KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan
kepada Allah SWT atas karunianya sehingga kita semua dalam ketetapan iman dan
islam untuk dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk yang sederhana.
Makalah yang berjudul “PELECEHAN SEKSUAL” ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi.
Tak lupa pula rasa terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang memberikan dorongan baik material maupun spiritual
sehingga kami dapat terus berusaha untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu,
kami mohon maaf apabila masih terdapat kekeliruan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak agar dapat menyusun tugas berikutnya dengan lebih
baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
siapa saja yang berkenan untuk membacanya.
Atas kerjasama dan waktu yang telah
diberikan kami sampaikan terima kasih.
Surabaya ,28 maret 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
LATAR BELAKANG
Pelecehan seksual merupakan perilaku
atau tindakan yang menganggu melecehkan
dan tidak diundang yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang terhadap
pihak lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelaminpihak yang diganggunya
dan dirasakan menurunkan martabat dan harga diri orang yang diganggunya.
Di era modern seperti saat ini
banyak sekali terjadi kejahatan terutama yang berhubungan dengan seksualitas
terutama yang dilakukan kepada seorang wanita hingga hampir disetiap kasus
pelecehan seksual wanitalah yang kebanyakan menjadi korbannya, dengan
berkembangnya tehnologi juga banyak pengaruhnya terhadap perilaku pelecehan
seksual, dan bahkan teknologi yang seharusnya sangat berguna bagi pendidikan
bisa menjadi media utama pelecehan seksual, seperti halnya media internet.
Seiring dengan berkembangnya zaman
juga merubah pemikiran dari para penerus generasi bangsa, anak-anak muda zaman
sekarang cenderung senang mempertontonkan dan mengumbar bagian-bagian tubuh
mereka yang mengundang orang untuk melakukan pelecehan seksual.
Peran dari seorang bidan salah
satunya adalah mengantisipasi dan menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan pelecehan seksual, sehingga perilaku pelecehan seksual tidak semakin bertambah
dan merajalela di setiap waktunya.
I.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
apa yang dimaksud dengan
pelecehan seksual?
2.
apa saja kategori pelecehan
seksual?
3.
apa saja macam-macam pelecehan
seksual itu?
4.
apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi pelecehan seksual?
5.
Bagaimana dampak psikologis
pelecehan seksual?
6.
Apa saja hukum-hukum yang
mengatur tentang pelecehan seksual?
7.
Apa saja hal-hal yang harus dilakukan
ketika terjadi pelecehan seksual?
8.
apa saja usaha yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadi pelecehan seksual?
I.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa saja
kategori pelecehan seksual.
2.
Untuk mengetahui macam-macam
pelecehan seksual.
3.
Untuk mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi pelecehan seksual.
4.
Untuk mengetahui dampak
psikologis pelecehan seksual.
5.
Utuk mengetahui hukum-hukum
yang mengatur tentang pelecehan seksual.
6.
Untuk mengetahui hal-hal yang
dilakukan ketika terjadi pelecehan seksual.
7.
untuk mengetahui usaha yang
dapat mencegah terjadinya pelecehan seksual.
BAB II
PEMBAHASAN
II,1 PENGERTIAN
PELECEHAN SEKSUAL
Definisi
Pelecehan Seksual adalah : perilaku
atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung
dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat
dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan seksual dapat berupa :
·
Mencium
(paksa), memegang tangan (sengaja ke arah seksual), genit, gatal ,centil
Memegang atau mendorong penis, dada
·
Memegang
atau menepuk bagian tubuh tertentu
·
Gerakan
tubuh yang sok akrab dan menjurus terhadap hubungan seksual
·
Menatap bagian
tubuh tertentu
·
SMS atau
tulisan jorok yang menjurus terhadapa hubungan seksual
·
Lelucon
yang menjurus dan merendahkan jenis kelaminMungkin masih banyak lagi.
II.2 KATEGORI PELECEHAN SEKSUAL
a.
Quid pro quo
Pelecehan seksual yang seperti ini adalah pelecehan seksual yang
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan otoritas terhadap
korbannya, disertai iming-iming pekerjaan atau kenaikan gaji atau promosi
b.
Hostile work environment
Pelecehan seksual yang terjadi tanpa janji atau iming-iming maupun
ancaman
Kategori
pelecehan seksual menurut Nichaus
1).
Blitz
rape yaitu pelecehan seksual yang terjadi sangat cepat, sedangkan
pelaku tidak saling kenal
2).
Confidence rape yaitu pelecehan
seksual dengan penipuan, hal ini jarang dilaporkan karena malu
3). Power
rape yaitu pelecehan seksual yang saling tidak mengenal, pelaku
bertindak cepat dan menguasai korban, dilakukan oleh orang yang berpengalaman
dan yakin korban akan menikmati
4). Anger
rape, yaitu pelecehan seksual dimana korban menjadi marah dan balas
dendam.
5).
Sadistie rape yaitu pelecehan seksual dengan ciri kekejaman atau sampai
pembunuhan
II.3
MACAM-MACAM PELECEHAN SEKSUAL
1). Pelecehan seksual dengan orang yang kita
kenal
- Pelecehan oleh suami/mantan suami
- Pelecehan yang dialami seorang wanita oleh pacar/mantan pacar
- Pelecehan seorang wanita oleh teman kerja atau atasan
- Pelecehan seksual pada anak-anak oleh anggota keluarga
2). Pelecehan seksual dengan orang yang
tidak dikenal
- Pelecehan di penjara
- Pelecehan saat terjaid perang
3). Pelecehan
seksual dengan ketakutan, dimana akan terjadi kekerasan jika korban menolak
4). Pelecehan
dengan iming-iming atau paksa, dimana pelaku memiliki otoritas pada korban
5). Pelecehan
seksual mental, dengan menyerang harga diri korban melalui kata-kata kasar,
mempermalukan dengan memperlihatkan pornografi
II.4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELECEHAN SEKSUAL
1.
Faktor
Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena
alasan fisik, karena bagamanapun aktivitas seks bisa menimbulkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/berat, keletihan,
medikasi maupun citra tubuh. Citra tubuh yang buruk, terutama
disertai penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh menyebabkan
seseorang kehilangan gairah.
2.
Faktor
Hubungan
Masalah dalam berhubungan (kemesraan, kedekatan) dapat
mempengaruhi hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas seksual.
Hal ini sebenarnya tergantung dari bagimana kemampuan
mereka dalam berkompromi dan bernegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat
diterima dan menyenangkan
3.
Faktor
Gaya Hidup
Gaya hidup disini meliputi penyalahgunaan alkohol dalam
aktivitas seks, ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dalam
berhubungan, dan penentuan waktu yang tepat untuk aktivitas seks.
Penggunaan alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera atau
gairah palsu dalam tahap awal seks dengan efek negatif yang jauh lebih besar
dibanding perasaan eforia palsu tersebut.
Sebagian klien mungkin tidak mengetahui bagaiman mengatur
waktu antara bekerja dengan aktivitas seksual, sehingga pasangan yang sudah
merasa lelah bekerja merasa kalau aktivitas seks merupakan beban baginya.
4.
Faktor
Harga Diri
Jika harga-diri seksual tidak dipelihara dengan
mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari
ketrampilan seksual, aktivitas seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif
atau tekanan perasaan seksual.
Harga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal
antara lain: perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan
pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, menurut Purnawan (2004) yang
dikutip dari berbagai sumber antara lain:
a.
Faktor Internal
1)
Tingkat
perkembangan seksual (fisik/psikologis)
Perbedaan kematangan
seksual akan menghasilkan perilaku seksual yang berbeda pula. Misalnya anak
yang berusia 4-6 tahun berbeda dengan anak 13 tahun.
2)
Pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi
Anak yang memiliki
pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung
memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk
menyalurkan dorongan seksualnya
3)
Motivasi
Perilaku manusia pada
dasarnya berorientasi pada tujuan atau termotivasi untuk memperoleh tujuan
tertentu. Hersey & Blanchard cit Rusmiati
(2001) perilaku seksual seseorang memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan,
mendapatkan perasaan aman dan perlindungan, atau untuk memperoleh uang (pada
gigolo/WTS)
b.
Faktor
Eksternal
1)
Keluarga
Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara
terbuka antara orang tua dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku yang
menyimpang
2)
Pergaulan
Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh
lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas/remaja dimana pengaruh
teman sebaya lebih besar dibandingkan orangtuanya atau anggota keluarga lain.
3)
Media
massa
Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975), menunjukan bahwa frekuensi menonton film kekerasan
yang disertai adegan-adegan merangsang berkolerasi positif dengan indikator
agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku lain sebagi
manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya.
II.5 DAMPAK PSIKOLOGIS PELECEHAN SEKSUAL
- yang paling sering adalah ketidakberdayaan, kehilangan kontrol diri, takut, malu dan perasaan bersalah
- respon emosi korban terbagi menjadi dua, yaitu respon ekspresif (ketakutan, kemarahan, gelisah, tegang, menangis terisak-isak) dan respon terkontrol (menyembunyikan perasaannya, tampil tenang, menunduk dan lembut)
- respon lain yaitu: mandi sebersih-bersihnya, pindah rumah, menambah pengamanan, membuang/menghancurkan benda yang berkaitan dengan pelecahan
- beberapa hari kemudian akan timbu memar/lecet pada bagian tubuh, sakit kepala, lelah, gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual, muntah, nyeri pada daerah pacinela, gatal dan keluar darah pada vagina, marah, merasa terhina, menyalahkan diri sendiri, ingin balas dendam, takut akan penyiksaan diri dan kematian
- respon atau dampak jangka panjang : gelisah, mimpi buruk, phobia sendirian, merasa menjadi orang yang kotor dan menjijikkan, depresi, bahkan ada yang sampai menggunakan obat-obatan terlarang maupun ingin bunuh diri.
- mengasingkan diri dari pergaulan. Perasaan ini timbul akibat adanya harga diri yang rendah karena ia menjadi korban pelecehan seksual, sehingga merasa tidak berharga, tidak pantas dan juga merasa tidak layak untuk bergaul bersama teman-temannya. Sementara dampak yang serius dari pelecehan seksualm, ujar Dra Hamidah MSi, adalah trauma.
II.6 HUKUM- HUKUM YANG MENGATUR PELECEHAN SEKSUAL
·
Pasal 289-296 tentang
pencabulan
·
Pasal 295-298 dan 506 tentang
penghubungan pencabulan
·
Pasal 286-288 tentang
persetubuhan dengan wanita dibawaah umur
II.7 HAL-HAL
YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA TERJADI PELECEHAN SEKSUAL
·
Katakan TIDAK dengan tegas
tanpa senyum dan minta maaf
·
Buat jurnal kejadian
·
Cari informasi tentang si
peleceh dan orang-orang sekitarnya
·
Buat pernyataan tertulis kepada
si peleceh bahwa anda tidak suka dengan perilakunya
·
Hubungi atasan atau pihak
berwenang atau yang mempunyai kedudukan seperti polisi/bosorang tua/tokoh
agama/tokoh masyrakat dan jelaskan apa yang terjadi.
II.8 USAHA
YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PELECEHAN SEKSUAL
- Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
- Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
- Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
- Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk memeluknya.
Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
- Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya sendiri adalah benar.Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Pelecehan Seksual adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu,
menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang
terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang
diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan Seksual terjadi
disebabkan karena factor-faktor tertentu, diantaranya: faktor gaya hidup dan
hubungan, pelecehan seksual tidak akan terjadi apabila seseorang bisa menjaga
dirinya baik itu dari hal hubungan ataupun gaya hidup bahkan media masa dan
pergaulan antar sesama pun bisa mengakibatkan terjadinya pelecehan seksual. Dan
hal yang perlu diperhatikan apabila terjadi pelecehan seksual, diantaranya
adalah:
a.
Katakan TIDAK dengan tegas
tanpa senyum dan minta maaf
b.
Buat jurnal kejadian
c.
Cari informasi tentang si
peleceh dan orang-orang sekitarnya
d.
Buat pernyataan tertulis kepada
si peleceh bahwa anda tidak suka dengan perilakunya
e. Hubungi atasan atau pihak berwenang atau yang mempunyai kedudukan
seperti polisi/bosorang tua/tokoh agama/tokoh masyrakat dan jelaskan apa yang
terjadi.
Kejadian pelecehan seksual perlu ditindak tegas, maka dari itu kita
harus mempunyai trik-trik tertentu apabila hal itu terjadi, diantaranya ialah:
- Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
- Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
- Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
III.2 KRITIK
DAN SARAN
Telah kita ketahui bahwa semakin majunya perkembangan zaman, maka
semakin maju pula peradaban manusia dan semakin banyak pula kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan yang terjadi pada setiap manusia, dianttaranya termasuk
pelecehan seksual. Oleh karena itu dari uraian-uraian pada halaman-halaman
sebelumnya, kami menyarankan :
ConversionConversion EmoticonEmoticon