak atau orang dewasa yang dapat mencapai
1200-1400 mOsm/kg air, maka pada neonatus cukup bulan kemampuan ini mencapai
maksimal 700-800 mOsm/kg air dan pada premature hanya mencapai 500 mOsm/kg air
keterbatasan ini disebabkan berbagai factor antara lain medulla ginjal yang
pendek, ekskresi urea yang terbatas dan kepekaan yang kurang terhadap arginin
fasopressin. Asfiksia dan gagal ginjal akut juga membatasi kemampuan ginjal
untuk memekatkan urin.
è Keseimbangan
asam basa
Peranan ginjal dalam keseimbangan asam basa, amat
terbatas tetapi ginjal janin turut bekerja dalam pengaturan asam basa ini.
Setelah lahir ginjal mampu mengeskresi ion hydrogen hasil metabolism beberapa
asam amino, asam nukleat dan asam organic.
Fungsi ginjal neonatus sama dengan dewasa. Neonatus
normal padsa awalnya belum mampu menurunkan PH urine yang kurang dari 6,0
tetapi setelah usia 1 minggu PH urine yang kurang dari 6,0 dapat ditemukan pada
osidosis sistemik. Setelah itu PH urine berfariasi antara 5,0-8,0
è Keseimbangan
Kalium
Kalium merupakan kation intrasel yang utama. Kadar
kalium pada neonatus lebih tinggi dari anak atau dewasa, pada bayi dengan
kondisi sakit berat didapatkan balans kalium negative. Selain itu pada bayi
sakit kurangnya kalium tubuh dapat disebabkan oleh kekurangan kalium pada
cairan intravena, pemakaian diuretic dan pengaturan diuresis. Dalam 1-2 minggu
pertama, rasio K/Na urine biasanya kurang dari 1, pada bayi cukup bulan maupun
premature. Kadar kalium ASI 13 mEq/L denga kadar natrium ASI 7 mEq/L, sehingga
hal ini menyebabkan rasio K/Na meningkat. Peningkatan rasio K/Na pada usia 2
minggu setelah lahir menunjukkan reaksi yang baik dari tubulus distal terhadap
aldosteron.
Saat Pertamakali Miksi
Kurang lebih 20% neonatus cukup bulan dan kurang bulan
miksi di ruang tempat lahir, 50% dalam 8 jam pasca lahir dan hampir seluruhnya
miksi dalam waktu 24 jam pasca lahir.
Mengapa 50% neonatus miksi setelah 8jam di lahirkan
dapat di jelaskan sebagai berikut:
Karena
kapasitas kadung kemih neonatus cukup bulan adalahy 30 ml,sedangkan volume urin
menurun dari 10 ml/kg/jam pada masa fetal menjadi 2,4 ml/kg/jam sehingga
memerlukan waktu beberapa jam untuk mengisi kandung kemih dan menimbulkan
rangsang miksi. Batas waktu saat awal miksi yang di anggap normal adalah 48 jam
pasca lahir, bahkan ada yang memakai 24 jam. Bila batas ini terlampaui belum
terjadi miksi harus di pikirkan adanya gagal ginjal,baik prarenal,(oleh karena
hipovolemia atau hipotensi) renal ataupun pasca renal oleh karna kelainan
kongenital atau pun uropati obstruktif.
Laju aliran urin
Pada
neonatus cukup bulan menurun 10ml/kgBB/jam masa fetal menjadi antara
2-3ml/kgBB/jam (0,5-5,0 ml/kgBB/jam). Pada neonatus kurang bulan laju aliran
urin lebih tinggi,misalnya bila masa kehamilannya 28 minggu dan baru akan
mencapai jumlah sesuai dengan neonatus cukup bulan (35 Minggu) setelah ia
berumur 6 minggu ( 28 + 6 = 35).Pada neonatus batasan oligiria dipakai
<1ml/kgBB/jam. Untuk klarifikasi lebih lanjut perlu diperiksa darah
krea-tinin dan ureun untuk mencapai adanya gagal ginjal.
Kadar
serum kreatinin
Pada
bayi baru kadar serum kreatinin sama dengan kadar serum kreatinin ibunya.
Kesimpulan
Pada
neonatus cukup bulan, meskipun jumlah nephron sama dengan pada anak besar
fungsinya masih belom sempurna. Pada neonatus kurang bulan fungsinya lebih
rendah dari bayi cukup bulan karena proses maturasi ginjal yang belum selesai
dan akan menjadi sama dengan neonatus cukup bulan bila umur konsepsi yaitu umur
gestasi ditambah umur pasca lahir telah mencapai 35 minggu.
Agar
dapat melakukan penatalaksanaan yang lebih baik terhadap perubahan metabolic
pada neonatus yang sakit lebih lebih pada yang kurang bulan, perlu diketahui
angka-angka normal fungsi ginjal, pada tahap umur tersebut.
Pencritaan
saluran kemih pada neonatus
Secara
umum dapat dikatakan bahwa kelainan traktus urinarius pada neonatus merupakan
kelainan ginjal pada saluran kemih yang cukup serius dan harus mendapat
perhatian utama dari kalangan klinisi, karena dapat menyebabkan morbiditas
bahkan mortalitas yang dapat mengancam tumbuh kembah dan kelangsungan hidup
anak.
Gangguan
aliran urine yang terjadi akibat kelainan traktus urinarius dapat menyebabkan
peninggian tekanan dalam sistim pelvio kalises dan selanjutnya dapat mempengaruhi
fungsi ginjal. Statis urin dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih
berulang, dan selanjutnya dapat menimbulkan gangguan fungsi ginjal pula. Bila
kedua keadaan ini tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat, maka dapat
menyebabkan kerusakan parenkim ginjal yang menyebabkan gagal ginjal krionik
bahkan dapat berlanjut menjadi gagal ginjal terminal dan berakhir dengan
kematian.
Berdasarkan faktor etiologi yang di
temukan john dan yeh.melakukan pengelompokan kelainan ginjal menjadi 3 kelompok
utama yaitu :
1. Faktor
prarenal.
Y Hipofolemia
karena perdarahan, dehidrasi sepsis atau pemberian cairan yang hiperosmolar
Y Hipoperfungsi
karena hipoksia, hipotensi, payah jantung, kelainan paru, efek samping
obat-obatan,dll
2. Faktor
Renal
Y Kelainan
bawaan seperti dysplasia ginjal, ginjal multi/poli kistik, dll
Y Kelainan
didapat seperti koagulasi intravascular disemoinata, thrombosis vena renalis,
rekrosis ginjal, dll
Y Iskemia
ginjalkarena renjatan,hipotensi, hipoksia, dll
Y Intosikasi
pada ginjal karena efek samping obat-obatan seperti aminoglikosida,dll
Y Lain-lain,
misalnya akibat sidosis, polisitemia, dll
3. Faktor
pacarenal
Y Uropati
obstruktif bawaan seperti striktura uretra, obstruksi ureter, sindrom
megaureter, sindrom prune belly, dll
Memperhatikan
kompleksnya masalah penderitaan kelainan tersebut, maka perlu adanya pemahaman
dalam berbagai fungsi ginjal. Di samping itu pendekatan yang lebih teliti dan
menyeluruh perlu di lakukan agar kelainan urogenital neonatus dapat didiagnoda
dan dideteksi secara dini.
ConversionConversion EmoticonEmoticon