Salam Sehat dan Harmonis

-----

makalah infeksi clamedya trachomatis



MAKALAH GINEKOLOGI
INFEKSI CLAMEDYA TRACHOMATIS












DISUSUN OLEH:
DWI NOVIANTI          (2010.0661.060)
EKA NOR AFIYANTI (2010.0661.061)
EVA AURIYANTI       (2010.0661.062)
EVA YULIANA           (2010.0661.063)


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012



KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, Puji Syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah  melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas ginekologi
            Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih kepada :
1.      dr.Sukodiono selaku dekan fakultas ilmu kesehatanUniversitas Muhammadiyah Surabaya
2.      dr.Ahsana selaku pembimbing mata kuliah GINEKOLOGI
3.      Kedua orang tua yang selalu membina,mendukung,dan memberikan doa serta semangat baik moral maupun spiritual.
Semoga amal kebaikannya diterima Allah SWT dan mendapat imbalan pahala dariNya.Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis sendiri.Terima kasih.


Surabaya,24 Oktober 2011



                                                                                                penulis




DAFTAR ISI

Halaman  Judul................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1            Latar Belakang ......................................................................... 2
1.2            Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3            Tujuan....................................................................................... 2
1.3.1          Tujuan Umum.............................................................. 2
1.3.2          Tujuan Khusus............................................................. 2
1.4            Manfaat..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1.1        Definisi infeksi chlamedya trachomatis
2.1.2         Anatomi chlamedya trachomatis
2.1.3         Jumlah angka kejadian
2.1.4         Etiologi chlamedya trachomatis
2.1.5         Patofisiologi chlamedya trachomatis
2.1.6         Klasifikasi chlamedya trachomatis
2.1.7         Diagnosa chlamedya trachomatis
2.1.8         Penatalaksanaan chlamedya trachomatis
2.1.9         Prognose chlamedya trachomatis

BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA






BA B I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Infeksi chlamedya trachomatis merupakan penyebab utama infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Laporan WHO tahun 1995 menunjukkan bahwa infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang. DiIndonesia sendiri sampai saat ini belum ada angka yang pasti mengenai infeksi C.trachomatis.C. trachomatis merupakan penyebab Uretritis Non Spesifik (UNS) terbanyakdibanding dengan organisme lain. Dari berbagai studi dilaporkan bahwa 30 - 60 % daripenderita UNS dapat diisolasi C. trachomatis, selanjutnya 4 - 43 % dari pria penderitagonore dan 0 - 7 % dari pria dengan uretritis asimtomatik.2Dalam bidang penyakit menular seksual (PMS) C. trachomatis dapat merupakanpenyebab uretritis, servisitis, endometritis, salpingitis, perihepatitis, epididimitis,limfogranuloma venerium dan seterusnya.1.3Angka transmisi seksual C. trachomatis sering melebihi 20 % pada wanita muda.Hutapea NO (1992) melaporkan penularan terhadap mitra seksual 38 pria UNS denganpositif Chlamydia terjadi pada 17 wanita (45 %).3Diperkirakan 25 - 50 % infeksi C. trachomatis bersifat asimtomatik, terutamapada wanita (80 %), akan tetapi C. trachomatis mempunyai peranan penting padaservisitis mukopurulen dan infeksi radang panggul (PID). Di Amerika 25 - 50 % kasusPID oleh karena C. trachomatis dan meliputi 5 - 8 % wanita muda yang datang kebeberapa klinik maternitas dan merupakan karier C. trachomatis.1Infeksi C. trachomatis sampai saat ini masih merupakan problematik karena keluhanringan, kesukaran fasilitas diagnostik, mudah menjadi kronis dan residif, dan mungkinmenyebabkan komplikasi yang serius seperti infertilitas dan kehamilan ektopik. Selainitu bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi mempunyai resiko untuk menderitakonjungtivitis dan atau pneumonia.Mengingat tingginya angka kejadian infeksi C. trachomatis baik secara tunggalataupun bersamaan dengan PMS lain, serta dampak dari komplikasinya maka perludiberikan perhatian yang besar dalam hal diagnosis dan pengobatannya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud infeksi  chlamedya trachomatis
2. Bagaimana Anatomi dari infeksi chlamedya trachomatis
3. Berapa jumlah angka kejadian infeksi chlamedya trachomatis
4. Bagaiamna Etiologi infeksi chlamedya trachomatis
5. Bagaimana patofisiologi chlamedya trachomatis
6. Bagaimana klasifikasi chlamedya trachomatis
7. Bagaimana menegakkan diagnosa chlamedya trachomatis
8. Bagaimana cara penatalaksanaan chlamedya trachomatis
9. Bagaimana prognose chlamedya trachomatis

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi chlamedya trachomatis
2.Mengetahui anatomi chlamedya trachomatis
3.Mengetahui angka kejadian infeksi chlamedya trachomatis
4.Mengetahui etiologi infeksi chlamedya trachomatis
5. Mengetahui patofisiologi chlamedya trachomatis
6. Mengetahui klasifikasi chlamedya trachomatis
7. Mengetahui menegakkan diagnosa chlamedya trachomatis
8. Mengetahui cara penatalaksanaan chlamedya trachomatis
9. Mengetahui prognose chlamedya trachomatis
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFEKSI CHLMEDYA TRACHOMATIS
2.1.1  Definisi
Infeksi Chlamydia ("kla-MID-ee-uhl") adalah jenis PMS – penyakit menular seksual yang dapat disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis. Anda dapat tertular infeksi Chlamydia trachomatis saat melakukan hubungan seksual genital, anal ataupun oral dengan laki-laki yang menderita infeksi Chlamydia trachomatis. Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak didalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan intrasitoplasma. C. trachomatis berbeda dari kebanyakkan bakteri karena berkembang mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu berupa Badan Inisial. Badan Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR) atau Badan Inisial. Badan elementer ukurannya lebih kecil (± 300 nm) terletak ekstraselular dan merupakan bentuk yang infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar (± 1 um)terletak intraselular dan tidak infeksius.Antigen pada permukaan chlamydia dapat diklasifikasikan sebagai Lipopolisakharida (LPS) dan Major Outer Membrane Protein (MOMP) yang merupakan antigen spesifik Chlamydia.Heat Shock Protein (HSP) yang terkode secara genetik berhubungan dengan respon imunopathologik namun sampai sekarang belum jelas apakah respon anti bodi terhadap CHSP 60 memang terlibat dalam imunopatologik chlamydia atau semata-mata sebagai petanda infeksi chlamydial yang persintel.




2.1.2 Anatomi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGqQDJ2wZtuPAyYmAOs5ZRNoOuIuxtDZ6f_Jth6zPAgkUW-7clPTeRlMBKPYHeAAV714uNnvxmkRjssDQiNgcShKgiXrNH3FKGTw2rh2nSatLX5w0KmwzSTxqfP8p0f9Vzw40IorXR_NI/s200/chlamydia_0908.jpg

2.1.3 Angka kejadian
Dari berbagai studi dilaporkan bahwa 30 - 60 % daripenderita UNS dapat diisolasi C. trachomatis, selanjutnya 4 - 43 % dari pria penderitagonore dan 0 - 7 % dari pria dengan uretritis asimtomatik. Angka transmisi seksual C. trachomatis sering melebihi 20 % pada wanita muda.Hutapea NO (1992) melaporkan penularan terhadap mitra seksual 38 pria UNS dengan positif Chlamydia terjadi pada 17 wanita (45 %).
Diperkirakan 25 - 50 % infeksi C. trachomatis bersifat asimtomatik, terutama pada wanita (80 %), akan tetapi C. trachomatis mempunyai peranan penting pada servisitis mukopurulen dan infeksi radang panggul (PID). Di Amerika 25 - 50 % kasus PID oleh karena C. trachomatis dan meliputi 5 - 8 % wanita muda.








2.1.4 Etiologi

Infeksi pada Pria
 Uretritis
Infeksi di uretra merupakan manifestasi primer infeksi chlamydia. Masa inkubasi untuk uretritis yang disebabkan oleh C. trachomatis bervariasi dari sekitar 1 – 3 minggu. Pasien dengan chlamydia uretritis mengeluh adanya duh tubuh yang jernih dan nyeri pada waktu buang air kecil (dysuria). Infeksi uretra oleh karena chlamydia ini dapat juga terjadi asimtomatik.
Diagnosis uretritis pada pria dapat ditegakkan dengan pemeriksaan pewarnaan Gram atau biru methylene dari sedian apus uretra. Bila jumlah lekosit PMN melebihi 5 pada pembesaran 1000 x merupakan indikasi uretritis. Perlu diketahui bahwa sampai 25 % pria yang menderita gonore, diserta infeksi chlamydia. Bila uretritis karena chlamydia tidak diobati sempurna, infeksi dapat menjalar ke uretra posterio dan menyebabkan epididimitis dan mungkin prostatitis.

Proktitis
C. trachomatis dapat menyebabkan proktitis terutama pada pria homoseks. Keluhan penderita ringan dimana dapat ditemukan cairan mukus dari rektum dan tanda-tanda iritasi, berupa nyeri pada rektum dan perdarahan.

Epididimitis
Sering kali disebabkan oleh C. trachomatis, yang dapat diisolasi dari uretra atau dari aspirasi epididimis. Dari hasil penelitian terakhir mengatakan bahwa C. Trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis pada pria kurang dari 35 tahun (sekitar 70 - 90 %).
Secara klinis, chlamydial epididimitis dijumpai berupa nyeri dan pembengkakan scrotum yang unilateral dan biasanya berhubungan dengan chlamydial uretritis , walaupun uretritisnya asimptomatik.

Prostatitis
Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya dimulai dengan gonore atau uretritis non gonore. Infeksi C. trachomatis pada prostat dan epididimis pada umumnya merupakan penyebab infertilitas pada pria.

Sindroma Reiter
Suatu sindroma yang terdiri dari tiga gejala yaitu : artritis, uretritis dan konjungtivitis, yang dikaitkan dengan infeksi genital oleh C. trachomatis. Hal ini disokong dengan ditemukannya “Badan Elementer” dari C. trachomatis pada sendi penderita dengan menggunakan teknik Direct Immunofluerescence.

Infeksi pada Wanita
Sekitar setengah dari wanita dengan infeksi C. trachomatis di daerah genital ditandai dengan bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu buang air kecil, sedangkan yang lainnya tidak ada keluhan yang jelas. Pada penyelidikan pada wanita usia reproduktif yang datang ke klinik dengan gejala-gejala infeksi traktus urinarius 10 % ditemukan carier C. trachomatis.
Faktor resiko infeksi C. trachomatis pada wanita adalah :
·         Usia muda, kurang dari 25 tahun
·         Mitra seksual dengan uretritis
·         Multi mitra seksual
·         Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
·         Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen
·         Memakai kontra sepsi “non barier” atau tanpa kontrasepsi.

Servisitis
Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris mukosa serviks. Tidak ada gejala-gejala yang khas membedakan servisitis karena C. trachomatis dan servisitis karena organisme lain. Pada pemeriksaan dijumpai duh tubuh yang mukopurulen dan serviks yang ektopi.
Pada penelitian yang menghubungkan servisitis dengan ektopi serviks, prevalerisi servisitis yang disebabkan C. trachomatis lebih banyak ditemukan pada penderita yang menunjukkan ektopi serviks dibandingkan yang tidak ektopi. Penggunaan kontrasepsi oral dapat menambah resiko infeksi chlamydia trachomatis pada serviks, oleh karena kontrasepsi oral dapat menyebabkan ektopi serviks.

Endometritis
Servisitis oleh karena infeksi C. trachomatis dapat meluas ke endometrium sehingga terjadi endometritis. Tanda dari endometritis antara lain menorrhagia dan nyeri panggul yang ringan. Pada pemeriksaan laboratorium, chlamydia dapat ditemukan pada aspirat endometrium.

Salfingitis (PID)
Salfingitis terjadi oleh karena penjalaran infeksi secara ascenden sehingga infeksi sampai ke tuba dan menyebabkan kerusakan pada tuba (terjadi tuba scarring). Hal ini dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik.

Perihepatitis (Fitz - Hugh - Curtis Syndrome)
Infeksi C. trachomatis dapat meluas dari serviks melalui endometrium ke tuba dan kemudian parakolikal menuju ke diafragma kanan. Beberapa dari penyebaran ini menyerang permukaan anterior liver dan peritoneum yang berdekan sehingga menimbulkan perihepatitis. Parenchym hati tidak diserang sehingga tes fungsi hati biasanya normal.


2.1.5 Patofisiologi
Klamidia''memiliki kemampuan untuk menetapkan jangka panjang asosiasi dengan sel inang. Ketika sebuah sel inang yang terinfeksi berbagai ganggang kekurangan nutrisi seperti asam amino (misalnya triptofan), besi, atau vitamin, ini memiliki konsekuensi negatif untuk''Klamidia''karena organisme tergantung pada sel inang untuk nutrisi. Jangka panjang penelitian kohort menunjukkan bahwa sekitar 50% dari mereka yang jelas terinfeksi dalam waktu satu tahun, 80% dalam dua tahun, dan 90% dalam waktu tiga tahun.
Para klamidia kelaparan memasuki keadaan pertumbuhan yang berkelanjutan di mana mereka berhenti pembelahan sel dan menjadi morfologis menyimpang dengan meningkatkan ukuran. Organisme gigih tetap layak sebagai mereka mampu kembali ke keadaan pertumbuhan normal setelah kondisi dalam sel inang meningkatkan
Ada banyak perdebatan mengenai apakah kegigihan memiliki''in vivo''relevansi. Banyak yang percaya bahwa klamidia persisten adalah penyebab penyakit klamidia kronis. Beberapa antibiotik seperti β-laktam juga dapat menginduksi negara terus-menerus seperti pertumbuhan, yang dapat berkontribusi untuk kronisitas penyakit klamidia.


2.1.6 Klasifikasi

1. Chlamydia psittaci, penyebab psittacosis
2. C. trachomatis, termasuk serotipe yang menyebabkan trachoma,infeksi alat kelamin Chlamydia conjunctivitis dan pneumonia anak dan serotipe lain yang menyebabkan Lymphogranuloma venereum
3. C. pneumoniae, penyebab penyakit saluran pernapasan termasuk pneumonia dan  merupakan penyebab penyakit arteri koroner





2.1.7 Diagnosa

Infeksi Chlamydia sering dikelirukan dengan gonorrohoea oleh karena gejala yang serupa dan disamping itu kedua jenis bakteri tersebut mungkin terdapat secara bersamaan. Metode untuk mengetahui adanya infeksi Chlamydia adalah dengan pemeriksaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSDdNxKT5SzG5rBmbST4A5ucWL_Kr_2PGt0TBUtxFThjfH51Hky4FdrBHh8RD4yr148XevPs0TjBXdB3vWAaXCMQI7C8wSmLG9tFBIYL-T70FixTEyclmynGYGIs07jfg87Z6lbpTERqs/s200/Chlamydia+trachomatis+fig3.jpg

laboratorium melalui pemeriksaan sediaan yang diperoleh dari hapu Diagnosis infksi C. trachomatis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium merupakan dasar dalam menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan laboratorium, infeksi C. trachomatis pada genital ditegakkan bila dijumpai suatu tes chlamydial yang positif, serta tidak dijumpai kuman penyebab spesifik. Untuk laboratorium dengan fasilitas yang terbatas, sebagai pedoman infeksi C. Trachomatis. Pada pria memberi gejala berupa sekret uretra seropurulen/mukopurulen serta ditemukan sel PMN > 5 Ipb dan tidak ditemukan diplokok negatif Gram intra/ekstra sel pada pemeriksaan sediaan apus sekret uretra. Sedangkan pada wanita adanya sekret serviks sero/mukopurulen dan sel PMN > 30 Ipb serta tidak ditemukan kuman diplokok Gram negatif intra/ekstraseluler pada sediaan apussan cairan vagina atau penis.




.1.8 Penatalaksanaan

Bila anda terkena infeksi Chlamydia maka dokter akan memberikan antibiotika seperti Azithromycin ( satu kali sehari ) atau Doxycycline ( selama 7 hari ) untuk mengatasi infeksi Chlamydia. Atau, dapat pula diberi jenis antibiotika lain seperti Erythromycin atau Oxfloxacine.
Bila anda sedang hamil maka dokter akan menuliskan resep azithromycin atau Erythromycin. Chlamydia trachomatis tidak sensitif terhadap Peniciline dan derivatnya. Bila anda menderita infeksi Chlamydia
- Habiskan semua obat yang diresepkan meskipun gejala atau keluhan telah hilang
- Bila 1 – 2 minggu pasca terapi, gejala-gejala masih ada maka datanglah kembali     
- Beritahukan pada suami bahwa anda menderita infeksi Chlamydia, sehingga perlu   diperiksa dan bila perlu diobati.
Pada wanita, infeksi Chlamydia yang tidak diobati akanmenyebabkan penyakit radang panggul. Pada pria, akan menyebabkan skrotum nyeri dan bengkak yang menandakan adanya radang pada testis atau epididimis. Kedua keadaan diatas akan menyebabkan gangguan fertilitas.
Di AS, 50% penyebab infeksi radang panggul disebabkan oleh infeksi Chlamydia dan sebagian besar diantaranya tidak menunjukkan gejala. Penyakit radang panggul akan menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada tuba falopii dan menyebabkan infertilitas.Jaringan parut akan menyebabkan hambatan perjalanan hasil konsepsi menuju uterus sehingga dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik .
                                                        





2.1.8 Prognosa

Chlamydia Trachomatis merupakan penyebab infeksi genital non spesifik yangterbanyak sekarang ini dibandingkan dengan organisma lain, baik di negara maju maupun negara berkembang. Diperlukan indentifikasi/diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat dalam usaha memutus mata rantai penularan dalam masyarakat dan mencegah sequele jangka panjang.
























BAB III
KESIMPULAN


Chlamydia Trachomatis merupakan penyebab infeksi genital non spesifik yang terbanyak sekarang ini dibandingkan dengan organisma lain, baik di negara maju maupun negara berkembang. Diperlukan indentifikasi/diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat dalam usaha memutus mata rantai penularan dalam masyarakat dan mencegah sequele jangka panjang.













DAFTAR PUSTAKA
1.  Daili SF. Penatalaksaan Infeksi Chlamydia Trachomatis Genital. Dalam imposium
     Prakonas PERDOSKI IX PMS Surabaya 1999 : 18 - 21.
2.  Hutapea NO, Ramsi RR. Uretritis Non Gonore. Dalam : Penyakit yang ditularkan
     Melalui Hubungan Seksual. FK - USU, Medan 1993 : 47 - 9.
3.  Hammerschlag MR. New Diagnostic Methods for Chlamydial Infection. In : Medscape
     Womens Health 4 (5). 1999.
4.  Yudarsono J. Infeksi Chlamydia pada Genitalia. Dalam : Kursus Penyegar Penyakit
     Seksual. PADVI, Bali 1987.
5.  Harris JRW. Foster SM. Genital Chlamydial Infection ; Clinical Aspects, Diagnosis,
     Treatment and Prevention. In : Sexually Transmitted Diseases and AIDS, New York
     : Churcill Livingstone 1991 : 219 - 44.

http://prakonsepsi.blogspot.com/2009/05/infeksi-chlamydia-dalam-kehamilan.html


Previous
Next Post »

Translate