BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) menurut UU No.4 tahun 1975 adalah seseorang telah
mencapai umur 55 tahun tidak mempunyai / tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain
sehingga pada masa ini lansia akan mengalami berbagai kemunduran fisik
emosional dan sosial.
Dari segi fisik pada lansia akan terjadi penurunan massa otot peningkatan deposit lemak dan
penurunan fisik dari semua sistem tubuh. Pada emosi lansia akan mengalami
perubahan kembali pada masa anak-anak, emosi labil, mudah tersinggung, dan
lain-lain. Sedangkan pada aspek sosial lansia akan mengalami penurunan
interaksi sosial, keterpisahan, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain. Keadaan
ini akan mempengaruhi pada kualitas kesehatan lansia.
Posyandu Lansia merupakan salah satu wadah berkumpulnya para lansia,
dimana ditempat ini diperoleh manfaat-manfaat antara lain lansia dapat
mengetahui status kesehatan. Juga kegitan-kegiatan lain yang bermanfaat untuk
mengisi kegiatan para lansia. Dalam posyandu lansia, ada suatu kepedulian dan
perhatian yang didapat dari kontak sosial dengan orang lain sehingga memberi
harapan dan semangat bagi para lansia untuk terus dapat hidup mandiri sehingga
mereka menyadari bahwa di kehidupan senja mereka tetap prima dan berguna.
Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama merupakan kegiatan kelompok
lansia di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang . Posyandu ini beranggotakan
lansia di RW 3 Kelurahan Kotalama. Sehingga kami mengambil salah satu kegiatan
kelompok khusus yang ada di wilayah wewenang dari Puskesmas Kedungkandang,
karena Posyandu Lansia tersebut tergolong aktif dalam menjalankan kegiatannya
setiap bulan. Namun perlu kiranya perbaiki dan peningkatan kualitas pelayanan /
kegiatan di posyandu lansia ke arah yang lebih baik.
II.
Tujuan Penulisan
II.1. Tujuan
Umum
Mahasiswa
mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus Lansia di Posyandu
Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
II.2. Tujuan
Khusus
Mahasiswa
mampu menerapkan proses keperawatan, meliputi :
1. Pengkajian data
2. Menganalisa data
3. Menentukan prioritas
masalah
4. Menyusun rencana tindakan
5. Melaksanakan intervensi
sesuai dengan masalah
6. Melakukan evaluasi
terhadap intervensi yang telah dilakukan.
III.
Identifikasi Masalah
Pada Asuhan
Keperawatan Kelompok Khusus Lansia, penulis membatasi masalah pada lansia di
Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama.
IV.
Manfaat Penulisan
IV.1. Bagi
Lansia
1. Terjawabnya permasalahan
kelompok kesehatan lansia sebagai bagian dari masyarakat, sehingga asumsi bahwa
lansia hanya membebani masyarakat dapat dikurangi dengan memberdayakan lansia
yang masih produktif dan pencegahan masalah komplikasi kesehatan yang fatal.
2. Lansia dapat mewujudkan
dan menikmati taraf hidup yang wajar yaitu dengan terwujudnya kemandirian dan
kesejahteraan serta terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan serta
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
IV.2. Bagi
Pelayanan Kesehatan
1. Terwujudnya lansia yang
sehat dan sejahtera sebagai hasil usaha peningkatan derajat kesehatan lansia.
2. Ikut serta membantu
Pemerintah dalam program pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pembinaan
dan pelayanan para lansia.
IV.3. Bagi
Mahasiswa
1. Dapat memberikan
pengalaman nyata tentang proses asuhan keperawatan pada kelompok khusus lansia
di Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama serta menerapkan konsep teori
keperawatan komunitas.
2. Melihat kenyataan yang
terjadi di lapangan dan belajar menyelesaikan
sesuai dengan teori atau memodifikasi.
BAB II
METODOLOGI PENULISAN
I. Design Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus pada Lansia ini,
design penulisan yang kami pakai adalah design penulisan deskriptif yaitu suatu
metode penulisan yang memaparkan fenomena tentang status kesehatan lansia di
Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
I.1. Variabel
1. Variabel
Faktor-faktor yang
mempengaruhi status kesehatan lansia.
2. Sub Variabel
a. Pemeriksaan fisik
b. Riwayat kesehatan penyakit
c. Lingkungan fisik
d. Tingkat pengetahuan lansia
e. Pola kebiasaan sehari-hari
I.2. Definisi
Operasional
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan lansia adalah segala
sesuatu yang melatar belakangi status kesehatan lansia dilihat dari riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, keadaan lingkungan fisik dan pola kebiasaan
sehari-hari terutama pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tingkat pengetahuan.
1. Dengan cara inspeksi dan
observasi langsung keadaan lingkungan fisik/rumah lansia meliputi pemukiman,
sanitasi, fasilitas dan tempat pelayanan kesehatan.
2. Dengan melakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik pada klien
a. Keluhan-keluhan yang
dirasakan
b. Penyakit yang pernah
diderita keluarga dan lansia
c. Pemenuhan aktivitas
sehari-hari
d. Kebiasaan makanan dan
minuman sehat
3. Dengan cara memberi
quasioner dan wawancara langsung, tingkat pengetahuan lansia tentang posyandu
lansia dapat dilihat dari :
a. Pengetahuan tentang
posyandu lansia
b. Pengetahuan tentang jadwal
posyandu lansia dan tempat pelaksanaan posyandu lansia.
c. Pengetahuan tentang
kegiatan-kegiatan di Posyandu Lansia
d. Dengan cara wawancara
beberapa kader tentang program posyandu lansia dan kegiatan rutin lansia.
II.
Populasi Sampel
II.1. Populasi
Keseluruhan lansia di Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang dengan jumlah orang yang terdaftar sebagai anggota
lansia.
II.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
1998). Cara pengambilan sampel adalah mengambil sampel dengan cara acak pada
anggota posyandu diambil 30 orang
III.
Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan tujuan kelompok khusus, maka
digunakan instrumen data berupa observasi dan quasioner serta pemeriksaan
fisik. Penyusunan instrumen disusun dengan membuat kisi-kisi dilanjutkan dengan
membuat angket.
III.1.
Observasi
Dilakukan pada lansia yang aktif mengikuti kegiatan, diobservasi keadaan
tempat tinggal dimana dilakukan pengamatan langsung/terlibat terhadap lansia
tersebut dilakukan selama 1 hari.
III.2.
Quasioner
Cheklist berbentuk pertanyaan dengan jawaban tertutup dan terbuka dalam
operasionalnya dibagi yaitu jawaban terbuka berupa alasan mengapa responden
melakukan hal tersebut. Sedang jawaban tertutup artinya semua jawaban yang
tersedia sebagai jawaban yang paling tepat dan menanyakan tentang derajat
kesehatan lansia, tingkat pengetahuan tentang posyandu, riwayat kesehatan,
penyakit-penyakit yang pernah diderita keluarga/lansia dan keluhan-keluhan yang
dirasakan dan kebiasaan sehari-hari terutama pola pemenuhan nutrisi (kebiasaan
makan). Pengisian ini dilakukan baik oleh klien dengan bantuan petugas/ di isi
petugas sendiri (door to door).
III.3.
Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran TTV : TD, Nadi,
RR
2. Pemeriksaan mata : conjunctiva anemis +/-, visus / tidak
3. extrimitas
IV.
Tehnik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai
dengan sub variabel yang disusun. Untuk pertanyaan yang menyangkut derajat
kesehatan dan pengkajian pada lansia maka seluruh jawaban dari masing-masing
pertanyaan dijumlah lalu dipresentasi dengan jumlah responden dikalikan 100%.
Hasil pengolahan tersebut dapat dipastikan secara kuantitatif menggunakan
skala :
100% : seluruhnya
76-99% : hampir seluruhnya
51-75% : sebagian besar
50% : setengahnya
26-49% : hampir setengahnya
1-25% : sebagian kecil
0% : tidak satupun
Untuk pertanyaan yang menyangkut tentang tingkat pengetahuan lansia dan
kader maka setiap responden menggunakan rumus dengan cara :
SP x 100%
SM
Keterangan :
SP : jumlah jawaban 1 responden
yang benar sesuai jawaban yang diharapka.
SM : jumlah jawaban yang tepat yang diharapkan, setelah itu hasil
prosentase setiap responden dibaca menggunakan skala :
76-100 : baik
50-75 : cukup
40-49 : kurang baik
< 40 : tidak baik
Setelah diketahui tingkat masing-masing pengetahuan lansia dan kader
dijadikan satu untuk sesuai kriteria dan dijumlahkan sehingga dapat diketahui
beberapa jumlah dan prosentase yang baik, cukup, kurang/sangat kurang.
V.
Penyajian Data
Hasil pengkajian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi kemudian
diinterprestasikan dalam bentuk diagram dan narasi.
VI.
Tahap Pelaksanaan
VI.1.
Persiapan
Dimulai tanggal …… .2003 dengan
mencari data, studi pendahuluan, penyusunan laporan pendahuluan dan
metodologinya, konsultasi bimbingan baik di Puskesmas/ institusi, permintaan izin
pada ketua RW/RT serta Kepala Kelurahan setempat yang digunakan sebagai sampel.
VI.2.
Pelaksanaan
Dimulai tanggal 2003 sampai
tanggal 28 Desember2003 dengan pengkajian door to door, tabulasi data,
pemyajian masalah dalam musyawarah lansia dan implementasi dari masalah yang
ada.
VI.3. Evaluasi
Terdiri dari penyusunan laporan mulai Januari 2004
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
PADA POSYANDU LANSIA
DI RW 3 KELURAHAN KOTALAMA KECAMATAN KEDUNGKANDANG
KOTA MALANG
A. PENGKAJIAN
1.
Data Umum
1.1.
Riwayat / sejarah
perkembangan posyandu Lansia.
Pada tanggal 2 Juni 2003
pukul 09.30-12.00 WIB segenap pimpinan Puskesmas Kedung Kandang dan staf
pengurus kelompok lansia Kelurahan di Kotalama dan warga Kotalama dari RW 3
dikumpulkan di Balai Kelurahan Kotalama dan sejak tanggal 2 juni 2003 posyandu
lansia di RW 3 Kelurahan Kotalama berdiri.
1.2.
Data Demografi
1.2.1. Umur Lansia
Tabel 1:
distribusi frekuensi umur lansia
RW 3 kelurahan Kota Lama 2003
No
|
Umur (dalam tahun)
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
1
2
3
|
55 – 65
66 - 75
76 – 85
|
25
3
2
|
83,3 %
10 %
6,7 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey mahasiswa
Poltekkes Jurusan Keperawatan Malang 2003
Interpretasi ; sebagian besar ( 83,3%
)lansia RW 3 kelurahan Kotalama berusia 55 hingga 65 tahun
1.2.2. Jenis Kelamin Lansia
Seluruh (100%)
anggota posyandu lansia yang aktif adalah perempuan.
1.2.3. Tingkat Pendidikan
Tabel 2 : Distribusi frekuensi
lansia berdasarkan tingkat pendidikan di Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan
Kotalama.
No.
|
Tingkat
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
|
Sekolah
Tidak sekolah
|
19
11
|
63,3%
36.4%
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey
Mahasiswa Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2003
Dari tabel 2
diketahui bahwa hampir setengah lansia (63,3%) pernah bersekolah
1.2.4. Jenis Pekerjaan
Tabel 3 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan
jenis pekerjaan di Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
|
Dagang / Jualan
Ibu Rumah Tangga (IRT)
|
3
27
|
10%
90%
|
|
Jumlah |
30
|
100 %
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2003
Dari tabel 3
diketahui bahwa sebagian besar lansia (90%) bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
2.
Data Fokus
2.1. Derajat Kesehatan
2.1.1. Keluhan
Utama
Tabel 4 : distribusi frekuensi keluhan yang
dirasakan lansia RW 3 kelurahan Kota
Lama tahun 2003
No
|
Keluhan
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
1
2
3
4
5
|
Pusing
Linu
Mual
Batuk pilek
Tidak ada keluhan
|
7
11
3
2
7
|
23.3 %
36,7 %
10 %
6,6 %
23,3 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey Mahasiswa Poltekkes
Prodi Keperawatan Malang 2003
Interpretasi : sebagian besar (36,7 %)
lansia RW 3 kelerahan Kotalama mengeluh Linu –linu
2.1.2. Keadaan
Umum
·
Kesadaran
Berdasarkan
pengkajian yang kami lakukan pada 25 responden didapatkan bahwa seluruhnya
(100%) dalam keadaan compos mentis.
·
Tanda Vital
a.
Tekanan Darah
Tabel 5: distribusi frekuensi tekanan darah lansia di RW 3 kelurahan Kota Lama tahun 2003.
No |
Tekanan darah
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
1
2
3
|
Tinggi
Normal
Rendah
|
16
13
1
|
53,3 %
43,3 %
3,4 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
Sumber : Survey mahasiswa
Poltekkes Jurusan Keperawatan Malang 2003
Interpretasi : sebagian besar ( 53,3 %
)lansia RW 3 kelurahan Kotalama tekanan darahnya tinggi
b.
Nadi
Dari hasil
pemeriksaan fisik, 30 responden anggota Posyandu Lansia didapatkan sebanyak 27
orang dalam kriteria normal (90%) yaitu antara 60-100x dalam keadaan istirahat.
Dan kriteria cepat 3 orang (10%) yaitu lebih dari 100x/menit dalam keadaan
istirahat.
c.
Respirasi
Dari hasil
pemeriksaan fisik, 30 responden anggota Posyandu Lansia didapatkan hasil
sebanyak 29 responden (96,7%) dalam batas normal antara 16-24x/menit dan 1
orang (3,3%) kriteria nafas cepat yaitu >24x/menit.
2.1.3.
Kejadian Penyakit 1 tahun terakhir
Tabel 6 : distribusi frekuensi penyakit
yang derita lansia RW 3 kelurahan Kota Lama 2003
No
|
Penyakit
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
D M
Hipertensi
Asma
TBC
Asam urat
Gastritis
ISPA
Tidak ada
|
2
16
1
-
11
3
2
13
|
6,7 %
53,3 %
3,3 %
-
36,7 %
10 %
6,7 %
43,3 %
|
|
|
|
|
Sumber : survey mahasiswa
Poltekkes Jurusan Keperawatan Malang 2003
I Interpretasi : sebagian besar (53,3%) lansia
RW 3 kelurahan Kotalama pernah menderita Hipertensi dalam 1 tahun terakhir.
2.1.4. Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
2.1.4.1. Pola
Makan
Dari survey
mahasiswa Poltekkes malang
jurusan keperawatan pada Desenber 2003 seluruh lansia di RW 3 kelurahan kota lama memiliki pola
makan 2-3 x sehari
2.1.4.2 Jenis
makanan
Dari survey mahasiswa Poltekkes malang
jurusan keperawatan pada Desenber 2003 sebagian besar ( 80 % ) lansia RW 3
kelurahan Kota lama mengkonsumsi makanan rendah garam dan seluruhnya
mengkonsumsi makanan rendah gula serta (86,7 %) mengkonsumsi makanan rendah
kolesterol.
2.1.4.3. Pola
Minum
·
Jumlah Cairan tiap hari
Tabel 7 :
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Minum di RW 3 Kelurahan Kotalama
No
|
Pola Minum
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
< 4 gelas
4 – 7 gelas
8 – 10 gelas
> 10 gelas
|
6
14
9
1
|
20 %
46,7 %
30 %
3,3 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Wawancara mahasiswa Prodi Keperawatan Malang 2003.
Interpretasi :
dari hasil didapatkan paling sering adala 4-7 orang (45.7%) dan kurang dari 4 gelas sejumlah 20%.
2.1.4.4.
Kebutuhan Istirahat-Tidur
·
Kesulitan Tidur
Hampir seluruh
lansia (80%) tidak mengalami kesulitan tidur dan sebagian kecil (20%) lansia
mengalami kesulitan tidur.
·
Jenis Kesulitan Tidur
Dari 5 lansia
yang mengatakan kesulitan tidur, sebagian besar lansia (60%) mengatakan sering terbangun dan hampir
setengah lansia (40%) kesulitan untuk mengawali tidur.
2.1.4.5. Pola
BAB
·
Frekuensi BAB
Tabel 11 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan frekuensi
BAB di Posyandu Lansia Kelurahan Kotalama
No
|
Pola BAB
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
1 x/hr
2 hr/ 1 x
Tidak tentu
Tdk terkontrol
|
20
7
3
0
|
66,6 %
23,4 %
10 %
0 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2003
Dari tabel 11
diketahui lansia bab 1x/hr sebanyak 66,6% dan yang tidak tentu sebanyak 10%
·
Kesulitan BAB
Hampir seluruh
lansia (96%) tidak mengalami kesulitan BAB dan sebagian kecil (4%) lansia
mengalami kesulitan BAB.
2.1.5.6. Pola
BAK
·
Frekuensi BAK
Tabel 12 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan frekuensi
BAK di Posyandu Lansia RW 3 Kelurahan Kotalama.
No
|
Pola Eliminasi BAK
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
1 – 2 x/hr
2 – 4 x/hr
4 – 6 x/hr
Tdk terkontrol
|
0
18
12
0
|
0 %
60 %
40 %
0 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2003
Dari tabel 12
diketahui bahwa sebagian besar lansia (60%) frekuensi BAK tiap harinya 2-4x
sehari.
·
Kesulitan BAK
Hampir seluruh
lansia (96%) tidak mengalami kesulitan BAK dan sebagian kecil mengalami
kesulitan BAK (4%) yaitu sering kencing.
2.1.5.7.
Kebersihan Diri
·
Kebiasaan Mandi
Seluruh lansia
(100%) mempunyai kebiasaan mandi 2x sehari.
2.1.6. Status
Psikososial
2.1.6.1. Komunikasi
·
Cara Komunikasi
Hampir seluruh
lansia (92%) menggunakan komunikasi langsung dan tidak langsung. Sedangkan sebagian
kecil lansia (8%) menggunakan komunikasi langsung (tatap muka).
·
Kesulitan Komunikasi
Seluruh lansia
(100%) tidak pernah mengalami kesulitan komunikasi.
·
Masalah dalam komunikasi
Seluruh lansia
(100%) tidak mengalami masalah dalam komunikasi.
2.1.6.2. Peran
Dalam Kelompok
·
Peran dalam Posyandu Lansia
Hampir seluruh
lansia (76%) mempunyai peran sebagai anggota dan sebagian kecil lansia (24%)
berperan sebagai pengurus.
2.1.7.
Perubahan Posisi dan Keseimbangan Klien
Dari hasil pemeriksaan
fisik, 30 responden anggota posyandu lansia didapatkan hasil sebanyak 30 orang
dalam kriteria baik (100%) yaitu bangun dari kursi, duduk ke kursi, menahan
dorongan pada sternum, perputaran leher, gerakan menggapai sesuatu.
2.1.8.
Penanganan dalam Masalah Kesehatan
·
Penggunaan Obat-obatan
Hampir
setengah (48%) lansia menggunakan resep dalam pembelian obat dan sebagian besar
(52%) lansia tidak menggunakan resep dalam pembelian obat.
·
Menggunakan obat tanpa resep
Tabel 19 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan penggunaan
obat tanpa resep di Posyandu Lansia Kelurahan Kotalama
No
|
Jenis Obat
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
4.
|
Anti rematik
Anti nyeri
Antibiotik
Jamu-jamuan
|
3
2
4
11
|
24
8
16
52
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 19
didapatkan bahwa sebagian besar lamsi (52%) menggunakan jamu-jamuan dan
sebagian kecil lansia menggunakan obat rematik (24%), antibiotik (16%) dan anti
nyeri (8%).
·
Perawatan terhadap masalah kesehatan
Tingkat
pengetahuan perawatan terhadap masalah kesehatan
Tabel 20 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan perawatan
terhadap masalah kesehatan di Posyandu Lansia Kelurahan Kotalama
No
|
Tingkat Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
|
Tahu dengan jelas
Tahu tapi tidak jelas
Tidak tahu
|
9
8
13
|
32
28
40
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 20
didapatkan bahwa hampir setengah (40%) lansia tidak tahu tentang perawatan
apabila terkena penyakit.
2.2. Data Lingkungan Fisik
2.2.1.
Pemukiman
·
Bentuk Bangunan
Seluruhnya
(100%) bentuk bangunan lansia adalah rumah.
·
Jenis Bangunan
Seluruhnya
(100%) jenis bangunan lansia adalah permanen.
·
Atap Rumah
Hampir
seluruhnya (92%) atap rumah lansia terbuat dari genteng dan sebagian kecil (8%)
terbuat dari asbes.
·
Dinding Rumah
Seluruhnya
(100%) dinding rumah lansia terbuat dari tembok.
·
Lantai Rumah
Tabel 21 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis
lantai rumah Rw 3 Kelurahan Kotalama
No
|
Bentuk Lantai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
2.
3.
|
Tekel / Keramik
Semen
Tanah
|
18
11
1
|
60 %
36,7 %
3,3 %
|
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2003
Dari tabel 21
diketahui bahwa hampir seluruh(60%) lansia mempunyai lantai rumah dari keramik
dan sebagian kecil (36,7%) terbuat dari semen dan (3,3%) terbuat dari tanah.
·
Ventilasi
Ventilasi dari
30 responden terdapat >10% luas lantai adalah 60% dan 40% < 10% luas lantai.
·
Pencahayaan
Seluruh (100%)
pencahayaan dari rumah lansia baik.
·
Penerangan
Seluruh (100%)
penerangan dari rumah lansia baik.
·
Kebersihan
Seluruh (100%)
kebersihan dari rumah lansia baik.
·
Pengaturan ruangan dan perabot
Seluruh (100%)
pengaturan ruangan dan perabot dari rumah lansia baik.
·
Kelengkapan alat rumah tangga
Seluruh (100%)
alat rumah tangga dari rumah lansia lengkap.
2.2.2.
Sanitasi
·
Penyediaan Air
Tabel 23 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan sumber dari
penyediaan air
No
|
Penyediaan Air Bersih
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
|
PDAM
Sumur |
15
15
|
50
50
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 23
diketahui bahwa setengah (50%) sumber penyediaan air dari PDAM serta setengah (50%) berasal dari sumur.
·
Pengelolaan Jamban
a. Jenis Jamban
Seluruh (100%) pengelolaan
jamban di rumah lansia menggunakan jenis leher angsa.
b. Jumlah Jamban
Seluruh (100%)
jumlah jamban yang dimiliki di masing-masing rumah lansia sebanyak 1 buah.
c. Jarak Jamban dengan sumber
air
Hampir seluruh (92%) jarak
jamban dengan sumber air antara 5-7 meter dan sebagian kecil (8%) jarak jamban
dengan sumber air antara 3-5 meter.
d. Pengelolaan sampah
Seluruh (100%) pengelolaan
sampah di rumah lansia dilakukan oleh petugas.
e. Polusi
Hampir seluruh (88%)
dilingkungan lansia tidak terjadi polusi dan sebagian kecil (12%) terdapat
polusi udara dilingkungan lansia.
f. Sumber polusi
Hampir seluruhnya (80%) di
lingkungan lansia tidak terdapat polusi udara dan sebagian kecil (20%) terdapat
sumber polusi dari kendaraan bermotor.
2.3. Tempat Pelayanan Sosial
2.3.1.
Fasilitas Sosial
·
Lokasi (Pasar)
Pasar terletak
kurang lebih 2 km dari pemukuman namun di sekitar pemukiman ada banyak toko
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
·
Kecukupan
Angota
Posyandu Lansia (100%) merasa sudah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
2.4. Ekonomi
2.4.1.
Produktifitas Kerja
Sebagian besar
lansia (72%) tidak produktif atau dirumah saja dan sebagian kecil (28%) lansia
masih produktif atau bekerja.
2.5 Keamanan dan Transportasi
2.5.1.
Keamanan Lingkungan
Kantor
Kotalama terletak di tengah-tengah wilayah Kotalama. Kelurahan Kotalama
berdekatan dengan jalan raya dengan kondisi jalan raya yang ramai.
2.5.2.
Transportasi
·
Kondisi jalan masuk RW 3 Kelurahan Kotalama
Jalan
kelurahan Kotalama berupa aspal
Jenis
transportasi yang dimiliki
Tabel 27 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis
transportasi yang digunakan untuk ke Posyandu Lansia di Posyandu Lansi
Kelurahan Kotalama
No
|
Transportasi yang digunakan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
|
Kendaraan umum
Kendaraan pribadi
Jalan kaki
|
14
9
7
|
44
32
24
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 27
didapatkan bahwa sebagian besar (44%) para lansia menggunakan kendaraan umum
dan sebagian kecil (32%) mengunakan kendaraan pribadi serta (24%) jalan kaki.
2.6. Politik dan Pemerintahan
2.6.1. Sistem
Pengorganisasian Posyandu Lansia di RW 3 Kelurahan Kotalama
Dalam Posyandu
Lansia di Kelurahan Kotalama, pemegang keputusan tertinggi yaitu Ny. Tarmudji.
Bila ada masalah, keputusan diambil melalui musyawarah yang umumnya dilakukan
setelah posyandu lansia.
2.6.2. Struktur Organisasi
2.7. Komunikasi
2.7.1. Jenis
Alat Komunikasi
Jenis alat
komunikasi yang digunakan Posyandu Lansia di Kelurahan Kotalama untuk
mengadakan kegiatan yaitu secara langsung (lisan) dan telepon.
2.7.2. Cara
Penyebaran Komunikasi
Informasi
disampaikan dari kader lansia pada anggota setelah selesai posyandu lansia .
2.8. Rekreasi
2.8.1.
Kebiasaan Rekreasi
Sebagian besar
lansia (60%) mempunyai kebiasaan rekreasi dan (40%) tidak mempunyai kebiasaan
rekreasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia
A. Motivasi
1. Tabel 1 : Distribusi frekuensi
lansia berdasarkan motivasi dari dalam diri lansia saat mengunjungi posyandu
lansia.
No |
Motivasi dari dalam diri
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
4.
|
Pengetahuan tentang
posyandu lansia
Motivasi untuk menjaga
kesehatan
Motivasi untuk berkumpul
dengan teman sesama lansia
Ingin mengisi waktu
luang
|
8
12
8
2
|
24
36
24
12
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 1
diketahui bahwa motivasi dari dalam diri lansia saat mengunjungi posyandu
lansia yaitu hampir setengah (24%) memiliki motivasi untuk menjaga kesehatan
dan (36%) motivasi untuk berkumpul dengan sesama lansia dan sebagian kecil
(24%) memiliki pengetahuan tentang posyandu lansia serta (12%) ingin mengisi
waktu luang.
2.
Tabel 2 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan motivasi dari
lingkungan saat lansia mengunjungi posyandu lansia.
No |
Motivasi dari lingkungan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
|
Dukungan / disuruh
keluarga
Dukungan / disuruh kader
Jarak atau tempat
posyandu mudah dijangkau
|
5
7
18
|
16
20
64
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 2
diketahui bahwa motivasi dari lingkungan yang mendukung lansia mengunjungi
posyandu sebagian besar (64%) karena jarak atau tempat posyandu mudah dijangkau
dan sebagian kecil (20%) karena dukungan atau disuruh kader serta (16%) karena
dukungan atau disuruh keluarga.
B. Tingkat Pengetahuan
Tingkat
pengetahuan lansia tentang posyandu lansia yang mencakup tujuan dan manfaatnya
yaitu sebagian besar (72%) tahu dengan jelas dan sebagian kecil (28%) tahu tapi
tidak jelas.
C. Kegiatan yang dilaksanakan
di Posyandu Lansia
1. Jenis Kegiatan di Posyandu
Lansia
Sebagian besar (64%) lansia mengatakan jenis kegiatan di
Posyandu Lansia sesuai dengan keinginan dan hampir setengah (36%) kurang sesuai
dengan keinginan lansia.
2. Jenis Kegiatan yang ingin
dikembangkan di Posyandu Lansia
Tabel 3 : Distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis kegiatan
yang ingin dikembangkan di Posyandu Lansia
No
|
Jenis Kegiatan
|
Frekuensi
|
Persentasi
|
1.
2.
3.
|
Penyuluhan
Pemeriksaan kesehatan
Pengobatan
|
6
6
18
|
20
20
60
|
|
Jumlah |
30
|
100
|
Sumber : Survey Mahasiswa
Poltekkes Prodi Keperawatan Malang 2004
Dari tabel 3
diketahui bahwa (20%) jenis kegiatan yang ingin dikembangkan di Posyandu Lansia
adalah penyuluhan dan (20%) pemeriksaan kesehatan serta (60%) pengobatan
BAB IV
PEMBAHASAN
I.
Pengkajian
Selama melakukan Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus Lansia di RW 3
Kelurahan Kotalama, dari pengkajian, kegiatan implementasi dan evaluasi
terdapat beberapa kesenjangan diantaranya yaitu :
1. Pada kelompok lansia di RW
3 Kelurahan Kotalama. tentang penyebab linu, dari angket yang kami sebar belum
terkaji dengan jelas tentang penyebab dari linu apakah karena sebelumnya sudah
mempunyai penyakit yang berkaitan dengan tulang dan sendi ataukah akibat dari
konsumsi makanan yang tinggi purin. Kendala tersebut karena kurang lengkapnya
dari isi angket sehingga informasi yang didapatkan juga kurang lengkap.
II.
Rumusan Diagnosa
Berdasarkan pemilikan dan klasifikasi diagnosa menurut Omaha, terdapat 4
masalah utama yaitu pemilikan lingkungan, pemilikan psikososial, pemilikan
fisiologis dan pemilikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yang
masing-masing dijabarkan sehingga menjadi 44 diagnosa keperawatan. Pada Asuhan
Keperawatan Kelompok Khusus Lansia di RW 3 Kelurahan Kotalama dirumuskan 2
masalah menurut klasifikasi Omaha pada pemilikan fisiologis, psikososial dan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yaitu :
1. Gangguan sirkulasi
(hipertensi) berhubungan dengan proses degeneratif, pola makan yang tidak sehat
dan ketidakstabilan emosi.
2. Nyeri sendi (asam urat)
berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat, kurangnya pengetahuan tentang
cara perawatan pada usia lanjut.
III.
Rencana Intervensi
Rencana Intervensi disusun sebagi alternatif pemecahan masalah harus
berorientasi pada masalah, sumber daya yang tersedia dan dapat dijangkau. Dari
hasil musyawarah anggota lansia pada hari senin, tanggal 29 Desember 2003
dengan mengemukakan data saat pengkajian telah disepakati bahwa alternatif
intervensi yang dipilih untuk memecahkan masalah dengan metode penyuluhan yang
meliputi beberapa topik yaitu :
1.
Masalah hipertensi meliputi pengertian, faktor resiko dan
penyebabnya.
2.
Pola makan yang sehat pada lansia, meliputi : Diit rendah
garam, Diit rendah lemak dan Diit rendah purin.
Dari kedua topik tersebut rencana intervensi sesuai dengan kegiatan
musyawarah (keinginan dari anggota) adalah penyuluhan yang akan dilaksanakan pada
hari senin tanggal 29 Desenber 2003, bertempat di RW 3 Kelurahan Kotalama dan
sebagai pembicara adalah Mahasiswa Poltekkes Prodi Keperawatan.
Sedangkan untuk masalah lainnya yang menyangkut tentang cara mengumpulkan
lansia yang tersebar dalam RW 3 ; data tentang seluruh lansia di Rw 3 Kelurahan
kotalama. yang meliputi 11 RT ; masalah tentang pelayanan / campur tangan pihak
Puskesmas pada Posyandu di Kelurahan Kotalama yang meliputi pelayanan kesehatan
yang masih kurang memuaskan dan modifikasi dari kegiatan Puskesmas masih
merupakan suatu kumpulan masalah yang terdapat pada kelompok lansia di
Kelurahan Kotalama dan proses pemecahan masalah tersebut memerlukan kerjasama
dari pihak pengurus kelompok lansia ; pihak Puskesmas ; serta perangkat desa
dan hal ini juga melihat dari sumber daya yang tersedia sehingga masalah yang
dapat di intervensi lebih dahulu yaitu mengenai status kesehatan yang telah
dikaji melalui hasil angket, sedangkan untuk masalah-masalah lainnya kami
menyerahkan pada pihak-pihak yang terkait untuk proses penyelesaian dan cara
penyelesaian yang akan dilaksanakan dalam memecahkan masalah yang terdapat pada
kelompok lansia di Kelurahan Kotalama
IV.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan rencana intervensi, rencana
intervensi yang telah disusun dapat dilaksanakan sesuai rencana dengan peran
aktif kelompok lansia dan dukungan Puskesmas. Untuk implementasi dari kegiatan
sudah dilaksanakan dengan baik, yang meliputi persiapan tempat, media dan
fasilitas.
V.
Evaluasi
Eveluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
keefektifan intervensi yang telah dilakukan.Evaluasi jangka pendek dari dua
masalah yang diangkat, semua masalah teratasi sebagian. Hal ini didukung dengan
peran aktif dan motivasi tinggi lansia dan kader dalam mengikuti pelaksanaan
tindakan. Untuk tindak lanjut dari intervensi, penulis merujuk pada Puskesmas
Kedung Kandang sebagai penanggungan jawab kegiatan Posyandu Lansia di wilayah
kerjanya.
BAB V
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan kelompok khusus lansia dapat
menyimpulkan :
1.
Masalah uatama yang muncul pada lansia di Posyandu Lansia RW
3 Kelurahan Kotalama antara lain :
a. Hipertensi (tekanan darah
tinggi) yaitu 44% yang berhubungan dengan proses degeneratif , pola makan yang
tidak sehat dan ketidakstabilan emosi.
b. Nyeri sendi (asam urat)
yaitu 20% yang berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat, kurangnya
pengetahuan tentang cara perawatan pada usia lanjut.
2.
Untuk meningkatkan pengetahuan para lansia di Posyandu Lansia
RW 3 Kelurahan Kotalama dilakukan penyuluhan tentang :
a. Pola makan yang sehat pada
lansia (rendah garam, rendah lemak, rendah purin).
b. Penyakit dan tanda-gejala
penyakit hipertensi
3.
Belum semua masalah yang muncul dapat diatasi, hanya aspek
kognitif saja yang dapat diatasi, sehingga untuk alternatif pemecahan masalah
yang lain dirujuk ke Puskesmas.
II.
Saran
1. Lansia
Diharapkan
Posyandu Lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia baik pada keluarga,
pemeriksaan kesehatan dengan puskesmas juga kegiatan lain antara lain : senam,
pengajian, mengadakan rekreasi bersama, dan lain-lain.
2. Kader Posyandu Lansia
Kader Posyandu
Lansia diharapkan meningkatkan kemajuan kognitif dalam hal pengetahuan
kesehatan lansia (menyebarluaskan informasi / pengetahuan yang diperoleh kepada
anggota yang lain) atau dengan mengadakan studi banding ke kelompok lansia
lain.
3. Pihak Aparat Kelurahan
a. Memantau dan membantu
pelaksanaan Posyandu Lansia Kelurahan Tlogomas.
b. Mensosialisasikan kegiatan
Posyandu pada lansia yang belum mengikuti.
c. Ikut terlibat minimal
kunjungan ke Posyandu 3 bulan sekali.
4. Pihak Puskesmas
a. Mengadakan pelatihan kader
setiap 1 tahun sekali
b. Pendidikan kesehatan
minimal tiap 1 bulan sekali
c. Kerjasama dengan pihak
lain guna mengoptimalkan kegiatan posyandu lansia.
ConversionConversion EmoticonEmoticon