Salam Sehat dan Harmonis

-----

Makalah Askeb Patologi Sistem Pencernaan


Makalah Askeb Patologi
Sistem Pencernaan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN bintang



Di Susun oleh :
Kelompok 4
Artha Rubiani C          ( 2010.0661.055 )
Naily Salsabiila           ( 2010.0661.080 )
Suheni Dwiani P         (2010.0661096 )
Venica Hartono           ( 2010.0661.098 )




Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi D3 Kebidanan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
KATA  PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb Patologi mengenai Sistem Pencernaanl dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neonatus dengan dosen  pembimbing Rachmawati Ika S. S.ST, M.Kes Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
 Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien


 Surabaya, 05 Maret 2012


                                                                                                                            Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut :
1.      Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2.      Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Selama kehamilan normal, saluran cerna dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik secara anatomi ( karena pembesaran uterus ) maupun secara fungsional ( penurunan gerak saluran alat cerna )

1.2  Rumusan Masalah
1.      Definisi hiperemesis gravidarum?
2.      Patofisiologi hiperemesis gravidarum?
3.      Manifestasi klinis hiperemesis gravidarum?
4.      Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum?
5.      Komplikasi hiperemesis gravidarum?
6.      Efek samping hiperemesis gravidarum?

1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum.
2.      Dapat mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum.
3.      Dapat mengetahui manifetasi klinis hiperemesis gravidarum.
4.      Dapat mengetahui tanda gejala hiperemesis gravidarum.
5.      Dapat mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Hiperemesis Gravidarum
*      Definisi
Adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang0kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga  dapat memprengaruhi keadaan umum dan menggangu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urine bahkan seperti gejala penyakit Apendisitis, Pielititis, dan sebagainya.

*      Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

*      Manifestasi Klinis
Mulai terjadi pada trimester I. gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialisme ( salvasi yang berlebihan ), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai.

*      Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi

*      Tanda dan Gejala
Secar klinis hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi 3 tingkatan :
1.      Tingkat I
Muntah yang terus-menerus timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah, nadi meningkat sampai 100x permenit, dan tekanan darah sistoloik menurun. Mata cekung dan lidah kjering , turgor kulit berkuran, dan urine sedikit tapi masih normal.

2.      Tingkat II
Gejala lebih berat segala yang dimakan dan diminim dimuntahkan, haus hebat, subvebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140x permenit, tekanan darah sistoloik kurang dari 80 Mmhg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urine, dan berat badan cepat menurun.

3.      Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang yang dimulai terjadi adalh gangguan kesadaran ( delirium-koma ) muntah berkurang atau berhenti,  tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urine.

*      Efek Samping
Pada kehamilan dan Persalinan
      Akibat defisiensi thiamin ( B1 ) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus ke6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff ( amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas ) ataupun kematian. Oleh karena itu, hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.

1.2    Ulkus Peptikum
*      Definisi
Adalah suatu keadaan adanya borok pada esophagus, lambung, duodenum. Insidensi ulkus peptikum pada kehamilan jarang dan kurang lebih 90% kasus ulkus peptikum yang terjadi selama hamil adalah penyakit ulkus peptikum kronis yang mengalami eksa serbasi. Keadaan ini disebakan oleh adanya peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin dan dijumpai adanya bakteri helicor bakter pilori.
Merupakan inflamasi kronik yang disebabkan oleh helicon bakter pilori, yang tampak seperti spiral, tetapi bukan berupa spirocaeta,disbanding seperti bacillus yang berkoloni pada bagian mukosa antral. Sistim imun tidak dapat membersihkan infeksi yang terjadi walaupun dengan adanya antibody. Dengan demikian bakteri tersebut dapat menyebabkan gastritis kronik yang aktif yang menyebabkan gangguan regulasi produksi gastrin oleh sebagian dari lambung, sekresi gastrin akan meningkat.

*      Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1.Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.

2.Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3.Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :
1. hipersekresi asam pepsin
2. kelemahan barier mukosa lambung
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.

*      Manifestasi Klinis
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.
1. Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.
2. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

*      Komplikasi
1.      Perdarahan ulkus
2.      Perforasi

*      Tanda dan Gejala
1.      Nyeri epigastrik yang dapat hilang dengan makanan ringan, antisida dan keluhan diperberat dengan minuman yang mengandung alcohol, kopi atau aspirin
2.      Hematemesis dan Melena dapat terjadi
3.      Nyeri tekan pada daerah epigastrik

     Ciri khas dari ulkus adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali.
Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.
Anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum atau bisa tidak memiliki gejala sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.
     Hanya separuh dari penderita yang memiliki gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar.
Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
     Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada.
Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
     Gejala ulkus gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus duodenalis.
Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan mengurangi nyeri.
Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.
Ulkus gastrikum
Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring. Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).
*      Efek Samping
Pada Kehamilan
Konstipasi pada kehamilan ini kalau dibiarkan dapat memicu pemekaran urat darah di daerah dubur yang kemudian dikenal dengan istilah wasir. Berhubung wasir bisa sangat menyakitkan dan timbul resiko pecah dan berdarah ibu hamil perlu waspada bila ibu mengalami konstipasi pada kehamilan. Untuk itu bila ibu mengalami masalah sulit buang air besar yang semakin menjadi di masa kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter kandungan ibu agar masalah kehamilan ini mendapat penanganan dengan segera.

1.3              Konstipasi
*      Definisi
Adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

*      Patofisiologi
            Konstipasi dapat terjadi apabila salah satu atau lebih faktor yang terkait dengan faktor anatomi dan fisiologi dalam proses mekanisme berak terganggu. Gangguan dapat terjadi pada kekuatan propulsif, sensasi rektal ataupun suatu obstruksi fungsional pengeluaran (functional outlet). Konstipasi dikatakan idiopatik apabila tidak dapat dijelaskan adanya abnormalitas anatomik, fisiologik, radiologik dan histopatologik sebagai penyebabnya.
            Konstipasi pada masa bayi biasanya disebabkan masalah diet atau pemberian minum. Berak yang nyeri dapat merupakan pencetus primer dari konstipasi pada awal masa anak. Pada masa bayi dan anak, konstipasi kronik  dapat disebabkan lesi anatomis, masalah neurologis, disfungsi neuromuskuler otot intrinsik, obat farmakologis, faktor metabolik atau endokrin. Pada masa anak penyebab terbanyak adalah konstipasi fungsional yang biasanya berawal dari kurangnya makanan berserat, kurang minum atau kurangya aktifitas.

*      Manifestasi Klinis
Selain konstipasi sendiri, juga dapat ditemukan gejala klinis lain :
1.      anoreksia ringan
2.      tenesmus
3.      flatus berlebihan
4.      nyeri perut
5.      yang menempel bercak garis darah pada tinja sebagai akibat fisura ani
6.      prolaps rekti
7.      masa tinja pada abdomen bagian bawah
8.      rembesan tinja pada celana dalam (soiling)           

*      Komplikasi
Konstipasi yang berlangsung lama dapat menyebabkan komplikasi berikut ini :
1.                   Hemoroid,
2.                   Prolapse rektum,
3.                   Fisura ani (luka/lecet pada anus),
4.                  Fecal impaction : feses/tinja yang terlalu keras sehingga harus dikeluarkan secara       manual oleh dokter.
Penggunaan obat pencahar (laksatif) yang terlalu lama juga dapat menyebabkan usus “malas” bekerja/berkontraksi, sehingga usus bergantung pada penggunaan laksatif. Konsumsi obat pencahar dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan vitamin dan nutrisi lainnya.
*      Tanda dan Gejala
            Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
·         Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
·         Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah).
·         Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).
·         Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
·         Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
·         Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram perutnya parah, bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang angin).
·         Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
·         Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita sembelit antara lain:
·         Kurang percaya diri
·         Lebih suka menyendiri.
·         Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
·         Emosi cepat meningkat.
·         Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
·         Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
·         Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
·         Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
*      Efek Samping
Pada Kehamilan dan Persalinan
Akibat feses keras, secara naluriah ibu akan mengejan untuk mengeluarkan feses.  Akhirnya, rektum membengkak dan berdarah akibat pecahnya pembuluh darah di anus.  Dalam proses persalinan, dampaknya adalah, timbul kesulitan saat proses persalinan per vagina,  akibat terdapat wasir atau ambeien di dekat jalan lahir dan ibu tidak boleh mengejan terlalu keras. Namun demikian, untuk mengatasi konstipasi, ibu hamil tidak disarankan untuk makan sembarangan obat-obatan pencahar atau pelancar BAB. Sebab, selain berpotensi mengganggu perkembangan janin, obat pencahar dapat membuat ibu hamil dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan merangsang terjadinya kontraksi.













CONTOH FIKTIF ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DS       :
Ibu mengatakan Mual muntah berlebihan, Nafsu makan berkurang, Lemas dan Pusing
DO      :
  1. Penurunan berat badan
  2. Takikardi
  3. Dehidrasi
  4. Pemeriksaan lab. Dijumpai Hiponatremi, Hipokalemia, dan Peningkatan hematokrit.

Intervensi
  1. Lakukan pendekatan terapeutik pada bumil.
    R/ Ibu dapat diajak kerja sama dan terbina kepercayaan antara petugas kesehatan dan
    ibu.
  2. Lakukan pemeriksaan TTV dan palpasi.
    R/ Mengetahui kondisi ibu dan bayinya.
  3. Anjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang sedikit tapi sering dan minum yang cukup.
R/ Makanan yang memenuhi nilai gizi seimbang akan memenuhi kebutuhan nutrisi
yang diperlukan bumil dan janin.
  1. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya  jika mual muntah belum berkurang.
R/ Dengan periksa kehamilan yang teratur dapat membantu memantau kesehatan
ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin serta mengetahui kelainan lebih dini.

  1. Rujuk jika masalah tidak teratasi
R/ menghindari keadaan ibu semakin memburuk.

Assesment
a)      Diagnosa                           : Ny “E” GI P10000 UK 20 minggu, tunggal, hidup, intra uteri,
  letak kepala, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.
b)      Masalah                             : Mual Muntah Berlebihan.
c)      Kebutuhan                                    : Memberi HE tentang nutrisi dan cara menghindari mual-muntah.
d)     Diagnosa Potensial            : Terjadi Dehidrasi jika mual-muntah tidak teratasi.

Evaluasi
Tgl/hari/jam : …………………………………………..
S          : Ibu mengatakan mual-muntah belum teratasi.
O         :  Kondisi px tampak lemah dan pucat.
A         : GI P10000 UK 20 minggu, tunggal, hidup, intra uteri, letak kepala, kesan jalan lahir
  normal, KU ibu dan janin baik. Dengan Hiperemesis Gravidarum.
P          : Rujuk px ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.











Kumpulan Soal


1.    Macam-macam gangguan system pencernaan pada ibu hamil yaitu
a.       Hiperemesis gravidarum, asma, obstipasi, konstipasi
b.      Hiperemesis gravidarum, diare, konstipasi, ulkus peptikum
c.       Hiperemesis gravidarum, diare akut, konstipasi, apendisitis akut, ulkus peptikum
d.      Hiperemesis gravidarum, hipertensi, obstipasi
e.       Hiperemesis gravidarum, konstipasi, obstipasi

1.    Anda sebagai bidan tindakan apa yang anda lakukan jika ada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum;
a.         Diberikan pemenuhan cairan dengan infus
b.         Diberikan pemenuhan nutrisi
c.         Dianjurkan ibu lebih sering istirahat
d.        Diberikan
e.         Diberikan

2.    Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh hormon …
a.       Estrogen
b.      Progesteron
c.       HCG
d.      Kombinasi estrogen dan HCG
e.       Kombinasi estrogen dan progesteron

3.    Komplikasi yang terjadi pada hiperemesis gravidarum, kecuali …
a.      Perforasi
b.      Dehidrasi berat
c.       Alkalosis
d.      Takikardi
e.       Ikterik
5.    Dalam sekresi lambung terjadi 3 fase dimana fase ini makanan dalam usus harus menyebabkan pelepasan hormone yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Fase ini adalah termasuk fase
a.      Fase usus
b.      Fase lambung
c.       Sefalik
d.      Fase sekresi lambung
e.       Fase sekresi usus

6.    Ulkus peptikum adalah suatu keadaan adanya borok pada :
a.       Esophagus, usus, lambung
b.      Duodenum, lambung, usus
c.       Esophagus, lambung, duodenum
d.      Pancreas, usus, esophagus
e.       Lambung

7.    Disebabkan oleh bakteri apa pada ulkus peptikum?
a.       E coli
b.      Helicor bakter pilori
c.       Stapilococcus
d.      Streptococcus
e.       Gonococcus

8.    Komplikasi yang terjadi pada ulkus peptikum adalah
a.       Dehidrasi berat dan perforasi
b.      Perdarahan ulkus dan perforasi
c.       Perdarahan ulkus dan alkalosis
d.      Ikterik dan perforasi
e.       Alkalosis dan ikterik

9.    Kelainan pada system pencernaan dimana seorang mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat adalah definisi dari …
a.      Konstipasi
b.      Obstipasi
c.       Ulkus peptikum
d.      Kanker usus
e.       Diare

10. Pe rbedaan antara konstipasi dan obtipasi ?
a.         Konstipasi mengalami pengerasan feses,tinja dan obstipasi lebih hebat dari konstipasi
b.         Konstipasi gangguan sistem pencernaan yang menyebbkan kanker usus dan obstipasi terjadi pengerasan feses atau tinja
c.                     Konstipasi dan obstipasi gangguan sistem pencernaan terjadi secara cepat
d.                    Konstipasi dan obstipasi tidak mengaami pengerasan feses
e.                     Konstipasi dan obstipasi berak terganggu hanya sehari

11.  Pengertian hyperemesis gravidarum ?
a.       Muntah pada TM 3
b.      Terjadi pada UK 20 minggu
c.       Akibat menurunnya hormon estrogen
d.      Tidak mengaggu aktivitas sehari-hari
e.       Terjadi pada masa kehamilan TM 1,2 dan3

12.  Komplikasi hyperemesis gravidarum ?
a.       Hemoroid, depresi, nyeri perut
b.      Dehidrasi berat, ikterik, takikardi
c.       Perdarahan
d.      Konstipasi ,obstipasi
e.       Abortus

13.  Hyperemesis gravidarum menurut tingkatannya terbagi menjadi ?
a.       Tingkat 1
b.      Tingkat 2
c.       Tingkat 3
d.      Tingkat 4
e.       Tingkat 1, 2,dan 3

14.  Ulkus peptikum terdiri dari 3 fase adalah?
a.      Sefalik, lambung dan usus
b.      Lingkungan, hormon, usus
c.       Hormon, usus dan sefalik
d.      Lingkungan, usus dan sefalik
e.       Lingkungan ,hormon

15.  Hormone yang menyebabkan peningkatan asam pepsin adalah
a.       Hormone pepsin
b.      Hormone esterogen
c.       Hormone gastrin
d.      Hormone progesterone
e.       Hormone insulin

16.  Seseorang dikatakan mesngalami ulkus peptikum karena adanya factor-factor sebaagai berikut :
a.       Hyperplasia
b.      Hipersekresi asam pepsin
c.       Kelemahan barier pada mukosa lambung
d.      A,b benar
e.       B, c benar




17.  Yang termasuk tanda dan gejala klinis pada konstipasi, kecuali
a.      Flatus berkurang
b.      Nyeri perut
c.       Anoreksia
d.      Prolaps rekti
e.       Rembesan tinja pada celana dalam

18.  Hiperemesis gravidarum adalah kejadian mual dan muntah pada seorang wanita hamil : a.Frekuensi muntah lebih dari 5 kali sehari
b. Frekuensi muntah lebih dari 10 kali sehari
c. Kejadian muntah lebih dari 2 minggu
d. Kejadian muntah sangat mengganggu aktivitas keseharian
e. Disertai tanda dehidrasi – ketosis dan penurunan berat badan

19.  Awal keluhan mual dan muntah dalam kehamilan (Emesis Gravidarum) sering terjadi pada:
a. Minggu pertama
b. Minggu ketiga
c. Bulan pertama
d. Minggu ke 8 –
12
e. Minggu ke
15

20.  Jika pengobatan pada hiperemesis gravidarum tidak berhasil gejala semakin berat kemungkinan apakah yang mungkin timbul
a.       Ikterus
b.      Koma
c.       Dehidrasi
d.      A,b benar
e.       A,c benar



BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Gangguan system pencernaan tersebut bis timbul pada saat kehamilan atau oleh kelainan yang sebelumnya sudah ada dan akan bertambah berat sewaktu hamil. Dengan memahami adanya keluhan atau kondisi tersebut sangat bermanfaat untuk dapat memberikan perawatan sebaik-baiknya.

Perubahan fisiologi atau patologi umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani dengan mudah melalui penjelasan pada pasien serta pemberian obat-obat yang relative ringan.


















DAFTAR PUSTAKA

Fadlun, Ahmad feryanto.Asuhan kebidan patologis. Th 2011, Salemba Medika



Previous
Next Post »

Translate