BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Parkembangan kesehatan bertujuan untuk tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu
Unsur kesejahteraan dari tujuan
nasional.upaya kesehatan berkembang kearah kesatuan denganperan serta masyarakat yang mencakup
upaya peningkatan (promotif) pencegahan (prefentif) penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif).pms masih merupakan masalah kesehatan masyarakat baik
ditinjau dari segi kesehatan, politik, maupun sosial ekonomi. Dalam dekade
terakhir ini telah terjadi peningkatan insiden pms.dibanyak negara didunia
kegagalan dalam upaya pencegahan, diagnosa maupun terapi dini mengakibatkan
timbulnya komplikasi yang cukup serius misal inferlilitas, kecacatan dan
kematian janin, demikian pula kaitanya dengan infeksi HIV/AIDS telah banyak
bukti menunjukkan bahwa pms dapat meningkatkan resiko penularan HIV melalui
hubungan sexual (Depkes RI;1997)
.
Dalam upaya pencegahan pada
masalah kesehatan perlu mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan
masalatersebut,begitu pula terhadap kejadian penyakit menular sexual (pms),diindonesia beberapa
tahun ini telah terlihat adanya peningkatan prevelensi pms.kejadian ini
merupakan dampak dari adanya perubahan dalam tata prilaku seks dimasyarakat
yang mengarah pada penularan pms.misalnya prevelensi sifilis meningkat 10% psk
35 % kelompok waria 2%, pada kelompok ibu hamil prevelensi gonore meningkat
sampai 30 –40 % pada kelompok psk dan juga pada penderita pms yang berobat
kerumah sakit. Demikian juga prevelensi HIV pada beberapa kelompok prilaku resiko
tinggi meningkat tajam sejak tahun 1993 (Daily Dkk, 1997).
.
Pms adalah suatu penyakit
menular melalui hubungan sexual,gonore,sifilis,dan AIDS sudah dikenal secara
luas selain 20 kuman dan virus yang juga penyebab pms lainya.pada tahun 1995
WHO memperkirakan lebih dari 330 juta penderita baru pms setiap tahunnya yang
berobat dan kurang lebih 1 juta infeksi pms terjadi setiap harinya. Dibeberapa
negara berkembang pms ini menempati urutan 5 besar kelompok penyakit pada usia
dewasa.upaya pencegahan dan pemberantasan pms yang dilaksanakan nampaknya belum
memberikan hasil yang memuaskan,hal ini disebabkan banyak hal seperti timbulnya
resusitensi terhadap obat,pengaruh factor lingkungan,kesulitan dalam menegakkan
diagnosa,masih kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
menyebabkan penderita melakukan pengobatan sendiri atau tradisional terutama
dinegara berkembang,tendensi ini sebetulnya kurang menggambarkan besarnya
masalah yang sebenarnya dimasyarakat . data –data insiden setiap daerah sangat
bervariasi sebagian kemungkinan
dipengaruhi oleh ketrbatasan data dan distribusi pms yang sudah meluas
dibarengi dengan laporan data yang tidak lengkap.
Penyakit ini
meningkatkan resiko penularan HIV melalui hubungan sexual.90%penularan HIV/AIDS
adalah melalui hubungan sexual,untuk itu pemberantasan terhadap pms merupakan
salah satu upaya pencegahan AIDS(Depkes RI:1997)kebijakan yang efektif untuk
menghindari makin mewabahnya HIV/AIDS adalah dengan tindakan
pencegahan.disamping melalui penyebaran informasi secara luas terhadap kelompok
penduduk resiko tinggi terkena AIDS(mundiharno 1999)
Pada daerah
Demak-bangun sari Surabaya merupakan daerah terbuka dimana mobilitas penduduk
cukup tinggi utamanya segi perekonomian selain itu ditunjang adanya pelabuhan
laut dan lalu lintas darat yang lancar merupakan pintu gerbang masuknya
penduduk dari luar daerah juga terdapatnya pengembangan industri perkayuan dan
dekatnya dengan lahan industri.hal ini memicu timbulnya tempat hiburan , hotel,
karaoke, bar, night club serta lokalisasi yang membuka peluang dalam penularan
pms.
Untuk
mengantipasi hal tersebut, maka sejak tahun 1992 pemerintah telah melakukan
upaya pencegahan melalui kegiatan serosurvey AIDS dan sifilis pada kelompok
resiko tinggi PMS atau HIV atau AIDS selain PSK, karyawan night club dan panti
pijat.diperoleh hasil bahwa penderita sipilis sebanyak 82% (0,27/10.000
penduduk) dengan penderita terbanyak pada usia 15 – 44 tahun yang merupakan
kelompok usia produktif (laporan P2M ;1999).untuk itu maka dirasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang kejadian pms, salah satunya adalah mengetahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit menular sex pada psk
dilokalisasi Demak – bangun sari kec. Krembangan Surabaya
1.2
Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas maka secara oprasional dirumuskan permasalahanya adalah factor apakah yang berhubungan dengan kejadian penyakit menular sexual pada psk dilokalisasi
Demak-Bangun sari kec.Krembangan
Surabaya.
1.3
tujuan penelitian
tujuan umum
*untuk mempelajari
factor-factor yang berhubungan dengan kejadian pms pada psk dilokalisasi
Demak-bangun sari kec.krembangan Surabaya.
Tujuan khusus
*untuk mengetahui
karakteristik psk dilokalisasi Demak-bangun sari kec.krembangan Surabaya.
*untuk mempelajari
hubungan antara hygiene atau kebiasan responden dengan kejadian pms pada psk
dilokalisasi Demak-bangun sari kec. Krembangan Surabaya.
*untuk mempelajari
hubungan antara kebiasaan minum obat pencegah pms dengan kejadian pms pada psk
dilokalisasi Demak-bangun sari kec.krembangan Surabaya.
1.4
manfaat penelitian
a.sebagai informasi dalam upaya mengurangi kejadian pms pada psk
dilokalisasi Demak-bangun sari kec.krembangan Surabaya.
b.untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti
c.sebagai perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
1.5 relevensi
dengan mengetahui factor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian penyakit menular sexual pada psk dilokalisasi Demak bangun-sari dapat mengurangi kejadian
pms pada psk
ConversionConversion EmoticonEmoticon