Salam Sehat dan Harmonis

-----

PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN



PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

Tujuan             : Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahiu tajam pengllihatan seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang ada

Dasar               : Tajam penglihatan diperiksa langsung, dengan memperlihatkan seri symbol dengan ukuran berbeda pada jarak tertentu terhadap penderita, dan menentukan ukuran huruf terkecil yang dapat dikenali penderita. Besar huruf untuk dapat dilihat ditenutkan oleh jarak 50 meter,30 meter sampai 5 dan 4 meter.

Alat                 : Kartu Snellen atau E

Tehnik             :
·         Penderita duduk 6 meter dari kartu pemeriksaan dengan satu mata ditutup.
·         Penderita diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu Snellen mulai baris atas ke bawah, dan ditentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca.
Nilai                :
·         Bila huruf yang terbaca terdapat pada baris dengan tanda 30 dikatakan tajam penglihatan 6/30.
·         Bila yang terbaca terdapat pada baris dengan tanda 6 dikatakan tajam penglihatan 6/6
·         Tajam penglihatan normal 6/6.

Catatan            :
·         Bila dapat membaca 6/6 dengan terdapat kesalahan baca 2 huruf pada bertanda 6 disebut tajam penglihatan 6/6 – 2
·         Walaupun tajam penglihatan  6/6 dan betul pembacaannya pada kartu Snellen, kemungkinan gangguan lapang pandangan belum dapat disingkirkan.

TES KONFRONTASI

Tujuan             : Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gangguan lapang pandangan penderita.

Dasar               : Membandingkan lapang pandangan penderita dengan pemeriksa

Alat                 : Tidak ada alat khusus.

Tehnik             :
·         Penderita dan pemeriksa duduk dengan berhadapan muka dengan jarak kira-kira 1 meter
·         Mata kiri pemeriksa ditutup dan mata kanan penderita ditutup.
·         Sekarang mata kanan pemeriksa dengan mata kiri penderita saling berpandangan.
·         Sebuah benda diletakkan antara penderita dengan penderita pada jarak yang sama.
·         Benda mulai digerakkan dari perifer kea rah sentral sehingga mulai terlihat oleh pemeriksa.
·         Bila pemeriksa sudah melihat benda maka ditanya apakah benda sudah terlihat oleh penderita.
·         Hal ini dilakukan untuk semua arah (atas, bawah, nasal, temporal}
·         Percobaan dilakukan juga pada mata satunya, baik pada pemeriksa maupun pada penderita.

Nilai                : Bila saat melihat benda oleh pendeerita dan pemeriksa sama hal ini menunjukkan lapang pandangan sama pada mata kanan pemeriksa dan mata kiri penderita.
Bila penderita melihat terlambat berarti lapang pandangan lebih sempit dibanding lapang pandangan pemeriksa.

Catatan            : Pemeriksa harus mempunyai lapang pandangan normal. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kasar lapang pandangan. Tes konfrontasi dilakukan bila pemeriksaan lain tidak mungkin. Apabila tes ini dilakukan dengan obyek tertentu kadang-kadang dapat ditentukan adanya skotoma dan lokasi titik buta. Tes ini mudah untuk memeriksa hemianopsia temporal.

TES ISHIHARA
(PEMERIKSAAN BUTA WARNA)

Tujuan :           Tes ini dilakukan untuk memeriksa adanya buta warna pada seseorang.

Dasar:              Kerusakan retina mulai sel bipolar sampai ganglion genikulatum lateral akan mengakibatkan gangguan melihat warna terutama warna merah dan hijau, sedang kerusakan neurosensoris mengakibatkan gangguan melihat warna biru dan kuning. Pada retina (macula) terdapat 3 jenis sel kerucut yang rentan terhadap salah satu warna primer, sehingga bila terdapat gangguan sel kerucut tersebut akan terjadi gangguan penglihatan warna. Tes ishihara berupa gambar-gambar pseudoisokhromatik yang disusun oleh titik dengan kepadatan warna yang berbeda sehingga orang normal dapat mengenal gambar yang dibentuk oleh titik tersebut. Gambar titik terdiri atas warna primer dengan dasar warna yang hamper sama atau abu-abu. Titik disusun akan menghasilkan pola dan bentuk tertentu oleh orang tanpa kelainan persepsi warna.Tes Ishihara teutama dipakai untuk mengenal adanya cacat merah dan hijau, dan tidak dipakai untuk gangguan biru dan kuning.

Alat                 : Gambar pseudoisokhromatik Ishihara.

Tehnik             :
·         Dengan penerangan tertentu kartu Ishihara disinari
·         Penderita disuruh melihat kartu dan menentukan gambar yang terlihat.
·         Penderita diminta melihat dan menyebut gambar dalam waktu tidak lebih dari 10 detik

Nilai :              Ditentukan ada atau tidak adanya buta warna merah hijau. Pada keadaan normal warna gambar tersebut dikenal dalam waktu 3-10 detik. Bila lebih dari 10 detik derarti terdapat kelainan penglihatan warna.

Catatan :          Alat pemerikssas buta warna lain yang dapat dipakai ialah OA HRR (Hardly Rand Rittler), untuk pemeriksaan kelainan merah, hijau dan kuning, biru. Farns Warth, Munsel 100 dan anomaloskop merupakan alat untuk pemeriksaan kelainan warna terutama untuk penyelidikan.

PEMERIKSAAN REFLEKS PUPIL

Tujuan :           Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat refleks miosis pupil akibat suatu penyinaran pada mata, baik reaksi penyinaran langsung pada mata yang bersangkutan atau pada mata yang sebelahnya.

Dasar :             Ada suatu lingkaran refleks sinar dengan motorik pupil, yang labgsung mengenai mata yang disinari yang disebut refleks langsung (direk), yang tidak langsung pada mata sebelahnya memeberikan reaksi refleks dan disebut tidak langsung (indirek = konsensual). Ambang dan intensitas lampu kedua refleks sama. Bila sinar dinaikkan perlahan-lahan maka reaksi akan terjadi sampai ambang rangsang.

Refleks sinar langsung:
·         Mata disinari.
·         Dililhat keadaan pupil pada mata yang disinari apakah terjadi miosis (mengecil) pada saat penyinaran.

Previous
Next Post »

Translate