BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Salah
satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat
menjadi sia – sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah.
Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga
menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi
kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai – nilai
dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan
keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat
tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal – hal yang terkait dengan
masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung
jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di
Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan
keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah –
rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada
pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.
Pengalaman
belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan
keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
B.
Tujuan.
1.
Tujuan umum :
Setelah
menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan
keluarga.
2.
Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mmpu :
a.
Mengidentifikasi data yang sesuai dengan
masalah kesehatan keluarga
b.
Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga
sesuai dengan maslaha kesehatan keluarga
c.
Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan
d.
Melaksanakan tindakan
sesuai rencana yang telah ditentukan
e.
Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Dasar
1.
Keperawatan kesehatan keluarga.
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan
Aracelis Maglaya 1989).
Alasan
keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai
unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota
keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan
perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga,
dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam
pengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang
serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan
tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk
mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi
serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2.
Type-type keluarga :
a.
Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b.
Keluarga besar (Exstended family) yaitu
keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga berantai (serial family) yaitu
keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan satu keluarga inti
d.
Keluarga duda/janda (single family) yaitu
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f.
Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua
orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
B.
Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang
melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung jawab yang meliputi
:
1.
Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan
keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial, menunjukkan
pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari
klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan
sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada
di rumah. Perawat hanya memberikan perawata dalam waktu yang terbatas.
Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab daari keluarga
daripada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang
utama dalam perawatan di rumah.
2.
Dokumentasi
Pendokumentasian
yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
3.
Koordinasi antara pelayanan dan manajemen
kasus
Perawat
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang yang menjadi
manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas
kebutuhan mengidentifikasi cara untuk mememuhi kebutuhan tersebut dan
mengimplementasikan rencana yang disusun.
4.
Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi
kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu
tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang
dilakukan di rumah.
5.
Advocacy
Tanggung
jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran perawat
sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan pelayanan yang diberikan.
C.
Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan
keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai
anggota keluarga.
1.
Tahap pengkajian
Pengkajian
adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a.
Data umum :
Meliputi
nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK,
umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga
serta genogram.
Type
keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku
bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
Agama.
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi
keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang
yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
b.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan
oleh anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
c.
Pengkajian lingkungan
Karakteristik
rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik
tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk
setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas
geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluaarga yang ada.
System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.
d.
Struktur keluarga
Pola
komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
Struktur
kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai
norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e.
Fungsi keluarga
Fungsi
afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg menghargai.
Fungsi
sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan sejauhmana
anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
Fungsi
perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat –
sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu
:
-
mengenal masalah kesehatan : sejauhmana
keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian,
tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
-
mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
-
merawat anggota keluarga yang sakit :
sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada
dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
-
memelihara lingkungan rumah yang sehat :
sejauhmana mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.
-
menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi
reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi
ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.
f.
Stres dan koping keluarga
Stressor
jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian
lebih dari 6 bulan.
Kemampuan
keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga
berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi
koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h.
Harapan keluarga
Pada
akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada
pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.
Aktual (terjadi deficit atau gangguan
kesehatan).
Dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b.
Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada
data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c.
Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu
keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan.
Dalam satu
keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk
menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan
dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3.
Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan
keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan.
4.
Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a.
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan
keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b.
Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara
perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
c.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat
anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d.
Membantu keluarga untuk menemukan cara
bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber –
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e.
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
5.
Tahap evaluasi
Sesuai
rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keluarga
Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Asngat (umur : 69 tahun).
2. Alamat dan Telepon : Jln. Amir Mahmud No. 97 RT 04, RW 02
Kelurahan Gunung Anyar.
3.
Pekerjaan Kepala Keluarga : Tani.
4.
Pendidikan Kepala Keluarga : SR
5.
Komposisi Keluarga :
No
|
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Hubungan
dengan KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
2.
|
Ny. Milkiyati
Tn.
Abdul Malik
|
P
L
|
Isteri
Anak
|
66 th
27 th
|
-
SLTA
|
Genogram :
Keterangan :
:
Laki-Laki
: Perempuan
:
Tinggal serumah
6.
Tipe keluarga.
Keluarga inti
terdiri dari Tn. Asngat, Ny. Milkiyati dan Tn. Abdul Malik yang merupakan anak
kandung yang terakhir.
7.
Suku bangsa.
Jawa
– Indonesia.
Tn Asngat berasal dari Kediri
dan menetap di Gunung Anyar sejak umur
20 tahun.
8.
Agama.
Seisi
keluarga menganut agama Islam.
9.
Status sosial ekonomi keluarga.
Penghasilan
keluarga perbulan + Rp. 300.000,- yang diperoleh dari hasil kerja tani
dan menjual air serta diberikan oleh anak – anaknya. Penghasilan yang ada cukup unuk biaya makan, minum,
berobat dan membeli pakaian.
10.
Aktifitas rekreasi keluarga.
Berkumpul bersama dengan anak dan cucu (anak sulung bertetangga) karena
mereka tidak mempunyai TV.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat
ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa
2. Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi :
Anak pertama sudah berkeluarga dan sudah dapat mencari nafkah untuk
keluarganya, sedangkan anak terakhir belum menikah.
Tn. Asngat dan keluarganya
mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan
masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3.
Riwayat keluarga inti :
Tn Asngat
dan keluarganya mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tertentu,
pada usia mudanya KK tidak pernah menderita penyakit yang membahayakan. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah menderita penyakit berat
tertentu. Saat ini Tn. Asngat mengeluh sakit pada pinggang dan kaki kadang –
kadang terasa sakit yang diderita sejak 15 tahun yang lalu sehingga untuk
menjual air diserahkan kepada anaknya. Ny. Milkiyati saat ini mengeluh kakinya
bengkak (kiri dan kanan), pinggang sakit, BAK tidak lancar (keluar sedikit –
sedikit) dan kadang – kadang leher terasa kaku. Tidak ada anggota keluarga yang
diimunisasi. Kalau sakit, keluarga ke puskesmas karena jaraknya dekat. Namun
terhadap pelayanan yang diberikan kurang memuaskan karena sering dimarahi
petugas walaupun keluarga mengatakan bahwa kesalahan kadang terletak pada
mereka yaitu lupa membawa kartu berobat atau hilang. Sekarang ini keluarga
tidak mau ke puskesmas lagi karena diperlakukan seperti demikian.
4.
Riwayat keluarga sebelumnya :
Tidak ada anggota keluarga dari Tn Asngat maupun Ny. Milkiyati yang menderita penyakit keturunan ataupun kelainan.
C. Lingkungan
1.
Karakteristik rumah :
Luas rumah
32 m2 dengan panjang 8 m dan lebar 4 m. terdiri dari 1 kamar tamu, 4
kamar tidur, 1 dapur yang disekat tengah untuk kamar makan, 1 kamar mandi jadi
satu dengan WC. Tipe rumah permanen. Jendela rumah terdapat diruang tamu
dengan posisi menghadap ke timur, sedangkan kamar tidur tidak berjendela.
Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat kurang.
Barang-barang diletakkan dilorong/ruang tengah dan di dapur tampak baju – baju
yang sudah lama tidak dipakai dibiarkan begitu saja di atas balai - balai. Sumber air
minum dari PAM. Sumber air bersih untuk memcuci digunakan sumur. Kebiasaan
memasak menggunakan kompor . Lantai rumah terbuat dari semen dengan keadaan sudah mulai rusak.
Denah
rumah :
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tn Asngat bertetangga
dengan anak sulungnya di sebelah kanan dan sebelah kiri rumah yang
dikontrakan dengan pekerjaannya pedagang (penjual bakso). Semua tetangga beragama
Islam dari suku Jawa asli yang taat beribadah Kebiasaan kerja bakti dilakukan
bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga akur selalu. Kunjung
mengunjung dilakukan bila hari raya agama.
3.
Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga
ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn Asngat sekeluarga kebanyakan berada di rumah .
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn Asngat dan Ny. Milkiyati aktif dalam kegiatan ngaji.
5.
Sistem pendukung keluarga :
Tn. Asngat
sekeluarga hidup dari pekerjaannya sebagai petani dan anak bungsunya sebagai
pekerja pabrik dan kadang – kadang menjual air. Fasilitas kesehatan terdekat
yaitu Puskesmas ± 200 m. Tn. Asngat dan Ny. Milkiyati termasuk anggota posyandu
lansia RW 01 tetapi tidak aktif. Untuk biaya pengobatannya kadang-kadang
dibantu oleh anak – anaknya.
D.
Struktur Keluarga
1.
Pola komunikasi keluarga :
Tn
Asngat sekeluarga mengatakan komunikasi
keluarga dilakukan secara terbuka.
2.
Struktur peran keluarga :
Tn Asngat
mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena itu tidak mempunyai
peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di masyarakat. Kecuali terhadap
anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga pergaulan yang baik agar tidak
terjerumus dalam perbuatan yang merusak citra keluarga.
3. Struktur peran (formal dan informal) :
Tn Asngat hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
4.
Nilai dan norma keluarga :
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor
lainnya. Menurut Tn. Asngat hal magis memang ada tetapi tidak terlalu
diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah menyusahkan orang
lain. Menurut Tn Asngat
sekeluarga kita harus teguh pada keyakinan agama. Oleh karena itu keluarganya
sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit.
E. Fungsi Keluarga
1.
Fungsi afektif :
Menurut Tn Asngat dan keluarga, mereka
memandang dirinya masing-masing layaknya manusia normal lainnya. Kecuali Ny. Milkiyati mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-sakitan .
2.
Fungsi sosial :
Menurut
keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan agamis muslim yang
taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas keagamaan.
3.
Fungsi perawatan kesehatan :
Secara
umum keluarga masih belum mampu mengenal penyakit yang diderita Ny. Milkiyati
(kaki bengkak, pinggang sakit, BAK terganggu dan kadang leher kaku, kemampuan
memberikan perawatan pada keluarga masih kurang, kemampuan menciptakan
lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih kurang, demikian juga
dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi tidak konsisten.
4.
Fungsi reproduksi :
Tn Asngat mempunyai 5 orang anak dan mengatakan tidak mungkin
punya anak lagi.
5.
Fungsi ekonomi :
Tn
Asngat dan keluarga mengatakan kondisi ekonomi keluarga seperti keadaan saat ini sudah merupakan yang
dialami sejak dulu sehingga tidak merasa adanya suatu beban, oleh karena itu
pemanfaatan keuangan seefisien mungkin.
F.
Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang :
Menurut Tn Asngat dan keluarga tidak terlalu cemas dengan
keadaan mereka yang semakin tua karena semuanya sudah diatur oleh yang Maha
Kuasa.
2.
Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
:
Selain
kepasrahannya Tn Asngat ingin agar anak dan cucunya selamat di dunia dan di
akhirat.
3.
Strategi koping yang digunakan :
Tn Asngat bersama istri dan anakya selalu berdiskusi
untuk memecahkan problem keluarga dengan
cara musyawarah. Selain itu mereka mengatakan, disamping berusaha juga
berpasrah pada kehendak Yang Maha Kuasa. Kalau kebutuhan yang sangat mendesak,
keluarga selalu minta bantuan.
4.
Strategi adaptasi disfungsional :
Menurut Tn. Asngat, dalam menghadapi
permasalahan keluarga selalu menyerahkan
atau pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
G. Pemeriksaan Fisik.
·
Tn Asngat : Tensi : 110/60, Nadi : 80x/m,
Suhu : 365c, agak kurus, mengeluh pinggang sakit, kadang batuk
berlendir.
·
Ny. Milkiyati : Tensi : 160/100 mmHg, N :
100x/m, S : 370c. mengeluh pinggang sakit, kadang leher kaku, dan
BAK terganggu. Kaki kiri dan kanan nampak bengkak dan telapak kaki kiri ada luka akibat
menginjak paku.
I. Harapan Keluarga.
Tn Asngat dan
keluarga berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung seperti ini
sehingga keluarganya bisa memahami kesehatan. Selain itu pengobatan di
puskesmas atau pelayanan posyandu lansia kalau bisa lebih sering.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data di atas maka
diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada keluarga Tn Asngat adalah :
1. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Tn. Asngat berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita sakit.
2.
Resiko tinggi bertambah
parahnya sakit Ny. Milkiyati berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah penyakit yang diderita Ny. Milkiyati.
3.
Resiko tinggi terjadi penyakit : diare, ISPA
pada anggota keluarga Tn. Asngat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
C. Perencanaan
Untuk
menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn Asngat maka
terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kehatan sebagai
berikut :
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Ny. Milkiyati berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit yang diderita Ny. Milkiyati.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah adalah
keadaan kurang/tidak sehat dan memerlukan tindakan segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Sumber-sumber yang ada dan tindakan
untuk memecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi untuk mencegah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah dapat dicegah untuk tidak
memperburuk keadaan dapat dilakukan Ny. Milkiyati dan keluarga dengan
memahami penyakit yang diderita Ny. Milkiyati
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
½ x 1
|
1/2
|
Keluarga menyadari adanya masalah
tetapi tidak didukung dengan pemahaman yang adekuat tentang penyakit.
|
|
Total Skor
|
|
4 1/2
|
|
Diagnosa
keperawatan :
Resiko tinggi bertambah
parahnya sakit Tn. Asngat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarganya yang menderita sakit.
.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Masalah dianggap mengancam kesehatan
sehingga perlu ditangani
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
1
|
Sumber-sumber yang ada dan tindakan
untuk memecahkan mudah dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi untuk mencegah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah dapat dicegah untuk tidak
memperburuk keadaan Tn Asngat dan keluarga mampu merawat Tn Asngat
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
2/2 x 1
|
1
|
Keluarga
menyadari merupakan masalah berat sehingga harus segera ditangani
|
|
Total Skor
|
|
3 2/3
|
|
Diagnosa
keperawatan :
Resiko tinggi terjadi penyakit : diare, ISPA
pada anggota keluarga Tn. Asngat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Masalah dianggap mengancam kesehatan
sehingga perlu ditangani.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
1/2 x 2
|
1
|
Sumber-sumber yang ada dan tindakan
untuk memecahkan masalah hanya sebagian dijangkau keluarga
|
3.
|
Potensi untuk mencegah masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Masalah dapat dicegah untuk tidak
memperburuk keadaan dapat dilakukan keluarga dengan memahami kemungkinan penyakit yang akan diderita
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
0/2 x 1
|
0
|
Keluarga tidak menyadari adanya
masalah dan tidak didukung dengan pemahaman yang adekuat tentang penyakit.
|
|
Total Skor
|
|
2 1/3
|
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon