BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa nifas kadang-kadang diangap sebagai
“Cinderella”nya ilmu bidan dan obstetric karena rasa senang akan kelahiran
sudah usai dan setelah persalinan dan efek kehamilan pada fisiologi ibu kurang
banyak mendapatkan perhatian. Tidak banyak riset yang dilakukan tentang
penentuan waktu atau mekanisme berbagai perubahan yang terjadi pada masa nifas.
Namun, wanita dalam masa nifas dapat sangat rentan terhadap stress
fisiologis,yang dapat menjadi patologis. Peran bidan adalah mengamati dan
memantau perubahan dini serta mampu membedakan antara perubahan normal dan
abnormal.
Selama masa nifas, terjadi penurunan mencolok kadar
esterogen dan progesterone dalam system ibu. Penurunan konsentrasi hormon
steroid mempermudah inisiasi laktasi dan
memungkinkan system fisiologisn kembali keadaan prahamil. Pada kenyataanya masa
nifas seyogianya digambarkan sebagai fase transisi. Banyak perubahan fisiologis
dalam masa nifas misalnya pembentukan ketrampilan menjadi orang tua, laktasi dan
pemberian makanan, dimodifikasi oleh interaksi, social dahulu dan sekarang
indifidu dalam situasi keluarga yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan system endokrin?
2. Hormone
apa saja yang berperan dalam system endokrin pada ibu nifas?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui system endokrin
2. Untuk
mengetahui hormone apa saja yang berperan dalam system endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Nifas
Masa nifas ( puerperium) adalah masa pulih
kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan seperti
sebelum hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu. (Diah Wulandari dan Eny Retna
Ambarwati. 2010)
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh
menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang
lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa
mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang
berhubungan dengan kehamilan / persalinan. (Ahmad Ramli. 1989).
2.2 Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ
(kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran
darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan
berbagai organ tubuh.
v HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
·
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual
·
Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam
menggunakan dan menyimpan energi
·
Hormon juga mengendalikan volume cairan dan
kadar air dan garam di dalam darah.
v
System endokrin
1. Hormone
Plasenta
Selama periode pasca partum terjadi
perubahan hormone yang besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan
siknifikan hormone-hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormone plasenta
menurun dengan cepat setelah persalinan.
Penurunan hormone Human Placenta
Lagtogen (HPL), estrogen dan progesterone serta plasental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan,
sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna masa nifas. Ibu diabetic
biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama beberapa
hari. Karena perubahan hormon normal ini membuat masa nifas menjadi suatu
periode transisi untuk metabolism kaborhidrat, interpretasi tes toleransi
glukosa lebih sulit pada saat ini.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
menurun dengan cepat dan menetap sam pai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post
partum sebai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum.
2. Hormon
Pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat,
pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat
pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi.
3. Hormon
Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan
dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior), bekerja terhadap otot
uterus dan jaringan payudara. Selam tahap ketiga persalinan, oksitosin
menyebabkan pemisahan plasenta kemudian seterusnya bertindak atas otot yang
berkontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita
yang memilih menyusui bayinya isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin
lagi dan ini membantu uterus kembali kebentuk normal dan pengeluaran air susu.
4. Hipotalamik
Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak
menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali
menstruasi pertama itu bersifat anofulasi yang dikarenakan karenakan rendahnya
kadar estrogen dan progesterone. Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh
menstruai selam 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak
laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah
24 minggu untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk
wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertamaan ovulasi.
5. Hormon estrogen dan progesteron.
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormonprogesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineumdan vulva serta vagina.
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormonprogesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineumdan vulva serta vagina.
Makalah Askeb Nifas
Perubahan system endokrin
Di Susun
oleh :
Kelompok
5
Dwi Novianti ( 2010.0661.060 )
Ifa Nur
Farida ( 2010.0661.066 )
Nevi
Vilanti ( 2010.0661.082 )
Lilis
Nurul Husna ( 2010.0661.074 )
Siti
Marliyah ( 2010.0661.093 )
Venica
Hartono ( 2010.0661.098 )
Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi D3 Kebidanan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb Nifas mengenai Perubahan Sistem Endokrin dapat
kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Nifas dengan
dosen pembimbing Umi Ma’rifah SST, M.Kes. Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya
mahasiswa D3
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini
kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan,
ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amien
Surabaya,06 Oktober 2011
Penyusun
BAB III
PENUTUP
Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti
sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar.
Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan
menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada wanita setelah
melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan
jaringan-jaringan baru.
DAFTAR PUSTAKA
·
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta
: EGC.
·
Saleha, Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
·
Suherni,dkk.2009. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya.
·
Diah Wulandari,dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas.
Jakarta : NuhaMedika
ConversionConversion EmoticonEmoticon