BAB
II
TINJAUAN TEORI
A. UPAYA
KESEHATAAN USIA LANJUT DI PUSKESMAS
1. PENGERTIAN
Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas
adalah upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan usia lanjut, yang
dilaksanakan di tingkat puskesmas serta diselenggarakan secara khusus maupun
umum yang terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya.
Upaya tersebut
dilaksanakan oleh petugas kesehatan Puskesmas dengan dukungan peran serta
masyarakat baik di dalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas.
Yang
termasuk pasien geriatrik adalah :
Pasien dengan usia 55 – 70 tahun yang mengalami lebih dari
satu kondisi patologik
Pasien dengan usia lebih dari 70 thn walaupun dengan hanya
satu kondisi patologik
2. TUJUAN DAN SASARAN
a) Tujuan
1.
Tujuan Umum
Meningkatnya derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang
bahagia daan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan dalam mencapai mutu kehidupan usia
lanjut yang optimal.
2.
Tujuan Khusus
a.
Meningkatnya kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b.
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
mengahayati dan mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal.
c.
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
d.
Meningkatnya jenis dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
b) Sasaran
Sasaran Langsung
Kelompok usia menjelang
usia lanjut (45 – 54 Tahun ) atau dalam masa ferilitas, didalam keluarga maupun
masyarkat luas dengan paket pembinaan yang meliputi KIE dan pelayanan kesehatan
fisik, gizi agar dapat mempersiapkan diri menghadapai masa tua.
Kelompok usia lanjut dalam
masa prasenium ( 55 – 64 tahun ) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia
lanjut dan masyarakat pada umumnya, dengan paket pembinaan yang meliputi KIE dan pelayanan agar dapat
mempertahankan kondisi kesehatannya dan tetap produktif.
Kelompok usia lanjut dalam
masa senescens (>65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (> 70
tahun ), hidup sendiri , terpencil, menderita penyakit berat, cacat dan lain –
lain, dengan paket pembinaan yang meliputi KIE dan pelayanan agar dapat selama
mungkin menpertahankan kemandiriannya.
Sasaran Tidak Langsung
- Keluarga dimana usia
lanjut berada
- Organisasi social yang
berkaitan dengan pembinaan usia lanjut
-
Institusi pelayanan kesehatan dan non kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan.
- Masyaraakat luas.
B. KEGIATAN KESEHATAN
USIA LANJUT
a)
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.
Upaya peningkatan
Yaitu
upaya menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai
dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan
tentang :
1.
Kesehatan dan pemeliharan kebersihan diri.
2.
Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3.
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan sesuai
dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
4.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
5.
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai
dengan kemampuan.
6.
Meningkatkan kegiatan social di masyarakat.
Upaya Pencegahan
Yaitu upaya
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplijksi penyakit
yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya pencegahan dapat berupa kegiatan antara lain :
1.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menentukan secara dini penyakit – penyaakit usia lanjut.
2.
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
3.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalkan :
kacamata, alat bantu dengar dan lain – lain agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna.
4.
Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
5.
Pembinaan mental dalam meningktkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Upaya Pengobatan
Yaitu upaya pengobatan bagi usia lanjut.
Upaya pengobatan dapat berupa kegiatan sebagai berikut :
1.
Pelayanan kesehatan dasar.
2.
Pelayanan kesehatan spesialistik melalui system rujukan.
Upaya Pemulihan.
Yaitu upaya
pemulihan fungsi organ yang telah menurun.
Upaya pemulihan
dapat berupa kegiaatan antara lain :
1.
Memberikan informasi, pengetahuan, dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu misalnya : kacamata, alat bantu dengar dan lain
– lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
2.
Mengembalikan kepercayaan diri sendiri dan memperkuat mental
penderita.
3.
Pembinaan usioa lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi,
aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
4.
Nasihat dan cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang
diderita.
5.
Perawatan fisioterapi.
C.
Pelaksanaan Peran Serta
Masyrakat
Dilaksanakan dalam
bentuk penyuluhan kesehataan yang melibatkan masyrakat dalam perencanaan ,
Pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut, dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat.
D.
Pengembangan Upaya
Kesehatan Usia Lanjut
Pengembangan upaya
kesehatan usia lanjut di puskesmas adalah salah satu upaya dalam menggunakan
data yang diperoleh dari survey, study, SP2TP, untuk mengembangkan peran serta
masyarakat dan pelayanan di bidang upaya kesehatan usia lanjut. Pengembangan
ini dilaksanakan melalui forum mini lokakarya, mikroplanning dan stratifikasi
puskesmas dalam rangka mencapai derajat kesehatan usia lanjut secara optimal.
Pencatatan Dan Pelaporan
Diintegrasikan kedalam system pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas.
E. TEORI MENUA
1. PENGERTIAN
Menurut Contantinides
( 1994 ) Menua atau menjadi tua
adalah suatu proses menghilangkan secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Sedangkan menurut, DepSos RI ( 1997
) usia lanjut merupakan seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara
fisik masih berkemampuan ( potensial) maupun karena permasalahan yang tidak
lagi mampu berperan secara konstruktif dalam pembangunan. Panti Wreda adalah
suatu lembaga atau tempat memberikan pelayanaan serta kasih sayng terhadap para
lanjut usia, jompo terlantar dengan memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi
perawatan, kesehatan fisik dan spiritual ( DepSos RI
1997 ).
2. BATASAN USIA LANJUT
Menurut WHO :
·
Middle age ( usia pertengahan ) 45 –59
·
Elderly ( lanjut usia
) 60 – 74 tahun
·
Old ( lanjut usia tua
) 75 – 90 tahun
·
Very Old ( usia sangat tua ) > 90 tahun
3.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENUAAN
·
Hereditas : keturunan / genetic
·
Nutrisi / makanan
·
Status kesehatan
·
Pengalaman hidup
·
Lingkungan
·
Stress
F. TEORI MENUA II
1. TEORI BIOLOGI
a. Hayfliek Limit Theory
Teori ini disebut
juga teori “ Biological Clock “. “
Genetical Theory “ atau “ Celullar Aging “. Menurut teori ini tiap spesies di
dalam inti selnya mempunyai suatu macam genetic yang telah diputar menurut
replikasi. Dimana jam ini menghitung mitosis dan menghentikan replikasi. Jadi
menurut konsep ini kita akan meninggal meskipun tidak disertai kecelakaan
lingkungan atau penyakit.
b. The Error Theory
Menua disebabkan oleh kesalahan – kesalahan beruntun dalam
waktu yang lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi ( DNA ® RNA ), maupun dalam proses translasi
( RNA®protein/ enzim ) yang
disebut sebagai “ Error catastrophe “ walaupun dalam batas tertentu kesalahaan
dapat diperbaiki, namun kemampuan untuk memperbaiki sifatnya terbatas pada
kesalahan dalam proses transkripsi ( pembentukan RNA ) yang tertentu
menyebabkan kesalahaan sintesis protein atau enzym, yang dapat menghasilkan zat
berbahaya.
c. Wear dan Tear Theory
Menurut teori ini meninggal adalah suatu hasil penggunaan
jaringan yang berlebihan karena mereka tidak dapat meremajakan ke dalam cara
yang tidak ada habis – habisnya. Menua
dapat dipandangan sebagai suatu proses fisiologi yang ditentukan oleh jumlah
pemakaian dan kerusakan yang seorang telah gunakan.
d.
Free Radical Theory
Menurut teori
ini di dalam tubuh manusia akan dihasilkan suatu radikal bebas seperti
superoksida, peroksida hydrogen, radikal hidroksi yang bersifat sangat merusak
karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak
tak jenuh seperti dalam membran sel.radikal bebas ini dihasilkan sebagai zat
antara oleh proses respirasi mengubah bahan bakar menjadi ATP yang melibatkan
oksigen walaupun ada penangkal sebagian masih tetap lolos dan makin lanjut usia
bertambah banyak sehingga proses pengrusakaan terus terjadi, kerusakan makin
lama makin banyak dan akhirnya sel mati.
e. Immunity Theory
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translati
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya
sendiri ( self recognition ). Mutasi menyebabkan terjadinya kelainan pada
antigen permukaan sel, maka hal ini menyebabkan system imun tubuh menganggap
sel yang mengalami perubahan sebagai sel asing dan menghancurkannya. Di pihalk
lain system imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan paada
proses menua, dayaa serangnya terhadap sel –sel kanker menjadi menurun,
sehingga sel kanker leluasa membelah- belah.
f.
Cross Linkage Theory
Pada lanjut usia,
terjadi penurunan efisiensi system immune pertahanan tubuh untuk mengangkat
agen raantai silang. Agen rantai silang ini misalnya terpapar raadiasi,
alumunium, Zn, Magnesium dll. Setelah agen menyerang seharusnya mitosis terjadi
tetapi dalam hal ini tidak sehingga menyebabkna raantai silang. Rantai silang
menjelaskan penyebab utama aterosklerosis, penurunan system immune dan
penurunan elaastisitas kulit pada usia
lanjut.
2. TEORI SOSIOLOGI
a.
Disengagement Theory
Menurut teori ini bertambaahnya usia, maka seseorang akn
terjadi kehilangan ganda ( Triple Loss ) yaitu :
1.
Kehilangan peran ( Loss of Role )
2.
Hambatan kontak Sosial
( Restraction of Contacts and Relationship )
3.
Berkurangnya komitmen ( Reduced Commitment to Social Mores
and Valves )
b.
Activity Theory
Teori ini menyatakan
bahwa paada usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
kegiatan social. Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pola hidup dari
usioa lanjut. Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahaan ke laanjut usia.
c.
Continuity Theory
Teori ini juga membicarakan bagaimana seseorang terus –
menerus hidup, bagaimana terus hidup pada sisa hidupnya. Lanjut usia tidak
dipandang suatu bagian akhir yang dipisahkan dari sisa hidupnya. Teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang l;anjut usia sangat
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
d.
Person Environment Fit Theory
Teori ini menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara
kemampuan suatu kelompok dalam masyarakt dan lingkungan social mereka. Pada
lanjut usia mengalami penurunan kemampuan seseorang yang mempengaruhi
kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan. Demikian juga jika menderita
penyakit maka kemampuannya akan terbatas.
3. TEORI PSIKOLOGI
Maslow’s Hierarchy of
Human Needs Theory
Menurut teori ini setiap individu mempunyai hierarki
kebutuhan dan semua individu berusaha untuk memenuhinya. Kebutuhan indivcidu
mempunyai prioritas yang berbeda, ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan
dasar maka akan mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
Jung’s Theory of individualism
Kepribadian seseorang digambarkan tidak haanya berorientaasi
padaa dunia luar ( extroverted ) tetapi juga pengalaman pribadi ( Introved ).
Keseimbangan antara keduanya merupakan factor yang penting untuk kesehatan
mental. Perjalanan proses menua, Perubahan kepribadian sering dimulai dari luar
difokuskan dan diperhatikan kemandirian dirinya di masyarakat ke yang lebih dalam seperti individu mencari
jawaban dari dalam diri. Menua dikatakan sukses bial seseorang melihat kedalam
dan nilai dirinya lebih dari kehilangaan atau pembatsan fisiknya. Individu
dapat menerima prestaasi dan keterbatasannya.
Course of Human Life
Theory
Fokus dari teori ini adalah mengidentifikasi dan pencaapaaian
tujuan kehidupan seseorang menurut ilmu fase perkembangan. Kunci dari
perkembangan kesehatan adalah pemenuhan kebutuhan diri. Fase perkembaangan
tersebut meliputi masa kanak – kanak remaja dan dewasa muda. Dewasa tua, fase
terakhir ( usia lanjut ). Fase usia lanjut meruypakaan waktu untuk menghentikan
mencapai cita-cita tujuan hiodup.
Development Task Theory
Setiap individu harus belajar tugas perkembangan uyang khusus
pada berbagai tingkatan kehiduopan, pencapaian tugas perkembangan memberi
kontribusi kebahagiaan dan perasaan sukses individu. Menurut teori ini tugas
perkembangan lansia meliputi :
Pengaturan penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan
pengaturan dari
pengunduran diri dan penurunan penghasilan
Pengaturan meninggalnya
suami / istri
Mendirikan perkumpulan
kelompok umur, adaptasi tugas masyarakat.
Membuat perencanaan
kehidupan fisik yang memuaskan.
4.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA
1.
Perubahan Fisik
a. Sel
Jumlah lebih sedikit,
ukuran lebih besar, mekanisme perbaikan sel terganggu, menurunnya proporsi
prortein di otak, otot , ginjal darah dan hati.
b. System persyarafan
Lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi, mengecilnya saraf panca indera, kurang sensitive terhadap
sentuhan, hubungan persyarafan menurun
c. Sistem pendengaran
Presbiakusis / gangguan
pendengaran, hilang kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap
bunyi suara atau nadaa yang tinggi dan tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
terjadi pengumpulan ceruman dapat mengeras.
d. Sistem pengflihatan
Spingter pupil timbul
sclerosis, hilang respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis ( bola
). Kekeruhan pada lensa, hilangnya daya akomodasi, menurunnya daya mwmbedakan
warna biru atau hijau padaa skala, menurunnya lapangan pandang.
e. Menurunya elastistas dinding
aorta, katub jantung menebal, dan menjadi kaku, kemampuan jantung mempompa
darah menurun +1% pertahun,kehilangan elastisitaspembuluh darah, TD meningkat.
f. Sistem Pengaturan
SuhuTubuh
Temperatur tubuh menurun
secara fisilogis, keterbatasan reflek menggigit dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot
g. Sistem Respirasi
Menurunya kekuatan otot
pernafasan dan aktivitas dari silia-silia paru-paru kehilangan
elastisitas,alveoli ukuranya melebar, menurunya O2 pada arteri menjadi 75 mmHg,
menurunya batuk.
h. Sistem Gastrointestinal
Terjadi penurunan selera
makan rasa haus, asupan makanan dan kalori, mudah terjadi konstipasi dan
gangguan pencernaan lainnya, terjadi penurunan produksi saliva, karies gigi,
gerak peristaltic usus dan pertambahan waktu pengosongan lambung.
i.
Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil aliran darah ke ginjal menurun, fungsi tubulus berkurang,
otot kandung kemih menjadi menurun,vesikel vrinariasusah di kosongkan,
perbesaran prostat, atrofi vulva.
j.
Sistem Endokrin
Produksi hormon menurun fungsi paratiroid dan sekresi tisak berubah,
menurunya aktifitas tyroid, menurunya produksi aldesteron, menurunya sekresi
hormon kelamin
k. Sistem integumen
Kullit mengerut / keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik, respon
terhadap trauma menurun, kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu,
elastisitas kulit berkurng pertumbuhan kuku lebih lamba, kuku menjadi keras dan
seperti bertnduk, kelenjar keringat berkurang.
l. Sistem
Muskulokeletal
Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, tafosis, tubuh
menjadi lebih pendek, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan
menjadi sclerosis, atrofi sarabut otot.
2. Perubahan Psikologi
Tidak semua fungsi-fungsi pada lansia
mengalami penurunan, adapun perubahan psikis yang terjadi menurut Stevens dan
Hurlock 1980 adalah:
a. Pengamatan
Memerlukan waktu lebih lama
untuk menyimak keadaan sekelilingnya.
b. Daya Ingat
Cenderung masih
mengingat hal yang lama dibanding dengan hal yang baru.
c. Berpikir dan Argumentasi
Terjadi pnurunan
dalam pengambilan keputusan / kesimpulan.
d. Belajar
Lebihh berhati-hati dalam belajar,memerlukan waktu lebih lama
untuk dapat mengintegrasikan jawaban, kurang mampu mempelajari hal-hal yang
baru.
e. Perubahan Sosial
Lanjut usia
cenderung mengurangi bahkan berhenti dari kegiatan social atau menarik diri
dari pergaulan sosialnya, keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut
usia menurun, secara kualitasmaupun kuantitas, yaitu: kehilangan peran, kontak
social dan berkurangnya komitmen karena merasa sudah tidak mampu (Hurlock,
1990)
f.
Perubahan Spritual
Hubungan horizontal, antar pribadi berupaya menyerasikan
hubungan dengan dunia.
G. PENYAKIT-PENYAKIT YANG
SERING TERJADI PADA LANJUT USIA
1.
Kardiovaskuler
2.Moskulosketal
3.TB paru,bronchitis,
asma dan penyakit paru lain
4.Gigi, mulut dan
saluran pencenaan
5.Kelainan system
syaraf
6.Infeksi kulit
7.Malaria
8.Infeksi jaringan
H. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA
1.
Pendekatan fisik
Perwatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat di bagi 2 bagian,
yaitu :
a.
Klien lanjut usia yang aktif, mereka yang
keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain, sehingga
kebutuhan sehari-harinya dapat di laksanakn sendiri.
b.
Klien lanjut usia yang pasif, mereka yang
keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan orang lain.
c.
Adapun komponen pendekatan fisik yang
lebih medasar adalah mempertahankan dan membantu para klien untuk bernafas
lancar makan, minum, eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh dalam berjalan,
merubah posisi tidur, istirahat, keberhasilan tubuh, memakai dan menukar
pakaian, melindungi kulit dari trauma dan kecelakaan.
2. Pendekatan Psikis
perawatan mempunyai
peranan penting untuk mengadak pendekatan edukatif pada klien lanut usi.
Perawatan dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu
yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat akrab. Dengan
selalu berpegang pada 3 prinsip (35) yaitu sabar, simpatik, service.
3. Pendekatan
Perawatan dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut
usia lain, maupun lanjut usia dan perawatan sendiri dengan mengadakan diskusi,
tukar pikiran ataupun bercerita.
4. Pendeketan Spiritual
Perawatan harus bisa
memberikan ketenangan dankepuasan baik dalam hubungabnya dengan Tuhan atau
Agama, terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
I.
FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANUT
USIA
1.
Peningkatan keshatan (healt promotion)
2.
Penyegahan penyakit (preventif)
3.
Mengoptimalkan fungsi mental
4.
Mengatasi gangguan kesehatan yang umum
J. TUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANUT USIA
1.
Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan
shari-hari secra mandiri dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan.
2.
Mempertahankan kesehatan serta kemampun
dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3.
Membantu mempertahankan serta membesarkan
daya hidup atau semangat hidup
klien lanjut usia.
4.
Menolong dan merawat hidup klien lanjut
usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis atau
akut).
5.
Merangsang para petugas kesehatan untuk
dapat mengenal dan menegakkan dianogsa yang tepat dan dini, bila mereka
menjumpai suatu kelainan tertentu.
6.
Mencari upaya semaksimal mungkin, agar
para klien lanjut usia menderita suatu panyakit / gangguan masih dapat
mempertahankan kebebasan yang semaksimal mungkin tanpa perlu suatu pertolongan
.
K. DIAGNOSA
KEPERWATAN
1.
Fisik / Biologi
a.
Gangguan nutrisi kurang / lebih dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat.
b.
Gangguan persepsi sensoru berhubungan
dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.
c.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan
penurunan minat peratan diri.
d.
Potensial cidera fisik berhubunngan dengan
penurunan fungsi tubuh.
e.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
kecemasan / nyeri.
f.
Perubahan pola eliminasi berhubungan
dengnan penyempitan jalan nafas/ secret
jalan nafas.
g.
Gangguan mobilitas fisi berhubungan dengan
kekuatan sendi menurun.
2.
Psikososial
a.
Isolasi social berhubbungan dengan
perasaan curiga
b.
Menarik diri dari lingkungan berhubunngan
dengan perasaan tidak mampu
c.
Depresi berhubungan dengan isolasi social
d.
Harga diri rendah berhubungan deangan
perwakan di tolak
e.
Koping individu inadekuat berhubungan
dengan ketidakmampuan mengemukakan perasaan dengan tepat
f.
Cemas berhubungan dengan sumber keuangan
yang terbatas
L.RENCANA KEPERWATAN
Meliputi :
1.
Melibatkan klien dan koleganya dalam
perencanaan.
2.
Bekerjasama dengan profesi kesehatan
lainya
3.
Tentukan prioritas : klien mumgkin puas
dengan situasi demikian / rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan .
4.
Cegah timbulnya masalah.
5.
Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat
input atau pemasukan.
6.
Tulis semua rencana jadwal
Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lanjut
usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :
1.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2.
Peningkatan keamanan dan keselamatan.
3.
Memelihara kebersihan diri.
4.
Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
5.
Meningkatkan hubungan interpsonal melalui
komuniksi efektif.
Diagnosaa keperawatan 1 : pemenuhan
kebutuhan nutrisi
1. Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyaak
minum & kurangi makanan yang terlalu asin
3. Berikan
makanan yang mengandung serat
4. Batasi
pemberian makanan yang tinggi kalori.
5. Batasi
minum kopi & the.
Diagnosa Keperawatan 2 : Pemenuhaan
Kebutuhan nutrisi
A. Klien / lansia
1.
Berikan lansia menggunakaan alat bantu
untuk meningkatkan keselamatan
2.
Latih lansia untuk pindajh dari tempat
tidur ke kursi.
3.
Biarkan penggunaaan pengamanan tempat
tidur jika tidur
4.
Bila mengalami masalah fisik Misal :
rematik , latih klien untuk menggunakan alat bantu berjalan.
5.
Bantu klien ke kamaar mandi, terutama pada
klien yang menggunakan obat penenang dan diuretik.
6.
Menggunakan kaca mata bila berjalan
7.
Usahakan ada yang menemani jika bepergian.
B. Lingkungan
1.
Tempatkaan klien khusus di dekat kantor
sehingga mudah di awasi bila lansia tersebut dirawat.
2.
Letakkan bel dibawah bantal dan ajarkan
cara menggunakannya.
3.
Lunakan tempat yang tidak terlalu tinggi
4.
Letakkan meja kecil di dekat tempat tidur.
5.
Upayakan lantaai bersih, raata, tidak
licin, tidak basah.
6.
Pasang pegangan di kamar mandi.
7.
Hindari lyaang rwedup daan menyilaukan
sebaiknya 70 – 100 watt.
8.
Gunakan sandal / sepatu yang beralas
karet.
Diagnosa Keperawaatan 3 :
Memelihara kebersihan diri
1. Mengingatkan
/ membantu lansia untuk melakukaan upayaa kebersihan diri.
2.
Mengantarkan laansia menggunakan saabun
lunaak yang mengandung minyak atau berikan skin lotion.
3. Mengingatkan
lansia untuk memelihara lubang telinga, mataa , memotong kuku.
Diagnosa Keperawaatan 4 :
Memelihara keseimbangan istirahaat / tidur
1.
Menyediakan tempat / waktu tidur yang
nyaman.
2.
Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi
bebas dari baau – bauan.
3.
Melatih lansioa untuk latihan fisik ringan
untuk memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot.
4.
Beri minuman hangat sebelum tidur,
misalnya : susu hangat.
Diagnosa Keperawaatan 5 :
Meningkatkan hubungan interpersonal melaalui komunikasi efektif
1.
Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak
mata
2.
Memberi stimulus/ meningkatkan lansia
terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
3.
Menyediakan waktu untuk berbincang –
bincamng dengan lansia.
4.
Memberikan kesempatan lansia untuk
mengekspresikan/ tanggap terhadap respin terhadap non verbal.
5. Melibatkan lansia untuk keperluan tewrtentu
sesuai kemampuan.
6. Menghargai pendapat lansia.
ConversionConversion EmoticonEmoticon