MAKALAH
BIOLOGI
REPRODUKSI
ANATOMI
DAN FISIOLOGI PAYUDARA
PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
SURABAYA
2009/2010
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Anatomi dan Fisiologi
Payudara” ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Dosen Pembimbing,
Umi Ma’rifah, SST
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur Alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmad-Nya, sehingga Kami dapat menyusun makalah tentang “Anatomi
dan Fisiologi Payudara”. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari tugas
Biologi Reproduksi.
Tersusunnya makalah Anatomi dan Fisiologi Payudara ini
tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
2.
Ibu Umi selaku
dosen mata kuliah Biologi Reproduksi
Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna dalam menyusun makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Maka saran dan koreksi
yang bersifat membangun sangat Kami butuhkan dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis sendiri dan pembaca
pada umumnya.
Surabaya, 12 Mei 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Payudara
2.1.1 Letak Payudara
2.1.2 Bentuk Payudara
2.1.3 UkuranPayudara
2.1.4 Struktur Makroskopis Payudara
2.1.5 Struktur Mikroskopis Payudara
2.2 Fisiologi
Payudara
2.2.1 Produksi Air
Susu
2.2.2 Peneluara Air
Susu
2.2.3 Proses
Pembentukan Laktogen
2.3 Pengertian ASI
2.3.1 Manfaat Pemberian ASI bagi Ibu
2.3.2 manfaat
pemberian ASi bagi bayi
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Payudara adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara memegang peranan penting dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara, tetapi antara
laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah
salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan
salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama
kehidupan, karena air susu ibu (ASI)
adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan bayi.
Para ahli menyatakan bahwa tidak
ada payudara pada makhluk hidup lain yang berjenis kelamin betina selain pada
manusia yang memiliki besar yang bervariasi, relatif terhadap seluruh bagian
tubuh, ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang
memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa
bentuk luar dari payudara terhubung dengan faktor-faktor lain selain menyusui.
Sebuah teori didasarkan pada sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia
yang berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas
atas terjadinya ovulasi. Ini dapat berakibat
secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk berevolusi demi
merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovulasi.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa
definisi payudara itu?
2.
Bagaimana
anatomi dan fisiologi payudara?
3.
Apakah
ASI itu?
4.
Bagaimana
proses produksi ASi itu berlangsung?
1.3 Tujuan
1.
Tujuan
Umum
a)
Untuk
mengetahui definisi payudara
b)
Untuk
mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
c)
Untuk
mengetahui tentang ASI
d)
Untuk
mengetahui proses pembentukan ASi
2.
Tujuan
Khusus
a)
Untuk
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk payudara wanita
b)
Untuk
mengetahui bagian-bagian pada payudara wanita baik bagian interna maupun
eksterna
c)
Untuk
mengetahui kandungan yang ada dalam ASI
d) Untuk mengetahui hormone apa saja
yang berpebgaruh terhadp pembentukan ASI
1.4 Manfaat
1.
Bagi
Mahasiswa
Mahasiswa
mampu mengetahui dengan jelas anatomi dan fisiologi payudara
2.
Bagi
Pembaca
Sebagai masukan atau
bahan guna meningkatkan pengetahuan tentang payudara
3.
Bagi
Pengembangan Ilmu
Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan
pengajaran terutama yang berkaitan dengan payudara
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak
di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
2.1.1
Letak
Payudara
wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reprouksi tambahan.
Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke dua dan
keenam. Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas
musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
2.1.2
Bentuk
Masing
masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor ( caudal).
Dari jaringnan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris spence ).
2.1.3
Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga
bergantung pda stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara
ukurannya agak lebih besar daripada payudara yang lain.
2.1.4
Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3
yaitu :
a.
Cauda
Axillaris : jaringan payudara yang meluas ke arah axiila
b.
Areola
: daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm. Areola
berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebigh gelap pada wanita
yang berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap ada waktu hamil. Di
daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan
areola ini membesar dan di sebut tuberkulum montgomery.
c.
Papilla
mamae : Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila
mammae suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan
erektil berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang merupakan
ductus lactifer.ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.
Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang
normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
Gambar 2.1 Bentuk puting susu normal
Gambar 2.1 Bentuk puting susu normal
(http://sobatbaru.blogspot.com)
Gambar 2.2 Bentuk puting susu pendek
(http://sobatbaru.blogspot.com)
Gambar 2.3 Bentuk puting susu panjang
(http://sobatbaru.blogspot.com)
Gambar 2.4 Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
(http://sobatbaru.blogspot.com)
2.1.5 Struktur Mikroskopis
Struktur
mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
a.
Alveoli : mengandung sel – sel
yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli dilapisi oleh sel – sel yang
mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari
darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus
terdapat sel – sel mioepitel yang kadang – kadang di sebut sel keranjang atau
sel laba – laba. Apabila sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin akan
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
b. Tubulus lactifer : saluran kecil
yang berhubungan dengan alveoli.
c. Ductus lactifer : saluran sentral
yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. Meluas dari ampulla sampai
muara papilla mammae.
d. Ampulla : bagian dari ductus
lactifer yang melebar yang merupakan tempat menyimpan air susu.
Ampulla terletak di bawah areola.
e.
jaringan
ikat & lemak : jaringan penunjang & pelindung
Gambar
2.5 Struktur
Mikroskopis Payudara
(http://sobatbaru.blogspot.com)
Gambar
2.6 Struktur
Mikroskopis Payudara
(http://sobatbaru.blogspot.com)
2.2 Fisiologi Payudara
Fisiologi Payudara ini melibatkan
fisiologi laktasi dimana payudara menjalankan perannya sebagai penghasil air
susu. Ada 2 faktor yang terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu hormone
prolaktin dan hormone oksitosin.
2.2.1 Produksi Air Susu
Dalam fisiologi laktasi prolaktin
suatu hormone yang disekresi oleh glendula pituitary anterior, penting untuk
produksi ASI tetapi walaupun kadar hormone ini di dalam siklus maternal
meningkat selama kehamilan, kerja hormone ini dihambat oleh hormone plasenta.
Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar
estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun hingga tingkat dapat
dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadi peningkatan suplai darah
yang beredar pat dilewat payudara dan dapat diekstraksi dan penting untuk
pembentukan akhir susu. Globulun, lemak, dan molekul-molekul protein dari dasar
sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli
laktifer. Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan
demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberi air susu
agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada
malam hari dan penghentian pertama air susu dilakukan pada malam hari yang
biasanya memang demikian sebagai fungsi kontrasepsi.
2.2.2 Pengeluaran Air Susu
Dipengaruhi oleh hormone oksitosin,
dimana pengeluran air susu dibagi menjadi 2 proses, yaitu:
a.
Tekanan
dari belakang
Tekanan globuli yang
baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi yang
akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
b.
Refleks
neurohormonal
Apabila bayi disusui
maka grakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan syaraf yang
terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung reflex ini
adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior, hal ini akan menyebabkan
sel-sel mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu
masuk ke dalam pembuluh laktifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang
mengalir ke dalam ampulla. Refleksi ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit,
misalnya jahitan perineum.Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu dalam
posisi yang aman, santai dan bebas dari rasa sakit, terutama pada jam – jam
menyusukan anak. Sekresi oks itosin yang sama juga akan menyebabkan otot uterus
berkontraksi dan membantu involusi uterus selama nifas.
Proses
Laktasinya secara runtut :
Proses Laktasi
Gambar 1.7 simbol internasional menyusui
(Alfarisi, 2008)
Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan adalah :
- Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
- Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
- Follicle stimulating hormone (FSH)
- Luteinizing hormone (LH)
- Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
- Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
- Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
2.2.3 Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
- Laktogenesis I
- Laktogenesis II
- Laktogenesis III
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta
saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan
HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi
sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam
ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih
tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6
pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan
kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum
diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II
dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung
keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya.
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI
sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu
melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini
juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan,
kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi
ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika
produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini,
apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak.
Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh
juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat
dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.
Ada 4
hormon yang penting dlm pertumbuhan ductus :
1. GH
2. Prolaktin
3. Glukokortikoid adrenal
4. Insulin
Terdapat
faktor penghambat saat prolaktin disekresi oleh hipofise anterior menekan sekresi hormon yang lain. Faktor
penghambat : dopamin kateklamin.
Produksi ASI yang rendah adalah
akibat dari:- Kurang sering menyusui atau memerah payudara
- Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
- Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
- Jaringan payudara hipoplastik
- Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
- Kurangnya gizi ibu
2.3 Pengertian ASI
ASI adalah emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam – garam organic yang disekresi oleh ke dua
payudara yang merupakan nutrisi alamiah terbaik bayi yang dibutuhkan selama 6
bulan pertama.
hormone yang disekresi glandula
pituitary hormone, kadar hormone ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormone
ini dihambat oleh hormone plasenta.
Pada seorang ibu hamil dkenal 2
reflex yang masing – masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air
susu.
A.
Refleks
prolaktin
Menjelang akhir kehamilan hormone prolaktin memegang peranan penting
dalam proses pembuatan kolostrum, namun jumlah kolostrumnya masih terbatas, karena
aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya
dihambat oleh estrogen dan progesterone yang kadarnya memang tinggi. Hormone
ini merangsang sel – sel alveoli yang fungsinya untuk membuat air susu. Kadar
prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal kembali 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak.
B. Refleks
Let Down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh
hipofisis rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutukan neuro
hipofisis yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Oksitosin sampai pada alveoli akan
mempengaruhi sel mioepitel. Kontraksi dari gel akan memeras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk kesistem duktus yang untuk selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Beberapa reflek yang
memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh asi adalah sebagai berikut :
a. Reflek
roting
Reflek ini memungkinkan bayi baru lahir untuk
menemukan puting susu apabila diletakkan di payudara
b. Reflek
menghisap
Saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau
pengganti puting susu sampai ke langit langit keras dan punggung lidah. Reflek
ini melibatkan rahang, lidah dan pipi.
c. Reflek
menelan
Gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga reflek
ini merangsang pertumbuhan rahang bayi.
2.3.1Manfaat ASI
bagi ibu dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:- Aspek kesehatan ibu.
- Aspek keluarga berencana.
- Aspek psikologis.
Aspek Kesehatan Ibu.
Hisapan bayi akan merangsang
terbentuknya oksitosin yang membantu involusi uteri dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan, mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi
terjadinya karsinoma indung telur dan mammae, mengurangi angka kejadian
osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan
kejadian obesitas karena kehamilan.
Gambar 1.7 Manfaat menyusui untuk
mencegah kanker payudara
(http://parekita.wordpress.com)
Aspek Keluarga
Berencana
Menyusui secara eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi menekan ovulasi
sehingga dapat menunda kesuburan. Menyusui secara eksklusif dapat digunakan
sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut metode amenorea laktasi (MAL).
Gambar 1.8 Manfaat menyusui untuk
keluarga berencana
(http://parekita.wordpress.com)
Perasaan bangga dan dibutuhkan sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi
Gambar 1.9.Manfaat menyusui untuk
psikologis ibu dan bayi
(http://parekita.wordpress.com)
2.3.2 Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.Manfaat ASI untuk Bayi
- Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
- ASI mengandung zat protektif.
- Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
- Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.
- Mengurangi kejadian karies dentis.
- Mengurangi kejadian maloklusi.
Zat
gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam
dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi
selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam
tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.
Gambar 2.0 Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap
(http://www.geocities.com)
ASI mengandung zat protektif
Dengan
adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit.
Zat-zat protektif tersebut antara lain:
- Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).
- Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.
- Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela.
- Komplemen C3 dan C4.
- Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.
- Antibodi.
- Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin.
- Tidak menimbulkan alergi.
Gambar 2.1Manfaat ASI sebagai zat protektif
(http://www.geocities.com)
Mempunyai efek psikologis yang
menguntungkan bagi ibu dan bayi.
Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).
Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).
Gambar 2.2 Manfaat ASI sebagai efek
psikologis
(http://www.geocities.com)
Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi
menjadi baik.
Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.
Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.
Gambar 2.3 Manfaat ASI
meningkatkan kecerdasan
(http://www.geocities.com)
Mengurangi kejadian
karies dentis.
Insidensi karies dentis pada
bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.
Mengurangi kejadian maloklusi.Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Payudara wanita merupakan bagian
yang penting karena fungsi utamanya yaitu memproduksi nutrisi bagi bayi (ASI).
Secara anatomi payudara terdiri atas bagian makroskopis dan mikroskopis,
sedangkan secara fisiologis dapat diketahui mengenai proses laktasi, dimana bayi
nantinya akan mendapat ASI yang merupakan sumber nutrisi terpenting.
3.2 Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan anatomi dan
fisiologi payudara serta mampu menjelaskan mengenai ASI.
Demikian makalah ini kami buat,
sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Verralls,
Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi
Terapan dalam Kebidanan. Jakarta, EGC.
Ambarwati, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Mitra Cendikia. Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi
Access:
Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-1
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-1
ConversionConversion EmoticonEmoticon