ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
PADA An. “S” DEMAM THYPOID DI RUANG
ANAK
MARWAH 2C
RSU HAJI SURABAYA
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
NUTRISI
I. KONSEP DASAR
Definisi Nutrisi
-
Nutrisi adalah jumlah interaksi
antara organisme dengan makanan yang dikonsumsi (Christian & Greger, 1985,
P.4)
-
Suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ serta menghasilkan energi.
Fungsi Nutrisi
-
Menyediakan energi dan
pergerakan tubuh
-
Membentuk struktur kerangka dan
jaringan tubuh
-
Mengatur berbagai proses kimia
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi
§ Faktor fisiologis (kebutuhan metabolisme basal)
§ Faktor patofisiologis (berhubungan dengan penyakit)
§ Faktor sosial ekonomi
Cara Pemberian Nutrisi
ü Pemberian nutrisi melalui oral
ü Pemberian nutrisi melalui sonde
ü Pemberian nutrisi melalui parental (cairan infus)
Pedoman Mengatur Pola
Makan
ü Makan makanan secara beragam: untuk menjamin kecukupan energi
protein, vitamin, mineral, dan serta makanan yang penting bagi kesehatan yang
baik.
ü Makanan dengan memperhatikan berat badan yang optimal untuk
menghindari kemungkinan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, penyakit kanker
tipe tertentu dan diabetes (Tipe II)
Khusus bagi mereka yang
memiliki kebiasan makan berlebihan
ü Memilih makanan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan rendah
kolesterol untuk mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker tipe tertentu.
ü Memilih makanan yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran dan
produk sereal utuh untuk mendapatkan vitamin, mineral, serat makanan serta
karbohidrat kompleks yang diperlukan dan akan membantu mengurangi asupan
lemak/kalori yang berlebihan.
ü Menggunakan gula dengan jumlah yang tidak berlebihan dan hanya jika
diperlukan.
Asupan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan konsumsi
kalori yang terlampau banyak dan konsumsi nutrisi lain yang sedikit di samping
menyebabkan kerusakan gigi.
Khususnya bagi mereka yang
asupan nutrisinya kurang
ü Meningkatkan asupan kalori dan lemak sesuai dengan kebutuhan.
Kelompok masyarakat yang rentan “kekurangan gizi” seperti anak-anak dan ibu
hamil/menyusui, membutuhkan kalori lebih banyak sehingga perlu didahulukan pada
distribusi makanan dalam keluarga.
ü Memperhatikan asupan protein, terutama dari sumber protein yang
bermutu tetapi tidak mahal seperti telur (protein hewani) dan tempe (protein
nabati)
ü Memperhatikan asupan vitamin dan mineral alami dengan mengutamakan
sayuran yang harganya lebih murah daripada buah dua hingga tiga porsi sehari.
Kebiasaan lalap sayuran mentah dan memakan buah segar (jeruk, jambu, papaya,
dll) perlu dianjurkan dengan memperhatikan kebersihannya. Beberapa jenis
vitamin (misalnya, vitamin C) akan teroksidasi jika dimasak/dipanaskan sehingga
harus diperloah dari buah segar atau sayuran mentah.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
makanan pada pasien untuk meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi
pasien, untuk mencegah diare akibat intoleransi terhadap makanan tertentu,
untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi
penyakit/cedera, khususnya infeksi, dan membantu kesembuhan dari penyakit
dengan memperbaiki jaringan yang rusak.
1.
Makanan dengan kandungan
nutrisi yang baik dan seimbang menurut keadaan penyakit dan status gizi
masing-masing pasien.
2.
Makanan dengan tekstur dan
kosistensi yang sesuai menurut kondisi gastrointestinal dan penyakit
masing-masing pasien.
3.
Makanan yang mudah dicerna dan
tidak merangsang, seperti misalnya tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan
toleransi (laktosa, gluten), tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas
(durian, nangka, kembang kol), tidak mengandung bahan yang lengket (ketan,
dodol), dan tidak terlalu pedas, manis, asin atau berminyak serta tidak terlalu
panas atau dingin.
4.
Makanan yang bebas unsur aditif
berbahaya (pengawet, pewarna, dll) makanan alami yang segar jauh lebih baik
daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.
5.
Makanan dengan penampilan dan
citarasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang umumnya
terganggu oleh penyakit dan kondisi indra pengecap/pembaunya.
Di Bawah Ini Adalah Gizi
Yang Dianjurkan Untuk Indonesia
Agar Kesehatan Yang Baik Dapat Dipertahankan.
|
Gol.
Umur
|
Berat
badan
(kg)
|
Tinggi
badan
(cm)
|
Energi
(kkal)
|
Protein
(gr)
|
Vit.
A
(RE)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
0 – 6 bln
7 – 12 bln
1 – 3 thn
4 – 6 thn
7 – 9 thn
|
5,5
8,5
12
18
24
|
60
71
90
110
120
|
560
800
1,250
1,750
1,900
|
12
15
23
32
37
|
350
350
350
360
407
|
|
Pria
|
|
|
|
|
|
6.
7.
8.
9.
|
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
|
30
45
56
62
|
135
150
160
165
|
2,000
2,400
2,500
Ringan
2,800
Sedang
3,000
Berat
3,600
|
45
69
66
55
55
55
|
450
600
600
600
600
600
|
10.
|
60 thn
|
62
|
162
|
2,000
|
55
|
600
|
|
Wanita
|
|
|
|
|
|
11.
12.
13.
14.
|
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
|
35
46
50
54
|
140
153
153
156
|
1,900
2,100
2,000
Ringan
2,050
Sedang
2,250
Berat
2,600
|
54
62
51
48
48
48
|
500
500
500
500
500
500
|
15.
16.
|
> 50 thn +
Hamil
|
54
|
154
|
1,850
+ 285
|
48
+ 12
|
500
+ 200
|
|
Menyusui
|
|
|
|
|
|
17.
18.
19.
|
0 – 6 bln
7 – 12 bln
13 – 24 bln
|
|
|
+ 200
+ 500
+ 400
|
+ 16
+ 12
+ 11
|
+ 350
+ 300
+ 250
|
|
Gol. Umur
|
Tiamin
(mg)
|
Ribovik
Mch
(mg)
|
Niocin
(mg)
|
Vit S 12
(ug)
|
Asam folat
(ug)
|
Vit. C
(mg)
|
Kalsium
(mg)
|
Fosfor
(mg)
|
Besi
(mg)
|
Seng
(mg)
|
Yodium
(ug)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
0 – 6 bln
7 – 12 bln
1 – 3 thn
4 – 6 thn
7 – 9 thn
|
0,3
0,4
0,5
0,7
0,7
|
0,3
0,4
0,6
0,9
0,9
|
2,5
3,8
5,4
7,6
8,1
|
0,1
0,1
0,5
0,7
0,9
|
22
32
40
60
81
|
30
35
40
45
45
|
600
400
500
500
500
|
200
250
250
350
400
|
3
5
8
9
10
|
3
5
10
10
10
|
50
70
70
100
120
|
|
Pria
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
7.
8.
9.
10.
|
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
60 thn
|
0,8
0,9
1,0
1,0
0,8
|
1,0
1,1
1,2
1,2
1,0
|
8,6
9,7
10,0
10,6
8,6
|
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
|
90
125
165
170
170
|
50
60
60
60
60
|
700
700
600
500
500
|
500
500
500
500
500
|
14
17
23
13
13
|
15
15
15
15
15
|
150
150
150
150
150
|
|
Wanita
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.
12.
13.
14.
|
10 – 12 thn
13 – 15 thn
16 – 19 thn
20 – 59 thn
|
0,7
0,8
0,8
0,9
|
0,9
1,0
0,9
1,0
|
7,7
8,4
8,1
8,4
|
1,0
1,0
1,0
1,0
|
100
130
150
150
|
50
60
60
60
|
700
700
600
500
|
450
450
450
450
|
14
19
25
26
|
15
15
5
15
|
150
150
150
150
|
15.
16.
|
> 50 thn
Hamil
|
0,7
+
0,2
|
0,9
+
0,2
|
7,5
+
1,3
|
1,0
+
0,3
|
150
+
150
|
60
+
10
|
500
+
400
|
450
+
200
|
14
+
20
|
15
+
15
|
150
+
25
|
|
Menyusui
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17.
18.
19.
|
0 – 6 bln
7 – 12 bln
13 – 24 bln
|
+
0,3
+
0,3
+
0,2
|
+
0,4
+
0,3
+
0,2
|
+
3,1
+
22
+
1,8
|
+
0,3
+
0,3
+
0,3
|
+
50
+
40
+
25
|
+
25
+
10
+
10
|
+
400
+
400
+
300
|
+
300
+
200
+
200
|
+
2
+
2
+
2
|
+
10
+
10
+
5
|
+
50
+
50
+
25
|
Tabel Bahan Makanan dan
Kandungan Nutrisi
Makanan Sumber Protein
Jenis makanan mg/100
gr
D. Ayam 18
D. Domba 17
D. Kambing 16
D. Sapi 19
Ikan segar 20
Keju 23
Telur ayam 13
Kacang merah 23
Kacang hijau 22
Kedelai 35
Makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol
Coklat
Margarine
Mentega
Santan
Susu full cream
Makanan Sumber Vitamin C
Bayam 80 mg Melinjo 100 gr Labu
kuning 52 mg
D. Pepaya 70 mg Rambutan 58 mg Jambu
mette 197 mg
D. Singkong 239 mg Sawi 102
mg Jeruk bali 43 mg
Makanan yang kaya asam lemak omega-3
Ikan laut terutama yang hidup di kawasan dingin seperti :
Kakap, salmon, tengiri, teri, tuna
Note : ikan yang hidup dalam laut pada daerah beriklim dingin umumnya kaya
akan asam lemak omega-3 sedangkan ikan yang berasal dari air tawar juga
mengandung asam lemak omega-3 tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit.
Makanan Sumber Antioksidan
(beta karoten, Vit. C, E, dan selenium)
Beta karoten : bayam
merah, belewa, brokoli, wortel, ubi, tomat, papaya
Vitamin C : cabai
merah, cabai hijau, jeruk nipis, jeruk lemon, tomat
Vitamin E : kacang
tanah, minyak jagung, minyak kedele, sayuran hijau
Selenium : berah
merah/tumbuk, jagung, kacang hijau
Makanan Sumber Vitamin A
Daun melinjo, daun pepaya, wortel, mangga, merah telur, susu bubuk
full cream, mentega, daun katuk
Makanan Sumber Vitamin D
Ikan (salon, sarden, tuna0
Telur, sereal, Mazola, margarine
Makanan Sumber Vitamin E
Almon, kecambah, margarine, udang, minyak zaitun
Makanan Sumber Vitamin B1
Beras merah, jagung, kacang hijau, kacang panjang, kacang kedele
Makanan Sumber Vitamin B2
Bayam, hati ayam, tempe,
telur, daging sapi, susu
Makanan Sumber Vitamin B6
Alpokat, buncis/kapri, susu skim, talas, tuna, ubi manis
Makanan Sumber Vitamin B12
Daging merah, hati, ikan,
petis, susu, tempe,
terasi, udang, yogurt
Makanan Sumber Folat
Bayam, buncis, kapri, kacang tanah, kapri → baik sekal > 100 ug
Almon, Bit, berah merah, telur, selada, kembang kol → baik : 15-99
ug
Makanan Sumber Kalium
- bayam 416 g - kapri 370
gr - daging domba 350 gr
- bawang putih 373 gr - advokad 278
gr - udang 333 gr
- seledri batang 350 gr - pisang 435
gr - daging ayam 350 gr
- seledri daun 326 gr
Makanan Sumber Kalsium
Baik : 7200 mg
Brokoli, terasi, yogurt, petis
Sedang : 100 – 200 mg
Almond, bayam, jagung
Makanan Sumber Zat Besi
Baik sekali : 74 mg Baik
: 2-4 mg
- bayam merah - kerang - telur ayam
- beras merah - tempe - tiram
- kacang hijau - oncom - kapri
Makanan Sumber Seng
- kepiting -
udang -
daging domba
- kerang -
ikan -
tiram
Di bawah ini tentang nutrisi fungsi dan akibat dari kekurangan /
kelebihan nutrisi
Makro nutrient
|
Fungsi yang penting
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
Karbohidrat
|
Menghasilkan energi membantu pencernaan
dan asimiliasi makanan
|
Kehilangan energi mudah lelah, gangguan
keseimbangan air
|
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan
menaikkan berat badan dan obesitas
|
Lemak
|
Menghasikan energi, membawa Vit. A, D, E,
dan K, yang larut dalam lemak, memberikan asam lemak esensial yang dibutuhkan
kulit untuk pertumbuhan dan kesehatannya
|
|
Konsumsi lemak berlebih menaikkan berat
badan dan obesitas bagi penderita dislipedemia dapat mengingkatkan kolesterol
|
Protein
|
Sangat penting untuk tumbuh kembang anak,
berfungsi untuk pembentukan hormon, enzim dan antibody, mempertahankan asam
basa, merupakan sumber energi dan panas
|
|
Konsumsi yang berlebihan pada orang
dewasa/ lansia dapat menambah beban kerja hati dan ginjal
|
Mikro nutrient
|
|
|
|
Vit. A (karoten)
|
Diperlukan untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan tubuh, sangat penting bagi kesehatan mata, melawan bakteri
dan infeksi, mempertahankan kesehatan jaringan epitel, membantu pembentukan
tulang dan gigi
|
Jika kekurangan maka gangguan daya
penghidu dan sebemakan
|
|
Vit. B (Tiamin)
|
Diperlukan untuk metabolisme karbohidrat,
membantu mempertahankan system saraf, menstimulasi pertumbuhan
|
Kekurangan menyebabkan gangguan gastro
intestinal, mudah lelah, kehilangan selera makan, gangguan saraf, gangguan
jantung
|
|
Vit. B2 (riboflavin)
|
Membantu pembentukan antibody dan sel
darah merah, mempertahankan respirasi sel
|
Kekurangan akan terjadi gangguan mata
fisura dan luka-luka pada mulut, dermatitis, gangguan pencernaan
|
Pola konsumsi : 0,55 mg per 1000 kalori
dan bagi dewasa 1,6 mg
|
Asam folat
|
Sangat diperlukan dalam pembentukan sel
darah merah membantu metabolisme protein, diperlukan untuk pembelahan sel-sel
tubuh
|
Terjadi penurunan oksigenasi
|
|
Vit. C (asam askorbat)
|
Mempertahankan kolagen membantu
kesembuhan luka, jaringan parut dan fraktur, memberikan kekuatan pada
pembuluh darah, membantu penyerapan besi.
|
Gusi mudah berdarah, sendi bengkak dan
nyeri, kesembuhan luka dan fraktur lambat, memar, gangguan pencernaan.
|
|
Vit. D
|
Memperbaiki absorsi dan penggunaan
kalsium, fosfor untuk pembentukan tulang, mempertahankan system saraf yang
stabil dan kerja jantung yang normal
|
Pembentukan tulang dan gigi jelek,
perlunakan tulang dan gigi, resistensi fosfor dalam ginjal.
|
|
Vit. E
|
Melindungi vitamin yang larut dalam
lemak, melindungi sel darah merah
|
|
|
Vit. K
|
Diperlukan untuk pembentukan protombin
sehingga dibutuhkan dalam pembekuan darah
|
Kekurangan protrombin kecenderungan untuk
mengalami pendarahan
|
Menadia (Vit K sinstetik dapat memberikan efek samping bayi baru
lahir
|
Mineral
|
|
|
|
Besi
|
Diperlukan untuk pembentukan hemoglobin,
membantu metabolisme protein, meningkatkan pertumbuhan
|
Kelemahan kulit yang pucat, anemia
|
10 mg bagi
laki-laki
18 mg bagi wanita
Pemberian 100 mg/hari dapat menimbulkan
efek toksik
|
Kalsium
|
Mempertahankan tulang dan gigi yang kuat,
membantu pembekuan darah yang normal, membantu kerja otot, fungsi saraf, dan
jantung
|
Nyeri pada punggung dan tungkai,
kerapuhan tulang
|
|
Magnesium
|
Bekerja sebagai katalisator dalam
penggunaan karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor dan mungkin kalium
|
Kegelisahan otot yang mudah terangsang
tremor
|
Pemberian 3000 mg/hari dapat menimbulkan
efek toksik pada penderita mal fungsi ginjal
|
Natrium
|
Mempertahankan kadar cairan yang normal
dalam sel, mempertahankan kesehatan system saraf, otot, darah, dan limfe
|
Kelemahan otot nausea, kehilangan selera
makan
|
Dapat menimbulkan efek yang merugikan
|
Pemeriksaan Jasmani
Rambut, kulit, kuku, mata, lidah, bibir, membrane mukosa
Bagian tubuh
|
Gejala
|
Kemungkinan diagnosis
|
Mata
|
Konjungtiva kering
|
Defesiensi vitamin A
|
Gusi
|
Perdarahan gusi/ gusi tampak merah bengkak
|
Defesiensi vitamin C
|
Rambut
|
Ramput patah-patah, terpilin, rambut tercabut tanpa rasa nyeri
|
Defesiensi kalori, protein, seng
|
Bibir
|
Pucat
|
Defesiensi besi
|
Kuku
|
Pucat, bentuknya menonjol, rapuh, tipis, tidak mengkilap,
bintik-bintik putih
|
Defesiensi vitamin C
|
Kulit
|
Kering, bersisik, kasar, turgor menurun, keriput
|
Kelebihan vitamin A, defesiensi air, cairan
|
Lidah
|
Merah, ungu, mirip daging mentah, nyeri
|
Defesiensi vitamin B komplek
|
Rumus Menghitung Status
Nutrisi
1.
IMT (Indeks Masa Tubuh)
IMT =
Ambang batas
Kurus < BB tingkat berat <
17,0
< BB tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk < BB tingkat ringan 25
– 27
< BB tingkat berat >
27,0
2.
BBN (Berat Badan Normal)
BBN (TB – 100) – 10% (TB – 100)
Atau
BBN = 0,9 (TB – 100)
Batas max : 1,1 (TB – 100
min : 0,8 (TB – 100)
3.
BBR (Berat Badan Relatif)
BBR =
Kriteria :
Underweight = > 90%
Normal =
90 – 100 %
Overweight = > 100%
Obese / gemuk = > 120%
Menurut ahli gizi dari IPB. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan,
MS, Standar acuan status gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U).
Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur.
Cara klasifikasi menurut Gomez
1.
Berat badan terhadap umur
Cara % dari median
Klasifikasi
-
> 90% : normal
-
90 – 75% : malnutrisi ringan (Grade I)
-
75 – 61% : malnutrisi sedang (Grade II)
-
< 1 – 60% : malnutrisi berat (Grade III)
2.
Tinggi badan terhadap umur
Kanawati dan Mc. Laren
Cara % dari median
-
> 95% : normal
-
95 – 90% : malnutrisi ringan
-
85% : malnurisi berat
3.
Berat badan terhadap tinggi
badan
Mc. Laren / Read
Cara % dari median
Klasifikasinya
-
110 – 90% : normal
-
90 – 85% : malnutrisi ringan
-
85 – 75% : malnurisi sedang
-
< 75% dengan/tanpa edema :
malnutrisi berat
PEMBERIAN NUTRISI MELALUI
SONDE
Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral/adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian
nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung
terlebih dahulu kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi.
Secara umum indikasi adalah :
1.
Tidak dapat makan per oral
Keadaan kritis misalnya : luka bakar, menggunakan
respirator, koma
2.
Tidak mau makan
Anoreksia, missal : kanker, sakit berat, depresi atau
trauma
3.
Tidak boleh makan
Kanker saluran pernafasan, pasca operasi : patah tulang
rahang
Tujuan :
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang memiliki masalah dalam
menelan dan mengunyah
Pemasangan Pipa Lambung
a.
Persiapan klien :
Jelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b.
Persiapan alat :
1.
Pipa penduga lambung (NGT)
2.
Jely untuk pelican
3.
Kassa untuk mengoles jelly dan
membersihkan hidung pasien
4.
Spuilt 20 cc
5.
Pengalas
6.
Bengkok
7.
Plester
8.
Benang wol
9.
Gunting plester
10.
Stetoskop
11.
Baskom berisi air
12.
Makanan dalam bentuk cair
13.
Air matang
14.
Obat-obatan (bila ada)
Prosedur Kerja
1.
Cuci tangan
2.
Atur posisi pasien semi fowler
3.
Bersihkan daerah hidung dengan
kassa dan pasangkan pengalas di daerah dada.
4.
Letakkan bengkik di dekat
pasien
5.
Tentukan letak penduga lambung
dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung bengkokkan ke
telinga dan diberi tanda batasnya (benang)
6.
Berikan jelly/pelican pada
ujung pipa sepanjang 7,5 – 10 cm dan klem pangkal pipa.
7.
Masukkan melalui salah satu
lubang hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8.
Tentukan apakah pipa tersebut
benar-benar masuk ke lambung dengan cara :
-
Masukkan ujung selang yang
diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan perhatikan bila ada
gelembung, pipa masuk paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke
lambung, setelah itu diklem dilipat kembali.
-
Masukkan udara dengan spuit ke
dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop, apabila di
lambung terdengar bunyi kluk (duk) berarti pipa tersebut telah masuk. Setelah
itu keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
-
Aspirasi cairan lambung dengan
spuit (jka dalam selang terdapat cairan berwarna kuning/ kuning kehijauan/
bercampur sisa makanan berarti pipa tersebut masuk lambung.
9.
Fiksasi dengan plester
10.
Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan
Jika dilanjutkan dengan pemberian makanan melalui sonde awali dengan
memberikan air matang dilanjutkan dengan makanan dalam bentuk cair (jus, susu,
dll)
Kebutuhan energi perhari untuk usia 0-15 tahun
Usia
|
Berat
badan (kg)
|
Tinggi
badan (cm)
|
Energi
(kkal)
|
0 – 6 bulan
7 – 12 bulan
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 9 tahun
Laki-laki
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
Wanita
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
|
6
8,5
12
18
25
35
46
37
48
|
80
71
90
110
120
138
150
145
153
|
550
650
1000
550
1000
2050
2400
2050
2350
|
Kebutuhan proten untuk usia 0 – 15 tahun
Usia
|
Berat
badan (kg)
|
Tinggi
badan (cm)
|
Protein
(gr)
|
0 – 6 bulan
7 – 12 bulan
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 9 tahun
Laki-laki
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
Wanita
10 – 12 tahun
13 – 15 tahun
|
6
8,5
12
18
25
35
46
37
48
|
80
71
90
110
120
138
150
145
153
|
10
18
25
39
45
50
60
80
57
|
Kebutuhan cairan usia 0 – 18 tahun
Kebutuhan
cairan
Usia
(tahun)
|
ml/kgBB/hari
|
< 1 tahun
1 – 3 tahun
4 – 6 tahun
7 – 10 tahun
11 – 18 tahun
|
120
– 140
110
– 120
90
– 110
75 - 90
60
– 75
|
POLA TUMBUH KEMBANG ANAK
Perkembangan adalah : bertambahnya kemampuan / skill
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Pertumbuhan adalah : bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh.
Tahapan tumbuh kembang
1.
Masa pranatal atau masa intra
uterin (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dapat dibagi menjadi 2 periode ;
Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu,
terbentuk system organ tubuh
Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran.
a.
Masa fetus 9 minggu sampai
dengan trimester ke-2 kehidupan intra uterin, terjadi percepetan pertumbuhan,
alat tubuh terbentuk dan berfungsi.
b.
Masa fetus lanjut pada
trimester akhir pertumbuhan berlangsung cepat dan adanya perkembangan fungsi.
Pada masa ini terjadi imonoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui placenta.
2.
Masa postnatal atau masa
setelah lahir terdiri dari :
Masa neonatal (0 – 28 hari) terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
mulai berfungsi organ-organ tubuhnya.
Masa bayi dibagi 2 bagian ;
a.
Masa bayi dini (1 – 12 bulan)
terjadi peningkatan fungsi saraf
b.
Masa bayi akhir (1 – 2 tahun)
terjadi kemajuan perkembangan motorik.
Masa prasekolah (2 – 6 tahun)
Aktifitas jasmani bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
Masa sekolah (6 – 10 tahun)
Keterampilan dan intelektualnya makin
berkembangan
Masa remaja, wanita (10 – 18 tahun), laki-laki (12 – 20 tahun)
Masa ini merupakan transisi dari anak
ke dewasa, terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan dari alat kelamin
dan timbulnya tanda-tandan kelamin sekunder.
Pertumbuhan dan
perkembangan anak
1.
Anak pada usia 3 – 6 bulan
mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
2.
Anak pada usia 9 – 12 bulan
berjalan dengan berpegangan
3.
Anak pada usia 12 – 18 bulan
minum sendiri dengan gelas tanpa tumpah
4.
Anak pada usia 18 – 24 bulan
mencoret-coret dengan alat tulis
5.
Anak pada usia 2 – 3 tahun
berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri.
6.
Anak pada usia 3 – 4 tahun
mengenal dan menyebut paling sedikit 1 warna.
7.
Anak pada usia 4 – 5 tahun
mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.
Faktor –faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1.
Faktor internal (dalam)
§ Perbedaan ras
§ Keluarga (kecenderungan tinggi, gemuk)
§ Umur (kecepatan pertumbuhan yang pesat)
§ Jenis kelamin (wanita lebih cepat tumbuh dibanding laki-laki)
§ Kelainan genetik, misalnya : sindrom morfan/pertumbuhan tambah
tinggi
§ Kelainan kromosom biasanya disertai kegagalan pertumbuhan
2.
Faktor eksternal / lingkungan
a.
Faktor pranatal
1)
Gizi : nutrisi ibu hamil
terutama dalam trimester akhir kehamilan
2)
Mekanis : posisi fetus yang
abnormal
3)
Toksin/zat kimia : obat
kontrasepsi menyebabkan kelainan congenital
4)
Radiasi, psikologis ibu,
infeksi, anoreksia embrio/gangguan fungsi placenta.
b.
Faktor perinatal/faktor
persalinan
Komplikasi pada bayi
-
BBLR
-
Asfiksia : menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
-
Trauma : menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
-
Hipoglikemia : bila kadar gula/glukosa darah < 20 mg%
c.
Faktor postnatal
Yang mempengaruhi kualitas anak adalah :
Faktor bio-fisika, psikososial misalnya : kesehatan
tubuh, keadaan gizi, kekebalan tubuh, perumahan, kebersihan lingkungan,
pendidikan, kesehatan jiwa, pengaruh keluarga, agama, dan adat istiadat.
Gizi Pada Bayi
§ Mulai bulan pertama hingga 4 – 6 bulan sebaiknya diberi ASI saja
§ Pada usia 6 – 12 bulan diberikan makanan lembek/nasi tim
Penghitungan berat badan
ideal dan tinggi badan ideal
§ Usia 1 – 10 tahun secara praktis dapat digunakan :
= Zn + 8
Dimana n adalah usia dalam tahun koma bulan
§ Usia 2 – 12 tahun untuk tinggi badan digunakan :
= n × 6 + 77 ……………… n = tahun
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN
DEMAM THYPOID
I.
Pengertian
II.
Etiologi
III.
Patofisiologi
IV.
Gambaran Klinis
V.
Pemeriksaan Penunjang
-
Elektrosefalografi (EEG)
merupakan pemeriksaan penunjang yang informative yang dapat memastikan
diagnosis epilepsi
-
Pemeriksaan tambahan lain yang
juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto polos kepala, yang berguna untuk
mendeteksi fraktur kepala, CT Scan, yang berguna untuk mendeteksi hematoma,
tumor.
-
Pemeriksaan laboratorium
dilakukan atas indikasi untuk memastikan kelainan sistemik seperti
hipoglikemia.
VI.
Penatalaksanaan
1.
5 menit pertama
Pastikan diagnosis dengan observasi aktifitas / satu
serangan berikutnya.
2.
Beri O2 lewat kanul
nasal/masker atur posisi kepala dan jalan nafas, intubasi bila perlu bantuan
ventilasi.
3.
Tanda-tanda vital, koreksi bila
ada kelaian.
4.
Pasang jalur intravena dengan
NaCl 0,9%, periksa gula darah, kimia darah, hematology dan kadar AOE.
5.
Menit ke-6 hingga 9
Jika hipoglikemia/gula darh diperiksa berikan 50 ml
glukosa 50% bolus (pada anak : 2 ml/kg BB/glukosa 25%) disertai 1000 mg tiamin
intravena.
6.
Menit ke-10 hingga ke-20
Pada dewasa : berikan 0,2 mg/BB diazepenm dengan
kecepatan 5 mg/menit sampai maksimum 20 mg. jika serangan masih ada setelah 5
menit dapat diulangi lagi.
7.
Menit ke-20 hingga ke-60
Berikan fenitoin 20 mg/kgBB dengan kecepatan <50
mg/menit pada dewasa dan 1 mg/kgBB/menit
pada anak. Monitor EKG dan TD selama pemberian
8.
Setelah 60 menit
Jika status masih berkelanjutan setelah fenition 20
mg/kg, maka berikan fenioin tambahan 5 mg/kg sampai maksimal.
ASUHAN
KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang
sistematis untuk mengumpulkan data dan analisa data sehingga diketahui masalah
yang dihadapi klien.
a.
Pengumpulan data
1.
Identitas klien meliputi nama,
umur, agama, jenis kelamin, alamat, bahasa, status perkawinan, kebangsaan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal MRS, diagnosa medis.
2.
Keluhan utama
Pada umumnya klien merasa mual, nafsu
makan menurun
3.
• Riwayat kesehatan sekarang didapatkan dengan pengkajian
didapatkan dari penyakit saat ini.
• Riwayat
kesehatan masa lalu diperoleh dengan pengkajian tentang riwayat masa lalu
sehingga memberikan data tentang pengalaman perawatan kesehatan klien adalah
klien alergi terhadap makanan.
• Riwayat
kesehatan keluarga untuk mendapatkan data tentang hubungan-hubunan kekeluargaan
langsung dan hubungan darah untuk menentukan apakah klien berisiko terhadap
penyakit yang bersifat genetik.
4.
Pola-pola fungsi kesehatan
§ Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang
kurang menjaga kebersihan meliputi : kebutuhan akan personal hygiene untuk
membersihkan kulit, rambut, kuku, hidung, mulut, dan gigi yang biasanya kurang
terjaga karena akibat kelemahan yang diderita klien.
§ Pola nutrisi dan metabolisme
Pola ini berkaitan dengan kebutuhan akan nutrisi yang
meliputi : tinggi badan, berat badan normal, pemilihan dan penyediaan makanan,
pendidikan, gaya
hidup, dan pada umumnya klien epilepsi nafsu makan menurun.
§ Pola aktivitas dan latihan
Pada klien epilepsi akan mengalami
gangguan, karena akibat kejang, mual, nyeri kepala sampai akibat hilangnya
kesadaran, nafsu makan menurun.
§ Pola eliminasi
Pada pola ini klien mengalami gangguan
sedangkan pada eliminasi urine akan mengalami peningkatan.
§ Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur klien tidak
mengalami gangguan.
§ Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap
keadaan penyakitnya.
§ Pola hubungan peran
Bagaimana peran klien dalam keluarga meliputi
hubungan keluarga dan orang lain.
§ Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun
§ Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien tidak tahu karena klien masih
kecil.
5.
Pemeriksaan fisik
§ Keadaan umum
Didapatkan saat keadaan klien waktu pengkajian k/u lemah,
pucat, mual, suhu tubuh meningkat, mual, nyeri kepala, kejang, pingsan.
§ Pemeriksaan fisik
-
Adakah peningkatan suhu
tubuh/penurunan suhu tubuh
-
Adalah peningkatan
nadi/penurunan denyut nadi
-
Tingkat kesadaran menurun
-
Tekanan darah
§ Pemeriksaan integumen
Turgor kulit menurun, muka pucat, keringat dingin
§ Pemeriksaan respirasi
Pada klien epilepsi terjadi penurunan pernafasan dan
cepat
§ Pemeriksaan system kardiovaskuler
Meliputi : tekanan darah, nadi, irama jantung, banyak
keringat
§ Pemeriksaan gastrointestinal
Pada klien epilepsi mual (+), sering haus, anorexia (+)
§ Pemeriksaan muskuluskletal
Adanya kelemahan otot karena serangan kejang yang datang
dengan tiba-tiba
§ Pemeriksaan neorologi
Meliputi : tingkat kesadaran, adakah nyeri kepala, rasa
ngantuk, gelisah, dan kekacauan mental.
II. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan dengan mual, anoreksia.
III. Rencana Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuehan dengan mual, anoreksia.
Tujuan :
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
-
Pertahankan pemenuhan nutrisi
-
Pasien berikan makanan
lunak/cair
-
Berikan dalam porsi kecil tapi
sering
-
Anjurkan pasien untuk memilih
makanan yang merangsang selera makan
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memberikan kebutuhan gizi makanan.
Kriteria hasil :
-
Pasien dapat makan tanpa ada
rasa mual
-
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Analisa Data
Adalah pengelompokkan data subyektif
dan obyektif yang relevan dengan masalah kemudian dari analisa untuk mencari
penyebab timbulnya suatu masalah dan merumuskan masalah baik actual maupun
potensial.
S : pasien mengatakan tidak nafsu makan
O : mual (+)
Masalah : gangguan rasa nyaman karena aktivitas kejang
Kemungkinan
penyebab : datangnya serangan yang
menimbulkan otot-otot menjadi tegang
Implementasi
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana keperawtan
meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter
dan ketentuan rumah sakit.
Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan
sarana kesehatan (Nasrul Effendi, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
Arif Masjoer, dkk (2001). Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aes. CV. Inprat FKUI.
Marlyn E. Doengoes (2001). Rencana
Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Nasrul Effendi (1995).
Patofisiologi. Jakarta. EGC
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
Jemalia
NIM :
08.630.029
Ruangan :
Gedung Marwah
Tanggal Pengkajian :
20 Juli 2009 Jam
: 11.00 siang
IDENTITAS
Nama Pasien :
An. Anggita
Umur :
7 tahun
Jenis Kelamin :
Wanita
Suku Bangsa :
Jawa
Pekerjaan :
Pelajar
Pendidikan :
2 SD
Alamat :
Penjaringan Rusun
Tanggal MRS :
17 Juli 2009 Jam
: 08.00 pagi
Diagnosa Medis :
epilepsi
KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan kaki lengan kaku
RIWAYAT KESEHATAN
1.
Riwayat kesehatan/Penyakit
sekarang
Ibu pasien mengatakan kakinya kaku
2.
Riwayat kesehatan/Penyakit
dahulu
Ibu pasien mengatakan pernah terserang panas tinggi.
3.
Riwayat kesehatan/Penyakit
keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak
ada yang pernah sakit panas tinggi ataupun kejang.
Genogram :
Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Klien
Meninggal
Meninggal
Tinggal serumah
POLA FUNGSI KESEHATAN
1.
Pola persepsi dan tata laksana
hidup sehat
Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jika
pasien sakit diberi obat biasa, setiap hari pasien mandi dan menggunakan
pakaian bersih. Setelah masuk rumah sakit pasien diberi obat sama dokter dan
diinfus.
2.
Pola nutrisi dan metabolisme
Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makan 1x
dalam sehari kira-kira 1/3 dari porsinya (piring yang dipakai untuk makan) dan
setelah masuk rumah sakit makan 3x sehari dengan porsi yang berbeda kira-kira ½
dari piringnya, pasien mual hingga makan sedikit saja / pasien mengalami
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3.
Pola eliminasi
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS BABnya 1x dalam sehari
bentuknya encer dan selama di rumah sakit pasien tidak pernah BAB dan BAK
pasien 4-5x/hari. Masalah : gangguan eliminasi alvi.
4.
Pola istirahat dan tidur
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS pasien tidur 8 jam
sehari dan setelah MRS pasien istirahat/tidur 8-12 jam dalam 24 jam.
5.
Pola aktifitas dan latihan
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS pasien aktif bermain
dan setelah MRS pasien hanya tidur saja.
6.
Pola persepsi dan konsep diri
Ibu pasien mengatakan pasien sering menanyakan
penyakitnya dan pasien ingin cepat sembuh.
7.
Pola sensori dan kognitif
Ibu pasien mengatakan kakinya pasien (kanan dan kiri)
tidak bisa merasakan rangsangan.
8.
Pola repoduksi seksual
Ibu pasien mengatakan putrinya belum menikah
9.
Pola hubungan peran
Ibu pasien mengatakan perannya sebagai anak dan setiap
harinya sering bersama neneknya karena sejak balita diasuh oleh neneknya.
10.
Pola penanggulangan
Ibu pasien mengatatakan jika psien marah tidak mau
makan.
11.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa membaca doa
12.
Pola tumbuh kembang tidak
terkaji.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Status kesehatan umum
Keadaan penyakit : sedang
Kesadaran : kompos mentis
Suara bicara : serak
Pernafasan : frekuensinya 23x/menit, irama jelas
Suhu tubuh : 38oC
Nadi :
frekuensinya 105x/menit
Tekanan darah : 90/70 mmHg
2.
Kepala
Pada kepalanya tidak terdapat benjolan, rambut cukup
bersih, warna rambut hitam dan sedikit rontok.
3.
Mata
Normal, pada skleranya tidak ikterus, konjungtivanya tidak anemi, dan
tidak cowong.
4.
Telinga
Bentuknya simetris, tidak terdapat benjolan, tidak ada
cairan dan cukup bersih.
5.
Hidung
Normal, tidak ada gerakan cuping hidung, bentuknya
simetris, tidak ada luka/lecet, tidak terdapat ingus/cairan
6.
Mulut dan faring
Mulutnya normal tidak sariawan, bibirnya lembab, pada
faring tidak ada nyeri telan, gigi bersih tidak terdapat caries.
7.
Leher
Normal, tidak ada benjolan, tidak ada bengkak, tidak terdapat nyeri tekan.
8.
Thorak/dada
§ Inspeksi
Normal, bentuknya simetris
§ Palpasi
Normal, sama besar tidak ada benjolan
§ Perkusi
Normal, tidak ada rasa nyeri
§ Auskultasi
Normal, tidak ada wheezing/ronchi
9.
Paru
§ Inspeksi
Normal, suara vesikuler
§ Palpasi
Tidak ada rasa nyeri
§ Perkusi
Tidak terdengar bunyi sonor
§ Auskultasi
Tidak ada wheezing/ronchi
10.
Jantung
§ Inspeksi
Normal
§ Palpasi
Tidak ada rasa nyeri
§ Perkusi
Suara ketik sonor
§ Auskultasi
Iramnya teratur terdengar S1 dan S2 tunggal
11.
Abdomen
§ Inspeksi
Normal, bentuknya simetris
§ Palpasi
Tidak ada benjolan
§ Perkusi
Tidak ada nyeri tekan
§ Auskultasi
Bising usus terdengar 12x
12.
Inguinal, genital dan anus
Inguinal :
normal, tidak ada pembengkakan/tidak iritasi
Genital :
normal, ada lendir sedikit, tidak ada luka
Anus : normal,
tidak ada luka dan cukup bersih
13.
Integumen
-
Turgor normal
-
Kulitnya cukup lembab
-
Akral hangat
14.
Ekstermitas dan neurologist
Ekstermitas atas (tangan kanan dan kiri) dapat
digerakkan
Ekstermitas bawah (kaki kanan dan kiri) kaku
Neurologinya : pada kedua kakinya (kanan dan kiri) tidak
merasakan adanya rangsangan
Refleks :
Dextra
|
Sinistra
|
0
Biceps
Triceps
|
0
|
Dextra
|
Sinistra
|
0
Knee
Achiles
|
0
|
Keterangan : 0 : normal
1 : meningka/menurun
Reflek patologis ….. babinski …..
kernig
Tulang belakang ..√.. normal …..
kifosis
…..
scoliosis ….. lordosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan Laboratorium
Hematology tanggal 20 Juli 2009
Darah Urine
Hb 11,29gr% BJ 1,005 mg
Leokosit 10,500 mm3 PH 6,5 mg
2.
Pemeriksan Radiologi tidak
dilakukan
3.
Pemeriksaan lain-lain tidak
dilakukan
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1.
Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Surabaya, 27 Agustus 2009
Jemalia
ANALISA DATA/SINTESA DATA
Tanggal
|
Data
|
Masalah
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Nama &
Paraf
|
20-07-09
|
S : Ibu pasien
mengatakan bahwa klien hanya makan sedikit yaitu porsinya 1/3 dari piringnya
yang tersedia.
O : Pasien
tampak lemas, pucat, rambut sedikit rontok
TTV :
Nadi : 105 kl/mnt
Suhu : 38oC
TD : 90/70 mmHg
RR : 23
BB tidak terjai
|
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Mual
↓
Nafsu makan turun
↓
Asupan nutrisi kurang
↓
Pasien lemas, pucat, rambut sedikit rontok
|
|
DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/umur : An. Anggita
Nomor Reg. : 506242
Ruangan : Anak 2C
Nomor
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tanggal
|
Masalah yang pernah dialami
|
Nama & Paraf
|
|
Ditemukan
|
Diatasi
|
||||
20-07-09.
|
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
20 Juli 2009
|
20 Juli 2009
|
Mual yang diderita pasien menyebabkan pasien makan dalam jumlah
sedikit yaitu 1/3 porsinya / piringnya
|
|
RENCANA
KEPERAWATAN
Nama : An.
Anggita Prioritas
Nomor : -
Nomor Reg : 506242 Diagnosa
Keperawatan : Pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Ruangan : Anak 2C
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Hasil
yang diharapkan
(tujuan, criteria, hasil)
|
Rencana
tindakan meliputi (diagnostic, terapeutik, penyuluhan, dan kolaboratif /
rujukan)
|
Rasional
|
Evaluasi
|
Paraf
& nama jelas
|
|
Gangguan pemenuhan nutrisi k urang dari
kebutuhan tubuh
|
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil
Pasien dapat menambah pola makannya dalam 24 jam sehingga kebutuhan
nutrisinya terpenuhi
|
1.
Menjelaskan pada ibu pasien
tentang pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh.
2.
Memberikan makanan lunak atau
cair dalam porsi kecil tapi sering.
3.
Anjurkan pasien untuk memilih
makanan yang disukai.
4.
Berikan porsi makanan yang
merangsang selera makan.
5.
Kolaborasi dengan ahli gizi
6.
Untuk mempermudah menyusun
menu gizi yang cukup bagi pasien
|
1.
Dengan penjelasan yang
didapat dan ibu pasien mengerti tentang nutrisi diharapkan dapat menerapkan
pentingnya nutrisi bagi pasien.
2.
Untuk mempermudah pasien
dalam makan, teratur sehingga sedikit demi sedikit kebutuhan nutrisinya akan
terpenuhi.
3.
Agar pasien dapat makan
sesuai dengan keinginannya.
4.
Agar pasien punya rasa
tertarik
|
S: Ibu pasien mengatakan
pasien makan 3x dalam sehari porsinya 1/3 dari piringnya.
O: Pasien tampak sehat
dan dapat bermain
A: Tujuan tercapai
sebagian
P: Rencana tindakan
dilanjutkan
|
|
CATATAN KEPERAWATAN
Nama / Umur : An. Anggita Nama Mahasiswa : Jemalia
Nomor Reg : 506242 Tingkat : II
Ruangan : C6 Tanggal
Praktek : 20 Juli 2009
Tanggal
|
Jam
|
Catatan
|
Paraf
|
20-07-09
|
07.00
11.00
|
1.
Memberikan penjelasan tentang
pentinnya nutrisi
2.
Memberikan makanan lunak/cair
dalam porsi kecil tapi sering
3.
Menganjurkan pasien untuk
memilih makanan yang disukai.
4.
Memberikan makanan yang merangsang
selera makan pada pasien
5.
Kolaborasi dengan ahli gizi
Melakukan TTV
TD : 90/70 mmHg
S : 38oC
RR : 23
Nadi : 105/menit
|
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Nama pasien : An.
Anggita
Ruangan : Ruangan
anak
No. Kamar : C6
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Perkembangan
|
Paraf
|
20-07-2009
|
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
S: Ibu
pasien mengatakan pasien sudah makan ½ porsi dari piringnya
O: Pasien
tampak sehat dan dapat bermain
A: Tujuan tercapai
sebagian
P: Rencana
tindakan dilanjutkan
|
|
21-07-2009
|
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
S: Ibu
pasien mengatakan pasien sudah makan ½ porsi dari piringnya
O: Pasien
sudah dapat bermain dan berdiri
A: Tujuan
tercapai sebagian
P: Rencana
tindakan dilanjutkan
|
|
22-07-2009
|
Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
S: Ibu
pasien mengatakan pasien sudah boleh pulang oleh dokternya, pasien sudah
makan ½ porsi dan menghabiskan 1 plastik camilan ringan
O: Pasien
tampak lebih sehat
A: Tujuan
tercapai sebagian
P: Rencana
tindakan dilanjutkan
|
|
1 komentar:
Click here for komentarterima kasih askepnya.. sangat bermanfaat
ConversionConversion EmoticonEmoticon