ASUHAN KEBIDANAN
TFU LEBIH DARI 40 CM
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan
janin turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu ± 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu atau janin.
Tujuan asuhan persalinan yaitu
memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi serta bagian
tersebut dimasukkan dalam persalinan
bersih dan aman termasuk hadirnya keluarga atau orang yang memberi dukungan
bagi ibu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Diharapkan mampu melakukan asuhan
kebidanan yang tepat.
1.2.2 Tujuan
Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan:
1. Pengkajian
2. Identifikasi
3. Menentukan
antisipasi masalah potensial
4. Identifikasi
kebutuhan segera
5. Menentukan
intervensi dan rasionalnya
6. Melakukan
implementasi
7. Mengevaluasi
asuhan yang diberikan
1.3 Metode
Penulisan
Studi pustaka, praktek langsung,
bimbingan dan konsultasi.
1.4 Sistematika
Penulisan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Beberapa istilah yang ada hubungannya dengan
partus
2.3 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
2.4 Tanda-tanda permulaan persalinan
2.5 Tanda-tanda inpartu
2.6 Faktor yang berperan dalam persalinan
2.7 His dan akibatnya
2.8 Mekanisme persalinan
2.9 Kala Persalinan
2.10 Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Analisa Data Dasar
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain.
(Sinopsis Obstetry, EGC hal:91)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Obstetri Fisiologi, Unpad
hal:221)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan.
(Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB, EGC:158)
Persalinan adalah suatu proses alami yang ditandai oleh terbukanya serviks diikuti dengan lahirnya bayi dan
placenta melalui jalan lahir.
(Pedoman
Pelayanan Kebidanan Dasar, Depkes
RI hal: 37)
Kesimpulan:
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput
janin dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
2.2 Beberapa
Istilah yang Ada
Hubungannya dengan Partus
2.2.1 Menurut
Cara Persalinan
2.2.1.1 Partus Biasa atau Partus Spontan
Adalah proses lahirnya bayi pada lingkar belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2.2.1.2 Partus Luar Biasa
Adalah persalinan pervaginam dengan bantuan
alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi secarea.
2.2.2 Menurut
Umur (Tua) Kehamilan
2.2.2.1 Abortus (keguguran)
Adalah : hentinya kehamilan
sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin dibawah 1000 gr, tua kehamilan dibawah 28 minggu.
2.2.2.2 Partus Prematurus
Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan
28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1.000-2.500 gram.
2.2.2.3 Partus Maturus atau Aterm (cukup bulan)
Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur, berat badan diatas 2500 gr.
2.2.2.4 Partus
Post Maturus (serotinus)
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir.
2.2.2.5 Partus Presipitatus
Adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin
dikamar mandi.
2.2.2.6 Partus Percobaan
Adalah suatu keadaan penilaian kemajuan persalinan
untuk memperoleh bukti tentang ada atau
tidaknya dispoporsi sefalopelvik
2.2.3 Gravida
dan Para
2.2.3.1 Gravida adalah seorang yang sedang hamil
2.2.3.2 Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup untuk pertama kali
2.2.3.3 Para
adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
2.2.3.4 Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup untuk pertama kali
2.2.3.5 Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali)
2.2.3.6 Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
atau lebih, hidup atau mati.
2.3 Sebab-sebab
yang menimbulkan persalinan
2.3.1 Teori
Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus
mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan pgoesteron. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.
2.3.2 Teori
Placenta Menjadi Tua
Akan menyebabkan kadar
estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim.
2.3.3 Teori
Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan
meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
uteri placenter.
2.3.4 Teori
Iritasi Mekanik
Di belakang servik terletak
ganglion servicale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
2.3.5 Induksi
Partus (Induction of Labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan
jalan:
1. Ganggang
Laminaria
Beberapa laminaria dimasukkan
dalam kanalis servicalis dengan tujuan
merangsang fleksus frankenhauser.
2. Amniotomi
(pemecahan ketuban)
3. Oksitosin
Drips (pemberian ocytosin menurut tetesan per infus)
2.4 Tanda-tanda
Permulaan Persalinan
2.4.1 Lightening atau setting atau dropping yaitu
kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada
multipara tidak begitu ketara.
2.4.2 Perut kelihatan melebar/fundus uteri turun.
2.4.3 Perasaan sering kencing atau susah kencing
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
2.4.4 Perasaan sakit di perut dan dipinggang oleh
adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “false labor
pains”.
2.4.5 Serviks menjadi lembek, mulai datar dan
ekskresinya bertambah bisa bercampur darah (blood
show).
2.5 Tanda-tanda
Inpartu
2.5.1 Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih
kuat, sering, dan teratur.
2.5.2 Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
2.5.3 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
2.5.4 Pada pemeriksaan dalam servik datar dan pembukaan ada.
2.6 Faktor-faktor
yang Berperan Dalam Persalinan
2.6.1 Kekuatan yang mendorong janin keluar (power)
- His
(kontraksi uterus)
- Kontraksi
otot-otot dinding perut
- Kontraksi
diafragma atau ligamentum action terutama ligamentum rotundum
2.6.2 Faktor janin
Janin, air ketuban, placenta
2.6.3 Faktor jalan lahir
Rangka panggul, dasar panggul, uterus,
vagina
2.6.4 Faktor Psikis
2.6.5 Faktor Penolong
2.7 His
dan akibatnya
His atau kontraksi
adalah keadaan otot polos yang berada di
dinding rahim mengembang dan menguncup, keadaan ini terjadi diluar kemauan.
His merupakan faktor yang utama
dalam kehamilan dan persalinan karena berguna untuk
:
2.7.1 Membantu peregangan uterus menyesuaikan diri
dengan kebutuhan tempat isi uterus, yaitu anak, air ketuban dan placenta.
2.7.2 Mengadakan pembukaan jalan lahir
2.7.3 Mendesak dan mendorong anak agar turun ke
dasar panggul dan selanjutnya dikeluarkan dengan jalan kelahiran.
His dibagi beberapa macam fase
dalam persalinan, yaitu:
- Fase
Increment
Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat
dan mencapai puncak kekuatannya.
- Fase
Acme
Adalah sampai pada puncak kekuatannya.
- Fase Decrement
Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali
kepada keadaan seperti waktu kontraksi belum timbul.
Akibat his terhadap ibu:
- Akibat
terhadap pembuluh syaraf yaitu kontraksi otot-otot dinding uterus, maka
pembuluh darah akan terjepit dan tertekan sehingga akan timbul nyeri.
- Akibat
terhadap pembuluh darah yaitu dengan adanya kontraksi otot-otot dinding uterus,
maka pembuluh darah kurang lancar, sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja
lebih keras, ditandai dengan adanya kenaikan detik nadi dan tekanan darah ibu.
Akibat his terhadap anak
- Oleh
karena peredaran darah dan adanya
kontraksi, janin terjepit dan tertekan
- Oleh
karena adanya kontraksi uterus
mengembang dan menguncup.
Peran his dalam fase-fase persalinan ada 5 macam:
1. His
pendahuluan
His datang beberapa kali sebelum
persalinan benar-benar dimulai, merupakan pendahuluan saja bagi permulaan
persalinan. His ini sifatnya tidak kuat, tidak teratur dan datang kemudian
hilang lagi. Kalau tidak cepat hilang, jarak antara ke-2
his cukup panjang.
2. His
pembukaan
His ini timbul pada persalinan
yang benar-benar akan dimulai. Sifat his lebih kuat daripada his pendahuluan,
lebih teratur, makin lama makin kuat.
3. His pengeluaran
His ini timbul setelah ada
pembukaan lengkap yang berperan mengeluarkan anak dari jalan kelahiran. Sifat
lebih kuat, lebih cepat, datangnya lebih lama serta mempengaruhi otot-otot
dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan yang lebih nyeri karena
kuatnya dan desakan kepada anak menjadi
lebih kuat disertai timbulnya perasaan mengejan, dengan demikian anak lebih
mudah terdorong dan keluar dari jalan lahir.
4. His
pelepasan uri
Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi,
seolah-olah beristirahat karena telah
bekerja keras selama kala pengeluaran. Tetapi tidak lama kemudian his timbul
lagi karena masih ada isi uterus belum
dikeluarkan. Kontraksi otot-otot dinding rahim terdesak placenta yang menempel
di dinding rahim, akibat placenta terlepas dengan bantuan mengejan atau sedikit
tekanan uterus dan luar maka placenta akan dilahirkan.
5. His
pengiring
Setelah placenta lepas, maka
terjadi luka besar placenta di dinding uterus. Luka ini akan mengakibatkan
pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan. Untuk mengatasi terjadinya perdarahan yang banyak
maka otot-otot dinding uterus berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah
terjepit sehingga tidak banyak mengeluarkan darah.
Kelainan his yang sering terdapat dan
mengganggu proses persalinan adalah:
1. Hipotonik
adalah his yang terlalu lemah
2. Tetania
Uteri adalah his yang timbul terus
menerus tanpa ada jarak antara suatu his
dengan yang lain
3. Hipertonik
adalah his yang terlalu kuat
4. Atonia
uteri adalah tidak ada kontraksi uterus
2.8 Mekanisme
Persalinan
Yang paling sering kita
jumpai adalah presentasi belakang kepala
dan kebanyakan presentasi ini masuk dalam
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis. Ubun-ubun kecil kiri
melintang lebih sering daripada ubun-ubun kecil kanan melintang.
Pada pemeriksaan kita
mendapatkan:
§
Leopold I
Fundus terisi oleh bokong, bagian yang lunak kurang
melenting dan kurang bundar.
§
Leopold II
Punggung terdapat sebelah kiri
(tahanan yang terbesar sebelah kiri)
§
Leopold III
Kepala (bagian yang keras bundar
dan melenting) masih dapat digerakkan diatas sympisis kecuali kalau kepala
sudah masuk dalam pintu atas panggul.
§
Auskultasi
Bunyi jantung terdengar sebelah kiri sedikit dibawah pusat.
§
Toucher
Sutura sagitalis teraba melintang
kira-kira di tengah-tengah jalan lahir, ubun-ubun kecil terdapat kiri
melintang, sedangkan ubun-ubun besar teraba kanan melintang.
Gerakan-gerakan utama anak pada
persalinan:
1. Turunnya
kepala, dapat dibagi dalam
- Masuknya
kepala dalam PAP
- Majunya
kepala
Yang menyebabkan majunya kepala:
- Tekanan
cairan intra uteri
- Tekanan
langsung oleh fundus pada bokong
- Kekuatan
mengejan
- Melurusnya
badan anak oleh perubahan bentuk rahim
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya
juga fleksi bertambah sehingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah daripada
ubun-ubun besar. Keuntungannya dalam
ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir diameter suboccipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).
3. Putar
paksi dalam
Adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
sympisis.
4. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan
kepala sampai didasar panggul, terjadilah defleksi dari kepala.
5. Putar
paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala
anak memutar kembali ke arah punggung untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putar paksi dalam. Gerakan ini disebut
putaran restitusi (putaran balasan).
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu
depan sampai dibawah simpisis dan menjadi hipomoglion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan jalan
lahir.
2.9 Kala
Persalinan
2.9.1 Kala
I atau Pembukaan
¨
Pembukaan berlangsung dari pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap.
¨
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
pembukaan servik menjadi lengkap.
Pemberian obat atau tindakan pada kala I
hanya dilakukan apabila perlu/ada indikasi.
Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk
atau berjalan-jalan, bila berbaring sebaiknya ke sisi punggung janin berada.
Jika ketuban pecah dilarang berjalan, harus berbaring. Pada kala ini dilarang
mengejan karena belum waktunya dan hanya
akan menghabiskan tenaga ibu. Biasanya kala I berakhir apabila pembukaan sudah
lengkap.
Tandanya yaitu keluarnya
lendir bercampur darah (bloody show)
karena servik mulai membuka (dilatasi)
dan mendatar (efficement).
Kala pembukaan dibagi 2 fase
yaitu:
1. Fase laten adalah dimana pembukaan servik berlangsung lambat,
sampai 3 cm pembukaan, berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif adalah berlangsung 6 jam, dibagi 3 sub fase :
- Periode
laten berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
- Periode
dilatasi maksimal (steady) selama 2
jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
- Periode
diselerasi berlangsung lambat dalam
waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
Dalam
buku proses pembukaan servik dengan berbagai istilah:
- Melambat
(softening)
- Menipis
(thinnedout)
- Oblitrasi
(oblitrated)
- Mendatar
dan menarik ke atas (effaced dan taken up)
- Membuka
(dilatation)
Perbedaan kala I dan fasenya pada primi dan
multi
|
PRIMI |
MULTI
|
Kala
I
|
12
jam
|
8
jam
|
Kurva
Friedman
|
1
cm/jam
|
2
cm/jam
|
Servik
mendatar
|
Efficement
|
Mendatar
dan membuka bersamaan
|
Berlangsung
|
13-14
jam
|
6-7
jam
|
2.9.2 Kala
II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala ini his harus terkoordinir,
kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kala II pada primi 1½-2
jam, pada multi 1½ -1 jam.
Perubahan fisiologis pada kala
pengeluaran adalah sebagai berikut:
* His
menjadi lebih kuat dan sering
* Timbulnya
tenaga mengejan
* Perubahan
dasar panggul
* Lahirnya
fetus
2.9.3 Kala
III (Kala Pengeluaran Uri)
Dalam
waktu 5 menit seluruh placenta lepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari simpisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Perubahan fisiologis pada kala uri
adalah :
* Adanya
pelepasan placenta
* Adanya
pengeluaran placenta
Tanda pelepasan placenta
* Uterus
menjadi bundar
* Perdarahan
yang tiba-tiba banyak
* Memanjangnya
bagian tali pusat yang lahir
* Naiknya
fundus uteri
Cara pelepasan placenta
* SCHULTZE
(80%)
Lepasnya seperti kita menutup
payung. Pelepasan dimulai bagian tengah, lalu menjadi retroplacental hematoma
yang menolak uri mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Perdarahan
biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
* DUNCAN
(20%)
Pelepasan dimulai dari pinggir
placenta, darah akan mengalir sejak bagian placenta terlepas berlangsung sampai
seluruh placenta terlepas/serempak dari tengah dan pinggir placenta.
Cara untuk mengetahui pengeluaran placenta:
* KUSTNER
Meletakkan tangan disertai tekanan
pada / diatas simpisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk
(belum lepas), jika diam atau maju (sudah lepas).
* KLIEN
Sewaktu ada his, rahim kita dorong
sedikit, bila tali pusat kembali (belum lepas), diam atau turun (lepas).
* STRASSMAN
Tali pusat diregangkan dan ketok
pada fundus, jika tali pusat bergetar berarti belum lepas, tidak bergetar/diam
(lepas).
2.9.4 Kala
IV (Kala Pengawasan)
Kala pengawasan selama 2 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan PP.
Lamanya persalinan pada primi dan
multi secara normal:
|
PRIMI |
MULTI
|
Kala
I
|
13
jam
|
7
jam
|
Kala
II
|
1
jam
|
½
jam
|
Kala
III
|
½
jam
|
¼
jam
|
Lama
persalinan
|
14
½ jam
|
7
¾ jam
|
Hal penting untuk diperhatikan adalah :
* Kontraksi
uterus
* Perdarahan
placenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap
* Kandung
kencing harus kosong
2.10 Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen
kebidanan
- Manajemen
Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
Ø
Proses pemecahan masalah
Ø
Digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Ø
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Ø
Untuk
pengambilan suatu keputusan
Ø
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
II. Menginterpretasikan
data untuk mengidentifikasi diagnosa
atau masalah.
III. Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan
langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi
keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses
untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
* Langkah
1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada
langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif
data objektif. Data subjektif adalah
yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa. Yang termasuk data subjektif
antara lain biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi
spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
* Langkah III:
Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan
usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari
berbagai uraian masalah penerapan managemen kebidanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam
melakukan pengkajian, diperlukan komunikasi terapeutik yang baik dengan
klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2. Dengan menganalisa data secara cermat maka
akan dibuat diagnosa masalah.
3. Dalam
menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan tidak mengalami kesulitan
jika kerjasama yang baik dengan klien.
4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
prioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan yang disusun.
5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah
dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
- Harjono, Soedigdimarta, M. Prof. Perawatan Ibu dipusat Kesehatan Masyarakat.
Surabaya, Depkes
RI:2004.
- Ibrahim, S. Cristina, Dra. Perawatan
Kebidanan. Jakarta,
Bhratara: 1996.
- Manuaba, Ida Bagus Gede, Prof. dr. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta, EGC: 1998.
- Mochtar, Rustam, Prof. Dr. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: 1998.
- Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka: 1990.
- Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka: 2001.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.
“M” GIV P30003 Multigravida UK 39/40 minggu dengan persalinan
normal di BPS Ny. Sri Kasijati, Amd.Keb, Surabaya”.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas
dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Sri Kasijati, Amd.Keb selaku kepala BPS Sri
Kasijati.
2. Nurul Zubaidah, Amd.Keb selaku Pembimbing
Praktek di BPS Sri Kasijati.
3. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua
STIKES ABI Surabaya.
4. Hj. Sri Mekar, SST selaku Pembimbing
Pendidikan STIKES ABI Surabaya.
5. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi
DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
6. Semua pegawai di BPS Sri Kasijati Surabaya.
7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES
ABI Surabaya yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 13 Desember 2006
|
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 1
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 1
1.3 Metode Penulisan...................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI ..................................................................... 3
2.1 Pengertian ................................................................................ 3
2.2 Beberapa istilah yang ada hubungannya dengan partus .......... 3
2.3 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan ............................. 6
2.4 Tanda-tanda Permulaan Persalinan…………………………… 7
2.5 Tanda-tanda inpartu ................................................................. 7
2.6 Faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan ........................ 8
2.7 His dan akibatnya .................................................................... 8
2.8 Mekanisme persalinan .............................................................. 11
2.9 Kala Persalinan ........................................................................ 12
2.10 Konsep Asuhan Kebidanan .................................................... 16
BAB
III TINJAUAN KASUS ............................................................... 19
3.1 Pengkajian ................................................................................ 19
3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa.................................................. 22
3.3Antisipasi Masalah
Potensial ...................................................... 23
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................ 23
3.5 Intervensi.................................................................................. 24
3.6 Implementasi ............................................................................ 26
3.7 Evaluasi .................................................................................... 32
BAB
IV KESIMPULAN ....................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
|
Tinjauan kasus
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ”A “ P0000 dengan TFU LEBIH DARI 40 CM
DI RS SOEGIRI LAMONGAN
OLEH BIDAN ” Y “
PENGKAJIAN
Tgl MRS
: 25 -12-2009
Tgl Pengkajian
:25-12-2009
No. REG :08.02.02
Jam :08.00 wib
A. DATA
SUBYEKTIF
1.
BIODATA
Nama Ibu :NY “ A
“ Nama Suami : TN “ H “
Umur :24 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Suku Bangsa :Jawa Indonesia
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan : Spd.
Pekerjaan :Ibu rumah
tangga Pekerjaan : PNS
Alamat
:Jl.Panglima No. 15 Sudirman
Alamat: Jl.lamong Rejo No 40 Surabaya
No. Hp : 081357660 No. Hp : 081357990
Status
Perkawinan: Sah
2.
Keluhan Utama :
Ibu mengatakan perutnya sangat besar
sekali dan merasakan perutnya melibihi batas normal sejak dua minggu yang lalu
3.
Riwayat
keluhan Utama ( PQRST ) :
Ibu mengatakan perutnya sangat besar sekali dan
merasakan perutnya melebihi batas
Normal sejak dua minggu yang lalu
B. DATA OBYEKTIF
I.
Pemeriksaan fisik
KU
: Gelisah Temp : 38,5 C
Kesadaran
: TB
:154
TD
: 130/90 mmHg BB : 51 Kg
Nadi : 84 X/m
Lila : 26 cm
RR
: 24
II.
Pemeriksaan Obsstetri
A.
Inspeksi
1.
Kepala
Rambut :
Bersih,tidak ada ketombe
Muka :
Tiadak ada kloasma
Mata
: Konjungtiva merah muda, sclera bening
Mulut/gigi :
Tiadak ada karies, sariawan tiadak ada
2.
Leher
Kelenjar tiroid :
Tidak ada pembengkakan
Tumor :
Tidak ada
3.
Payudara
Pembesaran mammae :
simetris
Areola :
Hyperpigmentasi
Puting susu :
Menonjol
Colostrum :
Sudah keluar
4.
Perut
Pembesaran :
Sesuai involusi/insersi
Linea : Nigra
Striae :
Livida
Kelainan :
Tiadak ada
5.
Genetalia Externa
Labia mayora / minora :
Tidak ada kelainan
Kelnjar bartholin :
Tiadak ada kelainan
Pengeluaran Vagina :
·
Jenis Scret :
Lochea sangvinolenta
·
Warna :
Merah Kekuningan
·
Bau :
Amis
III.
Pemeriksaan Laboratorium
1.
Darah
Hb :
11 g
Golongan drah : B
2.
Urine
Protein :
Negatif (-)
Glukosa :
Negatif (-)
3.
Palpasi
TFU : Pertengahan antara perut dan syimpisis
Kontraksi uterus : Baik
Konsistensi : Bulat dan keras
Posisi : Simetris
C.ASSESMENT
Diagnosa :
Masalah : - Ibu merasa suhu badanya panas
Kebutuhan : - Informasi tentang keadaan ibu
- Informasi tentang personal
hygiene
- Informasi tentang perawatan payudara
- Informasi tentang istirahat
yang cukup
Diagnosa potensial : Abses perineum
Tindakan segera : -
D.PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu
2. Beri informasi tentang kebersihan diri / personal
hygiene
Membersihkan informasi pada ibu untuk menjaga kebersaihan diri dan
mengganti pakaian dalam bila tersa lembab satelah BAB atau BAK
3.Beri informasi tentang perwatan
payudara
Memberi
informasi kepada ibu untuk merawat payudaranya dengan cara membersihkan payudara dengan cara membersihkan payudara
setiap kali mandi teruatama pada daerah areola dan puting susu serta
menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyongkong payudara
4.Beri informasi tentang gizi seimbang
Memberikan informasi kepada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung karbohidrat seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan vitamin
5.Beri informasi tentang istirahat yang
cukup
Memberikan informasi kepada ibu untuk
istirahat yang cukup jangan bekerja yang berat – berat selama masa nifas
6.Beri informasi tentang KB
Memberikan informasi kepada ibu untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan ibu
E.
EVALUASI
Ibu
mengerti tentang apa yang di jelaskan oleh bidan dan akan melaksanakan apa yang
di anjurkan oleh bidan
TFU LEBIH DARI 40 CM DENGAN
POLIHIDRAMNION/HIDRAMNION
Menurut Rustam Muchtar (1998) penjelasan mengenai hidramnion adalah sebagai berikut :
A. Definisi
Hidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal atau lebih dari dua liter.
B. Perjalanan penyakit
1. Hidramnion kronis
Banyak dijumpai pertambahan air ketuban bertambah secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut
2. Hidramnion akut
Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6. komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.
C. Frekuensi
Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang ringan, dengan jumlah cairan 2- 3 liter. Yang berat dan akut jarang. Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden dari kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu sebesar 17,7-29%. Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :
a. Gemelli atau hamil ganda (12,5%),
b. Hidrops foetalis
c. Diabetes melitus
d. Toksemia gravidarum
e. Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia esophagei
f. Eritroblastosis foetalis
D. Etiologi
a. Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena :
b. Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
c. Pengaliran air ketuban terganggu; air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke placenta akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophogei, anencephalus atau tumor-tumor placenta.
Pada anencephalus dan spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sum-sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephal tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini kencing berlebihan.
Pada atresia oesophagei hidramnion terjadi karena anak tidak menelan. Pada gemelli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat dan oleh karena itu juga menghasilkan banyak air kencing. Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar. Pada hidramnion sering ditemukan placenta besar.
Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung (2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena:
a. Prduksi air jernih berlebih
b. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital
c. Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastis
d. Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
e. Ada proses infeksi
f. Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
g. Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
h. Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
E. Predisposisi
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidromnion, antara lain:
1. Penyakit jantung
2. Nefritis
3. Edema umum (anasarka)
4. Anomali kongenintal (pada anak), seperti anensefali, spina bifida, atresia atau striktur esofagus, hidrosefalus, dan struma bloking oesaphagus. Dalam hal ini terjadi karena :
a. Tidak ada stimulasi dari anak dan spina
b. Exscressive urinary secration
c. Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
d. Transudasi pusat langsung dari cairan meningeal keamnion
5. Simpul tali pusat
6. Diabetes melitus
7. Gemelli uniovulair
8. Mal nutrisi
9. Penyakit kelenjar hipofisis
10. Pada hidromnion biasanya placenta lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa karena itu transudasi menjasdi lebih banyak dan timbul hidromnion
ConversionConversion EmoticonEmoticon