Salam Sehat dan Harmonis

-----

Dysentri amuba







BAB I
PENDAHULUAN

1





Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan medik, makin banyak masalah-
masalah kesehatan yang dapat diatasi, namun demikian masalah-masalah kesehatan di
tengah-tengah masyarakat tetap saja tidak pernah akan habis. 


Masalah kesehatan mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah, itu
sebabnya pembangunan dalam bidang kesehatan mempunyai tujuan tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
Kesehatan Nasional.


Dalam mewujudkan tujuan tersebut, perawat merupakan salah satu komponen
dalam bidang kesehatan yang dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan.




A.  LATAR BELAKANG PENULISAN
Adapun latar belakang penulisan laporan kasus ini ialah sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti perkuliahan di akademi Keperawatan Imelda Medan dan sekaligus
menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit gangguan pada
saluran percernaan dengan kasus dysentri amuba dari tahap pengkajian sampai pada
tahap evaluasi.




B.  TUJUAN PENULISAN
1.   Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional terhadap klien yang
mengalami gangguan sistem pencernaan dengan kasus dysentri amuba.







2.   Tujuan Khusus
a.   Membina dan memelihara hubungan terapeutik dengan klien

2

b.   Mampu melaksanakan pengkajian kepada klien melalui pengumpulan data
dan mengelompokkan data-data tersebut
c.   Merumuskan diagnosa keperawatan yang dialami klien sesuai dengan data-
data yang telah diperoleh
d.   Merumuskan dan menetapkan rencana tindakan serta menetapkan tujuan dan
kriteria hasil dari tindakan yang direncanakan
e.   Melaksanakan rencana tindakan dan memberikan alternatif pemecahan
masalah kepada klien
f.   Menilai tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan berdasarkan tujuan
dan kriteria hasil yang ditetapkan




C.  METODA PENULISAN
Metoda yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah metoda deskriptif yaitu
dengan melukiskan atau menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada
klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan menggunakan
teknik :
1.   Study Kepustakaan 
Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan masalah gangguan sistem
pencernaan : dysentri amuba
2.   Study Kasus
Dengan secara langsung melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien Ny. R
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap
pengkajian sampai tahap evaluasi
3.   Study Dokumentasi
Dengan mempelajari status klien Ny. R beserta dengan data-data penunjang
masalah yang dialami klien







D.  SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I       :  PENDAHULUAN

3

BAB II      :  LANDASAN TEORITIS, meliputi Landasan Teoritis Medis dan
Landasan Teoritis Keperawatan
BAB III     :  TINJAUAN    KASUS,  meliputi tahap           Pengkajian,     Diagnosa
Keperawatan, Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi
BAB IV    : PEMBAHASAN, meliputi            tahapan      Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
BAB V      :  PENUTUP, meliputi Kesimpulan dan Saran















KONSEP DASAR MEDIS


A.  DEFENISI





BAB II
LANDASAN TEORITIS

4

Dysentri amuba adalah suatu penyakit yang menyerang manusia melalui makanan
ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh kista, dimana kista ini akan dapat
hidup lama pada saluran pencernaan yaitu pada daerah usus secara komersial
dengan floras usus. Penyebab dari dysentri amuba adalah sejenis kuman yang
disebut dengan Entamuba histolitika dan apabila penyakit ini berlangsung kronik
maka akan dapat menyebabkan perforasi pada intestinum itu sendiri serta penyakit
ini dapat menyerang hati. (Purnawan Junadi, 1982, Hal. 48)




B.  ANATOMI FISIOLOGI
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
1.   Mulut (oris)
2.   Faring (tekak)
3.   Oesofagus (kerongkongan)
4.   Intestinum minor (usus halus)
a.   Duodenum (usus 12 jari)
b.   Yeyunum
c.   Ileum
5.   Intestinum mayor (usus besar)
a.   Saekum
b.   Kolon assendens
c.   Kolon transversum
d.   Kolon dessendens
e.   Kolon sigmoid







6.   Rektum
7.   Anus
(Syaifuddin, 1992, Hal. 87)




C.  ETIOLOGI

5

Penyakit ini disebababkan oleh Entamoeba histolitika dan menular melalui makanan
atau air yang terkontaminasi dengan kista. Kista ini dapat hidup lama di usus secara
komersial dengan floras usus yaitu hidup dari sisa-sisa makanan dalam usus
sehingga akan mampu merubah bentuk.




D.  PATOFISIOLOGI
Cara infeksi ditularkan secara oral melalui makanan, air yang tercemar oleh faeses
penderita ; tropozoid yang mula-mula hidup sebagai komensalisme di dalam lumen
usus besar dapat berubah menjadi patogen. Faktor yang menyebabkan perubahan
sifat tropozoid belum diketahui. Amuba yang ganas dapat memproduksi enzim
fosfoglukomutase yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan
dinding usus akibatnya terjadi ulkus di permukaan mukosa usus, menonjol dan
hanya terjadi reaksi radang yang minimal. Ulkus yang terjadi dapat menimbulkan
perdarahan dan apabila menembus lapisan muskular akan terjadi perforasi dan
peritonitis. Dari ulkus di dalam dinding usus besar amuba dapat mengadakan
metastasis ke hati lewat cabang vena porta dan menimbulkan abses hati. Embolisasi
lewat pembuluh darah atau pembuluh getah bening dapat pula terjadi ke paru, otak
atau limpa dan menimbulkan abses di sana. Akan tetapi peristiwa ini jarang terjadi.
(Sarwono Waspadji, 1996, Hal. 497)







E.  GEJALA KLINIK

6

Gejalanya samar-samar seperti lesu, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan sakit
kepala.
Pada bentuk klinik didapati diare rata-rata 6 – 10 x/hari, tinja bercampur darah dan
lendir, terdapat nyeri




F.  KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi penyakit terjadi pada dysentri amuba, dibagi dua antara lain :
1.   penyakit intestinal
a.   Perdarahan usus
b.   Proporsi usus
c.   Penyempitan usus
2.   Penyakit ekstra intestinal
a.   Amubiasis hati
b.   Amubiasis usus




G.  PENATALAKSANAAN
Prinsip dan tindakan pengobatan adalah istirahat, mencegah/memperbaiki dehidrasi.




KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A.  PENGKAJIAN
1.   Aktifitas/istirahat
Gejala    : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah ; perasaan gelisah ;
pembatasan aktifitas sehubungan dengan proses penyakit


2.   Makanan/cairan
Gejala    :  anoreksia, mual, muntah ; penurunan berat badan
Tanda    : penurunan lemak/massa otot ; membran mukosa pucar







3.   Eliminasi

7

Gejala    :  episode diare yang tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering
tidak terkontrol


4.   Interaksi sosial
Gejala  :  masalah berhubungan dengan kondisi, ketidakmampuan aktif secara
sosial


Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan feses : darah samar, steatorea atau garam empedu dapat ditemukan.


Prioritas keperawatan
1.   Mengontrol diare/meningkatkan fungsi usus
2.   Mencegah komplikasi
3.   Memberikan informasi tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan


Tujuan pemulangan
1.   Fungsi usus stabil
2.   Komplikasi dicegah dan dikontrol
3.   Menerima kondisi dengan positif




B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
1.   Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau malabsorpsi usus ; adanya
toksin ditandai dengan peningkatan bunyi usus, defekasi sering dan berair,
perubahan warna feses


Kriteria hasil :
Klien akan melaporkan penurunan frekwensi defekasi : konsistensi kembali
normal







Rencana tindakan :
    Observasi dan catat frekwensi defekasi, jumlah dan faktor pencetus

8

    Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya sayuran
segar dan buah
    Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman
jernih tiap hari
    Observasi demam dan kelesuan


2.   Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan
banyak melalui diare berat ; pemasukan terbatas (mual)


Kriteria hasil :
Klien mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membran
mukosa lembab, turgor kulit baik


Rencana tindakan :
    Awasi masukan dan pengeluaran
    Kaji tanda vital
    Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari kerja
    Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk mengetahui adanya darah
samar


3.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorpsi nutrien ; secara medik masukan di batasi ditandai dengan penurunan
berat badan, menolak untuk makan


Kriteria hasil :
Klien dapat mempertahakan nutrisi adekuat ditandai dengan berat badan dapat
dipertahankan, nafsu makan meningkat, makanan yang disajikan habis dimakan.







Rencana tindakan :
    Timbang berat badan tiap hari
    Anjurkan istirahat sebelum makan
    Batasi makanan yang dapat mengakibatkan kram abdomen
    Dorong klien untuk menyatakan perasaannya tentang diet yang disajikan
    Pertahankan puasa sesuai indikasi
    Berikan obat-obatan sesuai indikasi
    Berikan supplemen vitamin B-12 dan asam folat
    Berikan nutrisi parenteral
(Marilyn E. Doenges, 1999, Hal. 471)

9














A.  PENGKAJIAN
1.   Identitas klien
N a m a
U m u r
A l a m a t
Status perkawinan
A g a m a





BAB III
TINJAUAN KASUS








: Ny. R
: 35 tahun
: Jl. Cemara Gang Waringin
: Sudah menikah
: Islam

10

Pendidikan : SMP

Pekerjaan

:  Ibu rumah tangga

Tanggal masuk rumah sakit     : 17 Oktober 2001

No. Register
Ruangan/kamar
Golongan darah


2.   Identitas penanggung jawab
N a m a
U m u r
A l a m a t
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan keluarga

: 01 54 36
: Anggrek
: O




: Tn. S
: 40 tahun
: Jl. Cemara Gang Waringin


: suami klien



3.   Keluhan utama dan yang paling sering :
Buang air besar (Bab) ± 10 x/hari dengan konsistensi encer disertai dengan rasa
mual dan perut kembung.


4.   Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sering Bab sampai beberapa kali dalam sehari dimana Bab
bercampur lendir dan darah. Terlihat klien pucat, lemas dan sebelumnya klien


11


sudah berobat ke bidan dan diberi obat, namun mencretnya belum juga
berkurang sehingga oleh keluarganya klien di bawa berobat ke Rumah Sakit
Imelda Medan.


5.   Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sebelumnya belum pernah menderita penyakit ini dan klien pernah
menderita penyakit haemorroid, tapi sudah sembuh. 


6.   Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak dijumpai penyakit keturunan. Suami dan anak-anak
klien berada dalam keadaan sehat dan tidak ada yang menderita penyakit seperti
yang dialami klien. Anggota keluarga lainnya belum pernah menderita penyakit
berat atau yang bersifat kronis.


Genogram :



     62 thn


     65 thn




35  thn



  58 thn




        40 thn


  60 thn










Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= klien Ny. R






12 thn     8 thn    3 thn

= tinggal serumah







7.   Riwayat/keadaan psikososial
Bahasa yang dipergunakan  : Bahasa Indonesia

12

Emosi 

: Klien kesal karena merasa tidak berdaya/tidak
ada harapan

Perhatian terhadap orang lain : Baik,  klien  dapat menanggapi lawan  bicara
dengan positif
Hubungan dengan keluarga : Baik,  dimana anggota keluarga klien selalu
mengunjungi klien dan menjaganya
Hubungan dengan orang lain :  Baik, terlihat dari banyaknya tetangga klien
yang menjenguknya

Kegemaran klien

: Membaca

Mekanisme pertahanan diri  : Klien merasa tidak berdaya/tidak ada harapan
karena penyakit         yang     dideritanya     dan
mengatakan pasrah dengan kehendak Tuhan
dalam kehidupannya


8.   Pemeriksaan fisik

Tanda vital
Tekanan darah
N a d i 
Pernafasan :
Suhu tubuh
Keadaan umum
Kesadaran 
Tinggi badan
Berat badan


Kepala :

: diperiksa tanggal 17 Oktober 2001 jam 13.30 wib
: 110/80 mmHg
: 88 x/mnt
26 x/mnt
: 38oC
:  lemah dan lesu
: compos mentis
: 154 cm
: 50 kg

    Bentuknya : oval

    Rambut

: pendek

    Bentuk rambut     : keriting
    Warna : hitam






Penglihatan/mata :

13

    Ketajaman penglihatan  :  baik, klien dapat membaca koran dalam jarak 25 –
30 cm

    Sklera
    Pupil
    Konjungtiva

: baik, tidak dijumpai ikterus
: refleks cahaya (+), isokhor kiri dan kanan
: tidak dijumpai tanda-tanda anemis dan peradangan

    Pemakaian alat bantu  : tidak memakai alat bantu seperti kacamata


Penciuman/hidung :

    Polip

: tidak meradang atau membesar

    Perdarahan : tidak dijumpai

    Fungsi penciuman


Pendengaran/telinga :
    Serumen
    Cairan : tidak ditemukan

: dapat membedakan aroma buah apel dengan jeruk




: ada, dalam batas tidak mengganggu pendengaran

    Fungsi pendengaran  : klien dapat mendengarkan gesekan rambutnya
sendiri


Mulut :

    Rongga mulut

: kotor dan berbau

    Fungsi pengecapan       : baik, dapat membedakan rasa manis, pahit, asam
dan asin

    Gigi




    Lidah


    Tonsil

: lengkap
Rumus gigi :  3 2 1 2   2 1 2 3
 3 2 1 2   2 1 2 3
: tidak dijumpai kelainan seperti bercak-bercak
putih
: tidak mengalami pembesaran atau peradangan







Leher :
    Kelenjar tiroid
    TVJ







: tidak mengalami peradangan
: tidak terjadi peninggian vena jugularis

14



Thoraks







Jantung






Abdomen :
    Turgor kulit


    Hepar


    Massa or cair
    Lien dan ginjal


Reproduksi 






Ekstremitas :
    Atas




    Bawah


: simetris antara dada kiri dan kanan, tidak dijumpai
kelainan dalam pola nafas dimana frekwensi
pernafasan teratur 26 x/mnt, tidak dijumpai
kelainan anatomis dinding thoraks


: tidak dijumpai nyeri dada, tidak ditemui adanya
pembesaran jantung, irama            teratur,     tidak
dijumpaikan kelainan bunyi jantung




: elastis, dapat kembali ke semula dalam waktu
singkat < 2 detik
: tidak terjadi pembengkakan dan nyeri tekan tidak
dijumpai
: tidak dijumpai
:  tidak teraba dan tidak dijumpai nyeri tekan/ketok


: siklus menstruasi 28 hari dan berlangsung secara
teratur dengan lama haid 1 minggu, tidak dijumpai
perdarahan atau infeksi dan dalam keadaan bersih




: terganggu pergerakannya karena terpasang iv line
kateter cairan Dextrose 5% selang-seling dengan
NaCl 0,9%  20 tts/mnt.
: bebas digerakkan ke segala arah, namun sedikit
lemah karena klien diinstruksikan bedrest







Nutrisi :
    Sebelum masuk RS




    Setelah masuk RS









Eliminasi Bab :
     Sebelum masuk RS






    Sesudah masuk RS






Eliminasi Bak :
     Sebelum masuk RS






    Setelah masuk RS






Minum :
     Sebelum masuk RS

15




: pola makan 3 x sehari, makanan yang disukai roti
dan makanan pantangan sesuai dengan ajaran
agama klien
: pola makan 3 x sehari mengikuti pola makan yang
ditentukan RS dengan jenis makanan M-II (bubur)
sehingga membuat nafsu makan klien berkurang
terlihat dari porsi makanan yang disajikan tidak
habis dimakan oleh klien




: Bab bercampur dengan lendir dan darah,
frekwensi Bab kira-kira 10 x/hari dengan
konsistensi encer berwarna kuning kecoklatan dan
kadang-kadang berwarna kemerah-merahan
: Bab bercampur dengan lendir tanpa ada darah,
frekwensi    3 x/hari       dan    berwarna kuning
kecoklatan




: Bak lancar dengan frekwensi 4 – 5 x/hari
banyaknya kira-kira 1500 – 2000 cc/hari dan
berwarna kuning pekat, tidak ada kelainan saat
berkemih
: Bak lancar dengan frekwensi 5 x/hari, banyaknya
kira-kira 2000 cc dan berwarna kuning, tidak ada
kelainan saat berkemih




: minuman kesukaan klien teh manis dan banyaknya
minum klien dalam sehari kira-kira 8 gelas (2000
– 2500 cc)






    Setelah masuk RS






Istirahat :
    Sebelum masuk RS






    Setelah masuk RS











Kebersihan perorangan :
    Sebelum masuk RS




    Setelah masuk RS

16


: minuman klien disesuaikan dengan diet di RS dan
banyaknya kira-kira 10 gelas perhari (2500 – 2750
cc)




: kebiasaan tidur siang klien 2 jam (jam 14.00 –
16.00 wib) dan tidur malam 8 jam (jam 21.00 –
05.00 wib) serta tidak pernah mengalami kesulitan
dalam tidur
: klien tidak pernah tidur siang dan tidur malam
hanya sekitar 5 jam. Klien mengalami susah tidur
karena suasana rumah sakit yang asing bagi klien
dan keadaan penyakitnya terlihat dengan keadaan
klien yang gelisah. Untuk mengatasinya klien
sebelum tidur membaca majalah




: klien mandi 2 x sehari (pagi dan sore) dan
mencuci rambut 3 kali dalam seminggu serta
gogok gigi setiap kali mandi
: klien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan
dilap di atas tempat tidur, tidak pernah cuci rambut
dan gosok gigi di atas tempat tidur setelah mandi
dibantu oleh perawat dan keluarga klien







9.   Analisa data

17


No Data
1     Data subjektif :

Kemungkinan
penyebab
Kehilangan banyak

Masalah
Gangguan

Klien mengatakan Bab ± 10  cairan tubuh melalui

keseimbangan

x/hari, berlendir dan berdarah


Data objektif :
Klien terlihat lemas, lemah,

diare berat

cairan tubuh

pucat, gelisah, mata agak
cekung

2     Data subjektif :

Proses infeksi pada  Peningkatan suhu

Klien mengatakan tubuh terasa saluran percernaan
panas     dan     terasa tidak
nyaman, terus keringatan


Data objektif :
Klien terlihat keringatan, suhu
tubuh klien 38oC, gelisah

tubuh

3     Data subjektif :
Klien mengatakan tidak selera
makan, mual dan tidak suka
dengan diet yang disajikan


Data objektif :
Porsi makanan yang disajikan
tidak habis dimakan, diet M-II
(bubur), klien terlihat lemas,
lesu, BB klien 50 kg saat
masuk RS dan TB 154 cm

Anoreksia

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi 



18




B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN, RENCANA TINDAKAN / RASIONAL DAN
PELAKSANAAN
1.   Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh berhubungan dengan kehilangan
banyak cairan tubuh melalui diare berat yang ditandai dengan klien mengatakan
Bab ± 10 x/hari, berlendir dan berdarah, klien terlihat lemas, lemah, pucat,
gelisah, mata agak cekung


Tujuan : keseimbangan cairan tubuh dapat dipertahankan


Kriteria hasil :
    Intake dan output seimbang 
    Bab terkontrol atau frekwensinya dapat diturunkan
    Keadaan/kondisi klien berangsur-angsur membaik


Rencana tindakan :
o Beri klien banyak minum (dengan memberikan banyak minum cairan tubuh
klien tetap dalam keadaan seimbang dengan cairan yang dikeluarkan)
o Beri diet dengan konsistensi lembek dalam porsi kecil tapi sering dan dalam
keadaan hangat (dapat memenuhi kebutuhan klien akan zat nutrisi dan
merangsang selera makan klien)
o Anjurkan klien memakan buah-buahan (buah-buahan mengandung cairan
yang     mengandung    banyak    gizi     sehingga     membantu pemulihan
keseimbangan cairan tubuh)
o Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus (membantu
menyeimbangkan cairan tubuh klien secara adekuat)


Pelaksanaan :
   Membujuk klien agar mau minum sebanyak mungkin dan sekaligus
menjelaskan fungsi dari banyak minum tersebut
   Menganjurkan klien agar mau makan sesuai dengan diet yang disajikan RS
dan menjelaskan pentingnya makanan dengan konsistensi lembek untuk


19


menggantikan cairan tubuh yang hilang dan membantu proses penyembuhan
penyakitnya
    Menganjurkan klien makan buah-buahan yang disediakan atau yang dibawa
oleh keluarga dan yang mengunjunginya
    Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian cairan parenteral berhubungan
karena klien kurang responsif dengan anjuran minum banyak


Evaluasi :
Keseimbangan cairan tubuh belum dapat dipertahankan kekeadaan seimbang
ditandai oleh :
*    Intake dan out put masih belum seimbang
*    Frekwensi Bab masih mencapai 5 x/hari dengan konsistensi lembek
*    Keadaan klien berangsur-angsur membaik


2.   Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan Proses infeksi pada saluran
percernaan ditandai dengan klien mengatakan tubuh terasa panas dan terasa
tidak nyaman, klien terlihat keringatan, suhu tubuh klien 38oC, gelisah


Tujuan : suhu tubuh klien dapat kembali normal (37oC)


Kriteria hasil :
    Rasa nyaman klien terpenuhi
    Klien terlihat tenang dan tidak gelisah


Rencana tindakan :
o Kompres dingin pada dahi (membantu proses penguapan panas tubuh klien)
o Beri klien banyak minum (menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui
evaporasi dan keringat)
o Ganti pakaian klien dengan kain tipis dan mengisap (menghindari tubuh
klien lembab oleh keringat dan mencegah iritasi kulit yang tertekan)
o Kolaborasi dengan dokter terhadap pemberian obat antipiretik (menurunkan
suhu tubuh klien hingga batas normal)






Pelaksanaan :
   Memberikan kompres dingin di dahi klien
   Menganjurkan klien banyak minum

20

   Mengajurkan keluarga klien membawa baju klien yang tipis dan mengisap
keringat serta menggantikan baju klien dengan pakaian yang kering
   Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat paracetamol untuk
menurunkan suhu tubuh klien


Evaluasi :
*    Suhu tubuh klien kembali normal
*    Klien menyatakan tubuh terasa segar dan nyaman
*    Waspadai terulangnya peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses
infeksi entamoeba histolitika pada saluran pencernaan


3.   Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan klien mengatakan tidak selera makan, mual dan tidak suka dengan diet
yang disajikan, porsi makanan yang disajikan tidak habis dimakan, diet M-II
(bubur), klien terlihat lemas, lesu, BB klien 50 kg saat masuk RS dan TB 154
cm


Tujuan : kebutuhan nutrisi klien adekuat kembali


Kriteria hasil :
    Selera makan klien meningkat
    Makanan yang disajikan habis dimakan
    Klien terlihat segar dan ceria


Rencana tindakan :
o Beri makanan lembek dalam keadaan hangat dan porsi kecil (merangsang
selera makan dan mencegah perasaan mual)



21


o Beri makanan yang bervariasi (meningkatkan selera makan klien dengan
memberikan makanan tambahan seperti roti tawar, roti kering, atau makanan
yang tidak merangsang)
o Support klien untuk makan dan jelaskan pentingnya makanan terhadap
penyembuhan penyakitnya (meningkatkan pengetahuan klien tentang
makanan yang diperlukan saat sakit)
o Anjurkan keluarga membawa makanan dari rumah seperti yang disajikan di
rumah sakit dan tidak mengandung zat-zat yang merangsang seperti cabai,
asam dan sebagainya (memotivasi klien untuk makan terutama bila tidak
menyukai makanan yang dibuat di RS karena image yang negatif terhadap
makanan RS)


Pelaksanaan :
   Memberikan makanan kepada klien sesuai dengan diet yang ditentukan yaitu
M-II (bubur)
   Menganjurkan klien untuk memakan roti atau buah-buahan yang ada di meja
klien
   Menjelaskan kepada klien pentingnya makanan /diet yang tepat untuk
kesembuhan penyakitnya
   Mengajurkan kepada keluarga untuk sekali-sekali membawakan klien
makanan M-II (bubur) yang dibuat di rumah untuk mencegah kebosanan
klien terhadap makanan yang disajikan di RS


Evaluasi :
*    Selera makan klien meningkat
*    Makanan yang disajikan habis dimakan 2/3 porsi
*    Klien terlihat senang






BAB IV
PEMBAHASAN

22





Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien Ny. R dengan kasus
dysentri amoba, penulis menemukan beberapa faktor pendukung dan faktor yang
menghambat dalam mencapai tujuan yang penulis harapkan. 


Seperti yang kita ketahui bahwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan
melalui proses keperawatan yang terdiri dari beberapa tahapan yang diuraikan
pembahasannya sebagai berikut :


A.  TAHAP PENGKAJIAN
Selama dalam tahap pengkajian terhadap klien Ny. R baik dalam wawancara dan
obserbvasi tidak menemui hambatan yang berarti. Hal ini terjadi karena respon yang
positif klien terhadap perawat dan dukungan dari keluarga yang menginginkan agar
klien cepat sembuh. Pengkajian yang dilakukan penulis meliputi pengumpulan data
yang dibantu oleh informasi dari klien sendiri dan informasi dari keluarga klien
serta dari status klien dengan berkolaborasi dengan dokter yang menangani klien
selama berada di Rumah Sakit Imelda Medan. Informasi yang didapatkan sesuai
dengan keadaan klien yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dokter dan
pemeriksaan penunjang.


Setelah data-data tersebut di dapat, kemudian dikelompokkan sesuai dengan
masalah yang dialami klien dan kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan klien
melalui analisa data dan di dapatkan diagnosa keperawatan klien antara lain :
1.   Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh berhubungan dengan kehilangan
banyak cairan tubuh melalui diare berat yang ditandai dengan klien mengatakan
Bab ± 10 x/hari, berlendir dan berdarah, klien terlihat lemas, lemah, pucat,
gelisah, mata agak cekung



23


2.    Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan Proses infeksi pada saluran
percernaan ditandai dengan klien mengatakan tubuh terasa panas dan terasa
tidak nyaman, klien terlihat keringatan, suhu tubuh klien 38oC, gelisah
3.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan klien mengatakan tidak selera makan, mual dan tidak suka dengan diet
yang disajikan, porsi makanan yang disajikan tidak habis dimakan, diet M-II
(bubur), klien terlihat lemas, lesu, BB klien 50 kg saat masuk RS dan TB 154
cm


Ketiga diagnosa keperawatan di atas didapatkan pada landasan teoritis. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan klien benar mengalami gangguan saluran pencernaan
dengan kasus dysentri amuba. Hanya saja terjadi perubahan pada kalimat
berhubungan dengan respons individu terhadap permasalahan tidak selalu sama
sehingga dalam penegakan diagnosa ini tidak menggunakan kata-kata sesuai dengan
teoritis.




B.  TAHAP PERENCANAAN
Dalam tahap perencanaan, penulis merencakan tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang didapatkan dengan membandingkan antara landasan teoritis
dengan masalah yang dialami klien dan respons klien terhadap masalah yang
dialaminya. Sehingga rencana yang dibuat lebih spesifik ke pemenuhan kebutuhan
klien saat itu tanpa mengabaikan kebutuhan klien jangka panjang. Dan ditetapkanlah
tujuan yang hendak dicapai dan mudah untuk dikerjakan serta ditentukan kriteria
hasil yang mudah diobservasi sehingga dalam evaluasi lebih mudah untuk
menilainya.




C.  TAHAP PELAKSANAAN
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis tidak mengalami hambatan yang berarti sebab
klien dan keluarga sangat kooperatif dengan rencana tindakan yang penulis telah
utarakan dan percaya bahwa tindakan yang telah direncanakan tersebut sangat


24


membantu untuk penyembuhan klien. Dalam pelaksanaan partisipasi aktif dari klien
sangat baik dan mau mengikuti anjuran yang diberikan penulis sehingga dalam
waktu yang singkat masalah yang dialami klien dapat teratasi dengan baik.




D.  TAHAP EVALUASI
Dalam tahap evaluasi penulis melibatkan klien dan keluarga untuk melihat
kemajuan yang dialami klien yang meliputi keseimbangan intake dan output klien
berangsur-angsur membaik dibuktikan dengan frekwensi Bab yang tadinya ± 10 x
sehari menjadi 3 x sehari ; demam atau peningkatan suhu tubuh yang dialami klien
dapat di turunkan dibuktikan dengan suhu tubuh dalam batas normal dan kebutuhan
nutrisi klien yang kurang dapat ditingkatkan dibuktikan dengan selera makan klien
meningkat dan diet yang disajikan sudah bisa ditoleransi klien.














A.  KESIMPULAN





BAB V
PENUTUP

25

1.   Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami
gangguan saluran pencernaan : dysentri amuba diperlukan proses
keperawatan yang jelas dan sistematis dengan melibatkan peran serta klien
dan keluarga, sehingga terjalin hubungan yang terapeutik antara perawat-
klien-keluarga. Hal ini akan sangat membantu perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan
masalah yang dialami klien.


2.   Penyakit dysentri amuba adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan
yang disebabkan oleh parasit entamoeba histolitika. Penyakit ini menular
melalui makanan dan minuman yang terkontamisasi dengan kuman tersebut.
Gejala yang paling khas yaitu diare berat dengan konsistensi lembek/cair,
berlendir dan kadangkala berdarah bila sudah mengalami iritasi pada saluran
pencernaan.




B.  SARAN
1.   Menyarankan kepada klien yang pernah mengalami, yang sedang mengalami
dan yang belum mengalami untuk menjaga kebersihan makanan dan
minuman keluarga serta lingkungan sekitarnya untuk mencegah penularan
penyakit dysentri amuba di dalam lingkungan keluarga khususnya dan
masyakat pada umumnya.


2.   Bila mengalami tanda dan gejala seperti di atas, dianjurkan untuk segera di
bawa berobat ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan paripurna
sehingga dapat mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan
mengurangi beban keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit



26


3.    Perawatan yang hygienis dan sesuai dengan prosedur perawatan sangat
mendukung dalam penyembuhan klien dengan gangguan sistem pencernaan,
sebab itu tenaga perawat perlu dibekali ilmu dan pengetahuan yang baik
tentang hygienis dan prosedur perawatan yang lazim dilaksanakan kepada
klien dengan gangguan sistem pencernaan.










Tgl










Dx.





CATATAN PERKEMBANGAN



Implementasi                                   Evaluasi

27

18/10/01 1        *    Menganjurkan     klien
banyak minum
*     Menganjurkan          klien
memakan buah-
buahan

S : klien mengatakan Bab berangsur
berkurang dengan frekwensi 3
x/hari dan masih berlendir
O : frekwensi Bab 3 x/hari, masih
lemah dan lemas

*    Berkolaborasi dengan  A : kesimbangan cairan tubuh klien

dokter dalam
pemberian cairan infus
selanjutnya

berangsur-angsur membaik
P : Pertahankan tindakan

18/10/01 3        *    Menyajikan diet klien     S : klien

mengatakan        selera

M-II

makannya mulai bertambah

*    Mengajurkan

klien

O : porsi makanan yang disajikan

memakan       makanan
tambahan seperti roti
*    Mengkolaborasikan

habis 2/3, klien terlihat tenang,
mau    memakan    roti     sebagai
makanan tambahan

dengan dokter untuk  A : kebutuhan nutrisi klien dapat

memberikan vitamin

dipertahankan

atau makanan
supplemen
19/10/01 1        *    Menganjurkan     klien
banyak minum
*     Menganjurkan          klien
memakan buah-
buahan

P : pertahankan intervensi


S : klien mengatakan Bab berangsur
berkurang dengan frekwensi 3
x/hari dan masih berlendir
O : frekwensi Bab 3 x/hari, masih
lemah dan lemas

*    Berkolaborasi dengan  A : kesimbangan cairan tubuh klien

dokter dalam
pemberian cairan infus
selanjutnya

berangsur-angsur membaik
P : lanjutkan rencana tindakan






19/10/01 3        *    Menyajikan diet klien     S : klien

28


mengatakan        selera

M-II

makannya mulai bertambah

*    Mengajurkan

klien

O : porsi makanan yang disajikan

memakan       makanan
tambahan seperti roti
*    Mengkolaborasikan

habis dimakan klien, klien terlihat
tenang,     mau     memakan    roti
sebagai makanan tambahan

dengan dokter untuk  A : kebutuhan nutrisi klien adekuat
memberikan vitamin P : pertahankan intervensi
atau makanan
supplemen
Previous
Next Post »

Translate