Salam Sehat dan Harmonis

-----

MAKALAH ASKEB 4 IUFD


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Kematian bayi dalam kandungan (Intra Uterine Fetal Death) dapat dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi  ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara memeriksakan kandungan secara teratur ke dokter. Kalaupun terjadi kelainan pada masa kehamilan, bisa ditanggulangi sedini mungkin.
Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian besar kasus bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang dilakukan seperti berolahraga dengan gerakan-gerakan yang cukup giat/berlebihan. Karena itu dianjurkan selama masa kehamilan sebaiknya mengurangi aktivitas yang membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang dililit lehernya.Ibu hamil hendaknya selalu berhati-hati jika beraktivitas dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur.

1.2   Rumusan Masalah
             Dari latar belakang yang ada berikut rumusan masalah yang diperoleh
1.      Apa yang dimaksud dengan IUFD ?
2.      Apa etiologi dari IUFD ?
3.      Bagaimana penatalaksanaan IUFD pada kehamilan ?

1.3  Tujuan
           Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka berikut tujuan yang ingin dicapai
1.      Untuk mengetahui pengertian dari IUFD.
2.      Untuk mengetahui etiologi dari IUFD.
3.      Untuk mengetahui penanganan IUFD pada kehamilan.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
           Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram. ( Kamus istilah kebidanan).
            Kematian janin dalam kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu / sesudah 20 minggu. (Rustam Muchtar : 1998)
            IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB janin 500 gram atau lebih / janin pada umur kehamilan sekurang-kurangnya 20 minggu. (Teddy : 1994)
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono : 2005)
            Kematian janin dalam kandungan / IUFD adalah kehamilan yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. (dr. Nasdaldy, Sp.OG)
            Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. (Hacker : 2001)
             IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu
-        Sebelum 20 minggu :
        Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
-        Sesudah 20 minggu
       Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.


2.2 Patofisiologi
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin ( IUGR).
 

















                                                                    

2.3 Etiologi
       Penyebab dari kematian janin intra uterine yang tidak dapat diketahui sekitar 25-60%, insiden meningkat seiring dengan peningkatan usia kehamilan. Pada beberapa kasus yang penyebabnya teridentifikasi dengan jelas, dapat dibedakan berdasarkan penyebab dari faktor janin, maternal dan patologi dari plasenta (Kliman, 2000).

a. Faktor Ibu (High Risk Mothers)
  1. Status social ekonomi yang rendah
  2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
  3. Umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
  4. Paritas pertama atau paritas kelima atau lebih
  5. Tinggi dan BB ibu tidak proporsional
  6. Kehamilan di luar perkawinan
  7. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
  8. Ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
  9. Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
  10. Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu

b. Faktor Janin (High Risk Infants)
  1. Bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
  2. Bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
  3. Postmatur
  4. Prematur
  5. Perdarahan otak

c. Faktor yang berhubungan dengan kehamilan
  1. Plasenta previa
  2. Preeklamsi / eklamsi
  3. Polihidramnion dan  oligohidramnion
  4. Inkompatibilitas golongan darah atau Inkompatability rhesus
  5. Kehamilan lama
  6. Kehamilan ganda
  7. Infeksi
  8. Diabetes
  9. Genitourinaria
  10. AIDS
  11. Perdarahan post partum
  12. Shipilis
  13. Nefritis kronis
  14. Penyakit jantung
  15. Penyakit paru atau TBC
  16. Abrupsio plasenta

d. Faktor Tali Pusat
1.      Prolapsus tali pusat
2.      Lilitan tali pusat
3.      Vassa praevia
4.      Tali pusat pendek

            Menurut dr. Botefilia SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, antara lain:
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan
            Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.

4.Kelainan kongenital bayi
          Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.

5. Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin
            Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B, sedangkan Moms bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya,maka ibu akan membentuk zat antibody.

6. Janin yang hiperaktif
            Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja,  bisa mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.

7. Gawat janin
           Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin ‘tercekik’ karena suplai oksigen dari Moms ke janin terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.

8.Postterm
           Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.

9. Infeksi saat hamil
             Saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.

10.Kelainan kromosom
           Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur.

2.4. Gejala Klinis
            Untuk menentukan stillbirth dapat ditentukan melalui :
1.      Tidak merasakan gerakan janin selama 3 hari.
2.      Tidak ada pembesaran perut, ukuran uterus mengecil dibandingkan dengan ukuran seharusnya.
3.      Bagian – bagian janin teraba
4.      Tanda – tanda kehamilan berhenti
5.      Berat badan ibu menurun.
6.      Pemeriksaan HCG urine menjadi negative
7.      USG : tidak terlihat DJJ dan nafas janin, badan dann tungkai janin tidak terlihat bergerak, terlihat kerangka yang bertumpuk. Tidak terlihat struktur janin, terlihat penumpukan tulanh tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal.




2.5 Dampak IUFD
Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipo-fibrinogenemia) akan lebih besar karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan. Bila terjadi fibrinogenemia., bahayanya adalah perdarahan post partum. Terapinya adalah dengan pemberian darah segar atau fibrinogen.
      Dampak lainnya yaitu, Trauma emosional yang berat menjadi bila antara kematian janin dan persalinan cukup lama, dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah, dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

2.6  Jenis Kematian Janin
      di bagi menjadi 4 golongan:
a.       Golongan l : Kematian sebelum masa hamil mencapai 20 minggu penuh.
b.      Golongan ll : Kematian sesudah ibu hamil 20 minggu hingga 28 minggu.
c.       Golongan lll :Kematian sesudah kehamilan lebih dari 28 minggu (Late Fetal Death).
d.      Golongan lV : Kematian yang tidak dapat di golongkan pada kertiga golongan diatas.

2.7 Jenis – jenis Pertolongan Persalinan untuk Janin Mati
1. Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
             Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin ( dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala.Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik , maka tindakan proferasi dan
Kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).

2. Pertolongan persalinan dengn dekapitasi
            Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan,

3. Pertolongan persalinan dengan eviserasi
            Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.
                                                         
4. Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
            Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yang besar.















2.8 Penatalaksanaan
 
























2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan IUFD
        Tanggal : 4 Maret 2012                           jam : 08.00 WIB
A. S
UBJEKTIF
1. Anamnesa :
Nama istri
       : Ny.Y                                                 nama suami    : Tn. X
Umur
              : 25 tahun                                            umur                : 26 tahun
Agama
            : islam                                                  agama              : islam
Suku bangsa
   : jawa/indonesia                                   suku bangsa    : jawa/indonesia
Pendidikan
     : SMA                                                  pendidikan      : SMA
Pekerjaan
       : swasta                                                 pekerjaan       : swasta
Penghasilan
    : -                                                          penghasilan      : -
Alamat
          : Ds. Dander

2. Keluhan utama :
         Ibu hamil 8 bulan, ibu tidak merasakan gerakan pada janinnya sejak 3 hari yang lalu.
3. Riwayat kesehatan yang lalu :
        Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, keturunan maupun penyakit kronis.
HPHT : 24 agustus 201
1

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
                                    TTV                 :
kesadaran : compos mentis
                             TD                 : 140/90 mmHg
BB
periksa yang lalu   : 67 kg                         Nadi                : 82 x / menit
BB sekarang                : 65 kg                         Suhu                : 374 0C
TB
                              :160 cm                       Respirasi          : 24 x /menit
HPL    : 31 mei 2012




2. Pemeriksaan Fisik
·         Kepala                         : kulit kepala bersih
·         Rambut                       : hitam bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
·         Muka                           : tidak ada kloasma gravidarum
·         Mata                            : konjungtiva tidak anemis, sclera putih
·         Telinga                        : bersih, tidak ada serumen
·         Hidung                        : bersih, tidak ada polip
·         Mulut                         : bersih, tidak ada lubang dan tidak ada karies gigi
·         Leher                           : tidak ada pembesaan kelenjar tyroid
·         Dada                           :  simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada ronchi dan wheezing
·         Payudara                     : mammae membesar, terdapat hiperpigmentasi pada areola mammae, putting     susu menonjol. payudara tidak ada benjolan.
·         Abdoment                   : pembesaran perut memanjang, tidak ada bekas luka.
Ø Leopold I                : TFU 2 jari diatas pusat, teraba lunak dan kurang bulat (bokong)
Ø Leopold II               : perut bagian kiri teraba keras seperti papan (punggung), perut kanan teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas).
Ø Leopold III             : teraba keras dan bulat (kepala).
Ø Leopold IV             : kepala belum masuk panggul.
Ø Mc. Donald             : TFU 23 cm
ØDJJ                           : Tidak ditemukan dan tidak terdengar DJJ
·         Genetalia                     : vulva tidak oedem, tidak ada lesi
·         Anus                            : tidak ada hemoroid
·         Ekstremitas Atas         : tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada gangguan  pergerakan
Ekstremitas
Bawah     : tidak ada varises, tidak ada oedem, tidak ada gangguan pergerakan




3.Pemeriksaan Penunjang
·         Darah Hb                    : 11,9 g%
·         HCG Urine                 : Negatif
·         USG                            : Tidak ada gerakan janin
·         Dopler                         : Tidak terdengar DJJ

C. ASSESMENT
Diagnosa                                 : GIPooooo 32 minggu dengan IUFD
Masalah                                   : Ibu dan keluarga belum mengatahui bahwa janinnya telah  meninggal.
Kebutuhan                              : - Memberikan penjelasan secara hati-hati pada ibu dan keluarga agar tidak shock atas keadaan ibu dan janin.
                                                   -Merujuk ibu agar segera melahirkan janin yang telah meninggal
Diagnosa/ Masalah Potensial : IUFD
Tindakan segera                      : Kolaborasi dengan dr.Obgyn








D.PENATALAKSANAAN
Intervensi

No.
Intervensi
Rasionalisasi
1.

2.

3.

4.

5.


Jelaskan pada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan


Beritahu keluarga bahwa janin harus segera dilahirkan.
Beri dukungan mental pada ibu dan keluarga.

Kolaborasi dengan Dr.Obgyn

Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan pasca tindakan melahirkan bayi dengan induksi.
agar ibu dapat mengetahui mengenai keadaannya saat ini



agar tidak menjadi toksin ditubuh ibu

agar ibu dan keluarga dapat bersabar dan dapat menerima kenyataan.

Agar ibu mendapatkan penanganan yang tepat.

agar kehamilan selanjutnya dapat berjalan normal.







IMPLEMENTASI
1.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu dan keluarga  mengetahui akan keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan :
-     tidak adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu.
-     tidak tedengarnya DJJ saat pemeriksaan berlangsung.
-     TFU tidak sesuai dengan UK
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak menjadikan racun / toksin ditubuh ibu.
3. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat menerima keadaan yang terjadi.
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera mungkin dilahirkan yaitu bidan berkolaborasi dengan Dr. obgyn yang nantinya ibu akan dilakukan pemberian misoprostol 200 mg per oral / 12 jam (tindakan induksi persalinan).
5. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memikirkan tentang pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan guna mempersiapkan kehamilan yang berikutnya agar penyebab kematian bayinya dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan terulang kembali







EVALUASI
Tanggal : 4
maret 2012           jam : 09.00 WIB
S    : Ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
O   : Ibu dapat mengulang semua penjelasan yang dijelaskan bidan sebelumnya.
A   : Ibu G1P0A0 UK 32 minggu dengan IUFD,
P  :Ibu dirujuk oleh bidan yang berkolaborasi dengan dr. Obgyn untuk segera dilakukan persalinan dengan diberi induksi misoprostol 200 mg per oral / 12 jam.














BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Dari pembahasan yang da, maka berikut kesimpulan yang dapat diambil, Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram ( Kamus istilah kebidanan). Etiologi IUFD yaitu faktor ibu (High Risk Mothers),faktor janin (High Risk Infants), faktor yang berhubungan dengan kehamilan, faktor tali pusat. Penatalaksanaan IUFD yaitu terdiri dari manajemen saat IUFD terjadi dan menejemen setelah persalinan.

3.2  Saran
            Sebagai petugas kesehatan kita hendaknya meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan, lebih meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki agar dengan mudah dan tepat dalam mendiagnosa serta menentukan tatalaksana dalam pananganan IUFD.

Previous
Next Post »

Translate