MAKALAH ASKEB IV
ASUHAN
KEBIDANAN PADA Ny “S”
DENGAN
SALPINGITIS
DISUSUN
OLEH:
Annisa Cintya (2010.0661.054)
NailySalsabila (2010.0661.080)
Komariyah (2010.0661.094)
PRODI DIII
KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Makalah
Askeb IV Asuhan Kebidanan pada Ny “S” dengan Salpingitis”dapat diselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk
memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang materi ini.
kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun. Harapan kami
semoga makalah ini dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya dan berguna bagi pembaca.
Akhirnya
kami mengucapkan banyak terima kasih dan mudah-mudahan semua pihak yang
membantu penulisan makalah ini mendapat pahala yang setimpal dari Allah.
DAFTAR ISI
KataPengantar
............................................................................................................
i
Daftar
Isi
......................................................................................................................
ii
BAB
1PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ...................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah ................................................................................
2
1.3
Tujuan
................................................................................................
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi
………………………………………………………………… 3
2.2 Klasifikasisalpingitis …..……………………………………………… 4
2.3 Penyebabsalpingitis …………………………………………………… 4
2.4 Patofisiologisalpingitis
…,,,…………………………………………… 5
2.5 Gambaran klinis …………..…………………………………………… 6
2.6 KomplikasiSalpingitis ………………………………………………… 7
2.7 Prosedurpemeriksaan………………………..………………….......…8
2.8 Prosedurterapi ……..………………………………………………….. 9
BAB 3
AsuhanKebidananNy “S” Dengansalpingitis ..…..…….…………………... 11
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................15
4.2 Saran ................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
SoalSalpingitis
…………………………………………………………………..…… 17
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat masih sangat rendah.Tingginya angka kematian itu menunjukkan
kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan masih kurang.Hal itu juga
menunjukkan pelayanan kesehatan di Indonesia kurang maksimal.
Radang atau infeksi pada
alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya penderita
atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas
seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun atau dari
permulaan sudah menahun.Salah satu dari infeksi tersebut adalah salpingitis.
Sebagian besar wanita
tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi tersebut.Biasanya sebagian
besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar dan menimbulkan berbagai
gejala yang mengganggu. Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya menyebabkan
infeksi ini menyebar lebih luas dan akan sulit dalam penanganannya.
Penyakit Radang Panggul
(Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah
suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur
dengan rahim).Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara
seksuaktif.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
Oleh karena itu
diharapkan mahasiswa mampu memahami apa itu peradangan pada alat genitalia
wanita. Dan pada makalah ini penulis membahas mengenai salpingitis.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan salpingitis ?
2. Apa saja jenis-jenis salpingitis ?
3. Apa penyebab salpingitis ?
4. Bagaimana patofisiologi salpingitis ?
5. Bagaimana gambaran klinis penderita
salpingitis ?
6. Bagaimana prosedur pemeriksaan
salpingitis ?
7. Bagaimana prosedur terapi penderita
salpingitis ?
8. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat diterapkan kepada wanita yang
mengalami salphingitis?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui definisi salpingitis
2. Mengetahui jenis-jenis salpingitis
3. Mengetahui penyebab salpingitis
4. Memahami patofisiologi salpingitis
5. Mengetahui gambaran klinis pada penderita
salpingitis
6. Mengetahui prosedur pemeriksaan
salpingitis
7. Mengetahui prosedur terapi penderita
salpingitis
8. Mengetahui asuhan kebidanan yang tepat
diterapkan kepada wanita yang mengalami salphingitis
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Salpingitis
adalah terjadinya inflamasi pada uterus,
tuba fallopi, dan ovarium yang mengarah ke perlukaan dengan perlengketan pada
jaringan dan organ sekitar.Tuba fallopi perpanjangan dari uterus, salpingitis
adalah salah satu penyebab umum terjadinya infertilitas pada wanita.
Terjadi dalam
trimester pertama kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga
mencapai endosalping. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga
menyumbat total kavum uteri dalam trimester kedua, lintasan untuk penyebaran
bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Organisme
penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang
sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah. Pada salah
satu dari dua kasus tubo-ovsrium yang menjadi komplikasi dalam
pertengahan kehamilan dan di rawat di RS dilakukan histerektomi di samping
salpingo-ooforektomi bilateral. Pasien dapat disembuhkan setelah menjalani
proses kesembuhan pasca bedah yang sangat rumit. Walaupun terjadi perlekatan
yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi pelvis sebelumnya, pasien
biasanya tidak mengalami efek yang sama selama kehamilannya.
Salphingitis atau
peradangan pada saluran tuba dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya
adalah tindakan medis sebelumnya, mioma, dan pada umumnya adalah
infeksi.Tindakan medis dalam hal ini adalah operasi pada daerah abdomen (perut)
dan pangul.Tindakan kuretase hanya dilakukan pada daerah rahim dan tidak
mencapai saluran tuba sehingga sangat kecil kemungkinannya untuk menyebabkan
peradangan pada saluran tuba.Infeksi akibat dari kuretase memang ada kemungkinannya
dimana infeksi tersebut menyebar ke saluran tuba.Namun hal itu hanya terjadi
apabila kuretase berlangsung kurang steril.Salah satu infeksi yang cukup sering
disebabkan karena kuman TBC.
Apabila
salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan
kerusakan pada tuba fallopi secara permanen sehingga sel telur yang dikeluarkan
dari ovarium tidak dapat bertemu dengan seperma. Tanpa penanganan yang cepat
infeksi bisa terjadi secara permanen merusak tuba fallopi sehingga sel telur
yang dikeluarkan pada proses menstruasi tidak bisa bertemu dengan sperma.
2.2 Klasifikasi Salpingitis
Ada dua jenis
dari salpingitis :
·
Salpingitis akut :
pada salpingitis akut, tuba fallopi menjadi merah
dan bengkak, dan keluar cairan berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba
sering menempel secara menyeluruh. Tuba bisa juga menempel pada bagian
intestinal yang terdekat.Kadang-kadang tuba fallopi penuh dengan pus.Hal yang
jarang terjadi, tuba rupture dan menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya pada
kavum abdominal (Peritonitis).
·
Salpingitis Kronis :
Biasanya mengikuti gejala akut. Infeksi
terjadi ringan, dalam waktu yang panjang
dan tidak menunjukan banyak tanda dan gejala.
2.3 Penyebab Salpingitis
Salpingitis
disebabkan oleh bakteri penginfeksi. Jenis-jenis bakteri yang biasaya
menyebabkan Salpingitis : Mycoplasma, staphylococcus, dan steptococus. Selain
itu salpingitis bisa juga disebabkan penyakit menular seksual seperti
gonorrhea, Chlamydia, infeksi puerperal
dan post abortus. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis.
Selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan ( laparatomi,
pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang letaknya
tidak jauh seperti appendiks.
2.4 Patofisiologi Salpingitis
Infeksi biasanya berasal
di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar
melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya
menyebabkan infeksi yang lain. Paling sering
disebabkan oleh gonococcus, di samping itu oleh staphilokokus, streptokokus dan
bacteri tbc.
Infeksi
ini dapat terjadi sebagai berikut :
a.
Naik dari cavum uteri
b.
Menjalar dari alat yang berdekatan sepert dari apendiks yang meradang
Haematogen
terutama salpingitis tuberculosa. Salpingitis biasanya bilateral.Bakteri dapat diperkenalkan dalam berbagai cara, termasuk:
a.
Hubungan seksual
b.
Penyisipan sebuah IUD
(perangkat intra-uterus)
c.
Keguguran
d.
Aborsi
e.
Melahirkan
f.
Apendisitis
salpingitis
adalah salah satu penyebab terjadinya infertilitas pada wanita. Apabila
salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan
kerusakan pada tuba fallopi sehingga sel telur rusak dan sperma tidak bisa
membuahi sel telur. Radang tuba falopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Oleh sebab itu tepatlah nama salpingo-ooforitis atau adneksitis untuk radang
tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat
jalan darah dari jaringan-jaringan di sekitarnya.
2.5 Gambaran
Klinis
Ada pun tanda gejala dari salpingitis adalah :
v Nyeri pada salah
satu atau kedua sisi perut
v Sakit punggung
v Demam dan
menggigil
v Mual muntah
v Kelainan pada
vagina seperti perubahan warna yang tidak seperti orang normal dan berbau.
v Nyeri selama
ovulasi.
v Sering kencing
v Disminorhoe
v Tidak nyaman atau hubungan seksual yang
menyakitkan
v Pada periksa dalam nyeri
kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan yterus, kadang-kandang ada
penebalan dari tuba.
1. Nyeri Abdomen: Nyeri abdomen bagian bawah
merupakan gejala yang paling dapat dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada
mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral, atau suprapubik, dan sering
berkembang sewaktu atau segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahannya
meningkat secara bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri
cenderung menetap, bilateral pada abdomen bagian bawah, terdapat nyeri tekan di
abdomen bagian bawah dan semakin berat dengan adanya pergerakan.
2. Perdarahan pervaginam atau sekret vagina:
perdarahan antar menstruasiatau meningkatnya aliran menstruasi atau
kedua-duanya dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau pengaruh
tidak langsung dari perubahan-peubahan hormonalyang berkaitan dengan ooforitis.
Sekret vagina dapat disebabkan oleh servitis.
3. Gejala-gejala penyerta: menggigil dan demam
lazim ditemukan. Anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan iritasi
peritoneum.Disuria dan sering kencing menunjukkan adanyan keterkaitan dengan
uretritis dan sistitis.Nyeri bahu atau nyeri kuadran kanan atas mungkin
merupakan gejala dari perihepatitis gonokokus.
4. Riwayat Menstruasi: menstruasi dapat
meningkat dalam jumlah dan lamanya. Salpingitis dapat menjadi simptomatik pada
hari keempat atau kelimadari siklus menstruasi.Kadang terdapat perdarahan di
luar siklus dan secret vagina berlebihan.
5. Tanda-tanda
perluasan infeksi:
- Nyeri semakin hebat
- Adanya peningkatan suhu tubuh
- Nyeri semakin hebat
- Adanya peningkatan suhu tubuh
Tindakan kita sebagai bidan hanya
sebatas mengetahui gejala dan deteksi awal untuk mengetahui salpingitis saja,
untuk selanjutnya harus segera dilakukan rujukan secepatnya.
2.6 Komplikasi
Salpingitis
Komplikasi potensial yang dapat terjadi
akibat salpingitis meliputi ooforitis, peritonitis,
piosalping, abses tuboovarium, tromboflebitis septik, limfangitis, selulitis,
perihepatitis, dan abses didalam ligamentum latum, Infertilitas dimasa depan, dan kehamilan
ektopik akibat kerusakan tuba
2.7 Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan
ü Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum: suhu
biasanya meningkat, sering sampai 120ºF atau 103ºF. Tekanan darah biasanya
normal, walaupun deyut nadi seringkali cepat.Pada saat itu, terkadang postur
tubuh membungkuk.
2. Pemeriksaan Abdomen: nyeri
maksimum pada kedua kuadran bawah. Nyeri lepas, ragiditas otot, defance
muscular, bising usus menurun dan distensi merupakan tanda peradangan
peritoneum.Nyeri tekan pada hepar dapat diamati pada 30% pasien.
3. Pemeriksaan Pelvis: sering
sulit dan tidak memuaskan karena pasien mersa tidak nyaman dan rigiditas
abdomen. Pada pemeriksaan dengan spekulum, sekret purulen akan terlihat keluar
dari ostium ueteri. Serviks sangat nyeri bila digerakkan.Uterus ukurannya
normal, nyeri (terutma bila digerakkan).Adneksa bilateral sangat nyeri.
ü Tes Laboratorium
1.
Hitung
darah lengkap dan Apusan darah: hitung leukosit cenderung meningkat dan dapat
sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit polimorfonuklear dan peningkatan
rasio bentuk batang dengan segmen. Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam
batas-batas normal. Penigkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis.
2.
Urinalisis:
biasanya normal.
ü Data diagnostic tambahan yang dapat dilakukan
Pewarnaan
gram endoserviks dan biakan : diplokokus gram-negatif intraseluler pada asupan
pewarnaan gram baik dari cairan serviks ataupun suatu AKDR dengan pasien dengan
salphingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi neisseria yang
memerlukan pengobatan. Biakan bakteriologi diperlukan untuk identifikasi
positif neisseria gonorrhoeae.Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi.Pemeriksaan ini
invasive sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin. Untuk mendiagnosis
penyakit infeksi pelvis, bila antibiotik yang diberikan selama 48 jam tak
memberi respon, maka dapat digunakan sebagai tindakan operatif.
2.8 Prosedur
Terapi
Perawatan
penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic (sesering mungkin
sampai beberapa minggu).Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang
menginfeksi. Pasangan yang diajak hubungan seksual harus dievaluasi,
disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah komplikasi sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama masih
menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali. Perawatan dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
ü Antibiotik : untuk menghilangkan infeksi, dengan tingkat
keberhasilan 85%dari kasus.
ü Perawatan di rumah sakit : memberikan obat antibiotic melalui Intravena(infuse)
Jika terdapat keadaan-keadaan yang
mengancam jiwa ibu
ü Pembedahan :
dilakukan jika pengobatan dengan antibiotic menyebabkan terjadinya resistan
pada bakteri.
ü Berobat jalan
Jika
keadaan umum baik, tidak demam
Berikan antibiotik
- Cefotaksitim 2 gr IM atau
- Amoksisilin 3 gr peroral atau
- Ampisilin 3,5 per os
Berikan antibiotik
- Cefotaksitim 2 gr IM atau
- Amoksisilin 3 gr peroral atau
- Ampisilin 3,5 per os
Masing-masing
disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os
Diikuti dengan
- Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari
- Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari
(dekoksisilin dan tetrasiklin tidak digunakan untuk ibu hamil)
Diikuti dengan
- Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari
- Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari
(dekoksisilin dan tetrasiklin tidak digunakan untuk ibu hamil)
·
Tirah
baring
·
Kunjungan
ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk
·
Bantu
mencapai rasa nyaman:
- Mandi teratur
- Obat untuk penghilang gatal
- Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri
- Pemberian terapi analgesic
- Mandi teratur
- Obat untuk penghilang gatal
- Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri
- Pemberian terapi analgesic
·
Konseling
:
- PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut
- PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut
·
Pendidikan
kesehatan yang diberikan:
- Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya
- Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman
- Cara mengetasi infeksi yang berulang
- Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya
- Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman
- Cara mengetasi infeksi yang berulang
·
Pengobatan
dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total
BAB 3
ASUHAN KEBIDANA
PADA Ny “S”
DENGAN SALPINGITIS
Pengkajian
Tanggal :
03 Mei
2012
Jam : 09.00
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama :
Ny.S Nama
Suami : Tn.Z
Usia :
30 th Usia : 33 th
Pendidikan :SMA Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
swasta PekerjaaN : Swasta
Alamat :
jl.Bigcola 155
2.
Keluhan : px merasakan
nyeri pada perut bagian bawah, keluar cairan yang berbau dari kemaluan
dan gatal, mual kadang disertai muntah, seringkencing dan sakit saat berhubungan seksual.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche
: Usia 12 tahun
Siklus
: 28
hari teratur
Lama
: 7-8 hari
Sifat
Darah : Merah dan encer
4. Riwayar Obstetri
Hamil
ke-1 UK 9 bulan,spontan B, ditolong bidan,JK Perempuan ,BB 3000 gr, PB 50 cm,
hidup, usia 3 th
5. Riwayat Kontrasepsi
Kb
IUD sejak tanggal 17 Maret 2010 sampai sekarang
6. Pola Kesehatan Fungsional
o
Pola
Nutrisi : Makan 2X/hari,
minum 7-8 gelas/hari
o Pola Eliminasi :
BAK 7-8 x/hari, BAB 1 x/hari
o Pola Seksualitas : Ibu melakukan hubungan seksual
1x/minggu dan akhir-akhir ini ibu merasakan sakit saat berhubungan.
o
Personal
Hygiene : Mandi 3X/hari dan mengganti
celana dalam 3X/hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum :
KU : Cukup
Kesadaran : Compos
mentis
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 380C
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : tidak ada benjolan, rambut tidak
rontok dan bersih
b. Muka : Simetris, Tidak ada oedem
c. Mata : Sclera putih, Conjungtiva merah
muda
d. Hidung :
simetris,tidak ada secret
e. Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,gusi tidak berdarah
f. Telinga : simetris,tidak ada serumen
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara : simetris,putting susu menonjol
i. Abdomen : Rata ,tidak membesar, tidak ada abses, tidak ada bekas luka operasi,teraba nyeri pada salah satu bagian sisi perut ibu.
j. Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varises, reflek patella kanan dan kiri (+/+)
k. Genetalia : Tidak ada oedem dan varises,keluar cairan berbau dari vagina.
l. Anus : tidak ada hemoroid
e. Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,gusi tidak berdarah
f. Telinga : simetris,tidak ada serumen
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara : simetris,putting susu menonjol
i. Abdomen : Rata ,tidak membesar, tidak ada abses, tidak ada bekas luka operasi,teraba nyeri pada salah satu bagian sisi perut ibu.
j. Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varises, reflek patella kanan dan kiri (+/+)
k. Genetalia : Tidak ada oedem dan varises,keluar cairan berbau dari vagina.
l. Anus : tidak ada hemoroid
3.
Pemeriksaan Penunjang
§ Pemeriksaan darah :
leukosit 20.000 mm3
§ hemoglobin dan hemokrit normal
§ Pewarnaan gram endoserviks dan
biakan dari cairan Serviks : positif neisseria gonorrhoeae
§ Laparoskopi : Tuba tampak Inflamasi
§ Urine
: Normal
C. Analisa Data
Diagnosa :
Ny.S 30 tahun P10001 dengan salphingitis
Masalah :
- Cemas, Gangguan rasa nyaman
Masalah Potensial : Infertilitas
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami salphingitis.
E/
Ibu dan keluarga memahami
2. Memberikan dukungan emosional untuk
mengurangi cemas yang dirasakan ibu dan keluarga.
E/
Ibu dan keluarga tampak lebih tenang
3. Memberikan HE tentang :
o personal Hygiene yaitu mandi
teratur, sering mengganti pakaian dalam, selalu mencuci dan mengeringkan alat
kelaminnya selesai BAB dan BAK secara teratur, cebok dari depan ke belakang.
o
Pola
nutrisi yaitu sebaiknya ibu makan sedikit-sedikit tapi sering.
o
memberikan
kompres hangat pada bagian perut yang merasa nyeri.
E/ Ibu memahami dan akan melaksanakannya
4. Menganjurkan Ibu dan pasangan ketika
melakukan hubungan seksual sebaiknya menggunakan kondom serta menganjurkan
suami untuk periksa ke dokter untuk mengantisipasi penularan salphingitis.
E/
Ibu dan suami memahami dan akan melaksanakannya
5. Melepaskan AKDR
E/
Ibu bersedia dan IUD telah dicabut
6. Berkolaborasi dengan Dokter :
diberikan Antibiotik Cefotaxime 2 gr IM, Tetrasiklin 500 mg per oral 4 kali
sehari, Asam Mefenamat per oral 3X1
EVALUASI
S : Ibu memahami semua penjelasan yang
telah diberikan petugas kesehatan
O : Ibu dapat mengulangi semua penjelasan
yang telah diberikan petugas kesehatan
A : Ny.S 30 tahun P10001 dengan
salphingitis
P : Menyepakati kunjungan ulang 3 hari
lagi atau sewaktu-waktu jika keadaan semakin memburuk.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Salphingitis adalah Inflamasi pada
uterus, tuba fallopi, dan ovarium yang mengarah ke perlukaan dengan
perlengketan pada jaringan dan organ sekitar.Yang disebabkan oleh adanya
bakteri penginfeksi, wanita dengan IUD asimptomatik, dengan nyeri abdominal kuadran
bawah, dispareunia, perdarah vagina Abnormal, vaginal discharge. Langkah pertama yang dilakukan ialah:
§ Sediakan analgesic
§ Bila pasien menggunakan IUD maka hentikan penggunaan, dengan
catatan pasien dapat mencegah kehamilan meski tanpa alat kontrasepsi minimal 7
hari
§ Segera rujuk ke bagian genitourinaria (obgyn), untuk menjalani
skrining dan terapi untuk pasangan seksual pasien.
4.2 Saran
Kejadian salpingitis sangat
membahayakan bagi wanita karena dapat menyebabkan kehamilan ektopik.Untuk itu
diharapkan pada wanita untuk menjaga kesehatannya terutama organ reproduksinya
yang rentan terhadap kejadian infeksi.Dan melakukan pemeriksaan secara dini
kepada tenaga kesehatan agar apabila terjadi infeksi terutama
salpingitis dapat segera diatasi.Dan untuk tenaga kesehatan berupaya untuk
memberikan penyuluhan atau pendidikan khususnya kesehatan reproduksi pada
wanita dan pemerintah mampu memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung
terhadap pemeliharaan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Syafudin.2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: ECG
Sindharti, GM.2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Reproduksi. Malang
Sindharti, GM.2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Reproduksi. Malang
Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1981.Ginekologi. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
F Gary Cunningham, dkk.2005. Obstetri Williams edisi 21.
ECG:Jakarta
http://www.best-home-remedies.com/popular/salpingitis.htm
MamasHealth.com.http://www.mamashealth.com/women/salpingitis.asp
”soal
asuhan kebidanan patologi salfingitis”
1. Terjadinya
inflamasi pada tuba fallopi yang salah satu dari penyebab umum terjadinya
infertilitas pada wanita adalah……………….
a.
Salphingitis
b. Pelviksitis
c. kista
sarcoma pilodes
d. akresitis
e. endometritis
2. Tanda
dan gejala salfingitis adalah….kecuali….
a. nyeri
selama ovulasi
b. nyeri pada kedua sisi perut
c.
Pusing
d. Disminorhoe
e. mual
dan muntah
3. Bakteri
penyebab salphingitis adalah…….
a. e.coli
dan gonococcus
b. tricomonas dan mycoplasma
c.
mycoplasma,staphylococcus
dan streptococcus
d. staphylococcus,E.coli,dan
gonococcus
e. streptococcus,tricomonas,dan
E.coli
4. Selain
karena bakteri salphingitis bisa juga disebabkan oleh penyakit oleh penyakit menular seksual seperti:
a. HIV
dan condiloma acuminate
b.
gonorrhea
dan Chlamydia
c. herpes
dan Chlamydia
d. HIV dan gonorrhea
e. Herpes
dan HIV
5. Ada
dua jenis dari salphingitis salah satunya yaitu dimana tuba fallopi menjadi
merah dan benkak dan keluar cairan
berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba menempel secara menyeluruh,kadang
kadang tuba fallopi penuh dengan pus,ini adalah termasuk salphingitis………
a. Kronis
b.
Akut
c. Sedang
d. Ringan
e. Parah
6. Ada
dua jenis salphingitis yaitu………
a. Parah
dan sedang
b.
Akut
dan kronis
c. Menahun
dan ringan
d. Sedang
dan ringan
e. Semua
betul/semua salah
7. Salphingitis
bisa menyebabkan beberapa komplikasi,kecuali………
a. Kehamilan
ektopik
b. Infertilitas
c. Infeksi
yang terjadi di daerah terdekat dengan tuba fallopi,seperti ovarium atau uterus
d. Menginfeksi
orang yang di ajak berhubungan seksual
e.
Perdarahan
8. Nyeri
pada abdomen,nyeri selama ovulasi,mual muntah,disminorhoe adalah beberapa tanda
dan gejala dari………….
a. Peritoritis
b. Parametritis
c. Pelviksitis
d.
Salvingitis
e. Akresitis
9. Biasanya mengikuti gejala akut.
Infeksi terjadi ringan, dalam waktu yang
panjang dan tidak menunjukan banyak tanda dan gejala adalah termasuk
salphingitis….
a. Akut
b.
Kronis
c. Menahun
d. Sedang
e. Ringan
10. Salpingittis
Kronis adalah stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium subakut. Tipe ini
dapat timbul dalam 4 bentuk yaitu:
a. Piosalping
b. Hidrosalping
c. Salpingitis interstisialis kronis
d. Salphingitis ismika nodosa
e.
Semua betul
ConversionConversion EmoticonEmoticon