Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEMAM TYPOID



ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
PADA An. “S” DEMAM THYPOID DI RUANG ANAK
MARWAH 2C
RSU HAJI SURABAYA












Disusun Oleh :




PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
NUTRISI

I. KONSEP DASAR
Definisi Nutrisi
-          Nutrisi adalah jumlah interaksi antara organisme dengan makanan yang dikonsumsi (Christian & Greger, 1985, P.4)
-          Suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ serta menghasilkan energi.

Fungsi Nutrisi
-          Menyediakan energi dan pergerakan tubuh
-          Membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh
-          Mengatur berbagai proses kimia

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
§  Faktor fisiologis (kebutuhan metabolisme basal)
§  Faktor patofisiologis (berhubungan dengan penyakit)
§  Faktor sosial ekonomi

Cara Pemberian Nutrisi
ü  Pemberian nutrisi melalui oral
ü  Pemberian nutrisi melalui sonde
ü  Pemberian nutrisi melalui parental (cairan infus)

Pedoman Mengatur Pola Makan
ü  Makan makanan secara beragam: untuk menjamin kecukupan energi protein, vitamin, mineral, dan serta makanan yang penting bagi kesehatan yang baik.
ü  Makanan dengan memperhatikan berat badan yang optimal untuk menghindari kemungkinan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, penyakit kanker tipe tertentu dan diabetes (Tipe II)



Khusus bagi mereka yang memiliki kebiasan makan berlebihan
ü  Memilih makanan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol untuk mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker tipe tertentu.
ü  Memilih makanan yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran dan produk sereal utuh untuk mendapatkan vitamin, mineral, serat makanan serta karbohidrat kompleks yang diperlukan dan akan membantu mengurangi asupan lemak/kalori yang berlebihan.
ü  Menggunakan gula dengan jumlah yang tidak berlebihan dan hanya jika diperlukan.
Asupan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan konsumsi kalori yang terlampau banyak dan konsumsi nutrisi lain yang sedikit di samping menyebabkan kerusakan gigi.

Khususnya bagi mereka yang asupan nutrisinya kurang
ü  Meningkatkan asupan kalori dan lemak sesuai dengan kebutuhan. Kelompok masyarakat yang rentan “kekurangan gizi” seperti anak-anak dan ibu hamil/menyusui, membutuhkan kalori lebih banyak sehingga perlu didahulukan pada distribusi makanan dalam keluarga.
ü  Memperhatikan asupan protein, terutama dari sumber protein yang bermutu tetapi tidak mahal seperti telur (protein hewani) dan tempe (protein nabati)
ü  Memperhatikan asupan vitamin dan mineral alami dengan mengutamakan sayuran yang harganya lebih murah daripada buah dua hingga tiga porsi sehari. Kebiasaan lalap sayuran mentah dan memakan buah segar (jeruk, jambu, papaya, dll) perlu dianjurkan dengan memperhatikan kebersihannya. Beberapa jenis vitamin (misalnya, vitamin C) akan teroksidasi jika dimasak/dipanaskan sehingga harus diperloah dari buah segar atau sayuran mentah.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan pada pasien untuk meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi pasien, untuk mencegah diare akibat intoleransi terhadap makanan tertentu, untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/cedera, khususnya infeksi, dan membantu kesembuhan dari penyakit dengan memperbaiki jaringan yang rusak.
1.      Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang menurut keadaan penyakit dan status gizi masing-masing pasien.
2.      Makanan dengan tekstur dan kosistensi yang sesuai menurut kondisi gastrointestinal dan penyakit masing-masing pasien.
3.      Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan toleransi (laktosa, gluten), tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas (durian, nangka, kembang kol), tidak mengandung bahan yang lengket (ketan, dodol), dan tidak terlalu pedas, manis, asin atau berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin.
4.      Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya (pengawet, pewarna, dll) makanan alami yang segar jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.
5.      Makanan dengan penampilan dan citarasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indra pengecap/pembaunya.

Di Bawah Ini Adalah Gizi Yang Dianjurkan Untuk Indonesia Agar Kesehatan Yang Baik Dapat Dipertahankan.

Gol. Umur
Berat badan
(kg)
Tinggi badan
(cm)
Energi
(kkal)
Protein
(gr)
Vit. A
(RE)
1.
2.
3.
4.
5.
0 – 6 bln
7 – 12 bln
1 – 3 thn
4 – 6 thn
7 – 9 thn
5,5
8,5
12
18
24
60
71
90
110
120
560
800
1,250
1,750
1,900
12
15
23
32
37
350
350
350
360
407

Pria





6.
7.
8.
9.

10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn


30
45
56
62
135
150
160
165

2,000
2,400
2,500
Ringan
2,800
Sedang
3,000
Berat
3,600
45
69
66
55

55

55
450
600
600
600

600

600
10.
60 thn
62
162
2,000
55
600

Wanita





11.
12.
13.
14.
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
35
46
50
54
140
153
153
156
1,900
2,100
2,000
Ringan
2,050
Sedang
2,250
Berat
2,600
54
62
51
48

48

48
500
500
500
500

500

500
15.
16.
> 50 thn +
Hamil
54
154
1,850
+ 285
48
+ 12
500
+ 200

Menyusui





17.
18.
19.
0 – 6 bln
7 – 12 bln
13 – 24 bln


+ 200
+ 500
+ 400
+ 16
+ 12
+ 11
+ 350
+ 300
+ 250



Gol. Umur
Tiamin
(mg)
Ribovik
Mch
(mg)
Niocin
(mg)
Vit S 12
(ug)
Asam folat
(ug)
Vit. C
(mg)
Kalsium
(mg)
Fosfor
(mg)
Besi
(mg)
Seng
(mg)
Yodium
(ug)
1.
2.
3.
4.
5.
0 – 6 bln
7 – 12 bln
1 – 3 thn
4 – 6 thn
7 – 9 thn
0,3
0,4
0,5
0,7
0,7
0,3
0,4
0,6
0,9
0,9
2,5
3,8
5,4
7,6
8,1
0,1
0,1
0,5
0,7
0,9
22
32
40
60
81
30
35
40
45
45
600
400
500
500
500
200
250
250
350
400
3
5
8
9
10
3
5
10
10
10
50
70
70
100
120

Pria











6.
7.
8.
9.
10.
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
60 thn
0,8
0,9
1,0
1,0
0,8
1,0
1,1
1,2
1,2
1,0
8,6
9,7
10,0
10,6
8,6
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
90
125
165
170
170
50
60
60
60
60
700
700
600
500
500
500
500
500
500
500
14
17
23
13
13
15
15
15
15
15
150
150
150
150
150

Wanita











11.
12.
13.
14.
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
0,7
0,8
0,8
0,9
0,9
1,0
0,9
1,0
7,7
8,4
8,1
8,4
1,0
1,0
1,0
1,0
100
130
150
150
50
60
60
60
700
700
600
500
450
450
450
450
14
19
25
26
15
15
5
15
150
150
150
150
15.
16.
> 50 thn
Hamil
0,7
+ 0,2
0,9
+ 0,2
7,5
+ 1,3
1,0
+ 0,3
150
+ 150
60
+ 10
500
+ 400
450
+ 200
14
+ 20
15
+ 15
150
+ 25

Menyusui











17.
18.
19.
0 – 6 bln
7 – 12 bln
13 – 24 bln
+ 0,3
+ 0,3
+ 0,2
+ 0,4
+ 0,3
+ 0,2
+ 3,1
+ 22
+ 1,8
+ 0,3
+ 0,3
+ 0,3
+ 50
+ 40
+ 25
+ 25
+ 10
+ 10
+ 400
+ 400
+ 300
+ 300
+ 200
+ 200
+ 2
+ 2
+ 2
+ 10
+ 10
+ 5
+ 50
+ 50
+ 25

Tabel Bahan Makanan dan Kandungan Nutrisi
Makanan Sumber Protein
Jenis  makanan                                                                                mg/100 gr
D. Ayam                                                                                         18
D. Domba                                                                                       17
D. Kambing                                                                                    16
D. Sapi                                                                                            19
Ikan segar                                                                                        20
Keju                                                                                                23
Telur ayam                                                                                      13
Kacang merah                                                                                 23
Kacang hijau                                                                                   22
Kedelai                                                                                            35
Makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol
Coklat
Margarine
Mentega
Santan
Susu full cream
Makanan Sumber Vitamin C
Bayam             80 mg            Melinjo            100 gr            Labu kuning      52 mg
D. Pepaya        70 mg            Rambutan        58 mg            Jambu mette      197 mg
D. Singkong    239 mg          Sawi                102 mg          Jeruk bali           43 mg
Makanan yang kaya asam lemak omega-3
Ikan laut terutama yang hidup di kawasan dingin seperti :
Kakap, salmon, tengiri, teri, tuna
Note :  ikan yang hidup dalam laut pada daerah beriklim dingin umumnya kaya akan asam lemak omega-3 sedangkan ikan yang berasal dari air tawar juga mengandung asam lemak omega-3 tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit.
Makanan Sumber Antioksidan
(beta karoten, Vit. C, E, dan selenium)
Beta karoten    :   bayam merah, belewa, brokoli, wortel, ubi, tomat, papaya
Vitamin C       :   cabai merah, cabai hijau, jeruk nipis, jeruk lemon, tomat
Vitamin E        :   kacang tanah, minyak jagung, minyak kedele, sayuran hijau
Selenium         :   berah merah/tumbuk, jagung, kacang hijau
Makanan Sumber Vitamin A
Daun melinjo, daun pepaya, wortel, mangga, merah telur, susu bubuk full cream, mentega, daun katuk
Makanan Sumber Vitamin D
Ikan (salon, sarden, tuna0
Telur, sereal, Mazola, margarine
Makanan Sumber Vitamin E
Almon, kecambah, margarine, udang, minyak zaitun
Makanan Sumber Vitamin B1
Beras merah, jagung, kacang hijau, kacang panjang, kacang kedele
Makanan Sumber Vitamin B2
Bayam, hati ayam, tempe, telur, daging sapi, susu
Makanan Sumber Vitamin B6
Alpokat, buncis/kapri, susu skim, talas, tuna, ubi manis
Makanan Sumber Vitamin B12
Daging merah,  hati, ikan, petis, susu, tempe, terasi, udang, yogurt
Makanan Sumber Folat
Bayam, buncis, kapri, kacang tanah, kapri → baik sekal > 100 ug
Almon, Bit, berah merah, telur, selada, kembang kol → baik : 15-99 ug
Makanan Sumber Kalium
- bayam               416 g       - kapri            370 gr          - daging domba       350 gr
- bawang putih    373 gr      - advokad      278 gr          - udang                    333 gr
- seledri batang    350 gr      - pisang          435 gr          - daging ayam         350 gr
- seledri daun      326 gr
Makanan Sumber Kalsium
Baik : 7200 mg
Brokoli, terasi, yogurt, petis
Sedang : 100 – 200 mg
Almond, bayam, jagung
Makanan Sumber Zat Besi
Baik sekali : 74 mg                                            Baik : 2-4 mg
- bayam merah       - kerang                               - telur ayam
- beras merah         - tempe                                - tiram
- kacang hijau        - oncom                               - kapri
Makanan Sumber Seng
- kepiting                             - udang                              - daging domba
- kerang                               - ikan                                 - tiram

Di bawah ini tentang nutrisi fungsi dan akibat dari kekurangan / kelebihan nutrisi
Makro nutrient
Fungsi yang penting
Kekurangan
Kelebihan
Karbohidrat
Menghasilkan energi membantu pencernaan dan asimiliasi makanan
Kehilangan energi mudah lelah, gangguan keseimbangan air
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan menaikkan berat badan dan obesitas

Lemak
Menghasikan energi, membawa Vit. A, D, E, dan K, yang larut dalam lemak, memberikan asam lemak esensial yang dibutuhkan kulit untuk pertumbuhan dan kesehatannya


Konsumsi lemak berlebih menaikkan berat badan dan obesitas bagi penderita dislipedemia dapat mengingkatkan kolesterol
Protein
Sangat penting untuk tumbuh kembang anak, berfungsi untuk pembentukan hormon, enzim dan antibody, mempertahankan asam basa, merupakan sumber energi dan panas


Konsumsi yang berlebihan pada orang dewasa/ lansia dapat menambah beban kerja hati dan ginjal
Mikro nutrient



Vit. A (karoten)
Diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, sangat penting bagi kesehatan mata, melawan bakteri dan infeksi, mempertahankan kesehatan jaringan epitel, membantu pembentukan tulang dan gigi

Jika kekurangan maka gangguan daya penghidu dan sebemakan

Vit. B (Tiamin)
Diperlukan untuk metabolisme karbohidrat, membantu mempertahankan system saraf, menstimulasi pertumbuhan
Kekurangan menyebabkan gangguan gastro intestinal, mudah lelah, kehilangan selera makan, gangguan saraf, gangguan jantung


Vit. B2 (riboflavin)
Membantu pembentukan antibody dan sel darah merah, mempertahankan respirasi sel
Kekurangan akan terjadi gangguan mata fisura dan luka-luka pada mulut, dermatitis, gangguan pencernaan

Pola konsumsi : 0,55 mg per 1000 kalori dan bagi dewasa 1,6 mg
Asam folat
Sangat diperlukan dalam pembentukan sel darah merah membantu metabolisme protein, diperlukan untuk pembelahan sel-sel tubuh

Terjadi penurunan oksigenasi

Vit. C (asam askorbat)
Mempertahankan kolagen membantu kesembuhan luka, jaringan parut dan fraktur, memberikan kekuatan pada pembuluh darah, membantu penyerapan besi.

Gusi mudah berdarah, sendi bengkak dan nyeri, kesembuhan luka dan fraktur lambat, memar, gangguan pencernaan.

Vit. D
Memperbaiki absorsi dan penggunaan kalsium, fosfor untuk pembentukan tulang, mempertahankan system saraf yang stabil dan kerja jantung yang normal

Pembentukan tulang dan gigi jelek, perlunakan tulang dan gigi, resistensi fosfor dalam ginjal.

Vit. E
Melindungi vitamin yang larut dalam lemak, melindungi sel darah merah



Vit. K
Diperlukan untuk pembentukan protombin sehingga dibutuhkan dalam pembekuan darah
Kekurangan protrombin kecenderungan untuk mengalami pendarahan

Menadia (Vit K sinstetik  dapat memberikan efek samping bayi baru lahir
Mineral



Besi
Diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, membantu metabolisme protein, meningkatkan pertumbuhan
Kelemahan kulit yang pucat, anemia
10 mg bagi laki-laki
18 mg bagi wanita
Pemberian 100 mg/hari dapat menimbulkan efek toksik

Kalsium
Mempertahankan tulang dan gigi yang kuat, membantu pembekuan darah yang normal, membantu kerja otot, fungsi saraf, dan jantung
Nyeri pada punggung dan tungkai, kerapuhan tulang

Magnesium
Bekerja sebagai katalisator dalam penggunaan karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor dan mungkin kalium
Kegelisahan otot yang mudah terangsang tremor
Pemberian 3000 mg/hari dapat menimbulkan efek toksik pada penderita mal fungsi ginjal

Natrium
Mempertahankan kadar cairan yang normal dalam sel, mempertahankan kesehatan system saraf, otot, darah, dan limfe

Kelemahan otot nausea, kehilangan selera makan
Dapat menimbulkan efek yang merugikan

Pemeriksaan Jasmani
Rambut, kulit, kuku, mata, lidah, bibir, membrane mukosa
Bagian tubuh
Gejala
Kemungkinan diagnosis
Mata
Konjungtiva kering
Defesiensi vitamin A
Gusi
Perdarahan gusi/ gusi tampak merah bengkak
Defesiensi vitamin C
Rambut
Ramput patah-patah, terpilin, rambut tercabut tanpa rasa nyeri
Defesiensi kalori, protein, seng
Bibir
Pucat
Defesiensi besi
Kuku
Pucat, bentuknya menonjol, rapuh, tipis, tidak mengkilap, bintik-bintik putih
Defesiensi vitamin C
Kulit
Kering, bersisik, kasar, turgor menurun, keriput
Kelebihan vitamin A, defesiensi air, cairan
Lidah
Merah, ungu, mirip daging mentah, nyeri
Defesiensi vitamin B komplek
Rumus Menghitung Status Nutrisi
1.      IMT (Indeks Masa Tubuh)
IMT =
Ambang batas
Kurus      < BB tingkat berat      < 17,0
                < BB tingkat ringan    17,0 – 18,5
Normal                                        18,5 – 25,0
Gemuk    < BB tingkat ringan    25 – 27
                < BB tingkat berat      > 27,0
2.      BBN (Berat Badan Normal)
BBN (TB – 100) – 10% (TB – 100)
            Atau
BBN = 0,9 (TB – 100)
Batas   max   : 1,1 (TB – 100
            min    : 0,8 (TB – 100)
3.      BBR (Berat Badan Relatif)
BBR =
Kriteria :
Underweight       = > 90%
Normal                = 90 – 100 %
Overweight         = > 100%
Obese / gemuk    = > 120%








Menurut ahli gizi dari IPB. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Standar acuan status gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U). Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur.

Cara klasifikasi menurut Gomez
1.      Berat badan terhadap umur
Cara % dari median
Klasifikasi
-          > 90%          : normal
-          90 – 75%     : malnutrisi ringan (Grade I)
-          75 – 61%     : malnutrisi sedang (Grade II)
-          < 1 – 60%    : malnutrisi berat (Grade III)
2.      Tinggi badan terhadap umur
Kanawati dan Mc. Laren
Cara % dari median
-          > 95%          : normal
-          95 – 90%     : malnutrisi ringan
-          85%             : malnurisi berat
3.      Berat badan terhadap tinggi badan
Mc. Laren / Read
Cara % dari median
Klasifikasinya
-          110 – 90%   : normal
-          90 – 85%     : malnutrisi ringan
-          85 – 75%     : malnurisi sedang
-          < 75% dengan/tanpa edema : malnutrisi berat






PEMBERIAN NUTRISI MELALUI SONDE

Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral/adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi.
Secara umum indikasi adalah :
1.      Tidak dapat makan per oral
Keadaan kritis misalnya : luka bakar, menggunakan respirator, koma
2.      Tidak mau makan
Anoreksia, missal : kanker, sakit berat, depresi atau trauma
3.      Tidak boleh makan
Kanker saluran pernafasan, pasca operasi : patah tulang rahang

Tujuan :
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang memiliki masalah dalam menelan dan mengunyah

Pemasangan Pipa Lambung
a.       Persiapan klien :
Jelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b.      Persiapan alat :
1.      Pipa penduga lambung (NGT)
2.      Jely untuk pelican
3.      Kassa untuk mengoles jelly dan membersihkan hidung pasien
4.      Spuilt 20 cc
5.      Pengalas
6.      Bengkok
7.      Plester
8.      Benang wol
9.      Gunting plester
10.  Stetoskop
11.  Baskom berisi air
12.  Makanan dalam bentuk cair
13.  Air matang
14.  Obat-obatan (bila ada)

Prosedur Kerja
1.      Cuci tangan
2.      Atur posisi pasien semi fowler
3.      Bersihkan daerah hidung dengan kassa dan pasangkan pengalas di daerah dada.
4.      Letakkan bengkik di dekat pasien
5.      Tentukan letak penduga lambung dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung bengkokkan ke telinga dan diberi tanda batasnya (benang)
6.      Berikan jelly/pelican pada ujung pipa sepanjang 7,5 – 10 cm dan klem pangkal pipa.
7.      Masukkan melalui salah satu lubang hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8.      Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar masuk ke lambung dengan cara :
-          Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung, setelah itu diklem dilipat kembali.
-          Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop, apabila di lambung terdengar bunyi kluk (duk) berarti pipa tersebut telah masuk. Setelah itu keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
-          Aspirasi cairan lambung dengan spuit (jka dalam selang terdapat cairan berwarna kuning/ kuning kehijauan/ bercampur sisa makanan berarti pipa tersebut masuk lambung.
9.      Fiksasi  dengan plester
10.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Jika dilanjutkan dengan pemberian makanan melalui sonde awali dengan memberikan air matang dilanjutkan dengan makanan dalam bentuk cair (jus, susu, dll)

Kebutuhan energi perhari untuk usia 0-15 tahun
Usia
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Energi (kkal)
0 – 6 bulan
7 – 12 bulan
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 9 tahun
Laki-laki
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
Wanita
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
6
8,5
12
18
25

35
46

37
48
80
71
90
110
120

138
150

145
153
550
650
1000
550
1000

2050
2400

2050
2350

Kebutuhan proten untuk usia 0 – 15 tahun
Usia
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Protein (gr)
0 – 6 bulan
7 – 12 bulan
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 9 tahun
Laki-laki
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
Wanita
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
6
8,5
12
18
25

35
46

37
48
80
71
90
110
120

138
150

145
153
10
18
25
39
45

50
60

80
57

Kebutuhan cairan usia 0 – 18 tahun
Kebutuhan cairan
Usia (tahun)
ml/kgBB/hari
< 1 tahun
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 10 tahun
11 – 18 tahun
120 – 140
110 – 120
90 – 110
75  - 90
60 – 75


POLA TUMBUH KEMBANG ANAK

Perkembangan adalah : bertambahnya kemampuan / skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Pertumbuhan adalah : bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh.

Tahapan tumbuh kembang
1.      Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dapat dibagi menjadi 2 periode ;
Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu, terbentuk system organ tubuh
Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran.
a.       Masa fetus 9 minggu sampai dengan trimester ke-2 kehidupan intra uterin, terjadi percepetan pertumbuhan, alat tubuh terbentuk dan berfungsi.
b.      Masa fetus lanjut pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung cepat dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi imonoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui placenta.
2.      Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari :
Masa neonatal (0 – 28 hari) terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan mulai berfungsi organ-organ tubuhnya.
Masa bayi dibagi 2 bagian ;
a.       Masa bayi dini (1 – 12 bulan) terjadi peningkatan fungsi saraf
b.      Masa bayi akhir (1 – 2 tahun) terjadi kemajuan perkembangan motorik.
Masa prasekolah (2 – 6 tahun)
Aktifitas jasmani bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
Masa sekolah (6 – 10 tahun)
Keterampilan dan intelektualnya makin berkembangan
Masa remaja, wanita (10 – 18 tahun), laki-laki (12 – 20 tahun)
Masa ini merupakan transisi dari anak ke dewasa, terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan dari alat kelamin dan timbulnya tanda-tandan kelamin sekunder.

Pertumbuhan dan perkembangan anak
1.      Anak pada usia 3 – 6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
2.      Anak pada usia 9 – 12 bulan berjalan dengan berpegangan
3.      Anak pada usia 12 – 18 bulan minum sendiri dengan gelas tanpa tumpah
4.      Anak pada usia 18 – 24 bulan mencoret-coret dengan alat tulis
5.      Anak pada usia 2 – 3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri.
6.      Anak pada usia 3 – 4 tahun mengenal dan menyebut paling sedikit 1 warna.
7.      Anak pada usia 4 – 5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1.      Faktor internal (dalam)
§  Perbedaan ras
§  Keluarga (kecenderungan tinggi, gemuk)
§  Umur (kecepatan pertumbuhan yang pesat)
§  Jenis kelamin (wanita lebih cepat tumbuh dibanding laki-laki)
§  Kelainan genetik, misalnya : sindrom morfan/pertumbuhan tambah tinggi
§  Kelainan kromosom biasanya disertai kegagalan pertumbuhan
2.      Faktor eksternal / lingkungan
a.       Faktor pranatal
1)      Gizi : nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan
2)      Mekanis : posisi fetus yang abnormal
3)      Toksin/zat kimia : obat kontrasepsi menyebabkan kelainan congenital
4)      Radiasi, psikologis ibu, infeksi, anoreksia embrio/gangguan fungsi placenta.

b.      Faktor perinatal/faktor persalinan
Komplikasi pada bayi
-          BBLR
-          Asfiksia           : menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
-          Trauma            : menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
-          Hipoglikemia   : bila kadar gula/glukosa darah < 20 mg%
c.       Faktor postnatal
Yang mempengaruhi kualitas anak adalah :
Faktor bio-fisika, psikososial misalnya : kesehatan tubuh, keadaan gizi, kekebalan tubuh, perumahan, kebersihan lingkungan, pendidikan, kesehatan jiwa, pengaruh keluarga, agama, dan adat istiadat.

Gizi Pada Bayi
§  Mulai bulan pertama hingga 4 – 6 bulan sebaiknya diberi ASI saja
§  Pada usia 6 – 12 bulan diberikan makanan lembek/nasi tim

Penghitungan berat badan ideal dan tinggi badan ideal
§  Usia 1 – 10 tahun secara praktis dapat digunakan :
= Zn + 8
Dimana n adalah usia dalam tahun koma bulan
§  Usia 2 – 12 tahun untuk tinggi badan digunakan :
= n × 6 + 77 ……………… n = tahun


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DEMAM THYPOID

I.           Pengertian

II.        Etiologi

III.     Patofisiologi
































IV.     Gambaran Klinis
V.        Pemeriksaan Penunjang
-          Elektrosefalografi (EEG) merupakan pemeriksaan penunjang yang informative yang dapat memastikan diagnosis epilepsi
-          Pemeriksaan tambahan lain yang juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto polos kepala, yang berguna untuk mendeteksi fraktur kepala, CT Scan, yang berguna untuk mendeteksi hematoma, tumor.
-          Pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi untuk memastikan kelainan sistemik seperti hipoglikemia.


VI.     Penatalaksanaan
1.      5 menit pertama
Pastikan diagnosis dengan observasi aktifitas / satu serangan berikutnya.
2.      Beri O2 lewat kanul nasal/masker atur posisi kepala dan jalan nafas, intubasi bila perlu bantuan ventilasi.
3.      Tanda-tanda vital, koreksi bila ada kelaian.
4.      Pasang jalur intravena dengan NaCl 0,9%, periksa gula darah, kimia darah, hematology dan kadar AOE.
5.      Menit ke-6 hingga 9
Jika hipoglikemia/gula darh diperiksa berikan 50 ml glukosa 50% bolus (pada anak : 2 ml/kg BB/glukosa 25%) disertai 1000 mg tiamin intravena.
6.      Menit ke-10 hingga ke-20
Pada dewasa : berikan 0,2 mg/BB diazepenm dengan kecepatan 5 mg/menit sampai maksimum 20 mg. jika serangan masih ada setelah 5 menit dapat diulangi lagi.
7.      Menit ke-20 hingga ke-60
Berikan fenitoin 20 mg/kgBB dengan kecepatan <50 mg/menit pada dewasa dan  1 mg/kgBB/menit pada anak. Monitor EKG dan TD selama pemberian
8.      Setelah 60 menit
Jika status masih berkelanjutan setelah fenition 20 mg/kg, maka berikan fenioin tambahan 5 mg/kg sampai maksimal.


ASUHAN KEPERAWATAN

I.       Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan analisa data sehingga diketahui masalah yang dihadapi klien.
a.       Pengumpulan data
1.      Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, bahasa, status perkawinan, kebangsaan, pekerjaan, pendidikan, tanggal MRS, diagnosa medis.
2.      Keluhan utama
Pada umumnya klien merasa mual, nafsu makan menurun
3.           Riwayat kesehatan sekarang didapatkan dengan pengkajian didapatkan dari penyakit saat ini.
     Riwayat kesehatan masa lalu diperoleh dengan pengkajian tentang riwayat masa lalu sehingga memberikan data tentang pengalaman perawatan kesehatan klien adalah klien alergi terhadap makanan.
     Riwayat kesehatan keluarga untuk mendapatkan data tentang hubungan-hubunan kekeluargaan langsung dan hubungan darah untuk menentukan apakah klien berisiko terhadap penyakit yang bersifat genetik.
4.      Pola-pola fungsi kesehatan
§  Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan meliputi : kebutuhan akan personal hygiene untuk membersihkan kulit, rambut, kuku, hidung, mulut, dan gigi yang biasanya kurang terjaga karena akibat kelemahan yang diderita klien.
§  Pola nutrisi dan metabolisme
Pola ini berkaitan dengan kebutuhan akan nutrisi yang meliputi : tinggi badan, berat badan normal, pemilihan dan penyediaan makanan, pendidikan, gaya hidup, dan pada umumnya klien epilepsi nafsu makan menurun.
§  Pola aktivitas dan latihan
Pada klien epilepsi akan mengalami gangguan, karena akibat kejang, mual, nyeri kepala sampai akibat hilangnya kesadaran, nafsu makan menurun.
§  Pola eliminasi
Pada pola ini klien mengalami gangguan sedangkan pada eliminasi urine akan mengalami peningkatan.
§  Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur klien tidak mengalami gangguan.
§  Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya.
§  Pola hubungan peran
Bagaimana peran klien dalam keluarga meliputi hubungan keluarga dan orang lain.
§  Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun
§  Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien tidak tahu karena klien masih kecil.
5.      Pemeriksaan fisik
§  Keadaan umum
Didapatkan saat keadaan klien waktu pengkajian k/u lemah, pucat, mual, suhu tubuh meningkat, mual, nyeri kepala, kejang, pingsan.
§  Pemeriksaan fisik
-          Adakah peningkatan suhu tubuh/penurunan suhu tubuh
-          Adalah peningkatan nadi/penurunan denyut nadi
-          Tingkat kesadaran menurun
-          Tekanan darah
§  Pemeriksaan integumen
Turgor kulit menurun, muka pucat, keringat dingin
§  Pemeriksaan respirasi
Pada klien epilepsi terjadi penurunan pernafasan dan cepat
§  Pemeriksaan system kardiovaskuler
Meliputi : tekanan darah, nadi, irama jantung, banyak keringat
§  Pemeriksaan gastrointestinal
Pada klien epilepsi mual (+), sering haus, anorexia (+)
§  Pemeriksaan muskuluskletal
Adanya kelemahan otot karena serangan kejang yang datang dengan tiba-tiba
§  Pemeriksaan neorologi
Meliputi : tingkat kesadaran, adakah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah, dan kekacauan mental.

II.    Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan mual, anoreksia.

III. Rencana Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuehan dengan mual, anoreksia.

Tujuan       : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi  :
-          Pertahankan pemenuhan nutrisi
-          Pasien berikan makanan lunak/cair
-          Berikan dalam porsi kecil tapi sering
-          Anjurkan pasien untuk memilih makanan yang merangsang selera makan
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan kebutuhan gizi makanan.

Kriteria hasil :
-          Pasien dapat makan tanpa ada rasa mual
-          Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Analisa Data
Adalah pengelompokkan data subyektif dan obyektif yang relevan dengan masalah kemudian dari analisa untuk mencari penyebab timbulnya suatu masalah dan merumuskan masalah baik actual maupun potensial.
S                                        :   pasien mengatakan tidak nafsu makan
O                                       :   mual (+)
Masalah                             :   gangguan rasa nyaman karena aktivitas kejang
Kemungkinan penyebab :     datangnya serangan yang menimbulkan otot-otot menjadi tegang

Implementasi
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana keperawtan meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan ketentuan rumah sakit.

Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sarana kesehatan (Nasrul Effendi, 1995)


DAFTAR PUSTAKA

Arif Masjoer, dkk (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aes. CV. Inprat FKUI.
Marlyn E. Doengoes (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Nasrul Effendi (1995). Patofisiologi. Jakarta. EGC



PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa                : Jemalia
NIM                                    : 08.630.029
Ruangan                              : Gedung Marwah
Tanggal Pengkajian             : 20 Juli 2009                                   Jam : 11.00 siang

IDENTITAS
Nama Pasien                       : An. Anggita
Umur                                   : 7 tahun
Jenis Kelamin                      : Wanita
Suku Bangsa                       : Jawa
Pekerjaan                             : Pelajar
Pendidikan                          : 2 SD
Alamat                                : Penjaringan Rusun
Tanggal MRS                      : 17 Juli 2009                                   Jam : 08.00 pagi
Diagnosa Medis                  : epilepsi

KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan kaki lengan kaku

RIWAYAT KESEHATAN
1.      Riwayat kesehatan/Penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan kakinya kaku
2.      Riwayat kesehatan/Penyakit dahulu
Ibu pasien mengatakan pernah terserang panas tinggi.
3.      Riwayat kesehatan/Penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang pernah sakit panas tinggi ataupun kejang.



Genogram :







Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Klien
Meninggal
Meninggal
Tinggal serumah

POLA FUNGSI KESEHATAN
1.      Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jika pasien sakit diberi obat biasa, setiap hari pasien mandi dan menggunakan pakaian bersih. Setelah masuk rumah sakit pasien diberi obat sama dokter dan diinfus.
2.      Pola nutrisi dan metabolisme
Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makan 1x dalam sehari kira-kira 1/3 dari porsinya (piring yang dipakai untuk makan) dan setelah masuk rumah sakit makan 3x sehari dengan porsi yang berbeda kira-kira ½ dari piringnya, pasien mual hingga makan sedikit saja / pasien mengalami pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3.      Pola eliminasi
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS BABnya 1x dalam sehari bentuknya encer dan selama di rumah sakit pasien tidak pernah BAB dan BAK pasien 4-5x/hari. Masalah : gangguan eliminasi alvi.

4.      Pola istirahat dan tidur
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS pasien tidur 8 jam sehari dan setelah MRS pasien istirahat/tidur 8-12 jam dalam 24 jam.
5.      Pola aktifitas dan latihan
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS pasien aktif bermain dan setelah MRS pasien hanya tidur saja.
6.      Pola persepsi dan konsep diri
Ibu pasien mengatakan pasien sering menanyakan penyakitnya dan pasien ingin cepat sembuh.
7.      Pola sensori dan kognitif
Ibu pasien mengatakan kakinya pasien (kanan dan kiri) tidak bisa merasakan rangsangan.
8.      Pola repoduksi seksual
Ibu pasien mengatakan putrinya belum menikah
9.      Pola hubungan peran
Ibu pasien mengatakan perannya sebagai anak dan setiap harinya sering bersama neneknya karena sejak balita diasuh oleh neneknya.
10.  Pola penanggulangan
Ibu pasien mengatatakan jika psien marah tidak mau makan.
11.  Pola tata nilai dan kepercayaan
Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa membaca doa
12.  Pola tumbuh kembang tidak terkaji.

PEMERIKSAAN FISIK
1.      Status kesehatan umum
Keadaan penyakit       : sedang
Kesadaran                   : kompos mentis
Suara bicara                 : serak
Pernafasan                   : frekuensinya 23x/menit, irama jelas
Suhu tubuh                  : 38oC
Nadi                            : frekuensinya 105x/menit
Tekanan darah             : 90/70 mmHg
2.      Kepala
Pada kepalanya tidak terdapat benjolan, rambut cukup bersih, warna rambut hitam dan sedikit rontok.
3.      Mata
Normal, pada skleranya tidak ikterus, konjungtivanya tidak anemi, dan tidak cowong.
4.      Telinga
Bentuknya simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada cairan dan cukup bersih.
5.      Hidung
Normal, tidak ada gerakan cuping hidung, bentuknya simetris, tidak ada luka/lecet, tidak terdapat ingus/cairan
6.      Mulut dan faring
Mulutnya normal tidak sariawan, bibirnya lembab, pada faring tidak ada nyeri telan, gigi bersih tidak terdapat caries.
7.      Leher
Normal, tidak ada benjolan, tidak ada bengkak, tidak terdapat nyeri tekan.
8.      Thorak/dada
§  Inspeksi
Normal, bentuknya simetris
§  Palpasi
Normal, sama besar tidak ada benjolan
§  Perkusi
Normal, tidak ada rasa nyeri
§  Auskultasi
Normal, tidak ada wheezing/ronchi
9.      Paru
§  Inspeksi
Normal, suara vesikuler
§  Palpasi
Tidak ada rasa nyeri
§  Perkusi
Tidak terdengar bunyi sonor
§  Auskultasi
Tidak ada wheezing/ronchi
10.  Jantung
§  Inspeksi
Normal
§  Palpasi
Tidak ada rasa nyeri
§  Perkusi
Suara ketik sonor
§  Auskultasi
Iramnya teratur terdengar S1 dan S2 tunggal
11.  Abdomen
§  Inspeksi
Normal, bentuknya simetris
§  Palpasi
Tidak ada benjolan
§  Perkusi
Tidak ada nyeri tekan
§  Auskultasi
Bising usus terdengar 12x
12.  Inguinal, genital dan anus
Inguinal     : normal, tidak ada pembengkakan/tidak iritasi
Genital      : normal, ada lendir sedikit, tidak ada luka
Anus          : normal, tidak ada luka dan cukup bersih
13.  Integumen
-          Turgor normal
-          Kulitnya cukup lembab
-          Akral hangat
14.  Ekstermitas dan neurologist
Ekstermitas atas (tangan kanan dan kiri) dapat digerakkan
Ekstermitas bawah (kaki kanan dan kiri) kaku
Neurologinya : pada kedua kakinya (kanan dan kiri) tidak merasakan adanya rangsangan
Refleks :
Dextra
Sinistra
0
Biceps
Triceps
0

Dextra
Sinistra
0
Knee
Achiles
0

Keterangan :      0  : normal
                          1  : meningka/menurun

Reflek patologis    ….. babinski    ….. kernig
Tulang belakang    ..√.. normal      ….. kifosis
                              ….. scoliosis    ….. lordosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
Hematology tanggal 20 Juli 2009
Darah                                          Urine
Hb 11,29gr%                               BJ 1,005 mg
Leokosit 10,500 mm3                  PH 6,5 mg
2.      Pemeriksan Radiologi tidak dilakukan
3.      Pemeriksaan lain-lain tidak dilakukan

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1.      Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Surabaya, 27 Agustus 2009



Jemalia

ANALISA DATA/SINTESA DATA

Tanggal
Data
Masalah
Kemungkinan
Penyebab
Nama &
Paraf
20-07-09
S  : Ibu pasien mengatakan bahwa klien hanya makan sedikit yaitu porsinya 1/3 dari piringnya yang tersedia.
O : Pasien tampak lemas, pucat, rambut sedikit rontok

TTV :
Nadi : 105 kl/mnt
Suhu : 38oC
TD : 90/70 mmHg
RR : 23
BB tidak terjai
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mual
Nafsu makan turun
Asupan nutrisi kurang
Pasien lemas, pucat, rambut sedikit rontok








DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/umur         : An. Anggita
Nomor Reg.        : 506242
Ruangan              : Anak 2C
Nomor
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal
Masalah yang pernah dialami
Nama & Paraf
Ditemukan
Diatasi
20-07-09.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
20 Juli 2009
20 Juli 2009
Mual yang diderita pasien menyebabkan pasien makan dalam jumlah sedikit yaitu 1/3 porsinya / piringnya






RENCANA KEPERAWATAN
Nama               : An. Anggita                                                                                Prioritas Nomor                   : -
Nomor Reg     : 506242                                                                                        Diagnosa Keperawatan       : Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Ruangan          : Anak 2C
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Hasil yang diharapkan
(tujuan, criteria, hasil)
Rencana tindakan meliputi (diagnostic, terapeutik, penyuluhan, dan kolaboratif / rujukan)
Rasional
Evaluasi
Paraf & nama jelas

Gangguan pemenuhan nutrisi k urang dari kebutuhan tubuh
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil
Pasien dapat menambah pola makannya dalam 24 jam sehingga kebutuhan nutrisinya terpenuhi
1.   Menjelaskan pada ibu pasien tentang pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh.
2.   Memberikan makanan lunak atau cair dalam porsi kecil tapi sering.
3.   Anjurkan pasien untuk memilih makanan yang disukai.
4.   Berikan porsi makanan yang merangsang selera makan.
5.   Kolaborasi dengan ahli gizi
6.   Untuk mempermudah menyusun menu gizi yang cukup bagi pasien
1.   Dengan penjelasan yang didapat dan ibu pasien mengerti tentang nutrisi diharapkan dapat menerapkan pentingnya nutrisi bagi pasien.
2.   Untuk mempermudah pasien dalam makan, teratur sehingga sedikit demi sedikit kebutuhan nutrisinya akan terpenuhi.
3.   Agar pasien dapat makan sesuai dengan keinginannya.
4.   Agar pasien punya rasa tertarik
S: Ibu pasien mengatakan pasien makan 3x dalam sehari porsinya 1/3 dari piringnya.
O:        Pasien tampak sehat dan dapat bermain
A:        Tujuan tercapai sebagian
P: Rencana tindakan dilanjutkan
   


CATATAN KEPERAWATAN

Nama / Umur  : An. Anggita                          Nama Mahasiswa    : Jemalia
Nomor Reg     : 506242                                  Tingkat                    : II
Ruangan          : C6                                         Tanggal Praktek      : 20 Juli 2009
Tanggal
Jam
Catatan
Paraf
20-07-09
07.00









11.00
1.   Memberikan penjelasan tentang pentinnya nutrisi
2.   Memberikan makanan lunak/cair dalam porsi kecil tapi sering
3.   Menganjurkan pasien untuk memilih makanan yang disukai.
4.   Memberikan makanan yang merangsang selera makan pada pasien
5.   Kolaborasi dengan ahli gizi

Melakukan TTV
TD     : 90/70 mmHg
S        : 38oC
RR     : 23
Nadi  : 105/menit





CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien        : An. Anggita
Ruangan              : Ruangan anak
No. Kamar          : C6
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Perkembangan
Paraf
20-07-2009
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S:   Ibu pasien mengatakan pasien sudah makan ½ porsi dari piringnya
O:  Pasien tampak sehat dan dapat bermain
A:  Tujuan tercapai sebagian
P:   Rencana tindakan dilanjutkan


21-07-2009
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S:   Ibu pasien mengatakan pasien sudah makan ½ porsi dari piringnya
O:  Pasien sudah dapat bermain dan berdiri
A:  Tujuan tercapai sebagian
P:   Rencana tindakan dilanjutkan


22-07-2009
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
S:   Ibu pasien mengatakan pasien sudah boleh pulang oleh dokternya, pasien sudah makan ½ porsi dan menghabiskan 1 plastik camilan ringan
O:  Pasien tampak lebih sehat
A:  Tujuan tercapai sebagian
P:   Rencana tindakan dilanjutkan



Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
4 April 2013 at 10:55 ×

terima kasih askepnya.. sangat bermanfaat

Congrats bro Mantiri Online you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar

Translate