DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Rumusan masalah
1.3
Tujuan
1.4
Ruang lingkup
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dipertikular kolon
2.2
Penyebaran hipertikular kolon
2.3
Penyebab penyakit dipertikular
kolon
2.4
Pengobatan penyakit
dipertikular kolon
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmanya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Tak
ada manusia yang sempurna begitu halnya dengan makalah ini masih banyak
kekurangan dengan kata lain masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis membuka pintu saran dan kritiknya yang membangun dari para pembaca pada
umumnya dan pembimbing pada khususnya demi mencapai kesempurnaan.
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing sebagai prasyarat untuk mengikuti ujian akhir semester. Dan
semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.
Surabaya, 14 Mei 2004
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit
divertikular adalah penyakit yang belum dikenal di negara barat sebelum abad ke
20, setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikutu dengan pola
makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung banyak serat ke jenis
makanan yang kurang mengandung banyak serat. Penyakit divertikular mulai muncul
dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan peningkatan umur penduduk.
Divertikel
atau divertikulosis dapat dibawa dari lahir tetepi ditemukan setelah lahir dan
kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan kolon desendens.
Oleh karena penyakit muncul setelah terjadi kemajuan industri danperubahan pola
makan di negara-negara barat maka penyakit ini disebut sebagai disiase of
avilizetion.
Di
indonesia data prevalensi divertikel dan penyakit divertikular belum ada,
biasanya kelainan ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiologi atau
endoskopi untuk mendeteksi suatu kelainan lain kolon.
Dipilihnya
penyakit dipilihnya penyakit divertikular kolon sabagi makala ini karena selain
penyakit ini endemik di Indonesia, divertikel kolon adalah penyakit yang cukup
berbahaya karena divertikular kolon ini penyakit yang menyerang pada usus besar
menjadi tebal sehingga menjadi segmentasi usus untuk itu kita makan makanan
yang banyak mengandung serat.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah divertikular kolon itu?
1.2.2
Penyebaran divertikular kolon
1.2.3
Apakah penyebab dari
divertikular kolon
1.2.4
Bagaimana cara pengobatan
divertikular kolon
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai adalah
1.
Dapat menambah wawasan tentang
macam penyakit
2.
Dapat mengetahui lebih jauh
lagi tentang divertikular kolon
3.
Penyebaran informasi kepada
publik (masyarakat luas)
1.4
Ruang Lingkup
1.4.1
Pengertian divertikular kolon
1.4.2
Penyebab timbulnya divertikular
kolon
1.4.2.1
Gejala-gejala dari divertikular
kolon
1.4.2.2
Macam-macam bentuk gejala divertikular
kolon dan penyebaran divertikular kolon
1.4.2.3
Pengobatan penyakit
1.4.3.1
Pencegahan penyakit
divertikular kolon
1.4.3.2
Pengobatan penyakit
divertikular kolon
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Divertikular Kolon
Divertikular
kolon yaitu divertikel / divertikulasis adalah suatu keadaan dimana terjadi
herniasi mukosa dan submukosa usus melalui cela antara otot sirkulasi dinding
usus, pada tempat masuknya arteri dari lapisan sukrosa ke lapisan submukosa.
Berbeda dengan vertikel kongenital dimana seluruh lapisan usus merupakan
dinding vertikel yang diderita setelah lahir dindingnya hanya terdiri dari
lapisan mukosa dan submukosa.
Divertikel
dengan mukosa yang mengalami hernasi hanya terbatas sampai kepada submukosa atau muskularis
propria, disebut divertikel tidak kompleks sedangkan apabila bersiasi menembus
seluruh lapisan usus disebut divertikel kompleks. Penyakit divertikular
pengertian divertikel atau divertikulasis yang bergejala divertikulitis,
predifertikilitis dan perikulitis.
Divertikulatis
merupakan komplokasi yang timbul pada divertikel dimana terjadi inflamasi pada
satu atau lebih divertikel dan apabila proses inflamasi terbatas di sekitar
divertikel disebut peridivertikulitis dan apabila menyebar pada jaringan dan
organ sekitarnya disebut perikulitis.
2.2
Penyebaran Divertikular Kolon
Walaupun
sebelum abad ke 20 divertikulasis kolon masih jarang ditemukan di negara barat,
tetapi pada beberapa puluh tahun terakhir ini prevalensi penyakit ini makin
meningkat sejalan dengan meningkatnya umur penduduk. Divertikel yang diderita
sejak lahir bisanya ditemukan pada umur 40 tahun keatas. Dan pada umur 30-40
tahun ditemukan kurang dari 10 % kasus,pada umur 50-60 tahun prevalensinya
meningkat, menjadi 25-30 % dan sesudah umur 70 tahun meningkat menjadi 40 %,
perbandingan antara pasien laki-laki dan perempuan adalah sama.
Lokasi
divertikel 80-95 % ditemukan pada kolon sigmoid, sisanya pada kolon desendens
dan pada bagian kolon lainnya, umumnya 80 % pasien tidak memberikan
gejala-gejala klinis sementara dari 15 % kasus-kasus divertikel memberi gejala
terutama rasa nyeri pada perut kiri bawah disertai perubahan kebiasaan
difekkasi. Dikatakan bahwa gejala-gejala ini tidak secara langsung terkait
dengan vertikel tetapi merupakan gejala gangguan motilitas usus yang sering
ditemukan pada sindrom kolon iritatif, sebagaian kecil (12-25 %) divertikel
pada satu waktu akan berkomplikasi.
Penelitian
membuktikan bahwa makanan yang mengandung kurang serat akan meningkatkan
prevalensi divertikel / atau divertikulasis. Selama 5 tahun ini hanya menemukan
5 kasus penyakit divertikular kolon, 2 kasus dengan keluhan nyeri-nyeri perit
bagian bawah dan diagnosis dibuat dengan
pemeriksaan radiologis, 3 orang lainnya dengan keluhan hematokesia, diagnosis
dibuat dengan pemeriksaan endoskopik. Jenis kelainan yang mengalami penyakit
ini laki-laki berumur diatas 55 tahun.
2.3
Penyebab penyakit divertikular
kolon
Hasil-hasil
studi epidemiologis mendukung hubungan kausal antara penyakit divertikular
dengan makanan yang mengandung kurang serat. Divertikel / divertikulasis di
negara-negara berkembang / miskin seperti di Asia dan Afrika dengan makanan
pokok yang mengandung banyak serat prevalensinya sangat rendah, akan tetapi
apabila orang-orang di negara berkembang di negara maju dengan pola makanan
seperti orang barat.
Patogenesis
terjadi divertikel / divertikulasis kolon disebabkan oleh kerja sama antara dua
faktor yaitu:
1.
Menurunnya kekuatan / tegangan
otot dinding kolon
Pada
lapisan otot sirkular dinding kolon yang merupakan anyaman serat otot diperkuat
oleh jaringan ikat, pada jarak tertentu ditembus / dilalui oleh pembuluh darah
arteri dari lapisan serosa yang masuk ke dalam lapisan submukosa untuk membawa
zat-zat makanan dan oksigen tempat masuknya arteri ini merupakan cela yang
lemah sehingga pada tempat ini dimungkinkan terjadi herniasi mukosa dan
submukosa yang membentuk divertikel. Disamping kelemahan anatomis ini juga
terjadi perubahan jaringan kolon pada orang tua sintesis serat kolon menurun,
serat kologen secara normal mempunyai peran untuk memperkuat tegangan otot-otot
dinding usus, dan apabila kualitas dan kuantitasnya menurun terutama pada orang
tua maka cela yang ada semakin lemah sehingga divertikel semakin mudah
terbentuk.
2.
Peningkatan dalam lumen kolon
Peningkatan
ini sama seperti peningkatan kontraksimusus yang tetap dan berulang menyebabkan
memendeknya jaringan otot longitudinal
dan secara bersamaan menyebabkan otot sirkular segmentasi usus dengan tekanan
lumen yang meningkat. Sebagai akibat tekanan ini terjadi herniasi mukosa dan
submukosa melalui cela seperti di atas, bahwa makanan yang mengandung serat
menyebabkan terbentuknya tinja dengan besar dan berat yang meningakt sehingga
transittime dan kolon lebih pendek dan menurunkan tekanan dalam lumen, oleh
karena dinding kolon sebaliknya terbentuk tinja yang kecil-kecil yang dipakai
untuk mendorong keluar yang mempunyai transittime lebih panjang.
Gejala-gejala
fungsional dan kelainan morfologis pada usus dapat dibedakan yaitu diantaranya
dengan keluhan seperti nyeri atau kram pada perut kiri bawah, difeksi yang
tidak teratur dengan obstipasi lebih dominan dari diare. Gejala ini disebabkan
oleh gangguan motilitas usus besar sama seperti pada sindrom usus iritatif. Dan
apabila proses radang berlanjut terus berkomplokasi radang akan menyebar
mengenai seluruh lapisan dinding kolon dan organ- organ di sekitarnya, pada
perikolitis terjadi perfarasi usus dan apabila perfarasi masih tertutp oleh
jaringan.
Pada
perfarasi yang tertutup dapat terbentuk abses yang sukar dibedakan dengan
divertikulisis, biasanya dapat pula terbentuk fistula antara usus dengan organ
seperti fistula usus dengan kandungan kemih atau fistula usus dengan kulit.
Apabila divertikulitis terjadi berulang-
ulang atau divertikulitis kronik akan terbentuk jaringan granulasi dan fibrisis
yang menyebabkan stenosis usus dengan gejal-gejala subilus / illeus obstruktif.
Kemudian terjadi pendarahan yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
pinggir atau pada atap divertikel dan bukan karena faktor radang. Berat ringannya
pendarahan bervariasi dan 80 % dapat berhenti sendiri namun bisa berulang .
2.4
Pengobatan Penyakit
Divertikular Kolon
Mencegah
dari pada mengobati, karena baik pengobatan secara medis maupun pengobatan
secara bedah yang sudah berhasil, pencegahan perlu digunakan dengan tetap
menggunakan makanan yang mengandung serat tinggi.
Pengobatan
hampir tidak berhenti pada divertikel / divertikulasis dengan gejala-gejala
fungsional pengobatan konservatif dan pencegajhan dapat dilakukan dengan
pemberian makanan yang berserat tinggi, bila perlu ditambahkan bahan yang dapat
meningkatkan bentuk dan volume veses seperti mucofalk (dari plantago ovata seed
shells) yang tersdia dalam bentuk granula. Kebutuhan akan serat berhari-hari
sekitar 20-25 g dan bahan-bahan yang mengandung banyak serat seperti selulose,
hemiselulose, pektin, lignin, obligasakarida yang tidak diserap dan alginat.
Akan
sehari-hari yang banyak mengandung serat seperti sayur-sayuran, kentang, salad,
kedelai dan buah-buahan padaumumnya baik untuk dikonsumsi secara terus menerus
untuk mencegah terjadinya divertikel. Pada penggunaan makanan yang berserat
tinggi sebaliknya disertai minum air yang banyak 1,5-2,5 liter perhari. Oleh
karena serat tidak diabsor psi oleh usus dan akan menarik air yang banyak agar
dapat meningkatkan besar dan berat
feses, dengan demikian teransittime dalam kolon lebih cepat dan juga tekanan
dalam lumen usus akan menurun. Bila ada rasa nyeri dapat diberikan sepasmolitik
atau dengan kompres air hangat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyakit
divertikular kolon adalah penyakit yang menyerang mukosa dan usus melalui cela
antara otot sirkulasi dinding usus pada tempat masuknya arteri dari lapisan
serosa ke lapisan submukosa.
Gejala
kunci yang terpenting adalah terjadinya nyeri atau kram pada perut kiri bawah,
difekasi yang tidak teratur dengan opstipasi lebih diminan dari diare dan nafsu
makan berkurang, kadang-kadang mual dan muntah. Pemeriksaan feses dapat
menemukan perut kembung, nyeri lokal dan dapat teraba dengan adanya massa pada
perut kiri bawah.
Pencegahan
dan pengobatan dengan cara pemberian makanan yang berserat tinggi atau makanan
sehari-hari yang mengandung banyak serat seperti sayur-sayuran, kentang, salad,
kedelai dan buah- buahan. Oleh karena itu kita harus mencegahnya agar tidak
terkena penyakit seperti divertikuler kolon.
3.2
Saran
Dalam
makalah “ penyakit divertikuler kolon “ini masih dapat kekurangan seperti
halnya pada pengobatan, mungkin dari pembaca mendapatkan alternatif lain untuk
pencegahan dan pengobatan agar tidak terjadi atau timbul penyakit divertikuler
kolon ini. Untuk itu para masyarakat luas jangan sampai kekurangan makanan yang
mengandung serat.
Saran
dan kritik yang membangun masih penulis harapkan demi tercapainya suatu
kesempurnaan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. “Kapita Selekta
Kedokteran”. 2000. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Perce, Evelyinc. “Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Para Medis
ConversionConversion EmoticonEmoticon