BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah
kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang
harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan
kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara
keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural
dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai
reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ke tingkat
gangguan jiwa yang berat.
Wanita yang
tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi.
Jika depresi tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan
timbul gangguan jiwa (psikosis) yang menimbulkan halusinansi pada wanita
tersebut. Jika telah sampai di tahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan
khusus.
Penderita
biasanya sembuh setelah bayi lahir namun dalam kehamilan selanjutnya psikosa
ini dapat muncul kembali. Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus
mendapatkan perhatian khusus dan intensif agar tidak berpengaruh pada janinnya.
Peran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting untuk memotivasi dan
memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa sehingga mencoba mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.1.1
Apa
definisi depresi dan psikosa dalam kehamilan?
1.1.2
Apa
penyebab terjadinya depresi dan psikosa?
1.1.3
Bagaimana
gejala jika ibu hamil mengalami depresi dan psikosa?
1.1.4
Bagaimana
penatalaksanaan ibu yang mengalami depresi dan psikosa?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mahasiswa
dapat memahami definisi depresi dan psikosa dalam kehamilan.
1.3.2
Mahasiswa
dapat mengetahui penyebab terjadinya depresi dan psikosa.
1.3.3
Mahasiswa
dapat mengetahui tanda dan gejala jika seorang ibu hamil mengalami depresi dan psikosa.
1.3.4
Mahasiswa
mengetahui mengenai penatalaksanaan jika seorang ibu hamil mengalami depresi
dan psikosa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Depresi
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang
merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, tidak ada gairah hidup yang disertai
dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas
fisik ataupun mental dan kesukaran dalam berkarir serta menganalisa.
Depresi adalah suatu perasaan
sedih yang sangat mendalam, yang bias terjadi setelah kehilangan seseorang atau
peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut
dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.
2.2
Patofisiologi
Depresi selama kehamilan merupakan
gangguan mood yang sama halnya dengan depresi yang terjadi pada orang awam pada
umumnya, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak.
Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat kehamilan akan mempengaruhi kimiawi
otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat berhubungan erat dengan kejadian
depresi dan kecemasan selama kehamilan.
Gangguan ini ditandai dengan perasaan
muram, murung, kesedihan atau berkurangnya dan tidak adanya minat pada
aktivitas. Pasien kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistik memikirkan hal yang
sedih dan mengeluh. Mereka juga dapat tegang, kaku dan menolak intervensi
terapeutik. Gejala penyertanya adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur,
harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual.
2.3 Etiologi
Terdapat
beberapa factor resiko yang menjadi salah satu penyebab perempuan lebih rentan
terhadap depresi sebelum maupun setelah melahirkan, diantaranya :
2.4
Gejala Depresi
Wanita yang
mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut in selama kurang lebih
2 minggu :
1)
Ada
perasaan sedih
2)
Kesulitan
dalam berkonsentrasi
3)
Tidur
yang terlalu lama atau terlalu sedikit
4)
Hilangnya
minat dalam melakukan aktivitas yang biasanya digemari
5)
Putus
asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas
6)
Timbul
perasaan bersalah dan tidak berharga
7)
Menangis
tak tertahan
8)
Tiba-tiba
takut atau gugup
9)
Sering
lupa, merasa binggung dan bersalah
10) Terlintas pikiran menyakiti diri atau bayinya
Selain itu kejadian hidup
yang berat, adanya komplikasi selama kehamilan juga dapat menjadi salah satu
pemicu terjadinya depresi selama kehamilan.
2.5
Dampak Depresi Selama Kehamilan
Depresi
yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya. Antara lain :
1.
Timbulnya
gangguan pada janin yang masih didalam kandungan
2.
Munculnya
gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya
3.
Kelahiran
premature
4.
Bayi
lahir dengan berat badan yang rendah
5.
Ibu
yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan
perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri
2.6
Mencegah Depresi Selama Kehamilan
Bagi mereka
saat ini sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang
menyenagkan dalam hidup anda. Untuk para suami serta keluarga, dukungan dari
anda semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan
janinnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan anak-anak
dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.
2.7
Penatalaksanaan
2.8
Definisi Psikosa
Suatu gangguan jiwa
dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan ini dapat
digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbuk karena
penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan
kemampuan berpikir, bereakasi secara emosional, mengingat, berkomunikasi,
menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian
rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat
terganggu. Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak
sesuai , berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls serta waham dan
halusinasi.
Psikosa adalah tingkah laku secara
keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas,
pada umumnya gejalanya tidak mampu melakukan partisipasi sosial. Sering ada
gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya
membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.
2.9
Patofisiologi
Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung
pada jenis penyebab penyakit. Bagi mereka dengan psikosis manik-depresif dan
skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar 6 bulan (Sneddon, 1992). Yang
paling mengalami gangguan fungsi pada saat pemeriksaan lanjutan adalah mereka
yang menderita skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikeater,
keparahan psikosis postpartum mengharuskan diberikannya terapi farmakologis dan
pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawat inap. Wanita yang mengalami psikosis
biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.
2.10 Etiologi
Pada penderita psikosa
sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek
sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS. Penyebab terjadinya psikosa antara lain :
2.3.1
Jenis-jenis
psikosa yaitu :
a. Skizopherenia
b. Paranoid
Paranoid
dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi,
yaitu persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau
dan tingkah laku makin tidak normal.
2.3.2
Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a.
Psikosa fungsional
Faktor penyebabnya terletak pada aspek
kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan,
bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi selama
sejarah kehidupan seseorang.
b. Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan
pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah
hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.
2.11 Gejala Klinis
Psikosa
ditandai oleh perilaku yang regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya
pengawasan terhadap implus-implus serta waham dan halusinasi. Gejala psikosa
dapat berupa :
o
Halusinasi
o
Sejumlah kelainan perilaku,
seperti aktivitas yang meningkat
o
Gelisah
o
Retardasi psikomotor
o
Perilaku katatonik
2.12 Dampak Psikosa Dalam Kehamilan
Gangguan
jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :
o Gangguan
afektif pada kehamilan
o Gangguan
bipolar
o Skizofrenia
o Gangguan
cemas menyeluruh
o Gangguan panik
o Gangguan
obsesif konvulsif
Menninger telah menyebutkan
lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik:
1.
Perasan sedih, bersalah
dan tidak mampu yang mendalam
2.
Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi,
disertai pembicaraan dan motorilk yang berlebihan
3.
Regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran
yanng berlawanan, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
4.
Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela
diri atau rasa kebesaran
5.
Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.
Proses kejiwaan dalam kehamilan
1.
Triwulan I
·
Cemas ,takut, panik, gusar
·
Benci pada suami
·
Menolak kehamilan
·
mengidam
2.
Triwulan II
·
Kehamilan nyata
·
Adaptasi dengan kenyataan
·
Perut
bertambah besar
·
Terasa
gerakan janin
3.
Triwulan III
·
Timbul gejolak baru menghadapi persalinan
·
Perasaan bertanggung jawab
·
Golongan ibu
yang mungkin merasa takut
·
Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada
persalinan yang lalu
·
Multipara agak berumur
·
Primigravida
yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain
2.13Mencegah Psikosa Dalam Kehamilan
o
Informasi
o
ANC rutin
o
Nutrisi
o
Penampilan
o
Aktivitas
o
Relaksasi
o
Senam hamil
o
Latihan pernafasan
2.14 Penatalaksanaan
2.15 Psikosa Neurosa
Perubahan
kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pada hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
2.16
Definisi
Neurosis
adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga
orang yang mengalaminya masih bisa mulakukan pekerjaan biasa sehari-hari atau
masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
(menurut Singgih Dirgagunasa 1978 : 143)
Dari pendapat
para ahli dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai neurosis yaitu :
§
Neurosis
merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan
§
Neurosis
terjadi pada sebagian aspek kepribadian
§
Neurosis
dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan
§
Penderita
neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktifitas sehari-hari.
2.17
Jenis-jenis Neurosis
2.17.1 Neurosis Cemas
A.
Gejala
neurosis cemas
-
Gejala
somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti
mengambang, mudah lelah, keringat dingin
-
Gejala
psikologis berupa kecemasan, keteganggan, panik, depresi
B.
Faktor
penyebab
Faktor
pencetus neurosis cemas seing jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan
faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam
C.
Terapi
Neurosis Cemas
Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan
neurosis cemas, yaitu :
-
Psikoterapi
indifidual
-
Psikoterapi
kelmpok
-
Psikoterapi
analitik
-
Sosioterapi
-
Farmakoterapi
2.17.2 Histeria
A.
Gejala-gejala
Histeria
Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat
hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala ini sering timbul dan hilang
secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan
reaksi emosional yang hebat.
B.
Jenis-jenis
Histeria
-
Histeria
Minor atau reaksi konfersi
Pada
histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan menjadi gangguan fungsional
susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh,
kejang-kejang, dll
-
Histeria
mayor atau reaksi disosiasi
Histeria
jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang dialami penderita demikian hebat,
sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan yang lainnya
sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul
gejala: amnesia, somnabulisme, fugue dan kepribadian ganda.
C.
Sebab-sebab
Hysteria:
-
Ada
presdiposisi pembawaan berupa system saraf yang lemah
-
Tekanan
mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecewaan, shock, dan pengalaman
traumatis
-
Kondisi
fisik yang buruk seperti sakit-sakitan, gangguan pikiran dan badaniah
D.
Terapi
terhadap penderita hysteria
Ada
beberapa tehnik terapi yang dapat dilakukan antara lain:
§
Teknik
hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer)
§
Teknik
asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud)
§
Psikoterapi
suportif
§
Farmakoterapi
2.17.3 Neurosis Fobik
A.
Gejal
neurosis fobik
Neurosis
fobik merupakan gangguan jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut
yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan
B.
Faktor
penyebab neurosa fobik
Neurosa
fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutandan shock hebat
berkenaan dengan situasi atau benda benda tertentu, yang disertai perasaan malu
dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian dipresi. Namun pengalaman
tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bbila ada rangsagan serupa.
C.
Terapi
untuk penderita neurosa fobik
Menurut
maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan samasekali bila gangguan
tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak.
Tehnik terapi yang dapat dilakukan antara lain :
§
Psikoterapi
suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alam
beserta psikodinamikanya.
§
Terapi
perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut di
diberi rangsangan yang tidak menyenangkan.
§
Terapi
kelompok
§
Manipulasi
lingkungan
2.17.4 Neurosis Obsesif-Kompulsif
A.
Gejala
neurosis obsesif-kompulsif
Istilah
obsesi menujuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai
kesadaran dan istilah kompusif menunjuk pada dorongan atau implus yang tidak
dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuata tersebut
tidak perlu dilakukan.
B.
Faktor
penyebab
Neurosis
jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor berikut (Yulia D, 2000).
-
Konflik
antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan
-
Trauma
mental emosional, yaitu depresi pengalaman masa lalu (masa kecil)
C.
Terapi
§
Psikoterapi
suportif
§
Penjelasan
dan pendidikan
§
Terapi
perilaku
2.17.5
Neurosis Depresif
A.
Gejala
neurosis depresif
Neurosis
depesif merupakan neursis dengan gangguan utama pada perasaan. Gejala-gejala
utama gangguan jiwa ini adalah gejala jasmaniah yang senantiasa lelah, gejala
psikologis yaitu sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, ingin mengahiri
hidupnya.
B.
Terapi
Untuk
menyembuhkan depresi, Burns(1988) telah mengembangkan teknik terapi dengan
prinsip yang dibuat terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai
berikut :
§
Bahwa
semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.
§
Jika
depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan
yang mendalam.
§
Bahwa
pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
2.17.6 Neurasthenia
A.
Gejala
neurasthenia
Gejala
utama : tidak bersemangat, cepat lelah, kemampuan berpikir menurun
Gejala
tambahan : insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi berbagai macam penyakit
B.
Faktor
penyebab
Neurasthenia
dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah Darajat, 1983), yaitu sebagai
berikut :
-
Terlalu
lama menekan perasaan
-
Kecemasan
-
Terhalanginya
keinginan-keinginan
-
Sering
gagal dalam menghadapi persaingan
C.
Terapi
§
Psikoterapi
supportif
§
Terapi
olah raga
§
Farmak
terapi
2.17.7 Psikotenis
A.
Gejala
Gejal
penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia. Selain phobia timbul obsesi yang
disertai compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatu tanpa dapat dicegah)
B.
Sebab-sebab
psikotenis
-
Represi
terhadap pengalama-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa silam
-
Ada
konflik antar untuk berani melawan rasa takut yang merenggut, yang dicobanya
menekan kuat-kuat dalam alam tidak sadar
2.17.8 Neurastania
Penyakit ini ditandai oleh kelelahan yang terus menerus,
wajah murung, nafsu makan menurun, sulit tidur.
§
Risau
disebabkan oleh kesibukan
§
Banyak
menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan
§
Faktor-faktor
herediter diperkirakan juga menjadi penyebabnya.
2.17.9 Hipokondria
Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien
selalu merasakan ketakutan yang patologis terhadap kesehatan sendiri. Individu
yang bersangkutan merasa yakin betul bahwa dirinya mengidap suatu penyakit yang
kronis.
Kesehatan emosional berakitan erat dengan kesehatan dan
kondisi jiwa seseorang, cara untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini
dapat dilakukan dengan cara memakan makanan yang sehat yang disertai asupan
gizi yang cukup, malakukan olah raga secara teratur, dan istirahat yang
proposioanal.
BAB
III
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
Ny ”S” G1P00000 UK 20 MINGGU PATOLOGIS
DI RS. Ibu dan Anak
I.
SUBYEKTIF
Tanggal
: 25 Februari 2012 Oleh : Mahasiswa Pukul : 18.00
1.
Identitas
Nama
Ibu
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
No.
telp.
No.
register
|
: Ny S
: 21 Thn
:Indonesia
:Islam
:SMA
:IRT
: (-)
: Jl.Indah Barat
: (-)
: 2030
|
Nama
Suami
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
No.
telp.
No.
register
|
: Tn T
: 23 Thn
:Indonesia
:Islam
:SMA
:Swasta
:(-)
:Jl.IndahBarat
:031-7689956
: (-)
|
2.
Keluhan
utama (PQRST) :
Ibu mengatakan merasa sedih dan menangis, setiap
bertemu dengan keluarga
3.
Riwayat
Kebidanan :
·
Kunjungan : pertama/ulang ke 1
·
Riwayat menstruasi :
·
Menarce :
13
tahun
·
Siklus :
28 hari
·
Banyaknya : 50
cc
·
Lamanya :
7
hari
·
Sifat
darah : cair bergumpal flek
·
Warna : Merah segar
·
Bau
: anyir busuk
·
Disminorhoe :
ya tidak
§ Lama
: 3
hari
·
Flour
albus : ya tidak
§ Kapan
: Sebelum (sebelum/sesudah haid)
§ Lama
: 3 hari
§ Bau
: Tidak
§ Warna
: …..
§ Banyak
:……..
·
HPHT : 07 Oktober 2011
4.
Riwayat
obstetri yang lalu
HAMIL INI
5.
Riwayat
kehamilan sekarang
1. Keluhan
:
Trimester I : Ibu merasa sedih dengan kehamilannya
Trimester II : Ibu merasa sedih dan suka menangis
2.
Frekwensi
pergerakan dalam 3 jam terakhir :
…………
kali
3.
Penyuluhan
yang sudah di dapat :
………...
a. Nutrisi
b. Imunisasi
c. Istirahat
d. Kebersihan
diri
e. Aktifitas
|
f. Tanda-tanda
bahaya kehamilan
g. Perawatan
payudara/laktasi
h. Seksualitas
i.
Persiapan persalinan
j.
KB
|
4.
Imunisasi
yang
sudah di dapat : TT
5.
Pola Kesehatan Fungsional
Pola Fungsi Kesehatan
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
1.Pola
Nutrisi
|
Ibu makan porsi cukup 3x/hari, minum 6 gelas/hari
|
Ibu tidak
mau makan, makan 2x/hari dengan porsi setengah, minum 5 gelas/hari
|
2.Pola
Eliminasi
|
BAB 2x/hari
BAK 5-6x/hari
|
BAB 2x/hari
BAK 6-7x/hari
|
3.Pola
Istirahat
|
Tidur siang 3 jam
Tidur malam 7 jam
|
Ibu tidak
pernah tidur siang
Tidur
malam 5 jam
|
4.Pola
Aktivitas
|
Ibu
melakukan aktifitas rumah tangga
|
Ibu hanya
nangis dan diam saja
|
5.Pola
seksual
|
Ibu melakukan hubungan
seksual 3-4x/seminggu
|
Ibu tidak
mau melakukan hubungan seksual
|
6. Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
merokok, alcohol, narkoba, obat – obatan, jamu, binatang peliharaan
|
7.
Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita :
1. Jantung
2. Ginjal
3. Asma
4. TBC
|
|
8.
Riwayat
kesehatan dan penyakit keluarga
1. Jantung
2. Ginjal
3. Asma
4. TBC
|
5. Hepatitis
6. DM
7. Hipertensi
8. TORCH
|
9. Gemeli
|
9.
Riwayat
psiko-social-spiritual
· Riwayat emosional :
Trimester
I :ibu merasa sedih dengan kehamilannya
Trimester II : ibu merasa
sedih karena keluarga tidak mendukung dengan kehamilannya
· Status perkawinan
Kawin :
…….. kali
Suami ke :
……
Kawin I :
Umur …………… tahun
Lamanya …………. tahun
Kawin ke II :
umur …………… tahun
Lamanya…….......... tahun
a.
Kehamilan
ini
Direncanakan
Tidak direncanakan
b.
Hubungan
dengan keluarga
akrab biasa terganggu
c.
Hubungan
dengan orang lain
akrab biasa terganggu
d.
Ibadah
/ spiritual
patuh tidak patuh
e.
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya :
Ibu merasa sedih karena keluarga kurang mendukung dengan
kehamilannya
f.
Dukungan
keluarga :
Keluarga kurang mendukung dengan kehamilan ibu
g.
Pengambil
keputusan dalam keluarga :
h. Tempat
dan petugas yang diinginkan untuk bersalin :
i.
Tradisi
:
j.
Riwayat
KB :
II.
OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
Umum
a. Keadaan
umum :
lemah
baik
b. Kesadaran
Compos
mentis
Apatis
|
Somnolen
Sopor
|
Koma
|
c. Keadaan
emosional :
kooperatif depresi agresif hipoaktif
bingung menarik diri cemas marah
hiperaktif gelisah
d. Tanda
–tanda vital
¨ Tekanan
darah : 110/90 mmHg.
¨ Nadi :
100
kali/menit
¨ Pernafasan : 20 Kali / menit
¨ Suhu : 37 0C
e.
Antropometri
¨
BB
sebelum Hamil : 55 kg
¨ BB periksa yang lalu : 57 kg
¨ BB
sekarang : 56 kg
¨ Tinggi
Badan : 156 cm
¨ Lingkar
Lengan Atas : 28 cm
f. Taksiran
persalinan :
g. Usia
Kehamilan : 20 minggu
2. Pemeriksaan
Fisik (Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
a. Wajah :
b.Rambut :
c. Mata :
d. Mulut
& gigi :
e. Telinga :
f. Hidung :
g.Dada :
h.Mamae :
i. Abdomen :
¨ Leopold
I :
¨ Leopold
II :
¨ Leopold
III :
¨ Leopold
IV :
¨ TFU
Mc. Donald : …….. cm
¨ TBJ/EFW :
…….. gram
¨ DJJ : 120 x/menit
j. Genetalia :
k.Ekstremitas :
3. Pemeriksaan
Panggul
a. Distancia
Spinarum : …………….cm
b. Distancia
cristarum : …………….cm
c. Conjugata
eksterna : …………….cm
d. Lingkar
panggul : …………….cm
e. Distancia
tuberum : …………….cm
4. Pemeriksaan
Laboratorium
a. Darah
b. Urine
:
5. Pemeriksaan
lain :
k. USG
:
l. NST
:
III.
ASSESMENT
1.
Interpretasi
Data Dasar
a. Diagnosa : Ny “S” G1P00000 UK 20 minggu, Hidup, tunggal, K/U Ibu Kurang baik
b. Masalah : Gangguan Emosional, psikis
c. Kebutuhan : - Meyakinkan
ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu mengatasi
masalahnya dan ibu tidak perlu takut.
- Memberikan
penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.
2.
Antisipasi
terhadap diagnosa/masalah potensial
Depresi
Psikosa
3.
Identifikasi
kebutuhan akan tindakan segera/kolaborasi/rujukan
Kolaborasi
dengan dokter dan psikiater
IV.
PLANNING
Tujuan
: Setelah di berikan asuhan kebidanan dapat meringankan
beban ibu
Kriteria
Hasil : - ibu merasa tenang tidak sedih lagi
- KU Ibu dan janin baik
- ibu dapat beraktifitas
tanda ada perasaan ketakutan (depresi)
1. Intervensi
·
Jalin
hubungan baik dengan px dan keluarga
R/ untuk memudahkan petugas dalam melakukan pemeriksaan
·
Jelaskan
mengenai keadaan ibu sekarang
R/ agar ibu dan keluaga tidak cemas dengan keadaanya
·
Jelaskan
penyebab terjadinya depresi kepada keluarga
R/ agar keluarga mengetahui penyebab terjadinya depresi
·
Lakukan
konselig kebutuhan nutrisi dan istirahat
R/ agar kebutuhan istirahat dan nutrisi ibu dapat terpenuhi dengan baik
dan cukup
·
Kolaborasi
dengan dokter
R/ untuk engatasi masalah dengan mencegah komplikasi
2. Implementasi
·
Menjalin
hubungan baik dengan px dan keluarga dengan cara member salam
·
Menjelaskan
mengenai keadaan ibu sekarang
-
Ibu
dalam keadaan kurang stabil emosinya
-
Ibu
mengalami depresi degan kehamilannya
·
Menjelaskan
penyebab terjadinya depresi
Salah satu penyebab terjadinya depresi antara lain :
-
Kurangnya
dukungan dari orang terdekat
-
Kehamilan
tidak direncanakan
-
Hubungan
yag burung dengan keluarga atau orang lain
·
Melakukan
konseing kebutuhan nutrisi dan istitahat
-
Memberitahu
kepada ibu agar istirahat yang cukup tidur siang 3 jam dan tidur malam 7-8 jam
-
Memberitahu
kepada ibu agar makan cukup 3x/hari dengan porsi cukup dan di tambah susu atau
buah
·
Melakukan
kolaborasi dengan dokter
Jika terjadi depresi yang lebih parah bisa melakukan konseling
3.
Evaluasi
: SOAP
S
: pasien
mengatakan sudah tidak sedih dan tidak menangis lagi
O
: K/U Ibu dan
janin baik, sudah tidak nampak depresi,
TD : 110/90, RR : 22x/mnt, Nadi : 88x/mnt, Suhu : 36,9ºc
A
: G1P00000, UK 20
minggu dengan depresi
P
: - lakukan
konseling mengenai istirahat dan nutrisi
Makan 3x/hari, tidur malam 7-8 jam/hari
-
Mengajak
keluarga untuk menjaga kondisi ibu
-
Kolaborasi
dengan dokter untuk konseling
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup
wanita. Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel
ovum dan sperma sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang
tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi.
Jika depresi tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan
timbul gangguan jiwa (psikosis) yang menimbulkan halusinansi pada wanita
tersebut. Jika telah sampai di tahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan
khusus. Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun dalam kehamilan
selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali.
Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan perhatian
khusus dan intensif agar tidak berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga
kesehatan di sini sangatlah penting untuk memotivasi dan memberikan pengobatan
karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mencoba
mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.
Daftar
Pustaka
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Abdul Bari Saifudin, dkk. 2006. Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
05 Maret 2012. Pukul 12.00 WIB.
06 Maret 2012 Pukul 14.00 WIB
ConversionConversion EmoticonEmoticon