ASUHAN KEBIDANAN
BAYI BARU LAHIR PADA NY “N”
DI
RUANG BERSALIN RSU HAJI
SURABAYA
Di susun Oleh :
HELLEN SEKTA ANDRIANI
06.630.014
PRODI
D III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2008
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan berjudul “ Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny “N” dengan BBL spt B Aterm” Di Ruang Bersalin RSU Haji Surabaya.
Disusun oleh :
Telah disetujui dan disahkan pada :
Nama : Hellen Sekta
Andriani
Nim : 06.630.014
Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Hellen
Sekta Andriani
06.630.014
Mengetahui
Kepala
Ruangan Pembimbing
Praktek
Program Studi DIII
Kebidanan Ruang
Bersalin RSU Haji
Universitas Muhammadiyah
Surabaya Surabaya
Umi Ma’rifah SST Puji Astutik Amd. Keb
NIP
: 140177373.
Kepala Ruangan
Ruang Bersalin RSU Haji
Surabaya
Setyoriningsih Amd.
Keb
NIP : 14010157153
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Y.M.E.
atas rahmat dan indahnya sehingga dapat terlaksanan laporan yang berjudul “Asuhan
kebidanan pada bayi Ny. “N” dengan bayi
baru lahir seperti B” sebagai salah satu persyarata dalam rangka menyelesaikan
kegiatan praktek mahasiswa.
Laporan ini merupakan tugas individu mahasiswa program
studi D-III kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang dilaksakan
diruang bersalin RSU HAJI SURABAYA. Pada tanggal 04-02-2008 sampai 16-02-2008.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga
penulis sampaikan kepada :
1.
Prof. DR. dr. Rachmad Romdhoni,
SpPd, SpJP(K). FIHA, AFCC. Selaku Direktur RSU HAJI SURABAYA.
2.
dr. H. Sukodiono selaku dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
3.
Ibu Supatmi S.Kep.Ns selaku
ketua prosi D-III kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
4.
Ibu Setyoriningsih Amd. Keb,
selaku kepala ruangan di ruang bersalin RSU Haji Surabaya.
5.
Ibu Puji Astutik Amd. Keb,
selaku pembimbing ruangan si ruang bersalin RSU Haji Surabaya.
6.
Ibu Umi Ma’rifah. SST selaku
pembimbing Akademik Prodi D-III kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
7.
Semua pihak yang telah membantu
terselenggarakannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan........................................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................................. iii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan....................................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.
Tujuan....................................................................................................... 1
1.3.
Sistematika Penulisan............................................................................... 2
1.4.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.5.
Pelaksanaan.............................................................................................. 2
BAB 2 Tinjauan Pusataka.............................................................................................. 3
2.1.
Definisi..................................................................................................... 3
2.2.
Penilaian Klinik........................................................................................ 3
2.3.
Penenganan Bayi Baru Lahir.................................................................... 4
2.4.
Identifikasi............................................................................................... 7
2.5.
Patologi / Fisiologi.................................................................................... 8
2.6.
Ciri-ciri BBL............................................................................................. 9
2.7.
Pemantauan BBL................................................................................... 10
BAB 3 Konsep Asuhan................................................................................................ 11
3.1.
Data Subyektif....................................................................................... 11
3.2.
Data Obyektif......................................................................................... 11
3.3.
Asesment................................................................................................ 14
3.4.
Planing.................................................................................................... 14
BAB 4 Asuhan Kebidanan........................................................................................... 15
BAB 5 Penutup............................................................................................................ 21
5.1.
Kesimpulan............................................................................................. 21
5.2.
Saran....................................................................................................... 21
Daftar Pustaka................................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.
Neonatus adalah kelahiran bayi atau seorang
bayi baru lahir sampai berusia 4 minggu yang biasanya dilahirkan dengan masa
gestasi 37-42 minggu.
Asuhan segera pada bayi baru kami lahir
adalah asuhan yang diberikan pada bayii selama jam pertama setelah kelahiran.
Sebagian besar bayi lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan.
Sebagian besar proses pengeluaran hasil
kehamilan (bayi) dengan penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatan berhasil
apabila selain ibunya, bagi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi optimal.
Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan
bagian esensial asuhan bayi baru lahir.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
2002.N 30)
1.2. Tujuan.
1.2.1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat membuat asuhan kebidanan pada bayi dengan diagnosa
bayi baru lahir normal.
1.2.2.
Tujuan Khusus
1.2.2.1.
Mahasiswa dapat melakukan
pengkajian pada bayi dengan diagnosa bayi baru lahir normal.
1.2.2.2.
Mahasiswa dapat menentukan
diagnosa pada bayi baru lahir.
1.2.2.3.
Mahasiswa dapat menentukan diagnosa
potensial pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.4.
Mahasiswa dapat menentukan dan
melaksanakan tindakan segera pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.5.
Mahasiswa dapat merumuskan
persalinan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.6.
Mahasiswa dapat melaksakan
perencanaan yang telah dirumuskan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.7.
Mahasiswa dapat mengevaluasi
asuhan yang telah diberikan pada bayi baru lahir normal.
1.3.
Sistematika Penulisan.
BAB 1 Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang.
1.2.
Tujuan
1.3.
Sistematika
1.4.
Rumusan
1.5.
Pelaksanaan
BAB 2 Tinjauan
Pustaka
2.1.
Definisi
2.2.
Penilaian klink
2.3.
Penanganan / Asuhan Bayi Baru
Lahir
2.4.
Identifikasi
2.5.
Patologi / Fisiologi
2.6.
Ciri-Ciri BBL
2.7.
Pemantauan BBL
BAB 3 Konsep
Asuhan
BAB 4 Asuhan
Kebidanan
BAB 5 Penutup
1.4.
Rumusan Masalah
1.4.1.
Apa yang dimaksud bayi baru
lahir ?
1.4.2.
Bagaimana penilaian klink BBL ?
1.4.3.
Bagaimana penanganan / Asuhan
bayi baru lahir ?
1.4.4.
Bagaimana cara
pengidentifikasian BBL ?
1.4.5.
Perbedaan patologi / Fisiologi
pada BBL ?
1.4.6.
Bagaimana Ciri-Ciri BBL ?
1.4.7.
Bagaimana cara pemantauan BBL
1.5.
Pelaksanaan.
1.5.1.
Tempat Pelaksanaan.
Tempat pelaksanaan praktek klink mahasiswa D-III Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dalam laporan ini adalah di ruang bersalin
RSU Haji Surabaya.
1.5.2.
Tanggal Pelaksanaan
04 – 16 Februari 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Bayi baru lahir dengan seprti B adalah bayi yang lahir dengan
spontan belakang kepala tanpa menggunakan alat bantu persalinan asuhan segera
pada bayi baru lahir adalah asuhan yang di berikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
2002)
Di tinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal
merupakan periode yang peling kritis. Neonatus pada minggu-minggu pertama
sangat di pengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Menagemen
yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah,
dilahirkan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan
menghasilkan bayi yang sehat.
2.2.Penilaian Klink
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas
kain bersih dan kering yang disiapkan panit ibu. Bila hal tersebut tidak
memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah
ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera pula
lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan:
1.
Apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan?
2.
Apakah bayi bergerak dengan
aktif atau lemas ?
Tinjauannya adalah mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi
bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan
sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya
kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan
refleks-refleks drimitif seperti menghisap dan mencari puting susu. Pada saat
kelahiran apabila bayi gagal menunjukkan reaksi vital, maka akan penurunan
denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi biru atau pucat dan refleks-refleks
melemah sampai menghilang. Bila tidak segera ditangani secara tepat, cepat, dan
benar, keadaan umum bayi akan menurun, dengan cepat dan mungkin meninggal. Pada
beberapa bayi mungkin akan puli kembali secara spontan dalam 10-30 menit
sesudah lahir, tetapi bayi ini akan tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat
dikemudian hari.
(APN.
2007 hal : 96)
(Buku
Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2006 hal 132)
2.3.Penanganan Bayi Baru Lahir
2.3.1.
Mencegah kehilangan panas
Mekanisme
pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna.
Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas
tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hiportemi. Bayi dengan hipotermi,
sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui
upaya sebagai berikut :
2.3.1.1.
Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera
setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi
cairan kutukan pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang
telah disiapkan di atas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi,
juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasan.
2.3.1.2.
Selimuti bayi dengan selimut
atau kain bersih dan hangat.
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan
memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban
kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan
bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui
radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang telah basah diganti dengan
selimut atau kain yang baru (hangat, bersih dan kering).
2.3.1.3.
Selumuti bagian kepala bayi.
Pastikan bagian kepala bayi ditutupiatau
diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang
relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut
tidak tertutup.
2.3.1.4.
Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir.
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama jika
tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan terlebih dulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian atau di selimuti dikurangi dengan berat
pakaian atau selimut. Bayi sebaiknya demandikan (sedikitnya) enam jam setelah
lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir.
2.3.1.5.
Tempatkan bayi dilingkungan
yang hangat.
Tempatkan bayi di tempat lingkungan yang
hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang samadengan
ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara
yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera
menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
(APN. 2007 hal. 97)
2.3.2.
Membersihkan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagian berikut.
1.
Letakkan bayi pada posisi
terletang ditempat yang keras dan hangat.
2.
Gulung sepotong kain dan
letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak
menekuk. Posisi kepala diatur sedikit tengadah kebelakang.
3.
Bersihkan hidung, rongga mulut
dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang di bungkus kasa steril.
4.
Tepuk kedua telapak kaki bayi
sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan
rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis.
-
Kekurangan zat asam pada bayi
baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan
nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir.
·
Alat penghisap lendir mulut
(Delea) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan
selangnya harus telah siap di tempat.
·
Segera lakukan usaha menghisap
mulut dan hidung.
·
Petugas harus memantau dan
mencatat usaha nafas yang pertama.
·
Warna kulit , adanya cairan
atau mekonium dalam hidung atau mulut harus di perhatikan.
-
Bantuan untuk memulai
pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
·
Dokter atau tenaga medis lain
hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit tidak bernafas.
(Buku Acuhan Nasional Pelajaran Kesehatan Maternal &
Neonatal.2006. Hal: 133)
2.3.3.
Kontak dini dengan ibu dan
menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan
bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu
1 Jam pertama kelahiran.
·
Berikan bayi kepada ibunya
secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
1.
Kehangatan – mempertahankan
panas yang benar pada bayi baru lahir.
2.
Ikatan batin dan pemberian ASI.
·
Doronglah ibu untuk menyusui
bayinya apabila bayi telah “siap” (dengan menunjukkan refleks rooting). Jangan
paksakan bayi untuk menyusu.
(APN. 2007 hal . 98)
2.3.4.
Merawat tali pusat
Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan alkohol 70% Povidion Iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.
Nasehat untuk merawat tali pusat.
·
Jangan membungkus puntung tali
pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali
pusat.
·
Nasehati hal yang sama bagi ibu
dan keluarga.
·
Mengoleskan alkohol atau
betadine (terutama jika memotong tali pusat tidak terjamin DTT atau steril)
masih diperkenankan tetapi tidak dikomproskan karena menyebabkan tali pusat
basah atau lembab.
·
Berikan nasehat pada ibu dan
keluarga sebelum meninggalkan bayi :
-
Lipat popok dibawah puntung
tali pusat
-
Jika puntung tali pusat kotor,
bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara
seksama dengan menggunakan kain bersih.
-
Jelaskan pada ibu bahwa ia
harus mencari bantuan jika tali pusatmenjadi merah, bernanah atau berdarah atau
berbau.
-
Jika pangkal tali pusat (pusat
bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi ke
fasilitas, yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir.
(APN. 2007 hal. 99)
2.3.5.
Perawatan Mata.
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru
lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di
daerah dimana prevalensi gonorea tinggi. Setiap bayi baru lahir perlu diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat eritromisin 0,5 % atau
tetrasiklin 1% di anjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual)
Perawatan mata harus dikerjakan segera.
Tindakan ini dapat dikerjakan setetah bayi selesai dengan perawatan tali pusat.
Dan harus di catat di dalam status termasuk obat apa yang digunakan.
(Buku
Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal.2006. hal:135)
2.4.Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif
harus deberikan pada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan.
·
Peralatan Identifikasi bayi
baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin, dan di ruang rawat bayi.
·
Alat yang diguanakan, hendaknya
kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan
tidak mudah lepas.
·
Pada alat / gelang identifikasi
harus tercantum:
-
Nama (Bayi, Nyonya)
-
Tanggal Lahir
-
Nomor bayi
-
Jenis Kelamin
-
Unit
-
Nama Lengkap Ibu
·
Disetiap tempat tidur harus
diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu
harus di cetak di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi
harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini dan di buat
dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus di simpan dalam ruangan bersuhu
kamar.
Ukuran berat lahir, panjang bayi, lingkar
kepala, lingkar perut. Dan catat dalam rekam medik.
2.5.Fisiologi atau Patofisiologi.
2.5.1.
Tanda-tanda Vital
a.
Denyut jantung atau nadi
Normal :
100 (tidur) 160 (menangis), bias tidak teratur untuk periode singkat, terutama
setelah menangis.
Murmur,
pada batas sternum kiri, pada selaiga ke-3 / ke-4.
Patologi :
Terjadi takikardi : persisten : ³ 160.
bradikardi : < 120 Aritmia (kecepatan tidak teratur). Jantung pada sisi
kanan dada.
b.
Suhu
Normal : 36,5o
C – 37,2o C
c.
Frekuensi Nafas:
Normal :
30-60 per/menit, periode pertama (reaktivitas) :
50-70 per/menit
Periode kedua : 50-70 per/menit, stabilitas
(satu sampai
dua hari) : 30-40.
Patologi : Apneu : 15 detik,
bradipneu : £ 25 per/menit,
Takipneu : > 60 per/menit,
bunyi : rales,rongki, mengi.
d.
Tekanan darah.
Normal : Bervariasi sering perubahan tingkat
aktivitas : terjaga, menangis, tidur.
Patologi : Berbeda antara tekanan atas dan bawah
Hipotensi ® sepsis hipovolemia
Hipertensi ® koqiktasio qorta.
2.5.2.
Berat Badan.
Normal : 2,5 – 4 kg, penurunan BB normal 10% atau
kurang
Patologi : Berat £ 2500 gr ®
premature, KMK.
Berat
³ 4000 gr ® BMK,
diabetes kerediter
Penurunan lebih dari 10% (dehidrasi)
2.5.3.
Panjang
Normal : 45 sampai 55 cm.
Patologi
: <45 atau> 55 cm (penyimpangan kromosom
kerediter.
2.5.4.
Lingkar Kepala
Normal : 32 – 36, cm
Patologi : Kepala kecil
32 cm : mikrosefalos
Hidrosefalus
: sutura tegang, lebar lingkar kepala ³ 4 cm
dari lingkar dada.
Peningkatan
tekanan intrakranial.
2.5.5.
Lingkar Dada.
Patologi
: £ 30 cm ® premature
Temuan
rata-rata : 2 cm lebih kecil dari pada lingkar kepala rata-rata sekitar 30 –33
cm.
2.5.6.
Lingkar Abdomen.
Temuan
rata-rata : Abdomen membesar setelah diberi makan karena otot abdomen meregang
Ukuran
sama dengan lingkar dada.
Patologi
: Pembesaran abdomen di sela waktu makan
(massa di abdomen atau hambatan di
fraktus intestinal)
(www.wikipedia.org)
2.6.Ciri-ciri bayi baru lahir
1.
Segera menangis
2.
Pernapasan teratur
3.
Banyak gerak
4.
Warna kulit merah muda
5.
Berat badan 2500 gr – 4000 gr
2.7.Pemantauan bayi baru lahir.
Tujuan pemantauan BBL adalah untuk
mengetahai aktivitas bayi normal atau tidak dan di identifikasikan masalah
kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tindak lanjut petugas kesehatan :
·
2 jam pertama sesudah lahir
hal-hal yang di nilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudahlahir meliputi :
-
kemampuan menghisap kuat /
lemah
-
bayi tampak aktif
-
bayi kemerahan / biru
·
Sebelum penolong persalinan
meninggalkan ibu dan bayinya penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan
penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut
seperti :
-
Bayi, kecil untuk masa
kehamilan / bayi kurang bulan
-
Gangguan pernapasan
-
Hipoterma
-
Infeksi
-
Cacat bawaan dan trauma Lahir
Yang perlu dipantau pada BBL :
·
Suhu badan dan lingkungan
·
TTV
·
Berat badan
·
Mandi dan perawatan kulit
·
Pakaian
·
Perawatan tali pusat
(id.wikipedia.org/wike/bedah
Bayi baru lahir _ Hasil _ AOK)
BAB 3
KONSEP ASUHAN PADA
BAYI BARU LAHIR
3.1.Pengkajian
3.1.1.
Data Subyektif
3.1.1.1.
Identifikasi / Biodata
Terdiri
dari nama bayi, umur bayi, tanggal / jam lahir, jenis kelamin. BB Lahir, PB
Lahir, Nama Ayah, Ibu, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat Rumah, No Telp.
3.1.1.2.
Anamnesa
·
Keluhan :
Ibu atau keluarga dapat mengatakan
keluhan yang dirasakan ibu terhadap bayi.
·
Tanggal dan jam waktu anamnesa
·
Riwayat penyakit kehamilan
:
di kaji bagaimana atau penyakit apa
yang pernah di derita ibu waktu hamil
·
Kebiasaan waktu hamil :
Di kaji bagaimana kebiasaan ibu waktu
hamil apakah jenis makanannya, apakah ibu mengkonsumsi obat- obat/jamu, merokok
atau tidak
·
Kebiasaan waktu nifas :
Di kaji jenis makanan apa
yang dikonsumsi waktu nifas dan obat-obat/jamu, yang dikonsumsi.
·
Riwayat persalinan sekarang :
Di kaji jenis persalinan, di
tolong oleh siapa, lama persalinan, kapan ketuban pecah, komplikasi persalinan,
keadaan BBL nilai apgar skore, di lakukan resusitasi atau tidak.
3.1.2.
Data Obyektif
3.1.2.1.
Pemeriksaan fisik.
·
Keadaan umum : Baik atau tidak
·
Suhu : Di ukur suhu Aksila / rectal
·
Pernapasan : Di lihat teratur atau
tida
·
H R : Denyut jantung, di lihat teratur
atau tidak
·
Berat badan sekarang : Berat badan yang di ukur pada waktu
pengkajian
3.1.2.2.
Pemeriksaan fisik secara
sistematis
·
Kepala : Di kaji ukuran,
bentuk, kesimetrisan. Jumlah dan warna
rambut , adanya moulage, caput succedaneum, cephal hematoma.
·
Ubun-ubun : Di
lihat apakah sudah menutup atau belum ada benjolah atau tidak.
·
Mata : Di kaji apakah
semetris atau tidak, adanya strabismus refleks berkedip, sensivitas terhadap
cahaya, glaucoma congenital, perdarahan sub conjungtiva, adanya nistagmus,
anisocori, ephichantus.
·
Telinga : Di kaji gangguan
pendengaran
·
Mulut : Di kaji adanya
kista pada mukosa mulut, warna lidah kemampuan reflek menghisap, refleks
rooting, refleks ekstrusi, suara tangisan, kemampuan menelan, monilia albican,
adanya micronagtia, macronagtia, yang sering disertai denganmicrolosus atau
macrolosus, cheiloschizis dapat disertai dengan palatoschizis dan gnatochizis.
·
Hidung : Di kaji pola
pernapasan mulut/hidung, atresra koana bilateral, fraktur tulang hidung,
pernapasan cuping hidung, adanya mukosa, sekret dan berdarah.
·
Leher : Di kaji apakah
BBL mempunyai leher pendek (webbedneck), lipatan kulit, refleks neck nightign,
adanya goiter, dan limphoma coli.
·
Dada : Di kaji apakah
bentuknya simetris, adakah kelainan seperti pigeon breast, funneschest, apakah
dapat menyebabkan kesukaran bernapas. Glandulla mamae bayi aterm kadang-kadang
membesar yang akan mengeluarkan cairan berupa susu.
·
Punggung : Adakah benjolan atau
tidak, (Spina bifida)
·
Abdomen : Di kaji bentuk abdomen,
adakah hernia umbilikolis distansi otot-otot abdomen, adakah acites tali pusat
: belum lepas, tidak ada infeksi.
·
Genetalia :
®
Laki-laki : di
kaji adanya cryptochismus, hidrocele/herwa scrotalis,
epispadi, hipospadi.
®
Perempuan : di
kaji labia mayora tak menutup labia minor, secret
mukus, meatus urethra di belakang kritoris.
·
Anus : Adakah atrestra
ani, atressia reati, dan fistula
·
Ekstremitas : Di
kaji adakah paralyse/fracture, adanya kelainan berupa polydactili, syndactili,
aracrodactili
3.1.2.3.
Refleks
·
Refleks Moro : refleks ini menilai fungsi
otak, syarat perifer, ada tidaknya
patah tulang extremitas.
·
Refleks Rooting : bayi
memutar/bergerak ke arah pipi yang di gores
·
Refleks Walking : bayi
berjalan atau berdiri dengan bantuan
tangan orang lain
·
Refleks Grafis/plantar : tangn
bayi menggenggam
·
Refleks Sucking : refleks
menelan
·
Refleks Tonick Neck : leher bayi dapat bergerak ke kanan ke kiri
3.1.2.4.
Antroparmetri
Di kaji lingkar dada, lingkar kepala, lengkar lengan
atas
3.1.2.5.
Elimmasi
Di kaji pengeluaran mekonium dan urine, warna atau bau
3.2.Asesment
3.2.1
Interprestasi data
Di kaji diagnosa, masalah serta kebutuhan. Misalnya :
diagnosa Neonatus Aterm
masalah taa.
Kebutuhan berkaitan dengan masalh yang dialami oleh bayi
3.2.2
Identifikasi diagnosa dan
masalah potensial
Di kaji apabila ada diagnosa dan masalah yang dialami
oleh bayi jika sebelumnya dalam interprestasi tidak di tangani dengan benar
Misalnya : bayi Premature
BBRL
Icterus
Asfiksia
Dll
3.3.Planing
3.4.1.
Identifikasi kebutuhan akan
tindakan segera atau kolaborasi melakukan tindakan segera atau kolaborasi
dengan tim medis tsb. Untuk menangani masalah diagnosa dan masalah potensial.
3.4.2.
merencanakan asuhan yang
menyeluruh.
Merencanakan asuhan secara menyeluruh
dan rasional meliputi.
Tetapi dan asuhan, Pendidikan
Kesehatan, Konseling, Kolaborasi dan rujukan.
3.4.3.
Pelaksanaan/Implementasi.
Melaksanakan rencana dan asuhan secara
menyeluruh
3.4.4.
Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang telah diberikan
BAB 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “N” DENGAN
BAYI BARU LAHIR SPT. B
4.1. DATA SUBYEKTIF
4.1.1.
IDENTITAS / BIODATA
Nama bayi :
By. Nn. N
Umur bayi :
3 hari
Tgl/jam lahir :
3-02-2008 pkl. 17.15 WIB
Jenis kelamin :
Laki-laki
No. status. Reg :
447152
BB Lahir :
4000 gr
PB Lahir :
53 cm
Nama Ibu : Ny. N
Umur :
24 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama :
Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Jl. Mulyorejo 181
Telp :
031-70220115
Alamat Kantor : –
Telp :
–
|
Nama Ayah : Tn. S
Umur :
25 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama :
Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Jl. Mulyorejo 181
Telp :
031-70220115
Alamat Kantor : –
Telp :
–
|
4.1.2.
ANAMNESE
Keluhan utama.
Pada Tanggal : 6-02-2008
1.
Riwayat penyakit kehamilan
·
Perdarahan : Tidak ada
·
Pre eklamsia : Tidak ada
·
Eklamsia : Tidak ada
·
Penyakit kelamin : Tidak ada
·
Lain-lain : Tidak ada
2.
Kebiasaan waktu hamil
·
Makanan : Ibu mengkonsumsi nasi, lauk pauk dan sayur
·
Obat-obatan / jamu : Ibu mengkonsumsi tablet fe
·
Merokok : Ibu tidak merokok
·
Lain-lain : Tidak ada
3.
Kebiasaan waktu nifas
·
Makanan : Ibu makan nasi, sayur dan lauk pauk
·
Obat-obatan/jamu : Ibu tidak mengkonsumsi jamu
4.
Riwayat persalinan sekarang
a.
Jenis persalinan : Seperti B
b.
Di tolong oleh : Bidan
c.
Lama persalinan
-
Kala I : 2 jam
-
Kala II : 10 menit
d.
Ketuban pecah : Spontan
Warna :
Jernih, Bau/Amis
e.
Komplikasi persalinan
-
Ibu : Tidak ada
-
Bayi : Tidak ada
f.
Keadaan bayi baru lahir
-
Nilai Apgar : 1 menit pertama :
6
5 menit :8
|
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
menit
Ke-1
|
Frekuensi Jantung
Usah bernapas
Tonus otot
Refleks
Warna
|
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
|
ٱ
< 100
ٱ
Lambat tak teratur
ٱ
Ekt. Fleksi sedikit
ٱ
Gerakan sedikit
ٱ
Tubuh kemerahan tangan &
kaki
|
ٱ
> 100
ٱ
Menangis kuat
ٱ
Gerakan aktif
ٱ
Menangis
ٱ
Kemerahan
|
menit
Ke-5
|
Frekuensi Jantung
Usaha bernapas
Tanus otot
Refleks
Warna
|
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
ٱ
Tidak ada
|
ٱ
< 100
ٱ
Lambat tak teratur
ٱ
Ekt. Fleksi sedikit
ٱ
Gerakan sedikit
ٱ
Tubuh kemerahan tangan &
kaki
|
ٱ
> 100
ٱ
Menangis kuat
ٱ
Gerakan aktif
ٱ
Menangis
ٱ
Kemerahan
|
Resusitasi
Penghisapan lendir : Tidak/Ya Rangsangan
: Tidak/Ya
Ambu : Tidak/Ya Lamanya
: - menit
Massage Jantung : Tidak/Ya Lamanya :
-menit
Intubasi Endrotraheal :
Tidak/Ya Nomor :
Oksigen : Tidak/Ya Lamanya : - lt/menit
Therapy : Tidak/Ya
Keterangan : Tidak/Ya
4.2.
Data Obyektif
4.2.1.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Suhu : 369, Aksila/Rektal, Pukul
Pernapasan : 78 x/menit, Teratur/Tidak,
Pukul
HR :120 x/menit, Teratur/Tidak, Pukul
BB Sekarang : 4000gr
4.2.2.
Pemerikasaan fisik. Secara
sistematis
Kepala : Simetris, warna rambut
hitam, tidak ada caput succedaneum cephalhematoma
Ubun-ubun : Tidak
ada benjolan, belum menyatu
Mata : Simetris, Tidak ada strabismus, tidak ada perdarahan sub conjungtiva, tidak ada nistagmus, tidak ada
epicantus
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : Tidak ada monilia
albican, tidak ada micronagtia, macronagtia
yang disertai microglosus, tidak ada cheiloschizis,
palatoschizis & gnactoschizis
Hidung : Tidak ada atresia ceane,
tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada secret
Leher : Pendek tebal
dikelilingi lipatan kulit (tidak ada selaput ). Bebas bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan bebas melakukan ekstensi dan fleksi
Dada : Simetris, tidak ada
kelainan seperti pigeon breast, funnel chield
Punggung : Tidak
ada benjolan seperti spina bifida, menigocele, meilemenigocele
Abdomen : Tidak distensi, tidak ada
acites, tidak ada masa.
Tali pusat : belum
lepas, tidak ada infeksi
Genetalia : Meatus
diujung penis, prepusium menutupi gland penis tidak
ada epispadi/hipospadi, tidak ada hernia skrotalis/hidrocele
Anus : Tidak ada atresia
ani, atresia rekti dan fistula
Extremitas : Tidak
ada paralyse/fracture, tidak ada polidactily, sindactili, aracnodactili
4.2.3.
Refleks
ٱ
Refleks Moro : +
ٱ
Refleks Rooting : +
ٱ
Refleks Walking : +
ٱ
Refleks Graphs/plantar : +
ٱ
Refleks Sucking :
+
ٱ
Refleks Tonick Neck : +
4.2.4.
Antropometri
ٱ
Lingkar kepala : 34
ٱ
Lingkar dada : 32
ٱ
Lingkar dengan atas :
4.2.5.
Eliminasi
Miksi : Sudah/belum, warna kuning + 5-6 kali sehari
Meconium : Sudah/belum, warna kuning ke hijau-hijauan, 1-3 kali sehari
4.3.
Asesment
4.3.1.
Interprestasi data
Diagnosa : Bayi baru lahir Ny “N” usia 3 hari dengan
neonatus aterm/BMI
DS :
Ibu mengatakan keadaan bayinya baik
DO :
TTV : Nadi : 138 x/menit
Suhu :
364 oC
RR :
76 x/menit
4.3.2.
Identifikasi diagnosa dan
masalah potensial
Bayi baru lahir Ny “N” usia 3
hari dengan ikterus neonatorium
4.4.
Planing
4.4.1.
Identifikasi kebutuhan atau
tindakan segera atau kolaborasi
Dilakukan foto terapi 2 x 24 jam
Persiapan bayi : -
Bayi memakai kaca mata pelindung.
- Melepas pakaian
yang menutupi tubuh bayi Kecuali daerah
genetaliani.
- Ganti posisi bayi setiap 6 jam (terlentang,
miring kanan, miring kiri, tengkurap).
4.4.2.
Merencanakan asuhan yang
menyeluruh
1.
Informasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga mengerti tentang
hasil pemeriksaan yang dilakukan
2.
Lakukan Informed cheice. Dan
informe concent pada ibu dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
R/ ibu dan keluarga dapatmengambil & menentukan apa
yang terbaik untuk bayi
3.
Melakukan observasi TTV
R/ dapat mengetahui
perkembangan kesehatan bayi
4.
Kolaboarasi dengan Tim dokter
dan laboratorium
R/ bila terjadi sesuatu dapat langsung di tangani dengan
cepat baik
5.
Dilakukan foto terapi 2 x 24
jam
R/ untuk penanganan. In tekrus menatorium
4.4.3.
Pelaksanaan / Implementasi
1.
Menginformasikan hasil
pelaksanaan kepada ibu dan keluarga
2.
Melakukan informed choice dan
informed consent pada ibu dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
3.
Mengobservasi TTV
N :
138 x/menit
Suhu :
36 4 oC
RR :
76 x/menit
4.
Melakukan kolaborasi dengan tim
dokter dan laboratorium.
Hasil : dilakukan foto terapi 2x24 jam
Persiapan
bayi : bayi memakai kaca mata pelindung, melepas semua pakaian yang menutupi
kecuali daerah genetalia, mengganti posisi bayi setiap 6 jam (terlentang,
miring kiri, miring kanan, tengkurap)
Hasil lab tgl 6 / 02 / 2008
Bilirubin direct Hasil
: 0,16 Normal : <0,25
mg/dl
Bilirubin 9,35 <1,0 mg/dl
Darah lengkap
Hb
|
17.7
|
13.4-17.7 gr/dl
|
Leokosit
|
17.100
|
4.300-10.300 /mm2
|
Hematkrit
|
52.0
|
40-47 %
|
Trombosit
|
204.000
|
150.000-4.000/mm2
|
Dol darah
|
0
|
|
4.4.4.
Evaluasi
S :
Ibu mengatakan keadaan bayinya baik
O :
Keadaan umum baik
TTV : Nadi : 140 x/menit
Suhu : 36 5
oC
RR : 78 x/menit
Asi / Pasi Å , BAK/BAB Å
Setelah dilakukan foto terapi
keadaan baik telah membaik dan warna kulit bayi tidak kurang lagi
A :
Neonatus Aterm / BMK
P :
Asi Esklusif
Termo regulasi
BAB 5
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Neonatus Aterm
adalah kelahiran bayi atau seorang bayi baru lahir sampai berusia 4 minggu yang
biasanya dilahirkan dengan masa gestas 37-42 mgg. Asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir antara lain : penilaian klinik, mencegah kehilangan panas,
membersihkan jalan nafas, kontak dini dengan ibu dan menyusui bayinya, merawat
tali pusat, perawatan mata, pemberian vitamin K, identifikasi.
Kita juga harus
bias membedakan mana yang keadaan fisiologis (normal) dan yang patologis
(kelainan) dengan melakukan pemeriksaan fisik segera setelah lahir.
5.2.
Saran
Dalam laporan Asuhan Kebidanan
saya ini, baik dari segi isi maupun tulisannya masih dapat kesalahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, saya harapkan saran dan kritik dan pembaca
untuk menilai dan mengoreksi laporan Asuhan Kebidanan saya, agara dalam
pembuatan yang selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa dkk Ed. 2006. “Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal:. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa dkk Ed. 2002.
“Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal:. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Azwar, Azrul dkk. 2007 “ Asuhan
Persalinan Normal” Jakarta : JHP IEGO Corporation.
www.wikipedia,org/wike/bedah-bayi
baru lahir-HASU-AOK.
ConversionConversion EmoticonEmoticon