BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1.1.1 ASUHAN BBL FISIOLOGIS
Keadaan bayi sangat
tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus , kualitas pengawasan
antenatal, penyakit – penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan
perawatan sesudah lahir. Penangulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah
ia normal atau tidak. Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan
pertolongan mediksegera ( sindroma gangguan pernafasan , asfiksia berat,
perdarahan , hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan golongan darh ibu
dan anak dan lain – lain ) dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula
trakheoesofagus, hernia diafragmatika, atresia duodeni dan sebagainya. Bayi –
bayi tersebut termasuk golongan bayi resiko tinggi.adapula yang tidak memrlukan
pertolongan segera seperti labioskisis, sindaktil dan lain –lain.
Pada umumnya kelahiran
bayi normal cukup dihindari oleh bidan dapat diberi tanggung jawab penuh
terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena kelainan
pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesainya persalinan
yang dianggap normal , maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera
timbulnya perubahan – perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan
pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas,
memberi oksigen, dan melakukan pernafasan buatan sampi ibu atau bayi dilihat
oleh seorang dokter atau dibawah ke rumah sakit yang mempunyai perlengkapan
serat perawatan yang baik , sehingga pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan
sebaik – baiknya.
1.1.2 BAYI dengan BBLR
Dalam beberapa dasawarsa
ini perhatian terhadap janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan
sangat meningkat. Hal ini masih disebsbkan angka kematian perinatal dan
neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan BBLR. Kalaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami
gangguan pertumbuhan , baik fisik maupun mental.
Frekuensi BBLR di Negara
maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, dinegara berkembang berkisar anatra 10 – 43
%. Rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4.
TUJUAN
Tujuan umum
§ Mampu melakukan asuhan kebidanan pada BBL dengan BBLR
§ Mampu mengembangkan pola piker ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada BBL dengan BBLR
Tujuan khusus
§ Mampu mengembangkan rencana asuhan secarah menyeluruh pada BBL dengan
BBLR
§ Mampu melaksanakan asuhan secara efisien dan aman pada BBL dengan BBLR
§ Mampu melaksanakan pengkajian dengan mengumpulkan data subyektif dan
data obyektif pada BBL dengan BBLR
§ Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada BBL dengan BBLR
§ Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang di lakukan pada
BBL dengan BBLR
RUANG LINGKUP
Berdasarkan kasus yang dipelajari , maka saat ini yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana cara penanganan dan pemecahan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan
BBLR. Karena keterbatasan waktu , pengetahuan dan buku yang ada maka penulisan
ini pada “ Asuhan Kebidanan pada BBL dengan
BBLR “
METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam penulisan asuhan kebidanan ini
yaitu dengan menggunakan pendekatan denagn memberikan asuhan kebidanan pada
klien secara langsung mengenai proses asuhan pada klien secara langsung
mengenai proses asuhan kebidanan pada BBL
dengan BBLR
Adapun data ynag diperoleh :
v
Data primer :
§ Wawancara
§ Observasi
§ Pemeriksaan fisik
v
Data sekunder :
§ Study kepustakaan dan praktek lapangan
v
Sumber data :
§ Obyektif : data observasi dan
pemeriksaan fisik
§ Sekunder : diperoleh dari status pasien
PELAKSANAN
Praktek lapangan di Ruang Neonatus RS. Muhammadiyah Lamongan
SISTEMATIK PENULISAN
BAB I :
berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang , tujuan , ruang lingkup ,
metode penuliasan , pelaksanan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Penutup
Daftar Pustaka
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR ASUHAN BBL FISIOLOGI
2.1.1 PENGERTIAN ASUHAN BBL
Asuhan BBL adalah
asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
Aspek penting dari asuhan BBL :
§ Jaga bayi agar tetap kering dan hangat
§ Usahakan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin
2.1.2 PERSIAPAN
Peralatan untuk
perawatan BBL :
§ Penghisap lender ( muskus ekstraktor aspirator )
§ Tabung oksigen dan slang oksigen bayi
§ Alat resusitasi untuk pernafasan, ex : laringoskop kecil, masker
bayi, kanula trachea, ventilator kecil.
§ Obat – obatan contohnya : glukosa 40 %, larutan bikarbonas natrikus
7,5 % , nalorfin sebagai antidotum morfin dan pethidin, perak nitrat /
neosparin ( nitras argental ) , vit K peroral 1 mg, vit K parenteral 0,5 – 1 mg
IM.
§ Alat pemotong, pengikat dan antiseptic tali pusat
§ Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu
§ Tempat tidur bayi dan incubator bayi yang steril dan dialasi kain
§ Stopwatch dan thermometer
§ Handuk kering, baju bayi dan kasa
2.1.3 PENATALAKSANAAN
2.1.3.1
Perawatan BBL
§ Segera setelah bayi lahir nilai pernafasan, warna kulit dan
geraknya. Letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu
§ Dengan kasa steril bersihkan darah dan lender dari wajah, mulut dan
hidung bayi ( lihat pergerakan dada 30 x / menit , bila < 30 x / menit
lakukan resusitasi )
§ Klem tali pusat danpotong kurang lebih 1 cm diantara klem tersebut
§ Pastikan bayi hangat dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
§ Ganti handuk yang basah dengan kain kering lalu bungkus dengan
kepala terlindungi
§ Nilai AFGAR SCORE pada menit ke -
1 dan ke – 5
§ Berikan bayi pada ibu untuk di susui
2.1.3.2
Pernafasan
§ Periksa pernafasn dan warna kulit tiap 5 menit
§ Jika bayi belum menangis dalam 30 detik pertama setelah lahir maka
periksa kebersihan jalan nafas :
o
Kedua kaki bayi dipeganag
dengan satu tangan,sedangkan tangan yang lain memegang kepala bayi lebih rendah
dari sudut 30 ˚ dari pada kaki dengan posisi ekstensi sedikit untuk
memungkinkan cairan dan lender keluar dari trachea dan faring
o
Bersihkan cairan dari mulut dan
hidung
o
Hisap lender dari mulut lalu
hidung dengan penghisap lender
o
Keringkan bayi dengan selimut /
handuk yang hangat
o
Gosokkan punggung bayi dengan
lembut
o
Jaga bayi agar tetap hangat
§ Jika bayi masih belum mulai
bernafas setelah 60 detik, mulai resusitasi.
§ Apabila bayi cyanosis / suakr bernafas ( frekwensi pernafasan <
30 / > 60 x / menit ), berilah oksigen pada bayi dengan kateter nasal
2.1.3.3
Perawatan mata
Obat mata Eritromisin 0,5 % Tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk mencegah
penyakit mata karena clamydia ( PMS ) diberikan pada jam pertama setelah
persalinan. Umum dipakai larutan perak nitrat / Neosporin dan langsung
diteteskan segera setelah lahir
2.1.3.4
Pertahankan suhu tubuh bayi
§ Hindari memandikan bayi sedikit nya 6 jam setelah lahir
§ Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, kepala bayi harus
tertutup
2.1.3.5
Pemberian vit K
§ BBL normal dan aterm perlu diberikan vit K peroral 1 mg perhari
selama 3 hari untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit K
§ BBL resti diberi vit K 0,5 – 1 mg IM
2.1.4
ASUHAN BBL SETELAH 24 JAM
2.1.4.1 Pemeriksaan Fisik
Jenis kelamin :
§ Laki – laki : testis udah
turun kedalam skrotum, terdapat lubang uretra pada ujung penis
§ Perempuan : terdapat labia
mayora dan labia minora, vagian berlubang, uretra berlubang
2.1.4.2
Perawatan Tali Pusat
§ Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka dan tetutupi
dengan kasa steril ecara longgar
§ Lipat popok disisi tali pusat
§ Jaga agar tali pusat tetap kering
2.1.4.3
Asuhan sebelum pulang
§ Berikan imunisasi BCG, polio oral dan hepatitis B
§ Ajarkan ibu cara merawat bayi
§ Anjurkan ibu menyususi sesering mungkin / tiap 2 – 3 jam sekali.
§ Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering
§ Ajarkan tanda – tanda bahaya bayi :
o
Pernafasan sulit atau > 60 x / menit
o
Terlalu panas > 38 ˚ C atau terlalu dingin < 36 ˚ C
o
Warna kuning terutama pada 24
jam pertama, biru , pucat dan memar
o
Hisapan lemah mengantuk
berlebihan, banyak muntah
o
Tali pust merah, bengkak,
keluar cairan ( nanah ) , berbau busuk
o
Tidak berkemih dalam 24 jam ,
tinja lembek , sering , hijau tua , ada lendir atau tinja dari darah pada tinja
o
Menggigil atau tangis tidak
biasa, sangat mudah tersinggung , lemas , terlalu mengantuk , lunglai , kejang
, haus , tidak bisa tenang, menangis terus - terusan
§ Segera cari pertolongan medis jika terjadi tanda – tanda bahaya bayi
3.1 KONSEP DASAR BBL dengan BERAT BADAN LAHIR RENDAH
3.1.1 PENGERTIAN BBL dengan
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir dan bukan bayi prematur
3.1.2 ETIOLOGI BBL dengan
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
§ Factor genetic atau kromosom
§ Infeksi
§ Bahan toksik
§ Radiasi
§ Insufisiensi atau disfungsi plasenta
§ Factor nutrisi
§ Factor – factor lain seperti merokok, peminum alcohol, bekerja berat
masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat – obatan.
3.1.3 DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIK BBL dengan BERAT BADAN
LAHIR RENDAH
3.1.3.1 Sebelum Bayi Lahir
§ Pada anamnesa sering di jumpai riwayat abortus, partus prematurus
dan lahir mati
§ Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
§ Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
§ Pertambahan berat badan ibu agak lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharus nya
§ Sering dijumpai kehamilan dengan olygohidramnion atau hidramnion,
hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut toksemia gravidarum atau
perdarahan antepartum
3.1.3.2 Setelah Bayi Lahir
§ Bayi dengan retradarsi intrauterine tampak seperti bayi kelaparan,
tanda – tandanya adalah :
o
Tengkorak kepala keras
o
Gerakan bayi terbatas
o
Vernik kaseosa sedikit
o
Kulit kering ,tipis, berlipat –
lipat, mudah diangkat
o
Abdomen cekung dan kurang rata
o
Jaringan lemak bawa kulit
sedikit
o
Tali pusat tipis, lembek dan
verwarna kehijauhan
§ Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
o
Vernik caseosa
o
Jaringan lemak bawah kulit
sedikit
o
Tulang tengkorak lemah mudah
bergerak
o
Muka seperti boneka ( doll –
like )
o
Abdomen buncit
o
Tali pusat tebal dan segar
o
Menangis lemah
o
Tonus otot hipotoni
o
Kulit tipis , merah dan
transparan
§ Bayi small for date dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterin
§ Bayi premature kurang sempurna alat - alat dalam tubuhnya, karena
itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi , trauma kelahiran,
hipotermi.pada bayi kecil untuk masa kehamilan alat – alat dalam tubuh lebih
berkembang dibandingkan bayi premature berat badan sama, karena itu akan mudah
hidip diluar rahim, namun tetap lebih peka tehadap infekis dan hipotermi jika
dibandingkan bayi matur dengan berat badan normal
3.1.4 PERAWATAN BBL dengan
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
§ Pengaturan suhu lingkungan
o
Bayi berat badan dibawah 2 kg
35 ˚C
o
Bayi berat badan 2 kg sampai
2,5 kg 34 ˚C
o
Suhu incubator diturunkan 1 ˚C
setipa minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24 –
27 ˚C
§ Makanan bayi berat badan lahir rendah
Umumnya bayi premature belum sempurna reflek menghisap dan batuknya,
kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Maka makanan
diberikan dengan pipet sedikit –sedikit tapi sering.
3.1.5 PROGNOSIS BBL dengan
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8
kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 12
februari 2008 Jam
: 05.00 WIB
MRS : 09
februari 2008 Jam
: 23.14 WIB
No. Reg : 07- 32
- 31
A. Data Subyektif
1. Biodata
§ Bayi
Nama :
By. Ny. N
Umur : 4 hari
Jenis
Kelamin : perempuan
Tgl.
Lahir : 09 – 02 2008 Jam :
23.14 WIB
Anak ke : pertama
§ Orang Tua
o
Ibu
Nama :
Ny. N
Umur : 19 Th
Agama : Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan :
IRT
Alamat :
Mojosari RT 2 RW 06 Kuripan Babat Lamongan
o
Ayah
Nama :
Tn. B
Umur :
25 Th
Agama :
Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Mojosari RT 2 RW 06 Kuripan Babat Lamongan
2.
Anamnesa Khusus
Keluhan Utama : hipotermi
Riwayat Antenatal :
Penyakit ibu dan pengobatannya
§ Ibu mengatakan hamil yang pertama
§ Ibu mengatakan selam hamil periksa ke bidan 10 kali
§ Ibu mengatakn selama hamil mendapatkan suntikan TT 2 x pada usia
kehamilan 5 bulan dan 6 bulan
§ Keluhan selama hamil :
o TM I : Ibu
periksa kebidan 2 x pada usia hamil 2 bulan dan 3 bulan , ibu mengeluh pusing,
ibu mendapatkan tablet besi dan vitamin, ibujuga mendapatkan penyuluhan control
tiap bulan
o TM II : Ibu mengatkan periksa
kebidan 3 x pada usia kehamilan 4 bulan , 5 bulan, 6 bulan, ibu mengeluh pusing,
ibu mendapatkan tablet besi dan vitamin, ibu juga mendapatkan nasehat control
tiap bulan
o TM III : Ibu mengatakan periksa
kebida 5 x pada usia hamil 7 bulan, 8 bulan dan 9 bulan, ibu mengeluh pusing,
ibu mendapatkan tablet besi dan vitamin, ibu juga mendapatkan nasehat control
tiap minggu.
Riwayat Natal :
§
Umur Kehamilan :
9 bulan
§
Kehamilan Tunggal / kembar :
tunggal
§
Lama Persalinan Kala I :
tidak terkaji
§
Lama Persalinan Kala II :
tidak terkaji
§
Air Ketuban :
meconial
§
Letak Bayi :
membujur
§
Cara Persalinan :
SC
§
Indikasi Persalinan :
PEB
§
Obat – obatan yang diberikan selam persalinan : tidak terkaji
§
Tanda – tanda Gawat Janin sebelum lahir : tidak terkaji
Riwayat Neonatal :
§ Afgar sore
Keterangan
|
Menit ke 1
|
Menit ke 5
|
Warna kulit
Tangisan
Tonus otot
Uasaha nafas
Reflek
jumlah
|
0
0
0
1
0
1
|
1
1
0
1
0
3
|
§ BB Lahir : 2100 gram
§ PB : 47 cm
§ Ukuran Kepala : 27 cm
§ Lingkar dada : 26 cm
§ Lila :
7,5 cm
§ Menetek pertama kali : tidak menetek
§ Obat – obatan yang diberikan :
§ Taxegram 2 x 100
§ Ampicilin 2 x 100
§ Kalmet 2 x 1/3
§ O2 1-2 Lpm
§ Infus D 10 % 180 cc / 24 jam 10 tetes / menit
Imunisasi : belum mendapatkan imunisasi
Keadaan Gizi : Bayi dipuasakan sementara
B. Data Obyektif
1.
Tanda – Tanda Vital
KU : Lemah
Kesadaran : menagis
lemah
BB / PB : 2100 gram / 47 cm
Suhu : 35,5 ˚ C
RR :
20 x / menit
Nadi : 100 x / menit
2.
Pemeriksaan Fisik
§ Kepala : bentuk kepala mesocepal, tidak ada moulase, tidak ada caput
succedaneum, tidak ada chepal haematum, UUB datar, dan menutup
§ Wajah : simetris, berwarna kemerahan
§ Mata : simetris, pupil isokor, sclera tipis terdapat gambaran tipis
pembuluh darah, konjungtiva berwarna merah muda
§ Hidung : simetris, terdapat mukosa, rambut dan tidak ada secret, tidak ada
cyanosis, tidak ada pernafasan cuping hidung
§ Telinga : simetris, aurikula terbentuk, liang telinag terbentuk, membrane
timpani mengkilat
§ Mulut : bibir lembab, tidak ada labiopalatoskisis, tidak ada cyanosis,
reflek sucking belum terkaji karena bayi dipuasakan
§ Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk, terdapat
reflek tonick neek
§ Dada : simetris, putting usus simetris, tidak ada fraktur klavikula, tidak ada
grok – grok, tidak ada wheezing,
tidak ada tarikan intercoste.
§ Abdomen : bentuk bulat datar , supel, pernafasan abdominal, tali pusat masih
berdenyut, segar, tidak ada perdarahan , tidak berbau serta tertutup kasa
kering,
§ Genetalia : perempuan, labia mayora menutupi labia minora, BAK 2 x warna kuning
jernih
§ Anus : ada, berlubang, BAB 1 X warna kehitaman
§ Ekstremitas atas : fleksi, warna kuku merah muda, tidak ada
sindaktil, tidak ada polidaktil jumlah jari 10 , terdapat reflek plantar
§ Ekstremitas Bawah : warna, kuku
merah muda, tidak ada sindaktil, tidak ada polidaktil, jumlah jari 10
3.
Reflek
§ Reflek morrow : bayi
langsung kaget saat ada rangsangan
§ Reflek rotting : belum
terkaji karena bayi dipuasakan
§ Reflek plantar : bayi
dapat mengenggam
§ Reflek sucking : belum
terkaji karena bayi dipuasakan
§ Reflek tonick neek : bayi dapat
menoleh ke kanan dan kiri
4.
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 10 – 02 - 08
§ Hematokrit : 59,4 normal P
: 35 – 47 %
§ HB : 19,8
normal P : 13,3 – 18,0 mg / dl
§ LED : 5 /
10 normal P : 13,0 – 18,0 mg / dl
§ Lekosit :
28.100 normal P : 0,7 / jam
§ Trombosit : 176.000
normal P : 4000 – 11.000 / Cmm
§ GDA : 411
Tanggal : 11 - 02 - 08
§ GDA : 151
5.
Terapi Yang di berikan
§ Taxegram 2 x 100
§ Ampicilin 2 x 100
§ Kalmet 2 x 1/3
§ O2 1-2 Lpm
§ Infus D 10 % 180 cc / 24 jam 10 tetes / menit
II.
INTREPRETASI DATA
DX : BBL Spontan Bel kep Umur 2 jam
DS : -
DO:
§ KU : Lemah
§ Kesadaran : menagis lemah
§ BB / PB : 2100 gram / 47 cm
§ Likep : 27
cm
§ Lida : 26
cm
§ Lila : 7,5
cm
§ Suhu : 35,5
˚ C
§ RR : 20 x / menit
§ Nadi :
100 x / menit
§ Tali pusat : segar,
tidak berbau, tertutup kasa dan masih basah
§ Speen : bayi
puasa
§ BAB : 1x warna kehitaman
§ BAK : 2x warna kuning jernih
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
-
IV.
PENETAPAN KEBUTUHAN SEGERA
-
V.
PERENCANAAN
§ DX : BBL Prematur SC
dengan BBLR aterm umur 4 hari
§ Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan Asuhan Kebidanan selama kurang
lebih 2 x 24 jam asupan bayi tercukupi
dan hipotermi dapat teratasi dengan criteria hasil :
§ Suhu :36 , 5 ˚C – 37 , 5 ˚C
§ RR : 30 x / menit – 50 x
/ menit
§ Nadi : 120 x / menit – 160 x
/menit
§ BB dapat bertambah
§ Reflek sucking dan swallow kuat
§ BB tidak turun kurang dari 10 %
§ Gerak aktif, tangis kuat, warna kulit kemerahan normal
1.
Lakukan perawatan bayi secara
septic dan antiseptik
R/ mencegah terjadinya infekis silang
2.
Berikan lingkunagna yang hangat
dan nyaman
R/ lingkungan yang hangat dapat mencegah terjadinya hipotermi
3.
Bungkus bayi dengan kain bersih
dan kering terutama daerah kepala
R/ mencegah kehilangna panas yang berlebih
4.
Rawat tali pusat dengan kasa
steril
R/ mencegah terjadinya infekis neonatorum
5.
Memberikan asupan nutrisi yang
adekuat
R/ nutrisi yang adekuat menambah energi dan daya tahan tubuh bayi
6.
Lakukan kolaborasi dengan
dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
R/ merupakan Fungsi independent
7.
lakukan pemeriksaan TTV tiap 8
jam
R/ deteksi dini adanya masalah jika TTV tidak batas
normal
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 11 Februari 2008
jam
|
Implementasi
|
paraf
|
21.00
21.30
21.35
22.00
04.00
04.40
|
Membungkus bayi
dengan kain yang bersih dan kering serta menciptakan lingkungan yang hangat
Mengganti popok
yang basah dengan popok yang kering
Memberi
kenyamanan pada bayi
Mengobservasi
suhu : 35,5 ˚ C
Menyeka bayi
dengan air hangat dan sabun
Memberikan
kenyamanan pada bayi
|
|
VII.
EVALUASI
Tanggal : 16 Februari 2008 Jam
: 05.00
S : -
O :
§ KU : cukup
§ Kesadaran :
menagis kuat
§ Suhu : 36,5 ˚ C
§ RR : 20 x /
menit
§ Nadi : 100 x /
menit
§ Tali pusat :
segar, tidak berbau, tertutup kasa dan masih basah
§ Perut :
tidak kembung
§ Speen : puasa
§ BAB : 1x warna
kehitaman
§ BAK : 2x
warna kuning jernih
A : BBL Prematur SC
dengan BBLR aterm umur 4 hari
P :
§ Lanjutkan intervensi
§ Jika KU sudah membaik berikan susu melalui peroral
I :
§ Mengganti pakaian yang basah dengan yang kering
§ Menjaga kehangatan dan kenyamanna bayi
§ Menyeka bayi dengan waslap, air hangat dan sabun
§ Mengeringkan bayi dengan handuk
§ Memakaikan popok pada bayi, pastikan bayi dalam keadaan aman dan
nayman
§ Obrervasi suhu : 36,7 ˚ C , nadi 110 x / menit RR : 35 x / menit
BAB IV
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Nama pasien :
By. Ny. N
Umur : 1 hari
Alamat : Mojosari RT 2 RW 06 Kuripan Babat Lamongan
Tempat : Ruang
neonatus RS Muhammadiyah Lamongan
Dignosa :
BBL Prematur SC dengan BBLR aterm umur 4 hari
Rencana :
§ Lanjutkan intervensi
§ Jika KU sudah membaik berikan susu melalui peroral
3.2 SARAN
3.2.1 Bagi Mahasisiwa
Dapat mengaplikasikanantara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam
melaksanakan dan menerapkanmasuhan kebidanan denagn baik dan lancer
3.2.2 Bagi lahan praktek
Dapat
mrnyesuaikan antara ilmu teori dan praktek terutama dalam melakukan asuhan
kebidanan pada BBL dengan BBLR
3.2.3 Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan , penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan Bidan . EGC . Jakarta
Mochtar , Rustam . Sinopsis Obstetri jilid I . EGC . Jakarta
Saifudin , Abdul Bari dkk . 2002 . Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal . Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo . Jakarta
Wiknjosastro , Hanifa dkk .
2005 . Ilmu Kebidanan . Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon