Salam Sehat dan Harmonis

-----

Anorexia Gangguan Pola Makan.


Anorexia Gangguan Pola Makan.


 Penyakit bulimia, anorexia dan juga kasus gangguan pada pola makan sangat identik dengan wanita. Tetapi, penyakit itu ternyata bisa juga menyerang pria. Sayangnya, pria yang menderita anorexia atau bulimia merasa malu untuk bercerita dan mendatangi ahli untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut Robert Koch pada tahun 2008, setiap lima dari warga negara di Eropa yang berusia antara 11 sampai dengan 17 tahun memperlihatkan gejala-gejala terjadi gangguan pola makan mereka.
Tak berbeda jauh dengan wanita, para pria menjadi anorexia karena mereka sangat berhasrat untuk selalu mengontrol tubuh dan berat badan mereka. Ahli diet percaya salah satu penyebab anorexia karena mereka ingin merubah bentuk tubuh mereka agar terkesan indah. Tubuh seperti David Beckham dianggap para pria sebagai standar tubuh yang sehat dan seksi. Ditambah lagi, tren saat ini di dunia fashion sangat melekat dengan imej pria bertubuh kurus. • VIVAnews
Bagaimana anda memandang penampilan fisik anda saat ini? Apakah anda gemuk atau cukup langsing? Bagaimana persepsi anda terhadap penampilan anda sendiri? Jika anda adalah seseorang yang bertubuh langsing, atau jika penilaian orang anda cukup kurus, dan anda belum puas dengan penampilan langsing anda saat ini, awas anda mengalami gangguan anorexia nervosa.

Anorexia nervosa merupakan gangguan pola makan yang melibatkan keinginan luar biasa untuk memiliki tubuh yang langsing melalui kelaparan. Anorexia nervosa ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita anorexia nervosa dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. Anorexia nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.

Seseorang yang menderita anorexia nervosa disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali, namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan. Anorektik dapat juga menunjuk ke obat penahan nafsu.

Anorexia nervosa biasanya berawal pada masa-masa remaja awal hingga pertengahan, sering diikuti oleh episode diet dan beberapa jenis stress. Anorexia nervosa banyak dialami oleh model, artis, dan orang-orang yang over protektif tentang penampilan fisik mereka. Gangguan ini lebih sepuluh kali lebih mungkin diderita perempuan daripada laki-laki. Saat anorexia nervosa terjadi pada laki-laki, gejala dan ciri lain (misal citra tubuh yang menyesatkan dan konfik keluarga) biasanya mirip dengan yang dilaporkan oleh perempuan yang mengalami gangguan tersebut.

Anorexia nervosa merupakan gangguan serius yang dapat mengakibatkan kematian. Tiga ciri utama anorexia nervosa adalah sebagai berikut:
  • Berat badan Berat badan mereka kurang dari 85% dari apa yang dianggap normal bagi usia dan tinggi badan mereka (rumus Berat Badan yang ideal adalah “Tinggi Badan, kurang 100 plusminus 10%”). Contoh kasus menghitung berat badan ideal. Jika seseorang tingginya 170 cm, maka berat badannya yang ideal adalah 170 – 100 = 70. 70 x 10% = 7. Berarti berat badannya yang ideal bergerak antara 63 kg sampai 77 kg.
  • b. Mereka memiliki ketakutan yang amat sangat akan kelebihan berat badan. Rasa takut tidak berkurang dengan turunnya berat badan.
  • Mereka memiliki citra tubuh yang menyesatkan mengenai bentuk tubuh mereka. Bahkan saat mereka sangat kurus, mereka melihat diri mereka sendiri gemuk. Mereka biasanya sering menimbang berat badan, sering mengukur badan mereka, dan menatap dengan kritis pada diri mereka dicermin.

Budaya dan pekerjaan sangat mempengaruhi gangguan anorexia nervosa ini. Budaya yang mengganggap bahwa memiliki tubuh yang gemuk adalah tidak seksi, membuat seseorang akan berusaha terus agar mendapatkan tubuh yang ideal. Begitupun pekerjaan. Model, artis dan pekerjaan lainnya memilki berat badan standar yang ditetapkan, bahkan memiliki badan yang kurus dianggap sebagai sesuatu yang baik dan seksi.

Gangguan pola makan anoreksia nervosa dan bulimia nervosa banyak terjadi di kalangan remaja, terutama remaja putri. Adalah hal yang wajar bila remaja memerhatikan penampilan fisik mereka. Namun bila berlebihan maka bisa menjadi obsesif dan memengaruhi pola makan mereka.
Pada awalnya si penderita biasanya hanya mencoba menurunkan berat badan  atau ingin membentuk tubuh yang ideal, namun keinginan itu lama-kelamaan berubah menjadi obsesif dan di luar kendali.

Anoreksia Nervosa

Penderita anoreksia memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan ketidaksempurnaan bentuk tubuh mereka. Akibatnya, mereka mengurangi porsi dan frekuensi makan mereka secara ekstrim.
Tanda-tanda seseorang terkena anoreksia:
  • menjadi sangat kurus dan lemah/lesu karena kurang gizi
  • terobsesi dengan waktu makan, jumlah/porsi makanan, dan kontrol berat badan
  • menghindari makanan seperti susu, daging, nasi, gandum, dan lainnya yang dipandang dapat menaikkan berat badan
  • sangat sering mengukur beratnya sendiri
  • merasa kegemukan padahal tidak
  • berolah raga berlebihan
  • menarik diri dari kegiatan sosial, terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
  • mungkin terlihat depresi
  • pada kondisi yang parah, wanita penderita anoreksia bisa berhenti haid.

Bulimia Nervosa

Bulimia ditandai dengan kebiasaan makan banyak, lalu mencoba mengkompensasi secara ekstrim, seperti memaksakan diri muntah atau berolahraga dengan keras. Misalnya, penderita suka “berpesat pora” menyantap makanan kesukaannya, lalu besok paginya dia berangkat ke pusat kebugaran untuk berolahraga sampai lemas. Penderita bulimia mungkin mengalami fluktuasi berat badan, tapi jarang sampai kurus seperti penderita anoreksia. Mereka memiliki berat badan normal atau bahkan gemuk. Untuk dapat didiagnosis bulimia, seseorang harus makan banyak dan “membersihkan dirinya” secara teratur, minimal dua kali seminggu selama beberapa bulan.
Tanda-tanda seseorang terkena bulimia:
  • takut kegemukan
  • sangat senang dengan ukuran dan bentuk tubuh sendiri
  • membuat alasan untuk pergi ke kamar mandi setelah makan
  • mungkin hanya makan rendah kalori, berpuasa atau diet di luar saat “pesta pora”
  • berolah raga berlebihan
  • sering membeli obat pencahar atau diuretik
  • menarik diri dari kegiatan sosial, terutama pesta dan pertemuan yang melibatkan makanan
Gangguan pola makan adalah masalah klinis serius yang membutuhkan perawatan profesional. Dalam jangka panjang, anoreksia nervosa dapat menyebabkan semua gangguan akibat kekurangan gizi. Bulimia nervosa paling sering dikaitkan dengan gangguan hidroeletrolitik yang timbul karena efek fisik dari muntah. Angka kematian akibat kedua penyakit itu tidak boleh diabaikan, sekitar 15%. Kematian terutama disebabkan oleh aritmia jantung, perdarahan gastrointestinal, dan bunuh diri (pada mereka yang juga mengalami depresi).
Pengobatan anoreksia dan bulimia terutama dilakukan dengan psikoterapi oleh psikiater, yang mungkin dibantu ahli endokrinologi atau dokter lain untuk mengontrol gangguan metabolisme yang terkait.
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. 
Penyebab Obsesif Kompulsif adalah: 
1.   Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder). 
2.   Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD. 
3.   Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah. 
4.   Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
5.   Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan 
6.   Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.
INDIVIDU YANG BERISIKO
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah; 
  • Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan) 
  • Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum. 
  • Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi 
  • Riwayat gangguan kecemasan 
  • Depresi 
  • Individu yang mengalami gangguan seksual
GEJALA
Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut. Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
1.   Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan. 
2.   Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
3.   Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya. 
4.   Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIF
Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.   Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
2.   Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
3.   Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya. 
4.   Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya. 
5.   Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain. 
6.   Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI : 
  • Membersihkan atau mencuci tangan 
  • Memeriksa atau mengecek 
  • Menyusun 
  • Mengkoleksi atau menimbun barang 
  • Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif) 
  • Takut terkontaminasi penyakit/kuman 
  • Takut membahayakan orang lain 
  • Takut salah 
  • Takut dianggap tidak sopan 
  • Perlu ketepatan atau simetri 
  • Bingung atau keraguan yang berlebihan. 
  • Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)
Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.
TREATMENT/PENANGANAN
Psikoterapi.
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.
Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)
Trisiklik (Tricyclics)
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Previous
Next Post »

Translate