ASUHAN KEBIDANAN
PADA BBL Ny. “A” USIA 5 JAM DENGAN BBLR
DI RUANG BERSALIN RS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Disusun oleh :
Kristianingrun
20100661072
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2008
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori BBLR
2.2
Penyebab BBLR
2.3
Tanda-Tanda BBLR
2.4
Menghadapi Bayi xxx
2.5
Perawatan BBLR
2.6
Komplikasi BBLR
KONSEP
DASAR
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
3.1.1
Data Subjektif
3.1.2
Data Objektif
3.1.3
Assesment
3.1.4
Planning
3.1.5
Evaluasi
BAB 4 PENUTUP
4.1
Simpulan
4.2
Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih
merupakan masa yang rawan, karena disamping kekebalan yang masih lemah, gejala spesifik
penyakit pada periode-periode tersebut sulit dibedakan dengan penyakit yang
lain. Sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama, kelainan yang
timbul banyak berkaitan dengan masa kehamilan/persalinan sehingga perlu
penanganan yang khusus dan cepat.
Persalinan telah menujukkan bahwa lebih dari 50%
kematian bayi terdapat dalam neonatas yaitu dalam bulan pertama kehidupan,
kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat dapat menyebabkan cacat
seumur hidup/kematian.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan umum
Mendapatkan informasi dan penanganan secara nyata dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir melalui pemerataan masalah.
1.2.2
Tujuan khusus
1)
Bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
·
13 BLR 1500 – 2500 gr
·
BBLSR < 1500 gr (sangat rendah)
·
BBLER < 1000 gr (extrime rendah)
2)
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan pnemoturitas
-
Syindrom gangguan pernafasan radiopohi
-
Pneumenia aspirasi karena reflek menelan dan
batuk belum sempurna
-
Perdarahan spontan
-
Hiperbilirabinemia
-
hipertermia
LANDASAN TEORI
BBLR
(Berat Badan Lahir
Rendah)
1. Pengertian
Istilah prematur telah diganti dengan BBLR karena terdapat dua bentuk
penyebab kelahiran bayi dengan BB < 2500 gram karena UK < 37 minggu, BB
< rndah dari semestrinya terapi aterm.
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gr sampai dengan 2499 gram.
(Maternal
dan Neonatal, : 37)
Ø
Pembagian BBLR
-
Bayi berat badan rendah (BBLR): BB 1500 – 2500
gr
-
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR): BB <
1500 gr
-
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER): BB <
1000gr
2. Penyebab BBLR dan Kehamilan Kurang Bulan
(Prematur)
a.
Penyebab kehamilan kurang bulan
-
Kelainan pada ibu
-
Kehamilan ganda
-
Induksi persalinan dini
b.
Penyebab BBLR dan prematur
-
Faktor ibu
Penyakit (toxomia gravidarum, perdarahan aterpartum, trauma fisik nefritis
akut).
-
Usia ibu
Usia kurang lebih 16 tahun, usia lebih ari 35 tahun, multigravidarum yang
jarak kehamilannya dekat.
-
Keadaan sosial
Sosek rendah, perkawinan yang tidak sah
-
Sebab lain
Ibu perokok, peminum alkohol, pecandu narkoba
-
Faktor janin
Hydramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom, kelainan kongenita
3. Tanda-tanda BBLR/Prematur
-
BB kurang dari 2500 gr
-
PB kurang dari 45 cm
-
Lingkar dada kurang dari 30 cm
-
Lingkar kepala kurang dari 33 cm
-
Kulit keriput, tipis, merah, putih dengan rambut
lanugo pada dahi, pelipis, telinga, lengan.
-
Jaringan lemak dibawah kulit sedikit
-
Kuku jari tangan dan jari kaki belum mencapai
ujung jari
-
Kepala lebih besar dari pada badan
-
Tulang rawan dan daun terlinga immatur
-
Puting susu belum terbentuk dengan baik
-
Ubun-ubun dan sutura lebar
4. Menghadapi bayi preterm, harus diperhatikan
masalah:
Ø
Suhu tubuh
-
Pusat mengatur nafas badan belum sempurna
-
Luas badan bayi relatif besar sehingga
penguapannya bertambah
-
Otot bayi masih lemah
-
Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga
cepat kehilangan panas badan
-
Kemampuan metabolisme panas masih rendah,
sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak
lemak banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,5-97,3%
Ø
Pernafasan
-
Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
-
Surfaktan masih kurang sehingga perkembangannya
tidak sempurna
-
Otot pernafasan dan tulang iga lemah
-
Dapat disertai penyakit, penyakit hyalin
membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasa
Ø
Alat pencernaan makanan
-
Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan
makanan dengan banyak lemak, kurang baik
-
Aktivitas otot pencernaan makan masih belum
sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang
-
Mudah terjadi regangitasi isi lambung dan dapat
menimbulkan apsirasi pneumonis
Ø
Hepat yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan billirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbillirubinemia (kuning) sampai kena ikterus
Ø
Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur perkembangan sisa metabolisme dan air masih belum
sempurna sehingga mudah terjadi oedem
Ø
Perdarahan dalam oro
-
Pembuluh darah bayi peramturnisasi rapuh dan
mudah pecah
-
Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga
memudahkan terjadinya perdarahan anak
-
Perdarahan dalam orok memperburuk keadaan dan
menyebabkan kematian bayi
-
Pemberian O2 belum mampu diatur
sehingga mempermudah terjadinya perdarahan dan nekoris.
(Manuaba,
1998: 372-328)
5. Perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas/BBLR
Ø
Pengaturan suhu bayi prematur/BBLR
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan bayi prematur
dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia karena pusat
pengaturan panas badan berfungsi dengan baik. Metabolismenya rendah, dan
permukaannya badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat
di inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim, bila tidak ada
inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya
ditaruh botol berisi air panas.
Ø
Makanan bayi prematuritas
Alas pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori
110 kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi
sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung
reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi
sedikit tetapai sering, permulaan cairan yang diberikan ± 90-60 cc kg BB/hari
terus dinaikkan sampai 20 cc kg BB/hari.
Ø
Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, pembentukan antibodi belum
sempurna, oleh karena itu upaya prenventif sudah dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi BBLR/prematuritas.
6. Komplikasi BBLR
-
Hypotermi
-
Hypoglikemis
-
Hyperbillirubin karena fungsi hepar belum
sempurna
-
Syndrom gangguan pernafasan hipobia
-
Pneumenium aspirasi, karena reflek menelan dan
batuk belum sempurna
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Berat Lahir Rendah
I.
Pengumpulan
Data
A. Data Subjektif
Identitas/Biodata
Tanggal: 3 Januari 2012 Jam:
09.00
Nama bayi : An. “B”
Umur : 1
jam
Tanggal/Jam lahir : 3 januari
2012/ 08.00
Jenis kelamin :
laki-laki
BB/TB : 3.5
kg/ 50 cm
Nama ibu : “M” Nama
Ayah : “A”
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/bangsa : Suku/bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Keluhan utama
Ibu mengatakan
Riwayat penyakit kehamilan
-
Perdarahan :
tidak ada
-
Pre-eklamasi :
tidak ada
-
Eklamasi :
tidak ada
-
Peyakti kelamin :
tidak ada
-
Lain-lain :
tidak ada
Kebiasaan waktu hamil
Makanan : ibu mengatakan makan
nasi, lauk-pauk, sayur dan buah
Obat-obatan : ibu mengatakan tidak pernah
minum obat ataupun minum jamu-jamuan
Merokok : tidak pernah merokok
Riwayat persalinan sekarang
a.
Jenis persalinan : normal
b.
Ditolong oleh : bidan
c.
Usia kehamilan : 40 minggu
d.
Lama persalinan :
Primi.
G. kala I
: 12 jam Multi.
G kala I : 8 jam
kala
II : 80 mnt kala II : 30 menit
kala
III : 5-10 mnt kala
III : 5-10 menit
e.
Ketuban pecah : spontan, warna jernih, bau anyir
f.
Komplikasi persalinan
Bayi : tidak ada
Ibu : tidak ada
g.
Keadaan bayi baru lahir rendah
Niai APGAR score = 7-10 : tidak asfiksi
4-6 : bayi asfiksi
ringan-sedang
0-3 : bayi asfiksi berat
Gejala
|
0
|
1
|
2
|
1.
Warna kulit
2.
Usaha bernafas
3.
Tonus obat
4.
Reflek
5.
Warna kulit
|
Tidak
ada
Tidak
ada
Tumpul
Tidak
bereaksi
Biru/pucat
|
<
100
Lambat,
tidak teratur
Extremitas,
flexi sedikit
Gerakan
sediktit
Badan
kemerahan extremitas biru
|
>
100
Menangis
kuat
Gerakan
aktif
Menangis
Seluruh
tubuh kemerahan
|
Gejala
|
0
|
1
|
2
|
1.
Frekuensi jantung
2.
Usaha bernafas
3.
Tonus otot
4.
Reflek
5.
Warna kulit
|
Tidak
ada
Tidak
ada
Lumpuh
Tidak
bereaksi
Biru/pucat
|
<
100
Lembut,
tidak teratur
Extremitas,
lumpuh sedikit
Gerakan
sedikit
Badan
merah/extremitas biru
|
3
|
Ø
Berat badan :
1600 gr
Ø
Panjang badan :
46 cm
h.
Resusitasi
Dilakukan penghisapan lendir, ambubage: tidak/ya
Rangsangan: ya, massase jantung: tidak
Therapy: Vitamin
xxx, obat tetes mata, vaksin hepatitis B, sonde, inkubator
B. Data Objektif
Pemgkajian data dilakukan pada saat bayi berada dalam inkubator
1.
Pemeriksaan umum
-
KU :
baik BB
sekarang: 1600 gram
-
Suhu :
36,9oC PB
sekarang: 44 cm
-
Pernafasan :
40-60 x/mnt
-
Nadi :
120 x/mnt
2.
Pemeriksaan fisik
-
Kepala : simetris, tidak terdapat cephal, fontahella
mayor alam menutup, tidak terdapat caput sucedenium.
-
Muka : pucat, jarak kontus mata normal, sklera tidak
ikterus, conjungtiva tidak anemis.
-
Telinga : simetris, bersih, tidak da keluaran serumen.
-
Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis.
-
Nada : simetris, tidak ada ronchi, tidak ada
wheezing, tidak ada tarikan dada, terlihat kerang dada/thoram.
-
Tali pusat : belum lepas, bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi, tidak ada perdarahan, terbungkus kasa steril.
-
Punggung : tidak ada spink lifide, tidak ada menengokel.
-
Genetasi : bersih, testis belum turun.
-
Anus : tidak ada atreski ani.
-
Ekstremitas : atas: tidak ada oedem, tidak polidaktif
Bawah: tidak ada polidaktie, tidak oedem
-
Kulit : kulit tipis/transparan, lanugo xxx, kemerahan
terdapat sedikit verniks.
3.
Refleks
-
Refleks moro (-) ketika dikagetkan bayi kaget
kaget
-
Refleks menghidap (+) (sucking refleks)
-
Refleks mencari (-) (rooting refleks)
-
Refleks menggenggam (+) (dropping refleks)
ketika disentuh telapak tangan bayi akan menggenggam.
-
Refleks babinski (+) (refleks terjadi jika
telapak kaki diusap, bayi akan menyebarkan gerakan memutar)
4.
Antropometri
-
Lingkar kepala: 27 cm
-
Lingkar dada: 25 cm
5.
Eliminasi
Urine dan meconeum akan keluar jika diberikan susu melalui sonde dalam 2
x 24 jam setelah bayi lahir.
6.
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. Assesment
1.
Identitas diagnosa, masalah, kebutuhan
§
Diagnosis : bayi berat lahir rendah usia 2 hari
DO : -
Ku : rendah
- Kesadaran : composmentis
- Suhu : 36,9oC
- Nadi : 120 x/mnt
- APGAR scor : 4-6
- BB/PB : 1600 gr/44 cm
- Lingkar kepala 27 cm
- Lingkar dada : 25 cm
- Terdapat rambut lanugo,
pembuluh darah terlihat jelas
§
Masalah : bayi prematur
§
Kebutuhan : - Menjaga kehangatan tubuh bayi
- Pemberian ASI dan nutrisi yang cukup tiap 2 jam
- Menaruh bayi dalam inkubator
- Jika keadaan membaik berikan ke ibunya
2.
Identitas diagnosa dan masalah potensial
-
Potensi terjadinya hipotermia dan asfiksi
-
Masalah : kematian pada bayi
3.
Identitas kebutuhan segera dan kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis A untuk penanganan BBLR
D. Planning
a.
Intervensi
Tanggal: Jam:
Tujuan : Setelah dilakukan
asuhan kebidanan selama 2 jam 30 menit diharapkan bayi dapat beradaptasi dengan
kriteria.
-
Suhu tubuh 36,5oC – 37,5oC
-
Bibir dan ekstremitas tidak sianosis
-
Pernafasan normal
-
Bayi tidak kuning
-
Refleks rooting dan morrow yang kuat
Intervensi
1.
Lakukan pendekatan therapeutik dengan ibu
R/ Menumbuhkan
kerja sama yang halus antara petugas dan keluarga.
2.
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu
mengetahui tentang keadaan bayinya
3.
Lakukan TTV (observasi) perdarahan tali pusat, intake
dan output
R/ Mengetahui
terjadinya komplikasi dan perkembangan bayi
4.
Berikan HE tentang:
·
Jaga kehangatan bayi
·
Ganti popok bayi tiap bayi BAK/BAB
·
Memberikan nutrisi dengan hati-hati
R/ Menambah
wawasan pada ibu
5.
Kenali tanda bahaya bayi
R/ Antisipasi
adanya kelainan pada bayi dan mengurangi kekhawatiran ibu akan keadaan bayinya.
6.
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
R/ Pencegah
infeksi
7.
Hindarkan bayi kontak dengan sumber yang dapat
mengakibatkan penurunan suhu
R/ Mencegah
kehilangan panas
8.
Perawatan bayi sehari-hari
R/ Menjaga
personal hygiene dan memberi perawatan untuk menjaga kondisi bayi.
9.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian
perawatan selanjutnya
R/ Fungsi
independen
b.
Implementasi
Implementasi yang kooperatif merupakan pengeluaran dan perwujudan dari
rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat
terjadi dan teratasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan hakikat masalah
jenis tindakan atas pelaksanaan/bisa dikerjakan untuk bidan sendiri hanya
kolaborasi sesama tim kesehatan lainnya dan rujukan dari profesi lain.
c.
Evaluasi
Evaluasi mengacu pada kriteria hasil dengan menggunakan SOAP
Tanggal: Jam:
S : Ibu mengatakan bayinya sudah minum susu dengan
baik
O : - Keadaan umum :
baik
-
Kesadaran :
composmentis
-
Suhu :
36,9oC
-
Refelks rooting dan moro : (+)
-
Pernafasan :
50 x/menit
-
BAB/BAK : +/+
-
Warna kulit :
kemerahan
-
Sianosis : (-)
-
Bayi tidak kuning
A : Bayi Ny. “...” dengan berat badan lahir rendah
Mx teratasi
P : Rencana tetap dilanjutkan
-
Menjaga kehangatan bayi
-
Perawatan bayi sehari-hari
-
Pemberian ASI/nutrisi setiap 1 jam (5 cc/jam)
-
Observasi TTV
-
Kolaborasi dengan spesialis anak untuk
memastikan kondisi bayi dalam keadaan sehat.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BBL Ny. “A” USIA 5 JAM DENGAN BBLR
DI RUANG BAYI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA
I.
Pengkajian
Tanggal: 07 – 11 – 2008 Jam:
23.00
1.
Biodata
Nama Bayi : Bayi Ny. “A”
Umur : 5 jam
Jenis Kelamin : ♂
Status Anak : Anak kandung
BB/PB : 1900 gr/45
cm
Nama Ibu : Ny. “A” Nama
Ayah : Tn. “D”
Umur : 40 th Umur : 37 th
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kapas Baru Alamat : Kapas Baru
Gg. V/101 Gg. V/101
2.
Anamnesa
a.
Keluhan utama
Bayi baru lahir dengan BBLR massa transisi
b.
Riwayat antenatal
·
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
·
Selama hamil, rajin kontrok ke bidan setiap
bulan dan mendapat tablet penambah darah dan diminum setiap hari.
·
Sebelum dan selama hamil ibu tidak pernah
menderita penyakit yang parah sampai dirawat di RS.
·
Selama hamil tidak ada keluhan
- Riwayat neonatal
-
Umur kehamilan: 39 minggu
-
Kehamilan tunggal
- Aktivitas sehari-hari
Ibu melakukan aktivitas sehari-hari sebagai IRT dan pada saat trimester
III ibu mengurangi aktivitas tersebut karena ibu sering mengalami keletihan.
- Keadaan fisiologis
Ibu senang dan bahagia mengalami kehamilannya, karena keluarga juga
menerima kehamilan ini.
- Riwayat persalinan
Tanggal: 7-11-2008 Jam:
23.15 WIB
Tempat dan penolong persalinan: di kamar bersalin RS. Muhammadiyah
Surabaya, spontan B.
Jenis persalinan: spontan B
Kala I : 6 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 5 menit
Jumlah : 7 jam 35 menit
Keadaan jalan lahir: terdapat luka
jahitan
Keadaan ketuban: pecah, tanggal
7-11-2008 jam: 07.000 WIB
Warna : jernih
Banyak : tidak terkaji
Bau :
anyir
Keadaan placenta: lahir, tunggal
7-11-2008 Jam: 21.55 WIB
Berat : ± 500 gr
Robekan selaput: tidak ada
Insersi tali pusat: centralisa
Panjang tali pusat: ± 50 cm
Ukuran/kelengkapan: diameter ± 20 cm, teba: 2cm, lengkap
Keadaan bayi
Jenis kelamin : ♂
BB/PB : 1900 gr/45 cm
Hidup/mati : hidup
Masa gestasi : 39 minggu
Kelainan lain : -
APGAR score : 7 – 8
- Data Objektif
TTV dan keadaan fisik umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
BB/PB : 1900 gr/45
cm
RR : 47 x/menit
Suhu : 36,3oC
Nadi : 142
x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
BB.Pb : 1900 gr/45
cm
Lingkar kepala
-
Lingkar kecil kepala : 29 cm
-
Lingkar sedang kepala : 31 cm
-
Lingkar besar kepala : 32 cm
-
Lingkar dada :
27 cm
-
Lila :
7 cm
Pemeriksaan fisik
a.
Kulit : warna kemerahan, tidak ada pembengkakan, tidak
ada tanda lahir, tidak ada lesi, turgor baik.
b.
Kepala : simetris, tidak moulase, teraba satura, UUB
dan UUK terbuka, tidak ada xxx suecedenum, tidak ada chepal hematoma.
c.
Muka : simetris, tampak kemerahan
d.
Mata : simetris, tidak ada perdarahan, conjungtiva
merah muda, sklera putih, tidak ada secret.
e.
Telinga : simetris, sejajar dengan mata, tulang rawan
terbentuk sempurna tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
f.
Hidung : simetris, tulang hidung normal
g.
Leher : tidak ada pembengkakan abnormal, pergerakan
baik
h.
Payudara : simetris, tidak ada pembesaran mammae, telah
terdengar wheezing dan ronchi, pernafasan teratur tidak ada tarikan intercoste.
i.
Perut : simetris, bentuk silindris, tali pusat basah
dan bersih, tidak ada perdarahan tali pusat.
j.
Punggung : simetris, tidak benjolan abnormal
k.
Ekstremitas atas dan bawah : simetris, gerakan aktif,
jari-jari lengkap, tidak synosis, akral hangat.
l.
Serenalis : testis sudah turun dalam skrotum, penis
berlubang pada ujungnya, testis ada 2 BAK (+).
Anus : berlubang, belum
BAB
m.
Refleks : - rooting: baik menggenggam: baik
- sucking:
baik moro: baik
- swallowing:
baik
II. Diagnosa Masalah
Bayi baru lahir dengan persalinan normal 5 jam dengan BBLR
Masalah : Potensial terjadinya
hipotermia, asfiksi dan ikterus neonaturun
Kebutuhan : - kehangatan
-
istirahat dan tidur
-
nutrisi
-
kebersihan dan kenyamanan
-
perawatan tali pusat
-
bonding attacement
DS : -
DO : bayi lahir tanggal 7-11-2008 Pukul 21.50 WIB Spontan B
UK
39 minggu 0-2 /1900 gr/45 cm / A-S: 7 – 8
KU:
cukup
-
Warna kulit kemerahan
-
Tangisan merintih
-
TTV : S: 37oC
N: 120 x.menit
RR: 40 x/menit
-
Tali pusat basah dabersih
-
Akral hangat
-
Refleks rooting : baik
sucking : baik
swallowing : baik
menggenggam : baik
moro : baik
III. Intervensi
v
Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan askeb, selama ± 1 jam, diharapkan bayi BBLR dapat
melalui masa transisi awal dengan kriteria hasil:
-
Kebutuhan kehangatan bayi terpenuhi dengan
kriteria hasil bayi tidak terjadi hipotermi (S: 36,5 – 37,3oC)
-
Keadaan umum bayi baik dengan hasil TTV dalam
batas normal
(S: 36,5-37,3oC, N: 120-160 x/mnt, RR: 44-60 x/menit)
-
Kebutuhan istirahat atau tidur terpenuhi dengan
bayi tidur ± 18 jam/hari
-
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan minum ± 60
cc/kg BB: 144 cc/hari, isapan kuat tidak gumah.
-
Kebersihan dan kenyamanan tubuh terjaga: bayi
dimandikan setelah 6 jam xxx bila suhu tubuh 36oC.
-
Eliminasi bayi sudah BAB/BAK
-
Tidak terjadi perdarahan pada tali pusat, tidak
terjadi gangguan pernafasan.
v
Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan askeb 1 x 2 jam diharapkan bayi BBLR dapat beradaptasi
dengan lingkunga.
-
TTV dalam batas normal
(S: 36,5-37,3oC, N: 120-160 x/mnt, RR: 44-60 x/menit)
-
Kebutuhan istirahat/tidur terpenuhi (tidur ± 18
jam/hari)
-
Kebutuhan nutrisi terpenuhi (60 cc/kg, BB: 144
cc/hari)
-
Kebutuhan akan kebersihan dan kenyamanan (mandi
2 x/hari, perawatan tali pusat dengan kasa kering, popok dan pakaian harus
dalam keadaan bersih dan kering)
-
Eliminasi (BAK 7-10 x/hari, BAB 1-4 x/hari)
-
Tidak terjadi infeksi pada tali pusat dan mata
-
Warna kulit kemerahan, tidak ikterus, tidak
cynosis
v
Rencana tindakan
1.
Lakukan perawatan pada bayi dengan teratur dengan
tekhnik aseptik
R/ Mencegah
terjadinya infeksi
2.
Jaga kesehatan tubuh bayi
R/ Tubuh
bayi baru lahir rentan terhadap kehilangan panas
3.
Penuhi nutrisi bayi
R/ Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
4.
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
R/ Menjaga
kondisi bayi tetap steril dan bersih
5.
Kenali tanda bahaya bayi
R/ Deteksi
dini adanya komplikasi
6.
Observasi intake dan output bayi
R/ Deteksi
dini adanya komplikasi
7.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi
R/ Fungsi
interpendent
8.
Rencana pemberian health education pada ibu/keluarga
tentang kebutuhan dan perawatan bayi sehari-hari.
R/ Informasi
yang cukup mencegah terjadinya kesalahan perawatan pada bayi baru lahir secara
mandiri di rumah.
IV. Implementasi
Tanggal: 7-11-2008 Jam:
22.15 WIB
1.
Melakukan perawatan pada bayi dengan tekhnik aspetik
-
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa
bayi
-
Membersihkan ruang bayi dan tempat tidur setiap
hari
-
Mensterilkan botol susu
-
Merawat tali pusat dengan kasa kering
2.
Menjaga kehangatan tubuh bayi
-
Menjaga suhu rungan agar tetap hangat
-
Membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering
-
Mengganti popok dan baju tiap kali mandi atau
basah terkena BAB/BAK
-
Meletakkan bayi dalam cuf
3.
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
-
Memberi minum sesuai keinginan bayi atau sesuai
kebutuhan bayi 60 cc/kg/BB.
-
Menyendawakan bayi setelah diberi minum dengan
cara menepuk-nepuk punggung bayi dengan lembut.
4.
Melakukan perawatan bayi sehari-hari
-
Merawat tali pusat dengan kasa kering
-
Memandikan bayi setelah 6 jam PP
-
Mengganti popok dan pakaian tiap kali basah
terkena BAB/BAK
5.
Melakukan observasi tanda-tanda vital
S: 37 oC, N: 124x/mnt, RR: 44-60 x/menit
6.
Mengobservasi intake dan output bayi
Intake : Bayi minum 60 cc/kg/BB
Output : BAB belum BAK 2 x
V. Evaluasi
Tanggal: 7-11-2008 Jam:
22.20 WIB
S : -
O : K/U baik
S : 37oC
N : 124 x/mnt
RR
: 40 x/menit
-
Tali pusat bersih dan basah
-
BAK/BAB: +/-
-
Nutrisi bayi terpenuhi (minum pasi 13 cc/2 jam
perspeen) hisapan kuat dan refleks swallowing baik
-
Bayi sudah diselimuti dengan kain bersih dan
kering
-
Bayi diletakkan dalam cuf.
A : Bayi baru lahir usia 5 jam dengan BBLR
P : - Pertahankan kehangatan dan kenyamanan bayi
-
Lanjutkan perawatan yang dilakukan
-
Observasi TTV, dan out put
-
Berikan bayi pada ibunya
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih
merupakan masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga
gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat
dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada
usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan
masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Dari hasil pengkajian dan penulisan laporan praktek
kebidanan ini mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan BBL, normal dan
mahasiswa dapat memahami manfaat dan tujuan dari asuhan kebidanan BBL
merumuskan tindakan segera menyusun rencana kebidanan sesuai dengan hasil
perumusan masalah, melaksanakan rencana dan asuhan kebidanan yang telah di buat
serta mengevaluasinya.
4.2 Saran
1.
Meningkatkan pengawasan bayi baru lahir.
2.
Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
3.
Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir.
LEMBAR
KONSULTASI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Judul Askeb :
Nama Pasien :
Diagnosa :
Tanggal
|
MATERI
|
TTD Pembimbing
|
|
|
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon