PENDAHULUAN
A.
Lakang Belakang
Kanker
merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia (Depkes, 2003) dan diperkirakan
terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di dunia diperkirakan 7,6 juta orang
meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun
kedepan, (WHO, 2005). Jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia secara
umum adalah kanker leher rahim, payudara, hati, paru, kulit, nasofaring,
kelenjar getah bening, usus besar dan lain-lain.
WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis
kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap
permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya. Oleh karena
itu, upaya untuk mencegah kanker dan menemukan kanker stadium dini merupakan
upaya yang penting karena disamping membebaskan masyarakat dari bahay kanker,
juga menekan biaya pengobatan.
B.
Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu memahami tentang tumor jinak dan ganas pada uterus.
2. Tujuan Khusus
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang:
a.mengertian
tumor jinak dan ganas pada uterus
b. Tujuan asuhan kebidanan
c. Klasifikasi tumor jinak dan ganas pada uterus.
d.
Etiologi
e. Patofisiologi
f. Gambaran klinis
g. Prosedur / pemeriksaan
h. Penatalaksanaan
i. Deteksi dini / skrining
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tumor
adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa jinak. Tumor adalah
perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri. Tumor adalah
bengkak akibat radang, cedera, neoplasma, edema (Ramli Ahmad, 2003 “Kamus kedokteran, Jakarta Djambatan”).
Tumor
jinak adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang
memiliki pertumbuhan lambat dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan Tumor ganas adalah pembengkakan
tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki pertumbuhan cepat,
tidak terkendali dan menyebar kebagian tubuh lain.
B. Penyebab Tumor
Dikarenakan adanya mutasi DNA yg terakumulasi merupakan faktor utama
penyebab tumor, sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme perbaikan DNA dan mekanisme
lainya yang menyebabkan DNA mengalami kerusakan dirinya dengan apoptosis jika
kerusakan sel sangat parah.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel di tandai dengan pembelahan DNA pada kromosom sampai pada sel
itu sendiri.
C. Pemicu Timbulnya Tumor
1.
Ketergantungan
rokok yg mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainya, zat nikotin
serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu
meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya
sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal
berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang
2.
Gaya
hidup yang tidak sehat
3.
Alkoholic
4.
Obesitas
5.
Benzena
dan zat kimia lainnya yg berada sekitar lingkungan , diserap oleh darah
sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh
6.
Akibat
radiasi
7.
Masalah
genetis
D. Perbedaan
Tumor Jinak Dan Tumor Ganas
Perbedaan
tumor jinak dan ganas adalah :
1. Tumor jinak
a.
Pertumbuhan lambat
b.
Terbungkus dalam kantong
c. Tidak
menyebar kebagian tubuh lain
2. Tumor ganas
a.
Pertumbuhan sel cepat
b. Tidak
terkendali
c. Menyebar
ke bagian tubuh lain (metastase)
d. Tumor
ganas = kanker
E. Tujuan Asuhan
Kebidanan
1. Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
gangguan reproduksi
2. Untuk mengatasi masalah gangguan reproduksi terutama pada
tumor jinak dan ganas pada uterus
3. Untuk mencegah penyebaran pada tumor ganas
4. Sebagai skrining /deteksi dini pada tumor jinak dan ganas
pada uterus.
D. Tumor Jinak Dan
Tumor Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus Dan Ovarium
1. Tumor jinak
dan ganas pada vulva
a. Tumor jinak
Ø
Tumor kistik vulva Kistik terjadi akibat perlukaan, terutama pada
persalinan karena episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam
dan kemudian menjadi kista berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu, biasnya
bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya tidak
menimbulkan keluhan.
Ø
Kista garther : pada dinding lateral –
anterolaterral vagina sampai pada vulva dekat erethra dan klitoris. Biasnya
berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan
konsistensi yang lunak.
Ø
Kista / hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari saluran
inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa
kista. Berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritonium.
Ø
Kista
kelenjar:
1. Kista bartholoni : terjadi akibat radang.
2. Kista
sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag terdapat pada labium
mayor, labium minor dan mons vanoris, terjadi karena penyumbatan saluran
kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sabun.
3. Hidrodenoma : berasal dari kelenjar keringat dapat menyebabkan Penyakit fox forduce : akibat
sumbatan saluran kelenjar keringat membentuk banyak kristal kecil dengan
diameter 1 – 3 mm, multiple, terasa gatal, dapat mengalami kekambuhan.
4. Kista parauretbra (skene) : terjadi karena saluran kelenjar
ini tertutup oleh infeksi.
Ø
Kista endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh
pada vulva atau vagina.
1. Tumor solid vulva
a. Tumor epitel : kondilima ekuminatum, karunkula
uretra, nevus pigmentosus.
b. Tumor jaringan
mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma, neurofibroma, hemangioma, limfangioma,
miksoma.
2. Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus yang
merembet langsung atau secara limfogen
atau embolisasi melalui pembuluh darah balik.
2. Tumor jinak
dan ganas pada vagina
a. Tumor jinak
• Tumor kistik vagina
- Kista inklusi
- Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista
saliran muller
• Tumor solid vagina
- Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma
- Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma,
miksoma
- Adenosis vagina
b. Tumor ganas primer di vagina
sangat jarang.
Bila serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka
tumor itu dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Tumor biasanya terdapat
dibagian tengah proksimal vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
3. Tumor jinak
dan ganas pada tuba
a. Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium
terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasnya tidak
mencapai 4 cm. sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
b. Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar
diupayakan. Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun
ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang
semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan
adanya tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
4. Tumor jinak dan ganas pada
uterus
a. Tumor jinak
v
Ekto serviks
- Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran
mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding samping ekto serviks
- Kista endometriosis : letaknya superfisial
- Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar
endo serviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan
servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila menjadi besar dapat
menyebabkan perasaan nyeri.
- Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan
papiloma adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan.
- Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial,
dapat membesar pada waktu kehamilan.
v
Endo serviks
- Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang
berasal dari selaput lendir endo serviks. Tangkainya dapat panjang hingga
keluar dari vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
v
Endometrium
- Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino dengan stroma
yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.
- Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus menjadi mioma.
Konsistensinya kenyal berwarna putih.
- Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus. Polip placenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio
yang menimbulkan pendarahan pada umumnya pengangkatan dengan cara kuretase.
b. tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap
primer jika berasal dari enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses di
endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka
dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri bila hasil histologik menunjukkan
jenis epidermoid. Gambar klinik. Biasanya tersembunyi dan
membahayakan, dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan monopause limpa
getah vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi
sering dikeluhkan.
Adapun stadium atau tingkat
keparahan dari kanker serviks:
Stadium
berdasarkan FIGO :
1.
Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat
pada daerah leher rahim (serviks)
a.
Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui
mikroskopik (menggunakan mikroskop),dengan penyebaran sel tumor mencapai
lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7mm
*) Stadium
IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau
kurang
*) Stadim
IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm atau kurang
b. Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat
pada leher rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan
lebar 7 mm
*) Stadium
IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
*) Stadium
IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
2. Stadium
II. Kanker meluas keluar dari leher
rahim namun tidak mencapai dinding panggul.Penyebaran melibatkan vagina 2/3
bagian atas.
a. Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan
jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim,namun melibatkan 2/3 bagian
atas vagina.
b.
Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak
melibatkan dinding samping panggul.
3.
Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping
panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker
yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di
ginjal dan berakibat gangguan ginjal.
a.
Stadium
IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai
dinding panggul.
b.
Stadium
IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan berkemih
sehingga berakibat gangguan ginjal.
4.
Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih
atau rectum, atau meluas melampaui panggul
a.
Stadium IVA. Kanker
menyebar ke kandung kemih atau rectum.
b.
Stadium IVB. Kanker
menyebar ke organ yang jauh.
5. Tumor jinak
dan ganas pada ovarium
a. Tumor jinak
diantara tumor ovarium ada yang
bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Diagnosis : Pada tumor ovarium biasanya uterus
dapat diraba sendiri. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut
bagian bawah dan konsistensinya kistik. Apabila sudah ditentukan bahwa
tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat neoplastik atau non neoplastik. Tumor nonneoplastik
akibat peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena pelekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi
besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. Penanganannya Dapat dipakai sebagai
prinsip bahwa tumor ovalium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak.
b. Tumor ganas
merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi
wanita.Patologi.Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beranekaragam, dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang
beranekaragam. Kira-kira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam masa reproduksi
dan 10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar
secara limfogen ke kelenjar para norta, mediastinal dan supraklavikular, untuk
seterusnya menyebar ke alat-alat yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan
otak. Opstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai
penderita tomur ganas ovarium.
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala
dan tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakit yang sudah agak lanjut
:
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi : Untuk tumor ganas ovarium
pembedahan merupakan pilihan utama pada tingkatan awal, meskipun pembedahan
bukan semata-mata bukan tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit
yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk
kelak melakukan penanganan yang adekuat
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI DENGAN CA CERVIX
Pengkajian :
Tanggal/waktu : Sabtu 28 Mei
2008, jam 08.30 WIB
Tempat : RSMS
Identitas pasien
Nama : Ny. M Nama suami: Tn. Joko
Umur : 50 tahun Umur : 50 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : JAwa / Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat : Ds Sambiroto 5/6 Demak
Pasien datang ke RS dr. Sutomo surabaya atas rujukan dari RS. Muhammadiyah Surabaya dengan ca cerviks stadium IIIB.
Tempat : RSMS
Identitas pasien
Nama : Ny. M Nama suami: Tn. Joko
Umur : 50 tahun Umur : 50 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : JAwa / Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat : Ds Sambiroto 5/6 Demak
Pasien datang ke RS dr. Sutomo surabaya atas rujukan dari RS. Muhammadiyah Surabaya dengan ca cerviks stadium IIIB.
A. Data Subyektif
Pasien mengatakan ± 1 minggu
keputihan, agak gatal, warna bening kadang campur darah, ketika berkemih terasa
nyari kadang bercampur darah. kemudian periksa di rumah sakit di Surabaya dan diberi obat (Agustus 2011)
obat habis belum sembuh (pasien bekerja di Surabaya) kemudian oleh RS Muhammaddiyah Surabaya merujuk ibu ke RS
Soetomo , ibu juga mengatakan mempunyai riwayat kencing manis, ibu mengalami
keputihan dan gatal ± sejak 8
bulan yang lalu. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, asma,
hipertensi dan HIV/AIDS).
B. DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
–
Keadaan umum : kurang baik, keadaan pasien tampak sakit
–
Kesadaran :
composmentis
o
TTV : TD : 120/80
mmHg S : 36,5 C
N : 80x/menit
RR : 20 x/menit
BB: 45 kg
2.
Pemeriksaan
fisik
Ø Kulit warna sawo matang sedikit Pucat
Ø Warna
rambut hitam , sedikit rontok,
Ø Pigmen basah/kering ,tidak Ikterus, turgor baik. tidak Cyanosis ,
Ø Kepala : Pusing
Ø Mata : Palbebra tidak bengkak , sklera putih ,Conjungtiva pucat, pupil miosis dan
midrisis, Gerakan bola mata normal
Ø Telinga ,Membrane
tympani tidak tuli , tidak Keluar nanah , tidak ada gangguan pendengaran.
Ø Hidung , Rongga
hidung sinusitis ,Keluar cairan
Ø Mulut .Bibir
simtris,terdapat cariws pada gigi , terdapat tonsilisitis, tidak ada epulis, gigi palsu , ibu merasa susah
menelan.
Ø Leher : tidak ada bendungan Pembuluh
darah vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid ,Trachea terasa
sakit, kaku leher lain-lain
Ø Dada , simetris , terdapat tarikan dinding dada,Bentuk pernafasan tidak terdapat whezzing dan ronchi
Ø Mammae tidak ada Benjolan ,puting susu menonjol dan tidak Keluar nanah
Ø Abdomen : Bentuk ascites ,
tidak teraba Tumor hati ,Ambilicus
limpa , tidak ada Nyeri paristaltik
Ø Genetalia terdapat perdarahan Vagina :
infiltreat +/+ s/d 1/3 proximal
Portio : berbenjol, rapuh, mudah berdarah.
Portio : berbenjol, rapuh, mudah berdarah.
Ø Ekstremitas
: tidak bengkak, , tidak odema, terdapat
gangguan pergerakan.
3.
Data penunjang
a.
Lab. PA tanggal 19-12-2011
Biopsi
serviks ukuran 1 x 1 x 0,5 cm, munjukkan kelompok sel ganas epitelial
pleomorfikinti besar perkrematik, mitesis patologi dapat di jumpai. Sesuai
dengan carsinoma epidermoid dengan deferensiasi jelek. Pemeriksaan darah 8 gram/ dl.
b. Berikan therapy :
Glikuldon ½ 0 ½
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
b. Berikan therapy :
Glikuldon ½ 0 ½
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
C. ASESSEMENT
Diagnosa:
Ny. M umur 50 tahun, menopause dengan Ca Cerviks stadium
IIIB, DM, pasca therapy,
Masalah
1. ketidakyamanan.
2. Pola
seksualitas
3. Pola
aktivitas
4.
Pola
nutrisi
Identifikasi diagnosa
potensial
Ca serviks stadium
IV
Identifikasi Tindakan Segara /Kolaborasi
Identifikasi Tindakan Segara /Kolaborasi
Kolaborasi
dengan dokter spesialis dan petugas kesehatan lainnya.
E.
PLANNING
1. Melakukan pengawasan KU, TTV dan tes toleransi glukosa
2. Memberikan obat sesuai therapy dokter:
1. Melakukan pengawasan KU, TTV dan tes toleransi glukosa
2. Memberikan obat sesuai therapy dokter:
Glikuldon
½ 0 ½
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
3. Memberikan motivasi kepada pasien
4. Mengciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
5. Memberi makan sesuai diet yaitu TKTPRG.
6. Melakukan kolaborasi untuk program therapy jangka panjang dan jangka pendek selanjutnya.
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
3. Memberikan motivasi kepada pasien
4. Mengciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
5. Memberi makan sesuai diet yaitu TKTPRG.
6. Melakukan kolaborasi untuk program therapy jangka panjang dan jangka pendek selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker merupakan penyakit sel dengan ciri kegagalan/gangguan
dalam mengatur multiplikasi dan fungsi homeostatiknya dalam organisme
multiselkuler.
Dalam
perkembangnnya, penyakit keganasan /cancer pada uterus dapat dilakukan
penapisan dengan mengenal gejala klinik stadium muda dan melakukan pemeriksaan
dan penapisan dengan jalan sitologi pap smear berkala diatas umur 35 tahun.
Servikografi (uji schiller dan kolposkopi diikuti biopsy) dan pemeriksaan HPV –
DNA deteksi dalam hubungan kemungkinan karsinoma serviks.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan
a. Lebih meningkatkan KIE
pada masyarakat tentang berbagai aspek ginekologi, termasuk pencegahan dan
penapisannya.
b. Mengupayakan dan meningkatkan preventif dan promotif dari
pada kuratif/ rehabilitatif.
c. Meningkatkan pelayanan (mengembangkan diri) lebih baik dengan
mengikuti perkembangan IPTEK
2. Masyarakat
a. Mengikuti pola hidup sehat
b. Meningkatkan peran
serta masyarakat (keikutsertaan) untuk menemukan secara dini penyakitnya yang
sanat membantu keberhasilan dan pengobatanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2001, Kapiuta Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FK UI.
Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kandungan, Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001. Kapita SelektaPenatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.
Bag. Obs-Gin FK Undip Semarang, 2001, Bunga Rampai Obstetri-ginekologi II, Semarang FK Undip Semarang.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
ConversionConversion EmoticonEmoticon