MAKALAH
ASKEB IV (PATOLOGI)
MASTITIS
Disusun
Oleh :
Aminatun
Zuhroh (2010.0661.053)
Ika
Apriani (2010.0661.067)
Sari
Y. Anggraini (2010.0661.090)
Vipit
N. N. Tualeka (2010.0661.099)
D
III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
makalah Askeb 4 “paatologi” untuk memenuhi tugas yang telah di berikan
oleh, Ibu Rachmawati Ika S.,S.ST,M.Kes tentang Mastitis.
Kami berharap supaya makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memahami serta mendapat
pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana isi yang ada dalam makalah ini,
sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam bidang kebidanan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan, maka kami menerima berbagai kritik dan
saran untuk perbaikan makalah ini di waktu mendatang. Dan mohon maaf jika sekiranya masih terdapat kesalahan dalam
penulisan. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Surabaya, 03 Mei 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegagalan dalam proses menyusui
sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu
maupun bayi. Ada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui
sering dianggap problem pada anak saja. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan
karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering mengeluhkan bayinya sering
menangis atau menolak menyusui, dan sebagainya yang sering diartikan ASInya
tidak cukup atau tidak enak. Sehingga sering menyebabkan diambil keputusan
untuk menghentikan menyusui. Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan
manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi ”bingung putting” atau sering
menangis, yang sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak
tepat untuk bayi.
1.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan mastitis ?
2.
Apa saja tanda gejala mastitis ?
3.
Bagaimana etiologi mastitis?
4.
Bagaimana patofisiologi terjadinya
mastitis?
5.
Bagaimana cara pendokumentasian asuhan
kebidanan pada mastitis ?
1.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami definisi dari
mastitis
2. Untuk
mengetahui dan memahami tanda gejala mastitis
3. Untuk
mengetahui dan memahami etiologi dari
mastitis
4. Untuk
mengetahui dan memahami patofisiologi dari
mastitis
5. Untuk
mengetahui dan memahami pendokumentasian asuhan kebidanan pada mastitis dalam
kehamilan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Mastitis adalah infeksi pada
jaringan payudara yang menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kemerahan pada
payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke-28, biasanya gejalanya
disertai dengan demam dan menggigil. Mastitis paling sering menyerang wanita
yang sedang menyusui, disebut juga dengan masitits laktasi. Namun, terkadang
mastitis juga menyerang perempuan yang sedang tidak menyusui. Pada kebanyakan
kasus, mastitis laktasi menyerang pada tiga bulan pertama setelah melahirkan
(postpartum), tetapi dapat juga terjadi selama menyusui. Tapi seorang ibu masih
bisa terus menyusui bayinya saat mastitis.
1.
Jenis-Jenis Mastitis
Ada 4 jenis mastitis yaitu mastitis
puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis subklinis. Mastitis
infeksiosa. Ke empat jenis ini muncul dalam kondisi yang juga berbeda. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Mastitis
Puerparalis Epidemik
Mastitis
puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan ibunya
terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini paling
sering terjadi di rumah sakit, dari infeksi silang atau bekesinambungan strain
resisten.
2. Mastitis
Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa
bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara, produksi ASI
melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan
tidak akan selesai dalam 2 – 3 minggu. Untuk sementara waktu, akumulasi ASI
dapat menyebabkan respons peradangan
3. Mastitis
Subklinis
Mastitis subklinis
telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis. Dapat disertai
dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat
berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari
4. Mastitis
Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila
siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh
respons – respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).
1.
Tanda
Gejala Mastitis
Jika sudah terinfeksi, payudara
akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah.
Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti
pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan
tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara
juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis
dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1. Payudara
hangat bila disentuh,
2. Perasaan
sakit,
3. Pembengkakan
payudara,
4. Nyeri
atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,
5. Kulit
kemerahan,
6. Demam
dengan suhu 38,3° C atau lebih.
Mastitis
walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal ini bisa
terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung hanya menyerang satu
payudara bukan kedua payudara.
1.
Etiologi
Mastitis
Pada umumnya yang dianggap porte d’entre’e dari kuman penyebab
adalah putting susu yang luka atau lecet dan kuman perkontinuitatum menjalar ke
duktus-duktus dan sinus. Sebagian beasr yang ditemukan pada pembiakan pus ialah
stavilokokus aureus. Penyebab
mastitis diantaranya :
1. Payudara
bengkak yang tidak disusui secara adekuat
2. Putting
susu lecet akan memudahkan masuknya kuman
3.
BH yang terlalu ketat,
mengakibatkan segmental engorgement
4.
Ibu yang diet jelek, kurang
istirahat, dan anemi akan mudah terkena infeksi
1.
Patofisiologi
Tingkat penykit
ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada peradangan
dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup
memberikan support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak menggantung
dan memberikan rasa nyeri, dan di samping itu memberi antibiotika. Dalam hal
ini antibiotik dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang di biakkan dan di
periksa resistensinya terhadap antibiotik,ternyata banyak yang resistensi
terhadap penisilin dan stertomisin.
Dari tingkatradang
ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi
edemetus,air susu yang terbendung akan bercampur dengan nanah. Gejala abses ini
menimbulkan nyeri bertambah heba dipayudara, kulit diatas abses mengkilat dan
suhu tinggi(39-400c).
2.
Pencegahan Mastitis
Mastitis bisa dihindari jika ibu
yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa secara teratur menyusui bayinya
agar payudara tidak menjadi bengkak. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran
payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara
membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Usahakan
payudara tetap kering sehabis menyusui.
Pengurutan payudara sebelum laktasi
merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada
duktus. Usahakan untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar.
Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus.
Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi
menyusui yang lebih baik.
2.7 Pengobatan
mastitis
Jika disebabkan oleh bakteri, maka
pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter
antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila
badan terasa panas, ibu dapat meminum obat penurun panas. Kemudian, untuk
bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan
air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat
meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan agara
kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar. Makan makanan yang bergizi tinggi
sangatlah dianjurkan. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan
demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari
dan Anda akan mampu beraktivitas seperti semula.
Cara mengurangi efek
mastitis:
1. Konsumsi
echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu
melawan
infeksi.
2. Kompres
daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air dingin
3. Tetap
berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan selama
mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang.Lalu, lakukanlah pemijatan ringan saat
menyusui, ini juga akan sangat membantu.
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
IBU NY.F DENGAN MASTITIS
Tanggal didata : 16 Oktober 2010
Jam Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat : BPS
I. Pengkajian Data
A.
Data Subjektif
I. Anamnesis
1. Biodata
Nama
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
|
:
:
:
:
:
:
:
|
Ny.F
24 th
Islam
Rejang
SMA
Desa Teladan
IRT
|
Nama Suami
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
|
:
:
:
:
:
:
:
|
Tn.R
27 th
Islam
Jawa
SMA
Desa Taladan
Swasta
|
1.
Alasan kunjungan dan keluhan :
Pada Tanggal 10 oktober 2010 pukul 16.10 WIB di
Rumah , Ibu F melahirkan anak pertama secara spontan, jenis kelamin laki-laki
BB 3.800 gram, PB 47 cm, Apgar score 9. Pada Pukul 16.15 WIB , Plasenta Lahir
Lengkap, ibu mengatakan badan
terasa panas Payudara terasa sakit jika disentuh,bengkak, dan
mengeluarkan asi sedikit.
2.
Kebidanan
1) Riwayat Mentruasi
Menarche :
12 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya
: 5 hari
Warnanya : Merah
Banyaknya : sedang (2 kali mengganti pembalut/ hari)
Disminore : Tidak
2) Riwayat Perkawinan
Pernikahan yang ke : Satu
Umur Menikah : 22 Tahun
Lama Menikah : 2 Tahun
3) Riwayat Kehamilan
HPHT : 04 Januari 2010 TP : 07 Oktober 2010
Rumus Naegle ; +7 -3 +1
UK : 40 minggu
Keluhan selama kehamilan
T I : Mual Muntah dan sering BAK
T II : tidak ada
T III :Lemah dan sering BAK
ANC
TT 1 : Usia Kehamilan 12 minggu
TT 2 : usia kehamilan 24 minggu
Tablet Fe : 98 tab let yang telah ibu minum
4) Riwayat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi : belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi
Lama menggunakan : - Tahun
Keluhan : tidak ada
5) Riwayat Kesehatan (Penyakit ibu,
maupun keluarga termasuk suami)
Yang di
derita ibu:
Menahun
o TBC : tidak
o Malaria : tidak
o Hepatitis : tidak
o Penyakit jantung : tidak
o Ginjal : tidak
o Diabetes Melitus : tidak
o Hypertensi : tidak
Menular
o TBC : tidak
o Hepatitis : tidak
o Gonore/ GO : tidak
o Sypilis : tidak
o HIV/AIDS : tidak
o Typoid : tidak
Keturunan
o Jiwa : tidak
o Asthma : tidak
o Gemeli : tidak
o Diabetes Melitus : tidak
o Epilepsi : tidak
Riwayat operasi
o Jenis Operasi : tidak
o Kapan/tahun : tidak
o Dimana : tidak
o Pengoprasi : tidak
Yang di
derita keluarga
Menahun
o TBC : tidak
o Malaria : tidak
o Hepatitis : tidak
o Penyakit jantung : tidak
o Ginjal : tidak
o Diabetes Melitus : tidak
o Hypertensi : tidak
Menular
o TBC : tidak
o Hepatitis : tidak
o Gonore/ GO : tidak
o Sypilis : tidak
o HIV/AIDS : tidak
o Typoid : tidak
Keturunan
o Jiwa : tidak
o Asthma : tidak
o Gemeli : tidak
o Diabetes Melitus : tidak
o Epilepsi : tidak
6. Riwayat Psikososial
- Penerimaan terhadap kehamilan
sekarang : Menerima
- Hubungan Ibu dengan suami :
Harmonis
- Hubungan Ibu dengan keluarga :
Harmonis
- Jumlah seluruh anggota yang
tingal di rumah : 2 orang
- Pantangan Ibu terhadap makanan :
tidak ada
- Kebiasaan makan : teratur
7. Riwayal Sosial cultural
- Riwayat Berobat : ke bidan
- Adat istiadat yang mempengaruhi
kehamilan/ persalinan dan nifas : tidak ada
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Pola Makan :
3x /hari
- Pola minum :
10-12 / hari
b. Pola Eliminasi
- Miksi : 5 x/
hari , warna kuning jernih
- Defekasi :
1x/hari, Lembek kekuningan
Istirahat : siang 1 – 2 jam
/malam 5-6 jam
c. Aktifitas
- Kegiatan RT :
Mengerjakan kegiatan rumah tangga
- Olahraga :
rutin seminggu 1 x
d. Rekreasi : Dilakukan 2 minggu 1
x
e. Personal Hygiene
- Mandi : 2x/
hari
- Gosok gigi :
2x/hari saat mandi
- Ganti pakaian
dalam : 2x/hari sehabis mandi
- Vulva Hygiene
:2x/hari saat mandi
9. Riwayat Persalinan Sekarang
- Jenis persalinan : Spontan
- Tanggal dan jam persalinan : 10 Oktober 2010
- Keadaan anak : Hidup
- Jenis kelamin anak : Laki-laki
- Berat badan lahir : 3.800 gram
- Panjang badan : 47 cm
- Ketuban Pecah : pecah sendiri, pukul 15.00
- Episiotomi : tidak dilakukan perineum t
- Lama Persalinan :
Kala I : 9 jam
Kala II :1,5 jam
Kala III : +30menit
Kala IV : 2 Jam
Total : 13 Jam
-
Jumlah perdarahan :
Kala I : + 50 cc
Kala II : + 50 cc
Kala III :+ 200
cc
Kala IV :+ 30 cc
Total : 330 cc
- Penyulit atau komplikasi : tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
II.
Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik TD : 100/60
mmHg
- Kesadaran : Composmetis Pols : 84
x/ menit
- BB sebelum hamil : 48 Kg Temps: 38 °C
- BB Hamil : 56 Kg RR : 20x/menit
- BB post natal : 52 Kg
- TB : 152 Cm
2.
Pemeriksaan Khusus
2.1 Inspeksi
Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok kontribusi merata , warna
Hitam
Muka :tidak pucat dan masi terdapat cloasma
gravidarum
Mata : Sclera tidak ikterik, konjungtiva palpebra
tidak anemid
Hidung : Tidak ada Polip
Mulut : lidah bersih, tidak ada gingivitis,caries
dan karang gigi
Leher
Pelebaran Vena jugularis : tidak ada
Pembengkakan kelenjar tyroid : tidak ada
Pembengkakan kelenjar limfe : tidak ada
Dada
Kelenjar limfe :
terdapat pembesaran dan terasa nyeri
Mammae : kanan dan kiri simetris
Putting susu : kanan dan kiri menonjol
Pengeluaran ASI : pada payudara kanan dan kiri mengeluarkan Sedikit ASI
Abdomen
Pembesaran : tidak ada
Luka bekas operasi : tidak ada
Genetalia Eksterna : tidak ada
pembengkakan / oedema, Varises,dan tidak terdapat penyakit –penyakit genetalia.
Pengeluaran yaitu Lochea serosa
Tungkai /Ekstermitas : tidak
adanya pembengkakan,varices dan kelainan- kelainan lainnya.
2.2 Palpasi
Payudara :Terdapat nyeri tekan
2.3 Perkusi
Reflek Patela Ka/Ki : +/+
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : - Hb : 11 gr %
: - Golongan Darah : O
b. Urine : - Protein Urine : (-)
negative
: - Reduksi : (-)negative
C.
ASESSMENT
1. Diagnosa
:
Ibu P1A0 Post Partum 6 hari dengan
Mastitis Moninfesiosa
2. Masalah
Gangguan rasa nyaman dan cemas
3. Kebutuhan
1. Cara
mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui.
2. Cara
perawatan payudara selama menyusui
3. Teknik
menyusui yang benar
4. Obat-obatan
antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
5. Suport
dan Dukungan pada ibu.
6.
Antisipasi terhadap diagnosa atau
masalah potensial
Jika mastitis tidak
ditangani akan terjadi abses pada payudara
7.
Identifikasi akan tindakan
segera/kolaborasi/rujukan
Untuk sementara ini belum memungkinkan tanda-tanda
bahaya jika ditemukan tanda-tanda bahaya lakukan rujukan
D. INTERVENSI
TUJUAN
/ KRETERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
Tujuan
Dalam 6 hari
masa nifas berjalan normal
KRETERIA
- k/u ibu baik
- tanda-tanda
vital dalam batas normal :
- TD :110/70
mmhg
- N :80
x/menit
- RR : 20
/menit
- Suhu : 36,5
C
- Kontraksi
Uterus baik
- TFU
Pertengahan Pusat-simfisis
- Tidak
terjadi infeksi
|
1. Jelaskan
pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini serta Observasi TTV
2. Jelaskan
Keadaan
ibu saat ini
3. Jelaskan dan ajarkan cara mengurangi rasa
nyeri sebelum dan sesudah menyusui.
4.
Jelaskan dan ajarkan
tentang cara perawatan payudara selama menyusui
5.
Jelaskan dan ajarkan
tentang teknik menyusui yang benar
6.
berikan Obat-obatan
antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
7.
Beri Suport/ Dukungan kepada ibu
|
1. Dengan
melakukan observasi TTV , dapat diketahui k/u ibu
2. Dengan
Mengetahui keadaan ibu saat ini, ibu jadi mengerti dan ibu akan slalu
mengontrol Keadaanya
3. Dengan Mengetahui cara mengurangi
rassa nyeri, ibu menjadi tahu kiat-kiat agar tidak nyeri saat menyusui
4. Dengan
Mengetahui tentang cara perawatan payudara, diharapkan ibu dapat mengatasi
masalah-masalahnya.
5. Dengan
mengetahui tentang cara menyusui yang benar, ibu merasa lebih nyaman dalam
memberikan ASI
6. Dengan
mengetahui tentang Obat-obat antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri,
diharapkan
7. Dengan
Memberi support mental, diharapkan ibu menjadi semangat dengan masalahnya
|
E. IMPLEMENTASI
X/MSL
|
HARI/TGL/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
DX
|
Jum’at
8 Oktober 2010
16.00
|
1.
Mengobservasi TTV
2. Menjelaskan
pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini yaitu:
a. Menjelaskan
pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan nyeri serta
merah meradang
b. Mengajarkan
pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus menyusui bayinya
tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan perawatan payudara selam
menyusui, ibu harus menggunakan BH yang menyangga
3. Menjelaskan
dan mengajarkan pada
ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan cara
:
a. Memessase
payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Membasahi
putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres
dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan
payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan pada
payudara
e. Pakai BH
yang menyangga, gunakan yang menekan
4. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu cara
perawatan payudara selama menyusui
a.
Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Mengajarkan
pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c.
Mengobservasi ibu saat melakukan perawatan payudara
5. Menjelaskan
dan mengajarkan pada
ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Menjelaskan pada ibu
pentingnya cara menyusui yang benar
b. Mengajarkan pada ibu cara
menyusui yang benar
c. Mengobservasi ibu cara
menyusui
6.
Memberikan obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
a.Memberikan obat klokasilin 500 mg 6 jam selama 10
hari
b.Memberi paracetamol 500 mg setiap 3 x sehari
7. Memberikan
Suport mental kepada ibu
|
F. EVALUASI
NO
|
Hari
/ tgl / jam
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Sabtu
22
Desember 2008
17.30
|
S: Ibu mengatakan :
1. Ibu
mengerti keadaanya saat ini
2. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
3. Ibu
berjanji akan melakukan semua anjuran yang diberikan oleh bidan
4. Ibu bisa mempraktekkan perawatan payudara
selama menyusui
5. Ibu bisa mempraktekkan teknik menyusui yang
benar
6. Ibu
berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
O : setelah diberikan asuhan oleh bidan, hasil yang didapat
yaitu:
- payudara kanan dan kiri
teraba lunak
- nyeri mulai berkurang
- payudara kanan dan kiri mengeluarkan asi dengan lancar
A
: Tujuan tercapai
P
: Intervensi dilanjutkan pada kunjungan Selanjutnya atau Kunjungan ke
III (2 minggu post partum) 8 hari yang
akan datang, yaitu tanggal
: 24 Oktober 2010.
|
||
|
|
|
|
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Mastitis
adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri, pembengkakan dan
kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke-28,
biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil. Ada 4 jenis mastitis
yaitu mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis subklinis.
Mastitis infeksiosa. Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan
bisa mencakup: Payudara hangat bila disentuh, Perasaan sakit, Pembengkakan
payudara, Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui, Kulit
kemerahan, Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.
Penyebab
mastitis diantaranya : Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat,
Putting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat,
mengakibatkan segmental engorgement, Ibu
yang diet jelek, kurang istirahat, dan anemi akan mudah terkena infeksi.
2.
SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat
dipergunakan dengan baik. Apabila ada kesalahan dari penulisan kami, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafudin. 2006. Anatomi Fisiologi
untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: ECG
MamasHealth.com.http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp.Sindharti, GM.2008. Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Reproduksi. Malang
Bagian Obstetri dan Ginekologi,
1981. Ginekologi. Bandung:Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
F Gary Cunningham, dkk.2005.
Obstetri Williams edisi 21. ECG:Jakarta
Ikatan
Bidan Indonesia,2004,Asuhan Persalinan Nomal,Jakarta Mansjoer, A. dkk., 2001, Kapita
selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aesculapius
Soal-soal
mastitis
1.
Mastitis
menyerang wanita yang menyusui pada bulan :
1.
2
bulan pertama
2.
3 bulan pertama
3.
4 bulan pertama
4.
5
bulan pertama
5.
6
bulan pertama
1.
Dibawah
ini tanda-tanda gejala mastitis kecuali:
1.
Payudara
hangat jika disentuh
2.
Rasa
sakit dan nyeri terus menerus pada saat menyusui
3.
Payudara
membengkak
4.
Asi keluar terus menerus tanpa
henti
5.
Kulit
kemerahan
1.
Dibawah
ini penyebab mastitis, kecuali:
1.
Payudar
a bengkak yang tidak disusui secara adekuat
2.
Putting
susu yang lecet memudahkan masuknya kuman
3.
BH
yang ketat
4.
Ibu
kurang gizi
5.
Ukuran payudara yang kecil
6.
Dibawah
ini pencegahan mastitis yaitu:
1.
Menggunakan
BH yang ketat
2. Istirahat
dan menyusui bayinya
3.
Payudara
yang basah
4.
Bayi
yang menangis
5.
Ibu
sering marah
6.
Mastitis
yang bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara, produksi ASI
melambat dan aliran terhenti,disebut:
1.
Mastitis
puerparalis epidemic
2.
Mastitis
subklinis
3.
Mastitis maninfesiosa
4.
Mastitis
infeksiosa
5.
Mastitis
laktasi
6.
Penyebab
dari mastitis yaitu:
1.
Kuman
2.
Virus
3.
Bakteri
4.
Spora
5.
Parasit
6.
Penyembuhan
mastitis dengan cara, kecuali:
1.
Memberikan
antibiotic
2. Beri
penisilan dan stertomisin
3.
Berikan
Asi pada bayi
4. Istirahat yang cukup
5. Gizi yang baik
6.
Peradangan
pada payudara yang mengakibatkan payudara bengkak dan nyeri merupakan definisi
dari:
1.
Payudara
bengkak
2.
Bendungan
payudara
3.
Iritasi
pada payudara
4.
Mastitis
5.
puting
susu lecet
6.
pada
mastitis maninfesiosa membutuhkan waktu untuk melambatkan produksi asi dan
akhirnya berhenti:
1.
1-2
minggu
2.
2-3 minggu
3.
4-5
minggu
4.
6-7
minggu
5.
5-6 minggu
6.
Cara
mengurangi mastitis kecuali:
1.
Tetap
berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan
selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang.
2.
Konsumsi
echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan
infeksi.
3. Kompres
daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air dingin
4.
lakukanlah
pemijatan ringan saat menyusui, ini juga akan sangat membantu.
ConversionConversion EmoticonEmoticon