Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang
lebih dari 60 kali per menit ,adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat
ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal,interkostal,epigastrium saat
inspirasi.Penyakit ini merupakan penyakit membrane hialin,dimana terjadi
perubahan atau kurangnya komponen surfaktan pulmoner komponen ini merupakan
suatu zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolapnya paru.
Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir
ekspirasi. Penyakit ini terjadi pada bayi mengingat produksi surfaktan yang
kurang . Pada penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas
menjadi terganggu dan alveolus akan kembali kolaps pada setiap akhir ekspirasi
dan pada pernafasan selanjutnya dibutuhkan tekanan negative intra thorak yang
lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih kuat . Keadaan kolapsnya paru
dapat menyebabkan gangguan pentilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan
asidosis.
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh beberapa
sebab,apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda-tanda hipoksia
(kekurangan oksigen),maka proknosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian
bayi baru lahir. Kalau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko
tinggi dan terjadi kelainan neorologis dikemudian hari.
PENYEBAB
GANGGUAN PERNAFASAN
a. penyakit parenkim paru-paru, misalnya penyakit membran hialin
atelektatis
b. kelainan perkembangan organ misalnya agenesis paru – paru ,hemia
diafragmatika
c. obstruksi jalan nafas , misalnya trakeomalasia , makrolasia .
PENILAIAN
Tanda –
tanda gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan cara
menghitung frekuensi pernafasan dan melihat tarikan dinding iga serta warna
kulit bayi.
CIRI – CIRI
BAYI YANG MENGALAMI GANGGUAN PERNAFASAN
1. Nafas bayi berhenti lebih 20 detik
2. Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir )
3. Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali / menit
4. Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali /menit , mungkin menunjukan tanda
tambahan gangguan nafas.
PENATALAKSANAAN
Tindakan Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Yang Mengalami Gangguan Pernafasan
Antara Lain:
1. Beri oksigen dengan kecepatan sedang
2. Jika bayi menglami apnea :
· Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi
· Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral , nafas
megap – megap atau bunyi jantung menetap kurang dari 100 kali /menit,lakukan
resusitasi dengan memakai balon dan sungkup.
3. Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. Periksa kadar glukosa darah.Bila kadar glukosa kurang dari 40 mg,
tangani sebagai hipoglikemia .
5. Berikan perawatan selanjutnya dan tentukan gangguan nafas berat
manejemen spesifik menurut jenis gangguan nafasnya
6. Tentukan apakah gangguan nafas berat,sedang atau ringan
Cara
mencegah terjadinya gangguan pernafasan:
Jadi untuk mencegah terjadinya ganguan pernapasan Segera lakukan resusitasi
pada bayi baru lahir, apabila bayi :
- tidak bernapas sama sekali / bernapas dengan megap-megap
- bernapas kurang dari 20 kali per menit
KLASIFIKASI
GANGGUAN PERNAFASAN
a. Gangguan
nafas berat
Dikatakan gangguan nafas berat adalah
Ø Frekuensi nafas lebih dari 60x permenit dengan sianosis sentral dan
tarikan dinding dada atau marintih saat ekspirasi
b. Gangguan
nafas sedang
Dikatakan gangguan nafas sedang apabila
Ø Frekuensi nafas 60 – 90x permenit dengan tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi tetapi tanpa sianosis sentral
c. Gangguan
nafas ringan
Dikatakan gangguan nafas ringan adalah
Ø Frekuensi nafas 60 -90x permenit tanpa tarikan dinding dada tanpa merintih
saat ekspirasi atau sianosis sentral.
DAFTAR
PUSTAKA
Kosim Soleh,
dkk. 2005. Buku Panduan Manajemen Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat,
Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
|
Sjabana Dripa. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Raya
: Jakarta.
ConversionConversion EmoticonEmoticon