Salam Sehat dan Harmonis

-----

Makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI) INFEKSI YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN (SYPHILIS)


Makalah
ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI)
INFEKSI YANG MENYERTAI
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
(SYPHILIS)

fik

Kelompok 5 :
1.      Nurika Septiana             2010.0661.029
2.      Rini Fidyawati                 2010.0661.034
3.      Siska Lely Febriana        2010.0661.037
4.      Wilda Al-Aluf                  2010.0661.049



PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA 2012

KATA PENGANTAR
   Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (syphilis)” tepat pada waktunya.
Penulis  menyadari sepenuhnya, bahwa terselesainya makalah ini adalah berkat kerja sama yang baik dari berbagai pihak, terutama bimbingan, arahan dan motivasi dari dosen pengajar.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :
1.      Ketua Progam Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2.      Tim Pengajar Asuhan Kebidanan IV (Patologi) Progam Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
3.      Semua pihak yang banyak membantu dalam memberikan dukungan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya, semoga makalah ini dapat diterima untuk dapatnya digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian.


Surabaya, 6 Maret 2012




Penyusun
DAFTAR ISI
Judul .........................................................................................................................      i
Kata Pengantar .........................................................................................................      ii
Daftar Isi ...................................................................................................................      iii
BAB I      : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..…..      1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...      2
1.3 Tujuan …………………………………………………………….      2
1.4 Manfaat …………………………………………………………..       2
BAB II    : PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN ………….……………………………………….      3
B.     PATOFISIOLOGI.. ……………………………………………..       3
C.     MANIFESTASI KLINIS…………………………………………     4
D.    PENATALAKSANAAN…………..…………………………….      5
                   PENGKAJIAN…………… ………………….…………………..      6
BAB III   : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………..      8
Daftar Pustaka ..........................................................................................................      9


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Syphilis adalah penyakit infeksi yang serius oleh bakteri Treponema pallidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, adanya remisi dan dapat menyerang organ dalam tubuh terutama system kardiovaskular, otak dan susunan saraf. Penyakit syphilis disebut juga Mal de naples, morbus gallicus, lues venereal (Prat), disease of the isle of espanole (Dias), Spanish of French disease, Italian or Neopolitan disease atau raja singa.
Syphilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan luka syphilisnya melalui kontak langsung atau melakukan kontak sexual. Luka syphilis yang terdapat bakteri Treponema pallidum biasa terjadi pada genital eksternal (alat kelamin luar), vagina, anus atau di rektum. Luka juga bisa terjadi di bibir dan mulut. Penularan antar organisme terjadi selama vaginal sex, anal sex atau oral sex. Apabila seseorang yang sehat menyentuh luka orang yang terinfeksi syphilis, maka beberapa bakteri Treponema pallidum kemungkinan besar memasuki tubuh orang yang sehat tersebut. Syphilis tidak dapat menyebar atau ditularkan melalui kontak dengan toilet, pegangan pintu, kolam renang, bak mandi, pakaian ganti maupun peralatan makan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah, yaitu :
1.      Apa yang dimaksud dengan syphilis?
2.      Bagaimana patofisiologi dari penyakit syphilis?
3.      Bagaimana manifestasi klinis dari syphilis?
4.      Bagaimana penatalaksanaan dari syphilis?


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1.      Mengetahui definisi/maksud dari syphilis.
2.      Mengetahui patofisiologis dari syphilis.
3.      Mengetahui manifestasi klinis dari syphilis.
4.      Mengetahui penatalaksanaan dari syphilis.
1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa manfaat yang ingin diberikan oleh penulis, antara lain sebagai berikut :
1.      Bagi Penulis
a.       Untuk menambah wawasan tentang Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (syphilis).
b.      Menambah pengalaman penulis dalam penyusunan makalah.
2.      Bagi Pembaca
a.       Untuk menambah wawasan pembaca tentang Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (syphilis).







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Sifilis ( Lues venereal / raja singa ) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh.
KLASIFIKASI
  1. Sifilis kongenital
    1. Sifilis kongenital dini (muncul sebelum umur 2 tahun)
    2. Sifilis kongenital lanjut (muncul setelah umur 2 tahun)
  2. Sifilis akuisita (klasifikasi epidemiologis)
    1. Sifilis dini (sifilis yang terjadi dalam 1 tahun setelah terinfeksi)
i.    Sifilis primer (S I)
ii.    Sifilis sekunder (S II)
iii.    Sifilis laten dini (early latent syphilis)
  1. Sifilis lanjut (sifilis yang terjadi lebih dari 1 tahun setelah infeksi)
i.    Sifilis laten lanjut (late latent syphilis)
ii.    Sifilis tersier (S III)

2.2 Patofisiologi
1. Stadium Dini
Pada sifilis yang didapat, Treponema pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut berkembang biak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di perivaskuler, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh Treponema pallidum dan sel-sel radang. Enarteritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Pada pemeriksaan klinis tampak sebagai SI. Sebelum SI terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan berkembang biak, terjadi penjalaran hematogen yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Multiplikasi diikuti oleh reaksi jaringan sebagai SII yang terjadi 6-8 minggu setelah SI. SI akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya. Terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatrik. S II juga mengalami regresi perlahan-lahan lalu menghilang. Timbul stadium laten. Jika infeksi T.pallidum gagal diatasi oleh proses imunitas tubuh, kuman akan berkembang biak lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi dapat timbul berulang-ulang.
2. Stadium Lanjut
Stadium laten berlangsung bertahun-tahun karena treponema dalam keadaan dorman. Treponema mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pada waktu dini, tetapi kerusakan perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Kira-kira dua pertiga kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala.

2.3 Manifestasi Klinis
Gejala syphilis yang paling sering muncul adalah bisul pada alat kelamin. Pada lelaki, bisul-bisul itu biasanya muncul pada atau dekat kepala penis.Pada perempuan, bisul-bisul itu biasanya pada labia (bibir-bibir vagina) namun kadang-kadang mereka juga berada di vagina bagian dalam, dimana bisul-bisul itu tidak dapat dilihat atau dirasakan. Kadang-kadang, bisul-bisul itu juga muncul di mulut, payudara, jari-jari, lidah atau wajah.Setelah itu penyakit ini sulit dilacak.
Dalam satu atau dua bulan, bisul-bisul itu sembuh dan lenyap, yang menyebabkan banyak orang yang terinfeksi juga menyimpulkan kalau infeksinya telah sembuh. Namun, ini tidak benar.Penyakit itu hanya menghilang ke dalam tubuh dan terus melakukan kerusakan di tempat-tempat yang tidak dapat dilihat.
Selanjutnya adalah muncul bintik-bintik merah seperti campak yang tidak gatal yang biasanya muncul di telapak-telapak tangan atau telapak-telapak kaki, yang sering disertai perasaan seperti sakit flu. Jika dibiarkan, sipilsi dapat melakukan perusakan-perusakan hebat kepada penderitanya dengan menyerang tulang, jantung, syaraf tulang belakang dan bahkan otak. Karenanya jangan tunggu lama untuk mendapatkan pengobatan penyakit sipilis yang ampuh.
Gejala selanjutnya yang muncul adalah dijumpai gejala-gejala syphilis kongenita, diantaranya pemfigus syfilitukus, deskwamasi pada telapak kaki dan tangan, serta rhagade di kanan-kiri mulut. Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang hidropik.
GAMBARAN KLINIS
Sifilis primer
Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dari lesi infeksius. Treponema masuk melalui selaput lendir yang utuh atau kulit yang mengalami abrasi, menuju kelenjar limfe, kemudian masuk ke pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Pada saat ini tanda-tanda klinis dan serologis belum jelas.
Tanda klinis yang pertama kali muncul adalah timbul lesi primer berupa ulkus di tempat inokulasi, 3 minggu (10-90 hari) setelah “coitus suspectus” (hubungan seksual yang dicurigai sebagai penyebab infeksi). Ulkus ini disebut ulkus durum atau chancre (syphilitic ulcer), dapat di genital maupun ekstra genital.
Gambaran karakteristik ulkus durum:
  • Biasanya soliter, tidak nyeri (indolen), bagian tepi lesi meninggi dan keras (indurasi), dasar bersih, tanpa eksudat, ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
  • Terdapat limfadenopati inguinal medial unilateral/bilateral, tidak terdapat gejala konstitusi
  • Adanya ulkus disertai pembesaran kelenjar getah bening disebut kompleks primer
  • Bila tidak diobati, ulkus akan menetap selama 2-6 minggu, lalu sembuh spontan.
  • Pada ulkus dapat ditemukan gerakan T. pallidum.
  • Tes serologis untuk sifilis: non reaktif, namun makin lama lesi terjadi kemungkinan tes menjadi reaktif ( > 4 minggu)

Sifilis sekunder
Timbul 6 minggu sampai 6 bulan kemudian berupa ruam pada kulit, mukosa dan organ tubuh, dapat disertai gejala konstitusi seperti demam, malaise, sakit kepala, atralgia dan anoreksia.
Pada stadium ini ulkus masih dapat ditemukan.
Kelainan antara lain:
-       Manifestasi kulit pada sifilis sekunder (sifilid):
  • Sangat bervariasi, biasanya simetris, dapat berupa makula, papula, folikulitis, papulaskuamosa (psoriasiform) dan pustul.
  • Ditemukan pada 75% kasus
  • Ruam kulit dapat sembuh spontan
-       Papul basah pada daerah intertriginosa yang lembab disebut kondiloma lata
-       Limfadenopati generalisata ( > 50% kasus)
-       Hepatomegali
-       Splenomegali
-       Pada kasus yang tidak diobati dapat terjadi relaps 1-2 tahun setelah infeksi, lesi sering unilateral, berbentuk arsiner.
Diagnosis sifilis sekunder ditegakkan berdasarkan adanya lesi sifilis sekunder yang khas, hasil pemeriksaan serologis yang reaktif, dapat pula pemeriksaan lapangan gelap positif.
Diagnosis banding
Sifilis pimer:
-          Chancroid
-          Granuloma inguinale
-          Herpes genitalis
Sifilis sekunder:
-          Pitiriasis rosea
-          Tinea versikolor
-          Psoriasis
-          Skabies
-          Drug eruption
-          Eksantema virus
Sifilis laten
Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa manifestasi klinis, dapat berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup.
Masa laten ini terbagi dua yaitu:
- Laten dini, kurang dari 1 tahun, masih bisa menular
- Laten lanjut, lebih dari 1 tahun, jarang menular, kecuali pada wanita hamil dapat menularkan sifilis pada bayi yang dikandungnya.
Diagnosis hanya berdasarkan pada tes serologis. Pada laten dini titer tinggi, namun setelah diberi pengobatan akan rendah atau non reaktif, sedangkan laten lanjut selalu dengan titer rendah dan sedikit perubahan setelah diberikan pengobatan.
Sifilis lanjut
Lesi sifilis lanjut berupa endarteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis. Bila tidak diobati kerusakan akan semakin hebat pada salah satu organ tubuh
Yang paling sering terjadi pada sifilis lanjut adalah: latensi, simtomatik neurosifilis, sifilis benigna lanjut dan sifilis kardiovaskuler.
Tes serologis umumnya reaktif
Sifilis kongenital
Infeksi pada janin lebih banyak terjadi bila ibu berada pada stadium dini, sebab pada saat ini banyak Treponema yang beredar dalam darah. Pada tahun pertama setelah infeksi yang tidak diobati, kemungkinan 90% akan ditularkan pada bayi yang dikandungnya. Pada umumnya makin lama seorang ibu terkena infeksi, maka makin sedikit kemungkinannya menginfeksi janinnya.
Pada sifilis kongenital dini, tanda dan gejala yang khas muncul sebelum umur 2 tahun. Lebih awal munculnya manifestasi klinis, prognosisnya akan semakin buruk. Tanda-tanda tersebut antara lain: lesi vesikobulosa (segera setelah lahir), lesi papulaskuamosa, sekresi hidung disertai darah, osteokondritis, anemia hemolitik, hepatosplenomegali, kelainan pada cairan sumsum tulang belakang.
Sifilis kongenital lanjut biasanya muncul setelah umur 2 tahun. Lebih dari setengah penderita tanpa manifestasi klinis kecuali tes serologis yang reaktif. Pada tipe ini tidak menular. Tanda-tanda sifilis kongenital lanjut, antara lain: keratitis interstitialis, gigi Hutchinson, gigi Mulberry, ketulian, neurosifilis, sklerosis tulang, fisura sekitar rongga mulut dan hidung (rhagade parrot).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Pemeriksaan langsung : bahan pemeriksaan dari ulkus (Reitz serum)
—  Dark field examination
—  PCR
Pemeriksaan tidak langsung: tes serologis untuk sifilis (TSS) /Serologic Test for Syphilis (STS)
1. Tes Treponema : TPI (T. pallidum Immobilization), FTA-ABS (Fluorescent Antibody Absoption Test), TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
2. Tes non Treponema : VDRL (Venereal Diseases Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma Reagin)
VDRL: sensitivitas tinggi à skrining
TPHA: spesifisitas tinggi à konfirmasi diagnosis

2.4 Penatalaksanaan
ü  Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif).
ü  Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, atau eritromisin 4×500 mg/hr, atau doksisiklin 2×100 mg/hr.
ü  Lama pengobatan 15 hari bagi S I & S II dan 30 hari untuk stadium laten.
ü  Eritromisin diberikan bagi ibu hamil, efektifitas meragukan.
ü  Doksisiklin memiliki tingkat absorbsi lebih baik dari tetrasiklin yaitu 90-100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%.
1.      Sifilis dini (primer, sekunder, laten dini)
- Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU intra muskuler, dosis tunggal atau
- Prokain benzilpenisilin 0,6 juta IU/ hari, intramuskuler selama 10 hari berturut-turut.
- Untuk penderita yang alergi penisilin:
i.  Doksisiklin 2 x 100 mg/ hari per oral, selama 30 hari
ii. Tetrasiklin 4 x 500 mg/ hari, selama 30 hari
iii.Eritromisin 4 x 500 mg/ hari selama 30 hari
2.      Sifilis lanjut (sifilis > 2 tahun, laten yang tidak diketahui lama infeksi, kardiovaskular, syphilis late benign kecuali neurosifilis)
- Benzatin benzilpenisilin G 2,4 juta IU/ minggu, intramuskuler, selama 3 minggu berturut-  turut, atau
- Prokain benzilpenisilin 0,6 juta IU/ hari, intramuskuler selama 3 minggu berturut-turut.
- Untuk penderita yang alergi penisilin:
i.  Doksisiklin 2 x 100 mg/ hari selama 30 hari atau lebih
ii. Tetrasiklin 4 x 500 mg/ hari selama 30 hari atau lebih
iii.Eritromisin 4 x 500 mg/ hari selama 30 hari atau lebih















PENGKAJIAN
DS: Bisul pada alat kelamin; pada laki-laki biasanya muncul pada dekat kepala penis, sedangkan pada perempuan bisul-bisul itu biasanya pada labia (bibir-bibir vagina), di vagina bagian dalam, dimana bisul-bisul itu tidak dapat dilihat atau dirasakan.  Juga muncul di mulut, payudara, jari-jari, lidah atau wajah, dan penyakit ini sulit dilacak. Sakit kepala, atralgia dan anoreksia.
DO: ruam pada kulit, mukosa dan organ tubuh, dapat disertai gejala konstitusi seperti demam, malaise, Limfadenopati generalisata, Hepatomegali, Splenomegali.

·         DIAGNOSA : G1P00000 25 mngg, hidup, tunggal, let U,  intrauteri, kesan jalan lahir normal dengan syphilis.
  MASALAH :  cemas, gangguan rasa nyaman shb dengan gatal, gangguan konsep diri.
  MASALAH POT : kel. Kongenital, abortus, IUFD.
  TINDAKAN SEGERA : pemberian obat antibiotik.

INTERVENSI
  Berikan penjelasan tentang keadaan ibu
  Berikan KIE singkat ttg syphilis.
  Berikan HE ttg pencegahan penularan
  Kolaborasi dengan dokter SpOg dalam pemberian antibiotik

IMPLEMENTASI
  Memberikan penjelasan tentang keadaan ibu
  Memberikan KIE singkat ttg syphilis.
  Memberikan HE ttg pencegahan penularan
  Kolaborasi dengan dokter SpOg dalam pemberian antibiotik



EVALUASI
  S : Ibu mengerti ttg penjelasan antara lain penjelasan ttg syphilis, pencegahan penularan, pengobatannya
O : teraba pembesaran getah bening pada leher, adanya ruam pada wajah dan seluruh tubuh, bisul pada alat kelamin. KU lemah,, DJJ 139 x/mnt
T : 100/70 mmHg
S : 38, 5˚C
N : 115 x/mnt
RR : 18 x/mnt
  A : GIP00000 25 mngg, hidup, tunngal, let U,  intrauteri, kesan jalan lahir normal dengan syphilis.
  P : Anjurkan ibu melakukan kontrol ulang tanggal 20  maret 2012 atau bila ada keluhan, lakukan obsvervasi ttv, lakukan Pemeriksaan laboratorium ulang.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sifilis merupakan penyakit yang di sebakan oleh bakteri Treponema Pallidium, cara penularan penyakit sifilis tidak jauh beda dengn penularan penyakit manular sexualainnya, penularan melalai cairan tubuh melalui mukossa. Sifilis mempunyai beberapa tingkatan yang meripakan klasifikasi dari gejala-gejala yang timbul.
Pengobatan sifilis dapat dengan pemberian obat –obatan antibiotic, pemberian obat-obatan ini tidak memperbaiki bagian yang rusak tetapi hanya pencegah agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Pencegahan sifilis dpat kita lakukan separti tidak berganti-ganti pasangan sexual, menggunakan kondom saat berhubunagn sexual agar memperkecil kemungkinan tertular penyakit sifilis.









DAFTAR PUSTAKA

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Pustaka Pelajar.
http://viethanurse.wordpress.com/2009/03/05/asuhan-keperawatan-klien-dengan-sifilis/

Previous
Next Post »

Translate