LAPORAN PENDAHULUAN
REUMATIC HEART DISEASE
A. Definisi:
RHD adalah penyakit radang yang
timbul setelah infeksi streptococcus gol beta hemolitik group A
B. Masalah kesehatan
Masalah keperawatan
a.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b.
Kurangnya pemenuhan nutrisi.
c.
Ansietas.
d.
Intoleransi aktifitas.
e.
Kurang pengetahuan keluarga.
f.
Peningkatan suhu tubuh.
|
Masalah kolaborasi
A. Resiko terjadi komplikasi; gagal jantung.
|
C. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Ekokardiografi à
untuk mendiagnosis perikarditis
2.
Perikardiosintesis à untuk mendiagnosi perikarditis.
3.
Pemeriksaan foto thorak à untuk mendeteksi kardiomegali.
4.
EKG à
blok atriaventrikuller ( AV ) dan pemanjangan segment PR terdapat pada
karditis.
5.
Titer antistreptomisin O ( ASTO ) à meningkat
6.
Titer anti bodi antihialuronidase à meningkat bila ada antibodi streptococcus.
7.
NADase, anti NADase, dan anti anti
DNAase B à meningkat bila ada anti bodi streptococcus.
8.
Streptozim à
sebuah uji antibodi streptococcus dapat dilakukan sebagai ganti titer ASO
9.
LED meningkat karena adanya
peradngan.
10. Protein
C-reaktif à meningkat pada peradangan.
11. Kultur
tenggorokan à untuk mendiagnosis streptococcus.
12. Jumlah
leukosit à meningkat pada infeksi
D. Diagnosa Keperawatan:
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan atralgia.
2.
Kurang pemenuhan nutrisi
berhubungan dengan anoreksia.
3.
Perubahan emosi/ psikososial
behubungan dengan imobilisasi fisik ( tirah baring) dan pelaksanaan prosedur
terapi.
4.
Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan otot.
5.
Kurangnya pengetahuan keluarga
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang RHD
6.
Peningkatan suhu tubuh (
hipertermi) berhubungan dengan proses peradangan.
7.
Resiko tinggi terjadi komplikasi:
gagal jantung berhubungan dengan kerusajkan katub menetap.
E. Intervensi Keperawatan.
1.
Diagnosis Keperawatan 1 : Gangguan
rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan atralgia.
Intervensi :
a.
berikan alas yang lunak ( bantal
yang lembek atau handuk yang berlipat-lipat ) pada daerah yang terasa nyeri.
b.
Hindari sentuhan pada daerah yang
sakit.
c.
Letakkan tempat tidur klien di
pinggir/ di pojok ruangan untuk menghindari tersenggol orang lain.
d.
Hindari penggunaan kompres hangat
pada daerah yang sakit.
e.
Kaji tingkat nyeri klien secara
kontinu.
f.
Ajarkan tehnik distraksi selama
nyeri.
g.
Atur posisi senyaman mungkin.
h.
Pertahankan posisi tubuh yang
tepat.
i.
Kolaborasi analgesik.
2.
Diagnosis keperawatan 2 : Kurang
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
Intervensi :
a.
Hidangkan makanan semenarik mungkin
dan sajikan dalam keadaan hangat.
b.
Berikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering.
c.
Usahakan jenis makanan bervariasi
tetapi tetap berkualitas gizi baik
d.
Suapi pasien bila perlu.
e.
Beri diet lunak, rendah garam di
tambah sayuran yang berserat pada pasien dengan gagal jantung.
f.
Beri penjelasan pada pasien
pentingnya makanan untuk kesembuhannya.
g.
Timbang berat badan klien 1 x
seminggu, dan setiap hari pada pasien gagal jantung.
h.
Beritahukan dokter bila beberapa
kali ditimbang berat badan klien tidak meningkat.
3.
Diagnosis keperawatan 3 :Perubahan
emosi kecemasan behubungan dengan
imobilisasi fisik ( tirah baring) dan pelaksanaan prosedur terapi.
Intervensi :
a.
Kaji tingkat kecemasan klien dan
keluarga.
b.
Anjurkan anak dan keluarga
mengekspresikan perasaannya.
c.
Anjurkan orang tua lebih memberikan
perhatian kepada anaknya.
d.
Anjurkan kelaurga agar tidak
mengeluh disepan anaknya.
e.
Berikan kesibukan pada klien,
kesibukan yang tidak membahayakan jantungnya seperti: membaca, menggambar.
f.
Anjurkan klien untuk berbagi rasa
tidak berdaya, malu dan ketakutan yang
berkaitan dengan dengan manifestasi penyakit ( misal: korea, karditis
dan kelemahan otot)
g.
Lakukan pendekatan dahulu pada
pasien sebelum memberi tindakan.
h.
Beri penjelasan tentang tindakan
medis yang akan dilakukan.
i.
Beri dorongan agar pasien tidak
takut dan tenang.
j.
Ajaklah klien untuk ikut terlibat
dalam pelaksanaan tindakan, seperti perlihatkan kenaikan air raksa saat
dilakukan pengukuran tekanan darah.
k.
Bila perlu beri obat penenang (
kolaborasi dengan medis)
4.
Diagnosis keperawatan 4 :
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot.
Intervensi :
a.
Bantu ADL sesuai dengan kebutuhan.
b.
Hemat pengguanaan energi pada anak
selama fase akut penyakitnya.
ü
Pertahankan tirah baring sampai
hasil laboratorium dan status klinis membaik.
ü
Sejalan dengan semakin baiknya
keadaan, pantau peningkatan bertahap pada tingkat aktivitas.
c.
Lakukan tindakan yang sesuai dengan
usia.
5.
Diagnosa keperawatan 5 : Kurangnya
pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi tentang RHD
Intervensi :
a.
Beri penyuluhan pada keluarga
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
b.
Anjurkan keluarga agar segera
membawa anaknya berobat ke puskesmas bila anaknya demam.
c.
Beri informasi kepada keluarga
tentang perlunya anak meminum obat antibiotik yang diberikan sampai habis.
d.
Beri informasi tentang carta
perawatan anak selama di rumah meliputi cukup gizi, cukup istirahat, minum obat
secara teratur.
e.
Jelaskan pada keluarga bahwa RHD memerlukan pengobatan yang lama dan perlu kontrol
teratur pada dokter.
6.
Diagnosa keperawatan 6 :
Peningkatan suhu tubuh ( hipertermi) berhubungan dengan proses peradangan.
Intervensi :
a.
Ukur tanda-tanda vital terutama
suhu dan catat hasilnya.
b.
Beri kompres hangat / dingin.
c.
Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan masukan cairan yang adekwat sesuai kondisi.
d.
Pantau intake dan output.
e.
Jelaskan perlunya penggunaan
pakaian yang longgar.
f.
Kolaborasikan pemberian antipiretik
bila diperlukan.
7.
Diagnosa keperawatan 7: Resiko tinggi terjadi komplikasi: gagal
jantung berhubungan dengan kerusakan katub menetap.
Intervensi :
a.
Berikan selimut hangat tapi tidak
tebal.
b.
Jangan memandikan klien terlalu
pagi / sore agar pasien tidak kedinginan.
c.
Kolaborasikan dalam pemberian obat
digitalis.
d.
Monitor efek samping pemberian obat
digitalis.
e.
Pertahankan cara kerja septik
antiseptik.
Daftar Pustaka
Carpenito L.J, 1997, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6, Jakarta: EGC
Fakultas Kedokteran UI, 2000, Kapita Selekta Kedokteran edisi III
jilid 2, Jakarta:
Medi Aesculapius.
Mayer M, dkk, 1995, Pediatric Nursing, Singapure, McGraw – Hill Clinical Care
Plans.
Nelson, 1990, Ilmu
Kesehatan Anak bagian 1, Jakarta:
EGC
Ngastiyah, Perawatan
Anak Sakit, Jakarta:
EGC
Staf pengajar IKA FK UI, 2001, Ilmu Kesehatan Anak bagian 3, Jakarta: Bagian IKA FK UI
Tucker, dkk, 1998, Standar Perawatan Pasien edisi V volume 4, Jakarta: EGC
ConversionConversion EmoticonEmoticon