LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A.
Definisi
Halusinasi
adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra sesorang pasien
yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik,
psikotik ataupun histerik (Maramis, 1994).
Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi.
Halusinasi adalah suatu penghayatan yang
dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimuli ekstern;
persepsi palsu (Lubis, 1993).
B.
Rentang respon halusinasi (
berdasarkan Stuart dan Laria, 2001).
Respon Adaptif Respon Maladaptif
>Pikiran
logis >Distorsi
pikiran >Gangguan
pikir
>Persepsi
akurat >Ilusi >Halusinasi
>Emosi
konsisten dgn pengalaman >Reaksi
emosi >> atau < >Sulit
berespon
emosi
>Prilaku
sesuai >Prilaku
aneh/tidak biasa >Prilaku
disorganisasi
>Berhubungan
sosial >Menarik
diri >Isolasi
sosial
C.
Jenis-jenis halusinasi
Stuart
dan Laria, 1998 membaginya seperti tabel berikut :
Jenis Halusinasi
|
Prosentase
|
Karakteristik |
Pendengaran (auditorik)
Penglihatan (Visual)
Penghidu (olfactory)
Pengecapan (gustatory)
Perabaan (tactile)
Cenesthetic
Kinesthetic
|
70 %
20 %
|
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara
tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih
tentang orang yang mengalami halusinasi.
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar
kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
Membaui bau-bauan tertenru seperti bau darah, urine atau feces. Umumnya
bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine atau feces.
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
|
D.
Fase-fase halisinasi
1.
Comforting, Ansietas sedang :
halusinasi menyenangkan
2.
Condemning, Ansietas berat :
halusinasi menjadi menjijikkan
3.
Controling, Ansietas berat :
Pengalaman sensori menjadi berkuasa
4.
Consquering, Panik : Umumnya
menjadi melebur dalam halusinasinya
E.
Pohon masalah
Resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
PSP
: Halusinasi……
Isolasi sosial : Menarik diri
Gangguan
Konsep Diri : Harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi
: 1 Jam 10.00 WIB Tgl 27-10-2003
Pertemuan 1
A.
Proses keperawatan
1.
Kondisi Klien
Menyendiri,
bingung, lambat, kontak mata kurang, pembicaraan lambat dan diulang-ulang.
2.
Diagnosa keperawatan
Gangguan
interaksi sosial :
3.
TUK
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
4.
Rencana Tindakan Keperawatan
1.1. Membina
hubungan saling percaya
-
Bina hubungan saling percaya : slam
terapeutik, ciptakan lingkungan terapeutik.
-
Beri kesempatan klien ungkapkan
perasaanya.
-
Dengarkan ungkapan perasaan klien
dengan empati
A.
Strategi Komunikasi
1.
Orientasi
- Salam terapeutik
“ Selamat pagi mbak ? boleh kenalan ngaak ? nama saya suster
Yenny, panggil saya mbak Yenny ya !, saya Mahasiswa PSIK Unibraw Malang, saya
yang akan merawat mbak selama 2 minggu ini, mulai tanggal 27 s/d 8 November
2003 “.
- Evaluasi/ validasi
“ Bagaimana perasaan mbak sekarang ? Tidurnya bagaimana tadi malam ?”.
- Kontrak
“ Mbak nanti kita cerita-cerita kenapa mbak sampai dibawa
kesini ? bersedia khan ? nggak lama koq, kira-kira 10 menit saja, bersedia khan
?
2.
Kerja
“ Mbak namanya siapa ? asalnya dari mana ? biasa dipanggil
apa ? gimana perasaaanya hari ini ? apakah ada yang membuat mbak bingung ? Mbak
sekarang dimana ? dirumah ada siapa saja ? anaknya dengan siapa ?
3.
Terminasi
- Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasan mbak sekarang setelah bercakap-cakap
dengan saya ?”.
- Evaluasi obyektif
“ Coba masih ingat nama saya ? terus coba sebutkan lagi
kenapa mbak dibawa kesini ? bagus sekali !”.
- Rencana tindak lanjut
“ Baiklah mbak karena waktu kita sudah habis kita sudahi
sampai disini ya, besok kita nomong-ngomong lagi ya ?
- Kontrak
“ Besok kita ketemu lagi disini jam 08.00 WIB kita akan
nobrol tentang mengapa mbak dibawa kesini ? bersedia ? “.
STRATEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi
: II Jam 08.00 WIB Tgl 28-10-2003
Pertemuan 2
A. Proses Keperawatan
1.
Kondisi klien
Menyendiri,
bingung, gerakan lambat, pembicaraan kurang dan diulang-ulang.
2.
Diagnosa keperawatan
Gangguan
interaksi sosial : menarik diri b/d
3.
TUK
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
4.
Rencana tindakan keperawatan
1.1. Membina
hubungan saling percaya
-
Bina hubungan saling percaya :
salam terapeutik, ciptakan lingkungan terapeutik.
-
Beri kesempatan klien ungkapkan
perasaanya
-
Dengarkan ungkapan klien dengan
empati
B. Strategi Komunikasi
1.
Orientasi
a.
Salam terapeutik
“
Selamat pagi mbak ? masih ingat saya ? nama mbak Winarti khan ? sebenarnya mbak
Winarti sukanya dipanggil apa sih ?”.
b.
Evaluasi/validasi
“
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang ?”.
c.
Kontrak
“
Mbak Win, pagi ini sesuai dengan janji kita, kita akan ngobrol-ngobrol ya khan
? saya harap mbak Win nanti akan banyak bercerita kepada saya, bagaimana ?
tidak lama koq, 15 menit saja ?
2.
Kerja
“
Mbak Win coba sih ceritakan kenapa mbak Win bisa sampai dibawa kesini ?, mbak
Win tahu tidak ini dimana ? Rumah sakit apa ?”.
“
Bagaimana perasaan mbak Win selama
disini ?’.
3.
Terminasi
- Evaluasi subyektif
“
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang ?’.
- Evaluasi obyektif
Coba
mbak Win sebutkan lagi kenapa mbak win dibawa kesini ? ya ada lagi ?”.
- Rencana Tindak lanjut
“
Baiklah mbak Win waktu kita sudah habis, besok kita ngobrol-ngobrol lagi
tentang apa yang dialami mbak Win sampai bisa terdengar suara-suara itu !’.
- Kontrak
“
Besok jam 08.00 WIB kita ketemu lagi ya ?, kita ngobrol dimana ? jangan lupa ya
?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi
: III Jam 08.00 WIB Tgl 29-10-2003
Pertemuan 3
A. Proses Keperawatan
1.
Kondisi klien
Kontak mata baik, tertawa dan
tersenyum, mengerti alur pembicaraan, mau menyapa.
2.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d
3.
TUK
- Klien dapat mengenal halusinasinya
4.
Rencana tindakan keperawatan
-
Lakukan kontak sering tapi singkat
-
Observasi tingkah laku klien
terkait dengan halusinasinya
-
Bantu klien untuk mengenal
halusinasinya
-
Diskusikan dengan klien :
. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
-
Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halisinasi
B.
Strategi Komunikasi
1.
Orientasi
- Salam terapeutik
“ Selamat pagi mbak Win ? bagiamana tidurnya tadi malam ?”.
- Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaanya sekarang ?”.
- Kontrak
“ Mbak Win …..kita pagi ini ngobrol disini saja ya ?, jam
08.15 WIB s/d 09.00 WIB ya ?”.
2.
Kerja
“ Mbak Win selama ini apa sih yang mbak Win rasakan, mbak
dengar suara-suara ya ? suara-suara apa sih ? berapa kali suara itu muncul
dalam satu hari ? kapan suara-suara itu muncul ? lalu apa yang mbak rasakan
sewaktu suara-suara itu muncul ?”.
3.
Terminasi
- Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan mbak Win sekarang setelah tadi kita
berbincang-bincang ?”.
- Evaluasi obyektif
“ Coba mbak Win sebutkan lagi suara-suara yang mbak dengar ?,
jadi berapa kali ?”. Bagus sekali !”.
- Rencana tindak lanjut
“ Iya…mbak Win sudah bagus hari ini karena sudah bisa
menceritakan kepada saya, Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya ? coba nanti
diingat lagi mungkin ada yang terlupa !”.
- Kontrak
“ Nanti jam 10.00 WIB kita ketemu lagi ya ?”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi
: IV Jam 10.00 WIB Tgl 29-10-2003
Pertemuan 4
A. Proses Keperawatan
1.
Kondisi klien
Mau diajak bicara, stimulus dari
perawat dulu, kontak mata baik, sering bengong
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d
3. TUK
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
4.
Rencana tindakan keperawatan
-
Lakukan kontak sering tapi singkat
-
Observasi tingkah laku klien
terkait dengan halusinasinya
-
Bantu klien untuk mengenal
halusinasinya
-
Diskusikan dengan klien :
. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
-
Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halisinasi
B.
Strategi Komunikasi
1.
Orientasi
- Salam terapeutik
“ Selamat siang mbak Win kita ngomong-ngomong lagi yuk ?
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaanya sekarang ?”.
- Kontrak
“ Mbak Win …..kita ngobrol disini saja ya ?, tidak lama koq
15 menit cukup, bersedia ?”.
2.
Kerja
“ Mbak Win masih
dengar suara-suara ya ? suara-suaranya mbak kenal nggak ? apa sih bunyinya suara-suara itu ? berapa
kali suara itu muncul dalam satu hari ? kapan suara-suara itu muncul ? lalu apa
yang mbak rasakan sewaktu suara-suara itu muncul ?”.
3.
Terminasi
- Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan mbak Win sekarang setelah tadi kita
berbincang-bincang ?”.
- Evaluasi obyektif
“ Coba mbak Win sebutkan lagi suara-suara yang mbak dengar ?,
Bagus sekali !”.
- Rencana tindak lanjut
“ Iya…mbak Win sudah bagus hari ini karena sudah bisa
menceritakan kepada saya, kalau bisa ingat-ingat ya suara suara itu bunyinya
apa dan kapan suara suara itu muncul !,
besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya ?
- Kontrak
“ Besok jam 10.00 WIB kita ketemu lagi ya ?” di ruang
televisi ya ?”.
ConversionConversion EmoticonEmoticon