ANJURAN YANG DIBERIKAN PADA
IBU TENTANG ASI PADA SAAT HAMIL
1. Mempelajari
tentang ASI, laktasi dan rawat gabung serta bahaya susu formula
2. Memutuskan akan memberikan ASI kepada bayi sekurang-kurangnya
sampai berusia 4-6 bulan
3. Belajar
keterampilan menyusui
4.
Meningkatkan gizi dan kesejahteraan ibu
LANGKAH
– LANGKAH PERSIAPAN IBU MENYUSUI SECARA MENTAL
1. Memberikan
dorongan pada ibu dengan menyakinkan bahwa ibu mampu menyusui
2. Menyakinkan
ibu akan keuntungan menyusui ASI
3. Membantu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika
menyusui pada pengalaman sebelumnya
4.
Mengikutsertakan suami atau keluarga lain yang berperan dalam keluarga
5. Memberikan
kesempatan pada ibu untuk bertanya setiap dia membutuhkan.
MASA HAMIL
1. Mempelajari
tentang ASI laktasi dan rawat gabung serta bahaya susu formula
2. Memutuskan akan memberikan ASI kepada bayi sekurang-kurangnya
sampai bayi berusia 4-6 bulan
3. Belajar
keterampilan menyusui
4.
Meningkatkan gizi dan kesehatan ibu
5. Memakain BH
yang membantu menyokong dan ukurannya sesuai denga payudara
6. Memeriksa payudara dan
putting.
PENGARUH HORMONAL
Mulai dari bulan ketiga
kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI
dalam sistem payudara:
*
Progesteron
mempengaruhi
pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat
setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran
*
Estrogen
menstimulasi sistem saluran ASI untuk
membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi
jumlah produksi ASI
*
Follicle stimulating hormone (FSH)
*
Luteinizing hormone (LH)
*
Prolaktin
membesarnya
alveoil dalam kehamilan.Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh
eklenjar hipofise didasar otak yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan
ASI.Hormon ini mempunyai efek penting dalam menekan fungsi indung telur
sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
*
Oksitosin
mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk
memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down / milk ejection reflex.Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI
dihasilkan dari bagian belakang hipofise hormon ini membuat otot – otot
mengkerut dan memeras ASI keluar.
*
Human placental lactogen (HPL)
Sejak bulan
kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa
kehamilan (induced lactation).
ü Laktogenesis
I
Pada fase terakhir kehamilan,
payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi
kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan
merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum
sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya
produksi ASI sebenarnya nanti.
ü Laktogenesis
II
Saat melahirkan, keluarnya
plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL
secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang,
level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan
kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya
hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan
hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa
level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak,
yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin,
tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon
tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses
laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya
para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah
melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah
melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum
ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA),
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki
bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah
melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
ü Laktogeneses
III
Sistem kontrol hormon endokrin
mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah
melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.
Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI
banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula.
Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh
juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat
dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah
akibat dari:
©
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap
ASI secara efektif, antara lain akibat:
☺
Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
☺
Teknik perlekatan yang salah
☺
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
☺
Jaringan payudara hipoplastik
☺
Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi,
sehingga tidak dapat mencerna ASI
☺
Kurangnya gizi ibu
Menyusui setiap dua-tiga jam akan
menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau
memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi
pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang
aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena
rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali.
Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih
banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi
dan bayi tetap kenyang. Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan
durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi
menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang.
REFLEKS TURUNNYA SUSU
Keluarnya hormon oksitosin
menstimulasi turunnya susu (milk ejection / let-down reflex). Oksitosin
menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar. Para ibu mendeskripsikan
sensasi turunnya susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan geli di payudara
dan ada juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga yang tidak merasakan
apa-apa. Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten khususnya pada masa-masa
awal. Tetapi refleks ini bisa juga distimulasi dengan hanya memikirkan tentang
bayi, atau mendengar suara bayi, sehingga terjadi kebocoran. Sering pula
terjadi, payudara yang tidak menyusui bayi mengeluarkan ASI pada saat bayi
menghisap payudara yang satunya lagi. Lama kelamaan, biasanya setelah dua
minggu, refleks turunnya susu menjadi lebih stabil.
Refleks
turunnya susu ini penting dalam menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi dapat
terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh karena itu sebaiknya ibu tidak
mengalami stres.
Refleks
turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari puting lecet, terpisah dari
bayi, pembedahan payudara sebelum melahirkan, atau kerusakan jaringan payudara.
Apabila ibu mengalami kesulitan menyusui akibat kurangnya refleks ini, dapat
dibantu dengan pemijatan payudara, penghangatan payudara dengan mandi air
hangat, atau menyusui dalam situasi yang tenang.
ASI
LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA
ASI mengandung semua zat gizi
yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
Ø keunggulan
ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis,ekonomis,dan
hygienis.
2. Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3. Dapat diberikan dimana
aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa
penggunaan alat bantu.
4. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5. Problem kesulitan
pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat
susu formula buatan.
6. Mengandung imunoglobulin
7. Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
Ø menyusui
bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :
1. Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.
2. Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.
3. Menyusui baik secara
kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan secara
emosional yang baik.
PRODUKSI
ASI
Hari pertama setelah persalinan
seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali dikeluarkan
terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum
mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum
dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.
REFLEKS-REFLEKS MENYUSUI PADA IBU DAN
BAYI
Refelks yang terjadi pada ibu
yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu diantaranya:
v Refleks
Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin)
hormon ini
akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering
bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang
diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh
menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu
pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
v Refleks
Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin)
hormon ini
akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya
unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu
perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu
kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi
tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi
oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang
pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya.
perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih,
atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu.
refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat
foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. manfaaat refleks
oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan
menghentikan perdarahan persalinan.
Refleks yang terjadi pada bayi
diantaranya:
v Rooting
Refleks
bila bayi baru
lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila bibirnya
dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting
untuk menyusu.
v Sucking
Refleks, atau refleks menghisap
refleks ini
terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika
putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks
menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta
langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada
payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.Refleks Menelan, bila ada
cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
HAL
- HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI
Hal-hal berikut ini merupakan
beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran menyusui
antara lain :
1.Nutrisi ibu
menyusui
Meskipun
umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan
kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya.
Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5
kg/minggu.Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI
saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu membutuhkan tambahan kalori
sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun
kedua 400 kkal/hari.
Jumlah cairan
yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi
tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada
ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang
harus dipenuhi.
3. Obat –
obatan
Pemakaian obat
– obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek
samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat
mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.
4.Posisi
ibu-bayi yang benar saat menyusui
Dapat dicapai
bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut dan
dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian
besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat,
puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada
satu garis lurus.
5. Penilaian
kecukupan ASI pada bayi
Bayi usia 0 –
4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan
sebagai berikut:
a. Berat badan
lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan
berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal
c. Bayi banyak
ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
d. Tiap
menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).
e. Payudara ibu
terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya
6. Diluar
waktu menyusui
Jangan membiasakan
bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak
dapat menyusui bayinya.
7. Ibu bekerja
Selama cuti
hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu
dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.
8. Pemberian
makanan pendamping ASI
Makanan
pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu
bekerja sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI
tetap diberikan setelah ibu berada di rumah.
9. Penyapihan
Menghentikan
pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan
frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara
bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
10. Klinik
laktasi
Pusat
pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan
setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap
masalah laktasi yang dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau
tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat.
11. Kelompok
pendukung ASI
Perlu dibina
adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan
sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui
bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui
kelompok ini, ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan
bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya.
LANGKAH-LANGKAH
MENYUSUI YANG
BAIK DAN BENAR
Langkah-langkah menyusui yang
baik dan benar meliputi hal-hal berikut :
1. Persiapan mental dan fisik ibu
menyusui
Ibu yang akan
menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum
menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan
peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran
tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.
2. Hygiene
personal ibu menyusui
Sebelum
menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui,
tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes
ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang
terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.
3. Menyusui
bayi sesuai dengan permintaan bayi
Susukan bayi
sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya
kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui,
lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing
sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui
sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
4. Setelah
selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering
oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah
lecet.
5. Membuat
bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.
Bila terjadi
keadaan lecet pada
puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada
puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es
untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah
mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari.
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada
payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara
dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi
ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan
berhenti menyusui dalam keadaan ini.
POSISI MENYUSUI
Agar bayi dapat mengisap ASI
secara maksimal usahakan bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel
betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi
membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI
pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap
lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Menyusui bayi
hendaknya memperhatikan beberapa masalah pada bayi, sebagai berikut:
A. Bayi tidak dapat menghisap
Ibu harus
memeras ASI
Memeras ASI
harus dilakukan sebanyak (sesering) mungkin yaitu setiap kali memberi minum
bayi (delapan kali sehari), hal ini ditujukan untuk menjaga pasokan ASI.
Apabila hanya memeras satu atau dau kali sehari, pasokan ASi akan berkurang.
ASI eksklusif
harus diberikan pada bayi
Pemberian ASI
bisa dilakukan dengan menggunakan cangkir (metode cup). Paling baik menggunakan
cangkir yang sangat kecil atau kendi berujung. Bisa juga dengan pipet tetes
atau sonde bila kondisi bayi mengharuskan. Botol dan dot tidak dianjurkan, oleh
karena tidak merangsang bayi untuk bertindak aktif (mengisap).
§ Penyimpanan
ASI pera
Di udara
terbuka / bebas :6-8 jam, bila masih kolostrum bisa sampai 12 jam
Di lemari es
:24 jam
Di lemari
pendingin / beku :6 bulan
§ Pada
bayi sumbing
ASI yang telah
didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai (unsur kekebalan akan
menurun). ASI didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu
dingin; atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air hangat.
B. Bayi melekat kurang kuat
* Atur posisi
hingga kepala dan tubuh bayi lurus
* Atur tubuh
bayi menghadap ibu hingga hidung bayi dekat dengan puting susu
* Dekatkan tubuh
bayi hingga perut bayi menempel pada perut ibu
* Seluruh
tubuh bayi disangga dengan kedua tangan ibu
C. Bayi menghisap kurang
efektif
Apabila puting
susu terlalu besar untuk BBLR kemungkinan bayi akan sulit untuk menetek dengan
sempurna. Oleh karena itu perlu membantu bayi untuk mendapatkan posisi menetek
yang tepat pada payudara sehingga dapat menghisap dengan optimal.
Memasukkan
puting susu ke mulut bayi dengan benar :
* Dekatkan
bayi ke arah ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu.
* Secara reflek
bayi membuka mulut
* Saat mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi kemudian mulut bayi
diatur sedemikian rupa sehingga sebagian besar areola
payudara, terutama bagian bawah, masuk ke mulut bayi. Areola payudara di bagian
atas mulut bayi terlihat lebih banyak dibanding dengan bagian areola yang ada
di bawah mulut bayi.
* Amati apakah bayi melekat dan menetek dengan benar dan efektif. Jika
belum, diulangi sekali lagi.
*Apakah
mendapat minuman lain selain ASI
Walaupun bayi
mendapatkan minuman lain selain ASI, ibu dinasehatkan harus berupaya meneteki
bayi sesering mungkin, kurangi pemberian lain selain ASI, serta gunakan cangkir
yang sangat kecil ketika memberi minum.
MENYUSUI PADA BAYI BERMASALAH
Ø Bayi prematur/Bayi berat lahir
rendah(BBLR)
Bayi berat lahir
rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya
masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski waktu
menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati
yang bersih untuk merangsang mengisap.
Jika bayi
dirawat di rumah sakit,seringlah ibu mengunjungi,melihat,mengusap bayi dengan
kasih sayang,jika mungkin di susukan langsung atau dipompa lalu di berikan
mengunakan sendok atau cangkir.
Pencegahan
dari hipotermia
Pada bayi
lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan
walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk
menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk
pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam
selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini
disebut metode kanguru.
Ø Bayi kembar
Ibu bayi
kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat
menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi
sesering mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu
kurang lebih 20 menit.
Ø Bayi sumbing
Pendapat yang
mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila bayi
mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan
Posisi ibu
duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk bayi palatoskizis sebaiknya posisi
tidur sehingga putting akan jauh mencapai faring dengan demikian tidak terjadi
aspirasi.
Pegang putting
susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi
mendapat ASI
yang cukup .
Ibu jari ibu
dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
Bila bayi
menderita sumbing pada bibir dan langgit- langgit(labiopalatosziksis)ASI juga dapat
dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang
panjang khusus ASI.
Operasi bibir
sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan
dengan persyaratan “rule of ten”. selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.
Yang perlu
diperhatikan dalam menyusui pasca operasi:
Tidak boleh
menggunakan dot, karena akan merusak hasil operasi
Diet cair
selama 3 minggu baik untuk bayi maupun anak
MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI
Ø Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya
dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab
lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi
akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua
payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa
kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat.
1. Manfaat
bagi bayi
• Komposisi sesuai kebutuhan .
Air susu setiap spesies makhluk
hidup yang menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan
menyusu anaknya. Jadi, ASI memang dirancang sedemikan rupa untuk bayi manusia.
• Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.
Dengan manajemen laktasi yang baik,
produksi ASI cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam bulan.
• ASI mengandung zat pelindung .
Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang
terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir.
Antibodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu formula.
• Perkembangan psikomotorik lebih cepat .
Berdasarkan penelitian, bayi yang
mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila dibandingkan dengan bayi
yang diberi susu formula.
• Menunjang perkembangan kognitif
.
Daya ingat dan kemampuan bahasa
bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi yang diberi susu
formula.
• Menunjang perkembangan
penglihatan .
Hal ini antara lain karena ASI
mengandung asam lemak omega 3.
• Memperkuat ikatan batin
ibu-anak .
Rasa aman dalam diri bayi akan
tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit yang
lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya
selama dalam kehamilan.
• Dasar untuk perkembangan emosi
yang hangat .
Melalui proses menyusui, anak akan
belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang di sekitarnya.
• Dasar untuk perkembangan kepribadian
yang percaya diri .
Terjalinnya komunikasi langsung
antara ibu dan bayinya selama proses menyusui akan meningkatkan kelekatan di antara
mereka. Rasa lekat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada apabila
dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi percaya pada diri sendiri.
2. Manfaat
bagi ibu
• Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula.
Hal ini karena hormon progesteron yang merangsang kontraksi otot-otot di
saluran ASI sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi rahim.
Jadi, susuilah bayi segera setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca
persalinan dan proses pengerutan rahim berlangsung lebih cepat.
• Mencegah anemia defisiensi zat
besi.
Bila perdarahan pasca persalinan
tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang
menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang.
• Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil.
Dengan menyusui, cadangan lemak
dalam tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan
untuk digunakan sebagai energi pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat
badan ibu pun akan terjadi lebih cepat.
• Menunda kesuburan.
Pemberian ASI dapat digunakan
sebagai cara mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,
yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam bulan; dan ibu
belum haid.
• Menimbulkan perasaan
dibutuhkan.
Rasa bangga
dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya
akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.
• Mengurangi kemungkinan kanker
payudara dan ovarium.
Penelitian membuktikan bahwa ibu
yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara
dan kanker ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui
secara eksklusif.
3. Manfaat
bagi keluarga
• Mudah pemberian.
ASI selalu
tersedia dalam suhu yang sesuai, dan dapat diberikan kapan saja saat bayi
merasa lapar.
• Mengurangi biaya rumah tangga.
ASI tidak perlu dibeli, seperti
halnya susu formula. Uang untuk membeli susu bisa dialihkan untuk membiayai
kebutuhan rumah tangga yang lain.
• Mengurangi biaya pengobatan.
Bayi yang mendapat ASI jarang
sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
4. Manfaat
bagi negara
• Penghematan untuk subsidi anak
sakit dan pemakaian obat-obatan.
Angka kematian dan kesakitan bayi
yang mendapat ASI akan berkurang. Selain itu, dengan tertundanya masa suibur
ibu, penggunaan obat/alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan.
• Penghematan devisa untuk
pembelian susu formula dan perlengkapan menyusu.
Pemerintah
dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli susu formula, botol, dot, dan
bahan bakar minyak/gas yang diperlukan dalam mempersiapkan air panas untuk
membuat susu formula.
• Mengurangi polusi.
Pemberian ASI tidak akan
menyebabkan terjadinya tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.
• Mendapatkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas.
Anak yang jarang sakit dan
tumbuh-kembang dengan optimal akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berpotensi sebagai SDM yang berkualitas.
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama
pada minggu pertama laktasi.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
1. Frekuensi
Penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi
prematur disimpulkan bahwa produksi
ASI akan optimal dengan pemompaan
ASI lebih dari 5 kali per hari selama
bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et
al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi
lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi
penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2
minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI
yang cukup (de Carvalho, et al, 1982
dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini
direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode
awal setelah melahirkan. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2. Berat Lahir
Prentice (1984) mengamati
hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.
Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih
besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap
yang mengakibatkan perbedaan intik yang
besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan
frekuensi dan lama menyusui selama 14
hari pertama setelah lahir. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan
mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (>
2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang
lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama
penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.
3. Umur
Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir
mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan
bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat
lemah dan tidak mampu mengisap secara
efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya
kemampuan mengisap pada bayi prematur
dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
4. Umur dan
Paritas
Umur dan paritas tidak
berhubungan atau kecil hubungannya dengan
produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al
(1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan
bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan
gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22
bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang
melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi
dibanding ibu yang melahirkan pertama kali
(Zuppa et al, 1989 dalam ACC/SCN, 1991), meskipun oleh Butte et al
(1984) dan Dewey et al (1986) dalam
ACC/SCN, (1991) secara statistik tidak terdapat
hubungan nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang
gizi baik.
5. Stres dan
Penyakit Akut
Ibu yang cemas dan stres dapat
mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi
produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI
akan berlangsung baik pada ibu yang
merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut
diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi
ASI. Penyakit infeksi baik yang
kronik maupun akut yang
mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi
ASI.
6. Konsumsi
Rokok
Merokok dapat mengurangi volume
ASI karena akan mengganggu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin
akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi
Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok
dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung. Meskipun
demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang
masih
menyusui 6 – 12 minggu setelah
melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama,
dan bayi dari ibu perokok mempunyai
insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan
bahwa ibu yang merokok lebih dari 15
batang rokok/hari mempunyai prolaktin
30-50% lebih rendah pada hari pertama
dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
7. Konsumsi
Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis
rendah disatu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun
disisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada
dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan
ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis
0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi
rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).
8. Pil
Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI
(Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986
dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin
maka tidak ada dampak terhadap volume
ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives,
1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan
pil progestin untuk ibu menyusui yang
menggunakan pil kontrasepsi.
Ada dua cara untuk mengukur
produksi ASI yaitu penimbangan berat badan
bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva berat
badan bayi merupakan cara termudah untuk
menentukan cukup tidaknya produksi ASI
(Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat gizi dalam ASI maka ada 3
sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1)
disintesis dalam sel secretory payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh sel-sel lainnya
dalam payudara; 3) ditransfer secara
langsung dari plasma ke ASI
(Butte, 1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan
transfer dari plasma ke ASI, sedangkan
vitamin dan mineral berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena
fisiologi dan biokimia yang mempengaruhi
komposisi plasma dapat juga mempengaruhi
komposisi ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar payudara
(Vaughan, 1999).
Aspek gizi ibu yang dapat
berdampak terhadap komposisi ASI adalah intik
pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi.
Perubahan status gizi ibu yang mengubah
komposisi ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui. Bila
asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat
gizi dalam ASI dan volume ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis
ASI diambil dari cadangan ibu atau
jaringan ibu. Komposisi ASI tidak konstan dan
beberapa faktor fisiologi dan faktor non fisiologi berperan secara
langsung dan tidak langsung. Faktor
fisiologi meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut, dan pil kontrasepsi.
Faktor non fisiologi meliputi aspek
lingkungan, konsumsi rokok dan alkohol.
Keuntungan ASI Bagi Ibu dan Bayi
ASI adalah makanan alamiah untuk bayi anda. ASI mengandung
nutrisi-nutrisi
dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk
pertumbuhan bayi yang sehat.
Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan
kebaikan bagi bayi tapi
juga keuntungan untuk ibu.
Keuntungan untuk bayi
Pertama, ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk
bayi anda. Dengan
komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
Kedua, ASI mudah
dicerna oleh bayi dan jarang menyebabkan konstipasi. Ketiga,
nutrisi yang
terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. Keempat,
ASI kaya akan
antibody(zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk
melawan infeksi
dan penyakit lainnya.
Kelima, ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral
selenium. Keenam,
dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang
diberikan ASI sampai
lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas.
Hal ini diduga karena
Asi mengandung DHA/AA. Ketujuh, bayi yang diberikan ASI
eksklusif samapi 4 bln
akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
Kedelapan, ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran
nafas bagian
bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko
kematian bayi
mendadak. Kesembilan, memberikan ASI juga membina ikatan
kasih sayang antara
ibu dan bayi.
Keuntungan untuk ibu
Pertama, memberikan ASI segera setelah melahirkan akan
meningkatkan kontraksi
rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan. Kedua,
memberikan ASI juga
membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
Ketiga, menyusui
(ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat
badan lebih cepat.
Keempat, beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker
payudara pada
perempuan menyusui tercatat paling sangat rendah.
Maka dari itulah, karena begitu besar manfaat dari ASI, maka
WHO dan UNICEF
menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu
hanya memberikan ASI
saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan.
Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik
untuk ibu maupun
bayi. Berikanlah Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi anda sebagai
hadiah terindah
dalam menyambut kelahirannya, demikian yang dikutip sumber
Info ibu. (yz)
sumber: www.perempuan.com
ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif
ini.
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Bagaimana Mencapai ASI
eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut
untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif
©
Menyusui dalam satu jam setelah
kelahiran
©
Menyusui secara ekslusif: hanya
ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih
sekalipun.
©
Menyusui kapanpun bayi meminta
(on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
©
Tidak menggunakan botol susu
maupun empeng.
©
Mengeluarkan ASI dengan memompa
atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
©
Mengendalikan emosi dan pikiran
agar tenang.
Kesalahpahaman
Mengenai ASI eksklusif
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti
pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,
pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO.
Manfaat ASI Eksklusif
Enam Bulan
Menambahkan manfaat ASI, berikut adalah manfaat ASI Ekslusif
enam bulan daripada hanya empat bulan
Untuk Bayi
Melindungi dari infeksi gastrointestinal
Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat
pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan
kekurangan zat besi
Untuk Ibu
Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan,
sehingga
Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda
kehamilan berikutnya
Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu
menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui
empat bulan.
Apabila Tidak Ada ASI
Apabila karena beberapa hal ASI tidak dapat diberikan,
gantikan dengan susu formula secara eksklusif hingga enam bulan. Kemudian
lanjutkan bersama dengan MPASI sampai dengan umur setahun. Setelah setahun susu
formula tidak perlu, dan bisa diganti dengan susu sapi.
Apabila masih ingin mencoba menyusui dengan ASI, bacalah
lebih lanjut mengenai relaktasi dan coba hubungi Konsultasi ASI terdekat.
Aturan agar menunda memberikan MPASI pada anak < 6 bulan bukan hanya berlaku
utk bayi yg mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yg tidak
mendapatkan ASI (susu formula atau mixed).
Mengapa Jangan
Memberikan Makanan Sebelum Enam Bulan
Tidak ada untungnya memberikan makanan pengganti ASI sebelum
enam bulan - selain kelebihan berat badan yang tidak perlu. Malahan, bisa jadi
MPASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan, atau obesitas.
Mengapa umur 6 bl
adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?
Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan
perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi
< 6 bl belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dg membuka pintu
gerbang masuknay berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis.
Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg
mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bl, lebih banyak terserang diare,
sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI
eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya[4].
Saat bayi berumur 6 bln keatas, sistem pencernaannya sudah
relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt
asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna
pada saat ia berumur 6 bl.
Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat
bayi berumur < 6 bl, sel2 di sekitar usus belum siap utk kandungan dari
makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi
alergi.
Menunda pemberian MPASI hingga 6 bl melindungi bayi dari
obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yg belum
sempurna.Pada beberapa kasus yg ekstrem ada juga yg perlu tindakan bedah akibat
pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI
baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bl.==Mengapa Jangan
Memberikan Makanan Sebelum Enam Bulan
Tidak ada untungnya memberikan makanan pengganti ASI sebelum
enam bulan - selain kelebihan berat badan yang tidak perlu. Malahan, bisa jadi
MPASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan, atau obesitas[5].
Pandangan Masyarakat
Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan
MPASI ke anaknya sebelum berumur 6 bl ? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan
MPASI < 6 bl. Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya kelaparan dan
akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski gak ada relevansinya banyak yg
beranggapan ini benar. Kenapa ? Karena belum sempurna, sistem pencernaannya
harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg
menangis terus dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata2
tanda ia lapar[4].
Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita spt ortu
terdahulu bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan pisang pas kita umur 2 bl.
Malah sekrg jadi orang. Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari
lingkungan dan gak ada dukungan spt alasan di atas. Dan gencarnya promosi
produsen makanan bayi yg belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bln.
Referensi
↑ Depkes RI. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua Persen.
Jakarta. 2004
↑ 2,0 2,1 2,2 WHO. Exclusive Breastfeeding. 2001
↑ Health Canada. Exclusive Breastfeeding Duration - 2004
Health Canada Recommendation. 2004 ISBN 0662378091
↑ 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Soraya, Luluk. Resiko Pemberian MPASI
Terlalu Dini. 2006
Manfaat Menyusui dengan ASI
Menyusui dengan ASI tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi
namun juga bagi anda, ibunya. Anda mungkin sudah mengetahui bahwa ASI atau air
susu ibu sangat baik untuk bayi tapi tahukah anda bahwa manfaat-manfaat ASI
jauh lebih banyak selain memberikan nutrisi bagi bayi. Selain vitamin dan zat
gizi ASI juga mengandung substansi yang melindungi bayi anda dari sakit. Karena
itulah sangat direkomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Selain itu penelitian telah membuktikan bahwa menyusui baik untuk kesehatan ibu
juga.
Beberapa hal berikut
adalah manfaat asi yang bisa bayi dan ibu dapatkan dari menyusui:
1. ASI melindungi bayi anda dari masalah saluran pencerna
seperti diare, masalah pernapasan seperti infeksi saluran napas serta infeksi
telinga. ASI ekslusif tanpa makanan padat selama paling tidak enam bulan akan
memberikan perlindungan yang lebih besar. Perkembangan penyakit peradangan usus
seperti Penyakit Chrohn’s yang bisa terjadi dikemudian hari bisa dicegah dengan
pemberian ASI.
2. ASI dapat mencegah bayi dari penyakit alergi. Keadaan
seperti alergi saluran percernaan atau alergi kulit seperti eczema dapat
dicegah.
3. Pemberian ASI dapat meningkatkan intelegensi anak anda.
ASI memiliki hubungan dengan IQ atau kecerdasan yang tinggi. Adalah asam lemak
dalam ASI yang memiliki peran terhadap perkembangan otak anak.
4. Penyapihan dengan ASI dapat mencegah obesitas dikemudian
hari. Penelitian memperlihatkan pemberian ASI sedini mungkin berkaitan dengan
penurunan resiko obesitas.
5. Pemberian ASI dapat mencegah bayi dari penyakit leukemia.
Baik itu Leukemia akut limfoblastik maupun leukemia akut myeloid.
6. Selain itu menyusui dengan ASI juga mampu mencegah
perkembangan penyakit DM atau diabetes melitus tipe 1, penyakit gula yang
disebabkan oleh kerusakan pada pankreas.
7. Dengan pemberian ASI infeksi dan tekanan darah tinggi
yang mungkin terjadi kemudian dapat dicegah.
8. ASI dapat menurunkan resiko Sindrom Kematian Bayi
Tiba-tiba atau SIDS-sudden infant death syndrome-.
9. Buat ibu yang menyusui sendiri dengan menyusui itu akan
membantu menurunkan berat badan yang berlebih.
10. Keuntungan lainnya bagi ibu adalah mengurangi tingkat
stres dan menurunnya tingkat perdarahan pasca melahirkan/pasca salin atau
hemorrhagic postpartum.
11. Penelitian menunjukkan bahwa ibu semakin lama menyusui
maka semakin terproteksi dari kanker payudara dan kanker ovarium.
12. Dan terakhir dan mungkin penting diperhatikan oleh ibu adalah
menyusui dapat memproteksi terjadinya osteoporosis dikemudian hari.
Dengan banyaknya manfaat ASI yang bisa diperoleh maka tidak
ada alasan lain lagi untuk tidak menyusui bayi anda dengan ASI.
Referensi
http://kedokterananak.com/
Anatomi dan fisiologi payudara
Payudara
(mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada
payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
Korpus
(badan), yaitu bagian yang membesar.
Areola,
yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Papilla
atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Gambar 1.
Anatomi payudara
Korpus
Alveolus,
yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus,
yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI
dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus
laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
Papilla
Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbena(inverted).
Gambar 2.
Bentuk puting susu normal
Gambar 3.
Bentuk puting susu pendek
Gambar 4.
Bentuk puting susu panjang
Gambar 5.
Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
Referensi
Ambarwati,
2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 6-9)
Arianto,
2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi. Ahad, 6 September 2009; pukul
10:55 WIB
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program
Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes,
2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-17)
Roesli, U.
2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 4-8)
…………………………………………………………………………………………………………
ConversionConversion EmoticonEmoticon