Makalah Askeb IV
Patologi
“Asuhan Kebidanan Pada
Radang Genetalia Interna” (Myometritis)
Oleh :
Kelompok 10
1.
Attic
Fitrian (2010.0661.000)
2.
Marina
Legita (2010.0661.075)
3.
Munawaro (2010.0661079)
PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkah rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Radang Genetalia Interna (MYOMETRITIS) ” tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa terselesainya makalah ini adalah berkat
kerja sama yang baik dari berbagai pihak, terutama bimbingan, arahan dan
motivasi dari dosen pengajar.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis dengan
kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada yang
terhormat :
1. Ketua
Progam Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2. Tim
Pengajar Asuhan Kebidanan IV (Patologi) Progam Studi Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
3. Semua
pihak yang banyak membantu dalam memberikan dukungan selama penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari, bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya,
semoga makalah ini dapat diterima untuk dapatnya digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penelitian.
Surabaya, 03 Mei 2012
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
Judul
......................................................................................................................... i
Kata
Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar
Isi ................................................................................................................... iii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ………………………………………………..….. 1
1.2
Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
1.3 Tujuan
……………………………………………………………. 1
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Myometritis…………………………………………… 2
2.2 Klasifikasi.………………………………………………………… 2
2.3 Faktor
Predisposisi...……………………………………………… 3
2.4 Gejala
– gejala…..………………………………………………… 3
2.5 Komplikasi……...………………………………………………… 3
2.6 Penatalaksanaan.…………………………………………………. 3
2.7 Manajemen…………..……………………………………………
4
BAB
III : Asuhan Kebidanan Patologi Pada
Radang Genetalia Interna………… 5
BAB
IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
……………………………………………………….. 12
4.2 Saran
……………………………………………………………… 12
Daftar
Pustaka .......................................................................................................... 13
Lampiran
: Soal – soal Myometritis……………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada wanita terdapat hubungan dari
dunia luar dengan rongga peritonum melalui vulva, vagina, uterus dan tuba
fallopii. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan untuk menjaga jangan
sampai infeksi meluas, masing – masing alat traktus genitalis memiliki
mekanisme pertahanan.
Radang atau
infeksi pada alat – alat genetalia dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita, atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas, atau
dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit akut juga bisa
menjadi menahun, atau penyakit dari permulaan sudah menahun.
Infeksi pada
uterus menjalar ke tuba Fallopii dan rongga peritonium melalui 2 jalan. Pada
gonorhea penyakit menjalar dari endometrium, sedang infeksi puerperal kuman –
kuman dari uterus melalui darah dan limfe menuju parametrium, tuba, ovarium dan
rongga peritonium.
Pada makalah
ini akan dibahas mengenai miometritis atau radang miometrium yang merupakan
kelanjutan dari penyakit endometritis beserta dengan penanganannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
myometritis?
2.
Sebutkan klasifikasi
myometritis ?
3.
Sebutkan faktor
predisposisi myometritis ?
4.
Sebutkan gejala yang
timbul pada myometritis ?
5.
Apa Komplikasi yang
terjadi pada myometritis ?
6.
Jelaskan
penatalaksanaan dari myometritis ?
1.3 Tujuan
Agar
penulis dapat mengerti dan paham tentang Asuhan kebidanan pada infeksi radang
genetalia interna, khususnya tentang miometritis beserta dengan
penatalaksanaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Myometritis
Miometritis
/ Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit
ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga
gejala dan terapinya seperti endometritis.
2.2 Klasifikasi
a. Metritis akuta
Metritis
Akuta biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit
ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih
luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat
menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi
radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat
terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi
abses.
b. Metritis Kronik
Metritis
kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia
dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi
pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan
jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat
dapat menjadi :
1)
Abses pelvik
2)
Peritonitis
3)
Syok septic
4)
Dispareunia
5)
Trombosis vena yang dalam
6)
Emboli pulmonal
7)
Infeksi pelvik yang menahun
8)
Penyumbatan tuba dan infertilitas
2.3 Faktor Predisposisi
a. Infeksi abortus dan partus
b. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
c. Infeksi post curettage
2.4 Gejala – gejala
a. Demam
b. Keluar lochea berbau / purulent,
keputihan yang berbau
c. Sakit pinggang
d. Nyeri abdomen
e. Nyeri saat
berhubungan seksual
f. Nyeri di
daerah pelvic
g. Nyeri di
punggung kaki (betis)
h. Gangguan
kesuburan
i. Gangguan
buang air besar (sembelit atau kembung)
2.5 Komplikasi
Dapat terjadi penyebaran ke jaringan
sekitarnya seperti:
a.
Parametritis (infeksi sekitar rahim)
b.
Salpingitis (infeksi saluran otot)
c.
Ooforitis (infeksi
indung telur)
d.
Pembentukan
pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur.
2.6 Penatalaksanaan
Terapi miometritis :
a.
Antibiotika spektrum luas
·
Ampisilin 2 g iv / 6 jam
·
Gentamisin 5 mg kgbb
·
Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
b. Profilaksi antitetanus
2.7 Manajemen
-Antibiotik kombinasi
-Transfusi
jika diperlukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. M, UMUR 29 TAHUN, P1A1,
DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI MIOMETRITIS
I.
SUBYEKTIF
Hari/Tanggal : Kamis, 28 April 2012
Tempat : BPS
Bidan Ny. Wigati
Pukul :
10.00 WIB
1. Identitas
Nama :
Ny. M Nama : Tn. E
Umur
: 29 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan
: SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa
: Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat
: Jl. Campus no.120 Alamat : Jl. Campus no120 Purwokerto Purwokerto
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh nyeri peut tanpa ditekan, keputihan yang berbau
busuk sejak 2 minggu yang lalu, keluar darah dari kemaluan di luar siklus haid,
demam 5 hari yang lalu, serta merasa perut tambah membesar.
3. Riwayat Obstetri
Menarche : 14
tahun
Siklus : tidak teratur
Banyak : 3-4x ganti pembalut/hari
Lama : tidak teratur
Warna : merah kehitaman
Sifat : Encer
Bau : khas
Dismenorhea : tidak
4. Riwayat Obstetri Yang
Lalu
No.
|
Suami
ke-
|
Anak
Ke-
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
KB
|
|||||||
Usia
|
Penyu
Lit
|
Peno
Long
|
Jenis
|
Penyu
lit
|
jenis
|
BB
|
Hidup
|
Mati
|
Lama
meneteki
|
||||
1.
2.
3.
4.
|
1
Abortus
|
1
|
37 mgg
12mgg
|
Tdk ada
|
Bidan
Dr. obgyn
|
Spt
currettage
|
Tdk ada
|
Laki-laki
|
2900
|
3 thn
|
hidup
|
6bln
|
IUD
|
5. Pola Kesehatan
Fungsional
a.
Pola Nutrisi
-
Makan : 2x/hari, porsi sedang, dengan nasi dan lauk.
-
Minum : 6 gelas/hari, air putih, teh manis
b.
Pola Eliminasi
-
BAK : 4x/hari, warna kuning jernih, konsistensi cair
-
BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek
c.
Pola Aktivitas
Ibu
mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
d.
Pola Istirahat
-
Tidur siang : 1 jam
-
Tidur malam : 7 jam
e.
Pola Seksual : 1x/ minggu
f.
Pola Hygiene
-
mandi : 2x/hari
-
keramas : 3x/minggu
-
gosok gigi : 2x/hari
-
ganti baju : 2x/hari
g.
Pola Hidup Sehat
Ibu
tidak mengonsumsi alkohol, rokok, jamu-jamuan dan obat-obat terlarang
h.
Pola Psikososial
hubungan ibu dengan suami harmonis,
suami selalu memberikan support kepada istrinya. Hubungan ibu dengan keluarga
dan tetangga terjalin baik.
i.
Pola spiritual
Ibu merasa aktivitas ibadahnya terganggu karena sering
mengalami perdarahan di luar siklus haid.
6. Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah mengalami penyakit
seperti ini sebelumnya (sebelum hamil anak ke-2). Ibu tidak pernah menderita
hipertensi, jantung, DM, PMS dan penyakit menular maupun menurun lainnya.
b.
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit
DM, hipertensi, jantung, PMS dan penyakit menular dan menurun lainnya.
c.
Riwayat
kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit DM, hipertensi, jantung, PMS dan penyakit menular maupun menurun
lainnya.
7. Riwayat perkawinan
Istri Suami
Nikah berapa kali : 1x Nikah berapa kali : 1x
Lamanya : 4 tahun Lamanya : 4 tahun
Umur menikah : 25 tahun Umur menikah : 27 tahun
Nikah berapa kali : 1x Nikah berapa kali : 1x
Lamanya : 4 tahun Lamanya : 4 tahun
Umur menikah : 25 tahun Umur menikah : 27 tahun
8. Riwayat KB
Post
abortus ibu langsung menggunakan KB IUD dan sudah menggunakan KB IUD selama
kurang lebih 3 bulan.
II.
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
-
Keadaan Umum :
Baik
-
Kesadaran :
Composmentis
-
TD :
100/70 mmHg
-
Respirasi :
22x/menit
-
Nadi :
100x/menit
-
Suhu :
38,5° C
-
BB :
52 Kg
-
TB :
156 cm
2. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : rambut hitam, keriting, tidak rontok, bersih.
- Mata :
conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
- Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret.
- Mulut dan gigi : bibir pucat, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries.
- Telinga : simetris, tidak ada serumen.
- Leher : ada pembesaran kelenjar limfe (karena
adanya infeksi)
- Ketiak : tidak ada benjolan/ massa.
- Dada/Payudara : simetris, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, puting susu menonjol, tidak ada pengeluaran.
- Abdomen : ada pembesaran, tidak ada luka bekas operasi,
terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.
- Punggung : terdapat nyeri tekan pada pinggang.
- Ekstremitas atas : akral hangat, tidak oedema.
- Ekstremitas Bawah : tidak ada varises, tidak ada oedema,
tidak ada tanda kemerahan.
- Genetalia : terdapat flour albus, kental, dan berbau busuk
- Anus : tidak hemoroid.
3. Pemeriksaan penunjang
a.
USG di dapatkan
pembengkakan pada uterus
b.
pemeriksaan darah
lengkap
leukosit 9500 m3
Hb : 10,5gr%
III.
ASSESMENT
1. Interpretasi Data Dasar
a. Diagnosa : Ny. M, umur 29 tahun, P1A1, dengan
suspect miometritis.
b. Masalah :
-
Demam
-
nyeri tekan perut bagian bawah
-
sakit pinggang
-
Pengeluaran pervaginam yang abnormal
c. Kebutuhan :
-
Dukungan emosi
-
Kebutuhan rasa nyaman
-
Kebutuhan mobilisasi
-
Kebutuhan relaksasi
2. Antisipasi terhadap
diagnosa/masalah potensial
Potensial terjadi perluasan peradangan pada daerah
sekitarnya yaitu parametritis dan salpingitis.
3. Identifikasi kebutuhan
akan tindakan segera/kolaborasi/rujukan
Kolaborasi
dan rujukan: pengobatan serta penatalaksanaan lebih lanjut dengan spesialis
Obgin.
IV.
PLANNING
1. Intervensi
1)
Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ ibu mengerti tentang kondisi
kesehatannya
2)
Jelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang
dideritanya.
R/ ibu mengerti tentang penyakit
yang kemungkinan dideritanya
3)
Berikan dukungan emosional kepada ibu
R/ ibu mendapat dukungan
4)
Berikan ibu tablet penambah darah.
R/ memperbaiki kondisi umum ibu
5)
Minta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya
rujukan
R/ penanganan lebih lanjut
2. Implementasi
1)
Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan terhadap dirinya.
2)
Menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang
dideritanya.
3)
Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang dan
dapat menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.
4)
Memberikan ibu tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar
haemoglobinnya.
5)
Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya
rujukan.
3. Evaluasi
Tanggal : 28 April
2012
Jam : 11. 00 WIB
S :Ibu
mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan oleh bidan.
e/ Ibu telah mengerti tentang kondisi
kesehatannya.
O :
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan.
e/ Ibu menganguk tanda mengerti.
A : Ny. M,
umur 29 tahun, P1A1, dengan suspect miometritis
P :
Mendampingi ibu saat dilakukannya rujukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis
adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.
Miometritis dapat
disebabkan oleh Infeksi abortus dan partus, Penggunaan alat kontrasepsi dalam
rahim dan Infeksi post curettage.
Terapi
yang dapat diberikan pada penderita miometritis :
·
Antibiotika spektrum luas
-
Ampisilin 2 g iv / 6 jam
-
Gentamisin 5 mg kgbb
-
Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
·
Profilaksi antitetanus
Evakuasi sisa hasil konsepsi
4.2 Saran
Sebagai seorang bidan dalam menangani miometritis, sebaiknya
melakukan tindakan segera yaitu dengan merujuk ketempat yang memiliki fasilitas
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
http://giethedoctor.blogspot.com/2010/04/askeb-miometritis.html
Posted
in on Rabu, 14 Oktober 2009 03:22 by Ranuyoso™
LAMPIRAN
SOAL – SOAL MYOMETRITIS
1. Infeksi yang terjadi pada uterus
yang merupakan penyebab terbesar terjadinya kematian yang terjadi pada seorang
ibu postpartum adalah pengertian dari…..
a. Endometriosis
b. Salpingitis
c. Adneksitis
d.
Miometritis
e. Pelviksitis
2. seorang ibu mengeluh perutnya
membesar, nyeri pada pinggang dan mengalami keputihan yang berwarna dan berbau.
Menurut klasifikasinya termasuk apa…..
a. metritis
b.
metritis kronik
c. metritis akuta
d. metritis tuba
e. semua salah
3. Berikut adalah komplikasi yang
terjadi pada myometritis kecuali…
a.
Serviksitis
b. Parametritis
c. Salpingitis
d. Ooforitis
e. Abses tuba dan indung telur
4. Faktor penyebab terjadinya
myometritis adalah kecuali….
a. Infeksi abortus dan partus
b. Penggunaan AKDR
c.
Penggunaan KB Pil
d. Infeksi post curettage
e. Semua benar
5. Berikut adalah gejala yang timbul
pada myometritis adalah. . .
a. Mual, anoreksia, nyeri pinggang
b. Mual, haid lama, nyeri perut
c. Demam, keputihan, sakit kepala,
nyeri perut
d. Demam, keputihan, sakit kepala,
sakit pinggang
e.
Demam, lochea berbau, sakit pinggang, nyeri
perut
6. Sebagai bidan apa yang anda lakukan
pada pasien dengan myometritis?
a. Pasang infus dan memberikan terapi
obat
b. Pasang infus dan terapi asam
mefenamat rawat di BPS
c.
Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan dan
mendampingi merujuk
d. Ditangani sendiri sampai pasien
sembuh
e. Memberikan antibiotik, dan menyuruh
kembali lagi jika ada keluhan
7. Menurut klasifikasinya myometritis
sebagai berikut. . . .
1.
Metritis akuta
2. Metritis congenital
3.
Metritis kronik
4. Metritis jinak
(B)
8. Pada siapa saja myometritis bisa
terjadi. . .
1. Usia produktif
2.
Post curettage
3. Menarce
4.
Infeksi postpartum
(C)
9. Terapi apa yang diberikasn pada
myometritis. . .
a. Ampisilin 2 g iv / 6 jam
b. Gentamisin 5 mg kgbb
c. Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
d. Profilaksi antitetanus
e.
Semua benar
10. Jika pengobatan terlambat dan kurang
adekuat pada metritis akut maka akan timbul terjadinya kecuali. . . .
a.
Abses pelvic, Peritonitis, Syok septic, dan
infertil
b. Dispareunia, abses pelvic, infertile
dan tumor jinak
c. Trombosis vena yang dalam dan Emboli
pulmonal
d. Infeksi pelvik yang menahun dan
dispareunia
e. Penyumbatan tuba dan infertilitas
ConversionConversion EmoticonEmoticon