MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PATOFISIOLOGI
Pada radang
genetalia interna
”KELAINAN PADA
OVARIUM”
Disusun oleh :
kelompok 15
Firdawati 2010.0661.064
Indah R 2010.0661.069
Nurina S 2010.0661.083
PRODI DIII
KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011 – 2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS”
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rachmawati Ika S.SST.,M.Kes yang telah
membimbing penulis sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini ,teman-teman
D3 Kebidanan yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini .
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari pada sempurna .Oleh karena itu,penulis mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengharap semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua dan khususnya bagi D3 Kebidanan.
Surabaya, 03 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar
isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
- Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
- Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……..
BAB
II PEMBAHASAN
- Pengertian kelainan pada ovarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …
- Jenis-jenis kelainan pada ovarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
- Patofisiologi kelainan pada ovarium. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …..
- Gambaran klinis kelainan pada ovarium. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
- Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium…………………………………….
- Deteksi dini kelainan pada ovarium……………………………………………….
- Tanda dan gejala kelainan pada ovarium………………………………………….
- Penanganan kelainan pada ovarium……………………………………………….
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …….
DAFTAR
PUSTAKA. . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……
BAB I
1.1 Latar Belakang.
Ovarium
merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.
Kanker merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia
(Depkes, 2003) dan diperkirakan terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di
dunia diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang
akan meninggal hingga 10 tahun kedepan, (WHO, 2005).
Jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim, payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan lain-lain.
WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya.
Jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim, payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan lain-lain.
WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya.
Pada perempuan hamil dengan kelainan atau
penyakit yang membutuhkan pemeriksaan atau tindakan bedah harus dipertimbangkan
perubahan anatomic, metabolic, dan psikologik. Disamping itu juga dipikirkan
keselamatan janin.
Pada awal kehamilan, yaitu waktu organogenesis fetus
sedapat mungkin dihindarI pemeriksaan dengan sinar rontgen. Pemberian
obat-obatan juga sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi resiko kelainan
bawaan pada bayinya. Tindakan pembedahan edapat mungkin tidak dilakukan sewaktu
hamil muda untuk mengurangi resiko abortus, partus premature, cacat bawaan, dan
pengaruh karsinogen.
Berhubung
dengan tumpang tindih antara system anatomi, diagnosis banding juga sering
tumpang tindih.
Kelainan
atau penyakit di usus, peritoneum, retroperitoneum yang terletak di dalam
panggul dapat menjalar mengenai alat kelamin. Sebaliknya kelainan atau penyakit
pada alat kelamin dapat mengenai alat dan struktur di sekitarnya.
Infeksi di
alat kelamin yang akut maupun kronik, keganasan, dan kelainan lain dapat
menyebabkan gambaran klinik yang menuntut pengetahuan anatomi topografik yang
memadai.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah pengertian dari kelainan pada ovarium ?
- Apa saja jenis-jenis kelainan pada ovarium ?
- Bagaimana patofisiologi dari kelainan pada ovarium ?
- Bagaimana gambaran klinis dari kelainan pada ovarium ?
- Bagaimana prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium ?
- Bagaimana deteksi dini kelainan pada ovarium ?
- Apa saja tanda dan gejala kelainan pada ovarium ?
- Bagaimana penanganan kelainan pada ovarium ?
1.3 Tujuan
1.Untuk
mengetahui pengertian dari kelainan pada ovarium
2.Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan pada ovarium
3.Untuk mengetahui
patofisiologi dari kelainan pada ovarium
4.Untuk mengetahui
gambaran klinis dari kelainan pada ovarium
5.Untuk mengetahui
prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
6.Untuk mengetahui
deteksi dini kelainan pada ovarium
7.Untuk mengetahui
tanda dan gejala kelainan pada ovarium
8.Untuk mengetahui
penanganan kelainan pada ovarium
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi
penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada
ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan
kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan
metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi
virus.
2.2 Jenis-jenis
1.
Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.
a)
Etiologi
Paling
sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ
dan bac tbc.
·
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
-
Naik dari kavum uteri
-
Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang meradang
-
Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa salpingitis biasanya bilateral.
b)
Gejala-gejala
·
Demam tinggi dan menggigil, pasien sakit keras
·
Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
·
Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan
peritoneum
·
Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan kanan,
kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat tidak dapat diraba.
2.
Menorrhagi dan Dysmenorrhoe
Sekunder
biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis..
Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai
tumor. Jadi tumor ini merupakantumor radang dan disebut “adnex tumor”. Tumor
dari ovarium sendiri disebut tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx
dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.
Kalau
tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam
cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitalia penderita
(hydrops tubae prfluens).
Kejadian
ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium
tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas
abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun
ini jarang terjadi.
Peritonitis
gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis
umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum
Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada
toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami
perasaan nyeri (dyspareunia).
DD :
a)
Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi dan
lekositose tidak seberapa.
Kalau
tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi
kalau negatif keduanya mungkin.
b)
Appendicitis : tempat nyeri tekan
lebih tinggi (Mc. Burney).
Terapi
:
-
Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid.
- Usus
harus kosong
3.
Adnexitis Kronisa
Adnexitis kronis terjadi :
a)
Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
b)
Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.
Gejala-gejala
-
Anamnetis telah menderita adnexitis akut
-
Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid.
Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar
-
Dysmenorrhoe
-
Menorrhagi
-
Infertilitas
·
Diagnosa
Dengan
toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau
hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat
sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa
dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang
dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan
kecurigaan pada adnexitis tuberculosa.
DD
:
Kalau
adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.
Adnex
tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
-
Appendicitis chronic
-
Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
Terapi
:
-
Antibiotika dan istirahat
-
UKG
-
Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.
4.
Tumor ovarium
Berbagai
jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi tumor pada kelainan
sel yang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG
secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan
tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan.
Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan
tumor dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada
satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.
Kebanyakan
tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130
masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous
or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
·
Manajemen
Di
awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma.
Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton
and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen
gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka
merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena
meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm
atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika
memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja
perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana
memiliki neoplasma.
5. Salphingitis
Salpingitis ialah
karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester 1 kehamilan, akibat migrasi
bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalpink. Begitu terjadi
penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri alam
trimester 2, lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui
mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba
dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium dapat terbentuk dalm
struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu. Organisme penyebab
infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya
sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah.
2.3 Patofisiologis pada kelainan ovarium
Tumor ovarium merupakan entititas patologik
yang sangat beragam. Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang
membentuk ovarium normal: epitel penutup (coelomic) permukaan yang multipoten,
sel germinativum totipoten, dan sel stroma/ genjel seks yang multipoten.
Disgerminoma
merupakan tumor yang berasal dari germ cell, dapat menghasilkan alfa feto
protein. Tumor ovarium kesan ganas ini dicurigai disgerminoma jika pada
makroskopisnya tampak tumor berwarna putih keabuan dengan konsistensi pada
seperti daging disertai area nekrosis dan perdarahan.
Disgerminoma
ciri mikroskopisnya pada perbesaran lemah, tampak potongan jaringan tumor
dengan sel2 yang tersusun dalam lobulus/ sarang2/ lembaran2, dipisahkan
trabekulai jaringan ikat. Pada jaringan ikat ini terdapat infiltrasi sel
limfosit matang. Kemudian tampak sel tumor yang besar, uniform, sitoplasma
jernih dan luas karena mengandung bahan glikogen, inti bulat dan besar, anak
inti jelas.
Mucinous
Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak tumor berbentuk
kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar yang halus dan multilokuler
Mucinous
Cystadenoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak struktur dinding kista yang
dilapisi sel epitel silindris, dengan inti terletak di basal, sitoplasma luas
di atas (karena terdistensi bahan musin). Tampak pula lumen kelanjar berisi
bahan amorf yang eosinofilik (kemerahan).
Serous
Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tumor tampak berbentuk
kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar dalam yang halus, berdinding
tipis dan transparan.
Serous
Cystadenocarcinoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak jaringan
ovarium yang kistik,unilokuler, putih keabuan, permukaan dalam/luar halus,
dinding tipis dan transparan.
Serous
Cystadenocarcinoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak sel anaplastik dengan
bentukan papil yang tumbuh invasiv ke dalam stroma dinding kista.
(Benign)
Mature Cystic Teratoma Ovarii atau Kista Dermoid merupakan tumor yang berasal
dari diferensiasi ectodermal dari sel yang totipoten. Kista dermoid sering
diderita pada wanita selama masa reproduksi dengan keluhan benjolan di regio
iliaca dekstra sebesar telur angsa, mobile, kenyal, dan tidak nyeri.
Kista
Dermoid dicurigai apabila pada makroskopis tampak bentukan kista(berongga),
terdapat dermal plaque, terdapat rambut, lemak, dan jaringan lain.
Mature
Cystic Teratoma ciri mikroskopisnya tampak tumor cystic, dinding dilapisi
epitel squamous, di bawahnya ada lapisan kulit (gld. Sebacea, rambut, sel
lemak, dsb). Kadang-kadang ada struktur lain (cartilage, tulang, epitel
squamous, folikel rambut, jaringan ikat) dengan komponen ektoderm yang dominan.
2.4 Gambaran klinis dari kelainan pada
ovarium
Salah
satu gambaran klinik dari tumor ovarium
Kebanyakan
tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar gejala dan
tanda yang ditemukan adalah, aktivitas hormonal, atau komplikasi tumor
tersebut. Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan di perut, mengkin ada
keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan dbut menghasilkan hormone defekasi
karena desekan, oedema tungkai karena pada pembuluh balik atau limfe dan rasa
sesak karena desakan diafragma ke kranial. Bila tumor tersebut kadang ada
gangguan hormonal berupa gangguan haid. Mungkin timbul komplikasi berupa asites
atau gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan
peredaran darah karena penyebab lain. Tumor ovarium sering jinak bersifat
kista, ditemukan terpisah oleh uterus, dan umumnya diagnosis didasarkan pada
pemeriksaan fisik. Pada kista besar perbedaan dengan asites dapat dipastikan
dengan tanda pekak geser, yaitu kepekaan pada perkusi pindah dari sisi satu ke
sisi yang lain. Jika penderita membalikkan diri. Pemeriksaan penunjang yang
tepat adalah ultrasonografi dan laparoskopi. Perubahan pada kista ovarium harus
menimbulkan kecurigaan akan proses keganasan. Diagnosis banding kista besar
berupa tumor abdomen lain, asistes, kehamilan, atau retensi urin.
2.5 Prosedur
pemeriksaan kelainan pada ovarium
1. Anamnesis
- Gangguan perdarahan uterus
- Benjolan perut bagian bawah
- Nyeri perut bagian bawah
- Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
- Infertilitas dan abrtus (habitualis)
Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak bila masa digerakkan
Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak bila masa digerakkan
- Pemeriksaan penunjang
Sondase (untuk mengetahui besarnya uterus)
§ Kuretase (untuk menyingkirkan karsinoma endometrium)
§ Histeroskopi
§ Ultrasonografi
§ BNO – IVP pada mioma uteri yang besar /dengan perlekatan.
2.6 Deteksi dini kelainan pada ovarium
Menurunkan
morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat melalui deteksi dini dan
pengobatan pada keadaan belum terdapat simtom atau gejala. Skrining merupakan
upaya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita sepanjang daur
kehidupannya meliputi sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis,
psikososial dan social spiritual, kesehatan reproduksi dalam perspektif gender,
permasalahannya serta indicator status kesehatan wanita.
Peran bidan skrinning untuk keganasan dan
penyakit sistemik :
2
Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan
langkah skrinning.
3
Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat
dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
4
Membantu dalam pengembalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi
karir penyakit di komunitas.
2.7 Tanda dan gejala kelainan pada ovarium
- Sakit kepala dan sering merasa lelah
- .Tidak nafsu makan dan sulit untuk makan
- .Sering kali muntah dan buang air besar
- Kembung terus menerus
- Sering merasa terlalu kenyang
- Sering merasa nyeri pada perut
- Berat badan turun drastic
- Ukuran perut bertambah besar
- Perdarahan pada vagina.
2.8 Penanganan kelainan pada ovarium
Pada
prinsipnya tumor ovarium memerlukan pembedahan tetapi ada beberapa kista
benigna yang umumnya tidak memerlukan pembedahan seperti kista folikel de graaf
kista korpus luteum dan kista endometrium.
1.
Non
operatif
·
Radiokastrasi
(radiasi pada ovarium, diharapkan terjadi menopause precox sehingga produksi
estrogen berhenti)
·
GnTH
(diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan mengecilkan volume tumor)
2.
Operatif
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic assisted vaginal trysterectomi, meliputi
- Miomektomi
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic assisted vaginal trysterectomi, meliputi
- Miomektomi
-
Histerektomi
total + salpingooofarektomi unilateral
(Bunga rampai Obs. Gin II FK Undip Semarang).
(Bunga rampai Obs. Gin II FK Undip Semarang).
BAB
III
ASUHAN
KEBIDANAN terhadap NY. T
dengan OOVARITIS pada KEHAMILAN TM III
dengan OOVARITIS pada KEHAMILAN TM III
A.
Data Subyektif
1. Identitas
1. Identitas
Nama
Pasien : Ny. T Nama
Suami : Tn. S
Umur :26 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Sutorejo, Surabaya Alamat : Sutorejo, Surabaya
Umur :26 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Sutorejo, Surabaya Alamat : Sutorejo, Surabaya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering pusing dan
lelah, merasakan sakit pada perut bagian bawah, perut terasa semakin membesar,
nyeri punggung sampai menjalar ke kaki, dan nyeri saat buang air besar dan
kecil. Ibu mengalami demam hingga menggigil.
3.
Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan
kontrasepsi dalam rahim seperti IUD, selama 8 tahun, dan telah di lepas sejak 2
tahun yang lalu.
4.Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan ± 1 minggu keputihan, agak gatal, berbau khas,
warna bening kadang campur darah
Ibu mengatakan
tidak ada riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan HIV/AIDS).
5.
Riwayat kesehatan keluarga dan kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti asma, penyakit menurun seperti kencing manis dan darah tinggi, serta penyakit menahun seperti : jantung.
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti asma, penyakit menurun seperti kencing manis dan darah tinggi, serta penyakit menahun seperti : jantung.
Dan didalam
keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, menahun dan keturunan
6.
Riwayat Menstruasi
-
Menarche :
11 tahun
- Siklus menstruasi : tidak teratur
- Lama mentruasi : 3-15 hari
- Jumlah : Tidak menentu, terkadang banyak terkadang sedikit
- Keluhan saat menstruasi : Merasakan nyeri pada waktu menstruasi
- Siklus menstruasi : tidak teratur
- Lama mentruasi : 3-15 hari
- Jumlah : Tidak menentu, terkadang banyak terkadang sedikit
- Keluhan saat menstruasi : Merasakan nyeri pada waktu menstruasi
- Dismenorhoe :
ya
- HPHT : -
- HPHT : -
7. Riwayat
Pernikahan
Status pernikahan : Menikah
Lama pernikahan : 10 tahun
Usia menikah : 16 tahun
8. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Ibu mengatakan sudah 3 kali
mengalami keguguran dan belum pernah melahirkan.
B.
Data Objektif
a. Tanda-tanda vital
TD :
110/80 mmHg Nadi : 84x/menit
Suhu :
400C RR :
20x/menit
b. Pemeriksaan
Keadaan umum : baik
Kesadaranl : compos mentis
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan: 47 kg
c.
Pemeriksaan Fisik
1) Kepala :
Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala maupun
tanda kelainan
2) Rambut :
Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah rontok dan rambut tidak merah
3) Mata :
Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva merah
muda, sclera putih tidak ikterik.
4) Hidung :
Tidak terdapat polip dan tanda kelainan dan fungsi penciuman baik
5) Muka :Pada
daerah muka tidak ada chloasma gravidarum
6)
Telinga :Tidak terdapat serumen,
peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran baik
7)
Mulut dan gigi :Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak
terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil.
8) Leher :
Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan
Kelenjar getah bening : tidak terdapat
pembesaran dan tanda kebiruan
Vena jugularis : tidak ada pembesaran
9) Dada :
Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak ada kelainan.
Jantung :
Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur
Paru :
Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi
Payudara :
putting menonjol, bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan dan rasa nyeri..
10) Ekstremitas
Atas
: bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada kelainan
Bawah
: bentuk simetris, tidak ada ketegangan, varises dan refleks patela baik.
11) Genetalian eksternal :Bagian vulva tidak ada oedema, terlihat kotor,
terdapat keputihan yang banyak dan berbau berwarna bening bercampur darah
12) Abdomen : Terdapat massa dan nyeri pada
perut bagian bawah, nyeri goyang porsio
3.
Pemeriksaan Laboratorium
USG Abdomen
tanggal 5-4-08
- Hepar : ukuran tidak membesar, tetapi tajam parenkim hiperekoik, tidak tampak pelebaran vena porta dan vena hepatica
- Duktus billiaris : intra dan ekstra hepatal tidak melebar
- Vesika kelas : ukuran tak membesar, ekogenitas normal, tidak tampak pelebaran vena ilenalis
- Pancreas : ukuran dan parenkim normal, tidak tampak klasifikasi
- Ginjal ka-ki : ukuran dan bentuk normal, tidak tampak penipisan parenkim, parenkim normal, bats kortiko meduler baik, tidak tampak batu, tampak pelebaran pcs dan ureter proximal.
- Aorta : tidak tampak pembesaran limfonodi para aorta
- Vesika urianria : dinding tidak menebal, tidak tampak batu/massa
- Uterus : ukuran normal, tidak tampak masa
- Kesan : stealiosis dan tidak nampak metastasis pada organ intra abdomen
- Hepar : ukuran tidak membesar, tetapi tajam parenkim hiperekoik, tidak tampak pelebaran vena porta dan vena hepatica
- Duktus billiaris : intra dan ekstra hepatal tidak melebar
- Vesika kelas : ukuran tak membesar, ekogenitas normal, tidak tampak pelebaran vena ilenalis
- Pancreas : ukuran dan parenkim normal, tidak tampak klasifikasi
- Ginjal ka-ki : ukuran dan bentuk normal, tidak tampak penipisan parenkim, parenkim normal, bats kortiko meduler baik, tidak tampak batu, tampak pelebaran pcs dan ureter proximal.
- Aorta : tidak tampak pembesaran limfonodi para aorta
- Vesika urianria : dinding tidak menebal, tidak tampak batu/massa
- Uterus : ukuran normal, tidak tampak masa
- Kesan : stealiosis dan tidak nampak metastasis pada organ intra abdomen
Kadar
Hb : 10,8 gr%
II.
Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan
Diagnosa : Ny. “T” umur 26 tahun, dengan OOVARITIS.
Masalah :
·
Ibu
merasa cemas atas penyakit yang dideritanya.
·
Gangguan
pola istirahat dan gangguan rasa nyaman
Kebutuhan :
·
Dukungan
dari keluarga
·
KIE
tentang personal hygien dan pola hidup sehat
·
Pemeriksaan
Biopsi
·
Rujukan
·
Terapi
III.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Resiko terjadi adnexitis
IV.
Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan Dan Kolaborasi
·
Konseling.
·
Kolaborasi.
·
Rujukan
V. Intervensi
Dx : Ny “T”
Umur 26 tahun dengan Oovaritis
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebidanan 7x 24 jam diharapkan mengetahui hasil biopsi dan memperlambat penyebaran penyakit, dengan kriteri hasil :
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebidanan 7x 24 jam diharapkan mengetahui hasil biopsi dan memperlambat penyebaran penyakit, dengan kriteri hasil :
- KU : Baik
- TTV dalam batas normal
- Hasil lab tidak menunjukkan karsinoma serviks
- Ibu tabah saat mengetahui penyakitnya dan tetap bersemangat hidup
- Ibu dan keluarga mau bekerjasama untuk melaksanakan terapi atau tindakan petugas kesehatan.
VI.
Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan antara pasien,
keluarga dan petugas kesehatan
R/ Pendekatan yang baik menimbulkan rasa saling percaya antara pasien dan petugas
2. Lakukan pengawasan TTV dan keadaan umum ibu
R/ Mengetahui keadaan ibu dan mendeteksi dini kelainan dari batas normal.
3. Lakukan Pemeriksaan Ginekologi dan Biopsi
R/ Mengetahui keadaan genetalia ibu dan mengambil spesimen untuk pemeriksaan di lab.
4. Lakukan Konseling
R/ Pasien dan keluarga dapat mengetahui keadaan penyakit sebenarnya dan
Menjelaskan untuk menunggu hasil lab
5. Berikan dukungan emosional kepada pasien
R/ Memberi semangat kepada pasien dan menyarankan untuk lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Lakukan kolaborasi dengan Lab
R/ Mengetahui dan menegakkan diagnosa lab dari pemeriksaan tersebut.
R/ Pendekatan yang baik menimbulkan rasa saling percaya antara pasien dan petugas
2. Lakukan pengawasan TTV dan keadaan umum ibu
R/ Mengetahui keadaan ibu dan mendeteksi dini kelainan dari batas normal.
3. Lakukan Pemeriksaan Ginekologi dan Biopsi
R/ Mengetahui keadaan genetalia ibu dan mengambil spesimen untuk pemeriksaan di lab.
4. Lakukan Konseling
R/ Pasien dan keluarga dapat mengetahui keadaan penyakit sebenarnya dan
Menjelaskan untuk menunggu hasil lab
5. Berikan dukungan emosional kepada pasien
R/ Memberi semangat kepada pasien dan menyarankan untuk lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Lakukan kolaborasi dengan Lab
R/ Mengetahui dan menegakkan diagnosa lab dari pemeriksaan tersebut.
VII.
IMPLEMENTASI
No Tanggal Pelaksanaan:
No Tanggal Pelaksanaan:
Waktu
Pelaksanaan:
• Melakukan pendekatan yang baik pada Ibu dengan cara :
a. Menyapa Ibu dengan senyum, salam, sapa, ramah, dan sopan.
b. Mendengarkan keluhan klien
c. Merespon pertanyaan dari klien
• Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu dengan menyiapkan semua peralatan instrument yang dibutuhkan dan memposisikan pasien
• Melakukan pemeriksaaan ginekologi yaitu : dengan mengambil jaringan yang masih aktif (tidak necrosis) untuk diperiksa ke lab
• Melakukan konseling, bahwa tampak ada necrosis, adanya dungkul pada porsio dan perdarahan dari persio serta menyuruh ibu untuk bersabar menunggu hasil lab
• Memberikan dukungan emosional pada Pasien yaitu dengan membesarkan hati px bahwa Allah tidak akan memberikan masalah diluar kemampuan kita sendiri, memberikan semangat untuk menjalani hidup.
• Melakukan kolaborasi dengan lab, yaitu dengan mengirim specimen ke lab dan melaporkan segera tentang hasil pemeriksaaannya.
a. Menyapa Ibu dengan senyum, salam, sapa, ramah, dan sopan.
b. Mendengarkan keluhan klien
c. Merespon pertanyaan dari klien
• Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu dengan menyiapkan semua peralatan instrument yang dibutuhkan dan memposisikan pasien
• Melakukan pemeriksaaan ginekologi yaitu : dengan mengambil jaringan yang masih aktif (tidak necrosis) untuk diperiksa ke lab
• Melakukan konseling, bahwa tampak ada necrosis, adanya dungkul pada porsio dan perdarahan dari persio serta menyuruh ibu untuk bersabar menunggu hasil lab
• Memberikan dukungan emosional pada Pasien yaitu dengan membesarkan hati px bahwa Allah tidak akan memberikan masalah diluar kemampuan kita sendiri, memberikan semangat untuk menjalani hidup.
• Melakukan kolaborasi dengan lab, yaitu dengan mengirim specimen ke lab dan melaporkan segera tentang hasil pemeriksaaannya.
VIII. EVALUASI
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan masih sakit pada perut bagian bawah tembus ke punggungnya, dan mengatakan keluar darah di alat kelaminnya setelah dilakukan pemeriksaan.
O :
Tanggal : Jam :
S : Ibu mengatakan masih sakit pada perut bagian bawah tembus ke punggungnya, dan mengatakan keluar darah di alat kelaminnya setelah dilakukan pemeriksaan.
O :
- Kesadaran : Composmetis
- Ibu tampak cemas dengan keadaanya
- Tampak keluar darah dari genetalia ibu terlihat dari celana dalamnya
A : Ny “T” Umur 26 tahun dengan oophoritis
P : Terapi Obat :
P : Terapi Obat :
- Asam mefenamat 3×1
- Amoxillin 3×1
- Konseling Personal hygiene.
- Kontrol satu minggu lagi atau sewaktu-watu bila ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi
penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada
ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan
kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan
metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.EGC. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta
Varney, Helen. 2000. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta
Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. 2006. YBPSP. Jakarta
- Dibawah ini termasuk jenis kuman kelainan pada ovarium, kecuali ?
a.
Staphylococcus
b.
Streptococcus
c.
Gonococcus
d.
Semua jawaban
benar
e.
Semua jawaban salah
- Apa saja yang termasuk jenis-jenis dari kelainan pada ovarium ?
a.
Parametritis
b.
Endometritis
c.
Salpingitis akut
d.
Miometritis
e.
Semua jawaban salah
- Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan pada ovarium ?
a. Ultrasonografi
b. Kuldoskopi
c. Laparaskopi
d. Jawaban a dan
c benar
e. Semua jawaban benar
- Terapi pengobatan apa yang diberikan pada orang yang menderita tumor ovarium ?
a. Terapi eks radiasi
b. Terapi sinar
c. Suntik latosin
d. Semu jawaban salah
e. Semua jawaban
benar
- Tanda dan gejala apa saja yang terdapat pada penyakit kista ovarium, kecuali ?
a. Sering muntah
b. Ukuran perut bertambah besar
c. Sakit kepala dan merasa pusing
d. Perdarahan vagina
e. Semua jawaban
salah
- Dibawah ini patofisiologi dari kelainan pada ovarium, yang benar adalah ?
a. Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat
beragam
b. Diasgerminoma merupakan tumor yang berasl dari grem cell
c. Muscinous denoma orang dicurigai jika pada makroskopi 3
kali tampak tumor berbentuk kista
d. Semua jawaban
benar
e. Semua jawaban salah
- Dibawah ini merupakan penyebab dari kelainan ovarium kecuali ?
a. Penyimpangan kromosom
b. Pengaruh hormonal
c. Pengaruh obat teratogenik
d. Semua jawaban
salah
e. Infeksi virus
- Dibawah ini tipe kista abnormal, kecuali ?
a. Kista coklat
b. Kista dermoid
c. Cystadenoma
d. Semua jawaban benar
e. Semua jawaban
salah
- Dibawah ini merupakan beberapa penyebab berkembangnya kista ovarium adalah ?
a. Siklus haid tidak teratur
b. Perut buncit
c. Menarche terlalu dini (usia 11 tahun lebih muda)
d. Semua jawaban
benar
e. semua jawaban salah
- Bagaimana peran bidan dalam melakukan skrinning terhadap penyakit kelainan pada ovarium ?
a. Memberika motivasi pada penderita
b. Mengidentifikasi dini tanda dan gejala tumor ovarium
c. Semua jawaban
benar
d. Semua jawaban salah
e. Lakukan kolaborasi rujukan ke dokter spog
ConversionConversion EmoticonEmoticon