LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
APPENDIKSITIS
A.
KONSEP DASAR
I. PENGERTIAN
Appendiksitis
adalah peradangan dari appendik, saluran sempit yang meluasa dari bagian
inferior (Sharon Mentik, 1996 : 1150). Appendiksitis adalah peradangan pada
appendik yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut. (Syivia A Price,
1995 : 401)
II. PATOFISIOLOGI
III. GEJALA KLINIS
Keluhan appendisitis biasanya bermula
dari nyeri dibawah ambilikis atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.
Dalam 2 – 12 Jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah yang akan menetap
dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia,
malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat
konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, muntah, leukositosis
moderat. Bila neptura appendiks terjadi, nyeri seingkali hilang secara dramatis
untuk sementara.
IV. PENATALAKSANAAN
1.Sebelum Operasi
a.
Observasi
Dalam 8 –
12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala appendiksitis sering kali
masih belum jelas. Dalam keadaan ini obeservasi ketat perlu dilakukan pasien
diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Pemeriksaan abdomen dan rektal
serta pemeriksaan darah (leukosit) diulang secara periodik. Foto abdomen dan
toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain.
b.
Intubasi bila perlu
c.
Antibiotik
2.Operasi appendiktom;
3.Pasca Operasi
Perlu
dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di
dalam, syok, hypertermia, atau gangguan pernafasan. pasien dikatakan baik bila
dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu pasien dipuasakan. Bila
tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasin atau peritonitis umum,
puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal. Kemudian berikan minum
mulai 15 ml/jam selama 4 – 5 jam lalu naikkan menjadi 30 ml/jam. Satu hari
pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2x30
menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari ke-7
jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
·
SDP : leukositosis diatas 12.000 / mm3.
Neutrofri
meningkat sampai 75 %
(Nilai
normal : 4500 – 10.000 UI)
·
Urinalis : Normal, tetapi
eritrosit/leukosit mungkin ada
·
Foto abdomen : dapat menyatakan
adanya penegrasan material pada appendiks (Fecalisth), rileus terlokalisir.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Merupakan tindakan metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam upaya memeperbaiki atau memelihara klien sampai
ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien
untuk memenuhi kebutuhannya.
I. PENGKAJIAN
Pengumpulan data
1.
Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, no register, diagnosa medis, tanggal MRS.
2.
Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh sakit (nyeri) perut kanan bawah,
anoreksia, mual dan muntah suhu badan sub febris 37,5oC – 38,5oC.
3.
Riwayat Penyakit dahulu
Biasanya klien dengan appendiks akan mengalami nyeri di
perut, kanan bawah yang hebat dan berulang sulit BAB.
4.
Riwayat Penyakit sekarang.
Pada umumnya penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah
dan sering mual, muntah di sertai panas dalam meningkat.
5.
Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam anggota keluarga yang lainnya tidak ada yang
pernah menderita penyakit yang seperti diderita klien saat ini.
6.
Pola-pola fungsi
a.
Pola aktivitas dan istirahat.
Aktivitas klien terganggu karena lemah dan malaise.
b.
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Kebutuhan nutrisi kurang karena adanya mual, muntah,
anoreksia
c.
Pola Eliminasi
Perubahan pola eliminasi, mengalami konstipasi, diare
(kadang-kadang).
d.
Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengalami gangguan (< 8 jam / hari) karena
klien mengalami nyeri abdomen.
e.
Pola Perspesi dan Konsep diri
Klien merasa cemas dan gelisah dengan perubahan yang
dialami.
f.
Pola Sensorik dan Kognitif.
Ada keluhan nyeri abdomen sekitar epigastrium dan
umbilikus yang meningkat berat dan terlokalisir.
Ø PEMERIKSAAN FISIK
-
INSPEKSI
Inspeksi daerah abdomen tidak menunjukkan kelainan.
-
AUSKULTASI
Peristalistik mungkin berkurang, tetapi biasanya normal.
-
PALPASI
Nyeri akan berasal dari kuadran kanan bawah, palpasi
dengan satu jari.
Ø PEMERIKSAAN KHUSUS
-
Rebound Tenderness (Nyeri tekan
lepas)
Rasa nyeri ditimbulkan dengan tekanan yang kuat pada
abdomen ditempat yang jauh dari proses inflamasi yang kita curigai, kemudian
tekanan kita lepaskan dengan tiba-tiba.
-
Iliopsoas Test.
Penderita diminta memfleksikan a culatio coxae melawan
tahanan yang kita berikan. Kalau proses radang yang letaknya dekat dengan
musculus psoas dengan pemeriksaan tadi penderita akan merasa sakit. Gangguan
dalam derajat rendah dapat diketahui dengan menyuruh penderita berbaring pada
sisi yang berlawanan dan memfleksikan paha pada posisi yang terkena
seluas-luasnya.
-
Obsturator Test
Disini paha dilipat / ditekuk 90 derajat kemudian
diadakan endorotasi dan exorotasi. Rasa nyeri pada hipogastrium dapat
ditimbulkan jika ada massa radang yang letaknya bersebtuhan. Hal ini mungki
positif jika ada appendiksitis pelvis ataupun timbunan cairan atau darah pada
pelvis.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri (akut) berhubungan dengan
distensi jaringan usus oleh inflamasi
2.
Resti kekurangan volume cairan
berhubungan dengan anoreksia, muntah, demam.
3.
Ansieras berhubungan dengan
status kesehatan, faktor fisiologis
III. PERENCANAAN
Dx 1
Nyeri (akut) berhubungan dengan distensi jaringan usus
oleh inflamasi
TUJUAN :
Nyeri hilang atau terkontrol
KRITERIA HASIL :
-
Nyeri berkurang
-
skala nyeri O
-
Klien tidak menyeringai
RENCANA TINDAKAN
1.
Kaji ulang tingkat atau skala
nyeri
2.
Jelaskan sebab-sebab timbulnya
nyeri
3.
Beri penjelasan tentang manfaat
dan tehnik relaksasi, distraksi dan anjurkan untuk melakukan tehnik tersebut
4.
Kolaborasi dengan medis dalam
pemberian analgesik dan antibiotik
RASIONAL
1.
Untuk mengetahui atau
menentukan tingkat keparahan.
2.
Menambah tingkat pengetahuan
individu tentang penyakitnya.
3.
Meningkatkan pengetahuan
individu dan dapat mengantisipasi lebih awal bila timbul nyeri.
4.
Membantu untuk mengatasi nyeri
dan antibiotik diperlukan untuk mencegah dan mengatasi infeksi.
Dx 2
Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia,
mual.
TUJUAN :
Kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
KRITERIA HASIL :
-
Kebutuhan volume cairan
terpenuhi
-
Mampu menyebutkan dampak dari
anoreksia, muntah
-
Menerima dan mau dilakukannya
tindakan untuk mengurangi muntah, anoreksio
RENCANA TINDAKAN
1.
Berikan intake nutrisi dan
cairan yang adekuat.
2.
Jelaskan dampak yang dapat
ditimbulkan dari anoreksia, muntah.
3.
Jelaskan pada individu tentang
tehnik relaksasi sebelum makan.
4.
Awasi tanda vital, status
membran mukosa dan turgor kulit.
RASIONAL
1.
Nutrisi yang adekuat dapat
meningkatkan daya tahan tubuh individu.
2.
Adanya anoreksia, muntah dapat
menyebabkan resiko kurang volume cairan.
3.
Untuk mengurangi perasaan
tegang pada lambung.
4.
Untuk mengetahui perubahan yang
terjadi.
Dx 3
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan, faktor
fisiologis, kurang pengetahuan.
TUJUAN :
Cemas berkurang dan mau menerima perubahan pada dirinya.
KRITERIA HASIL
-
Mau dan menerima dilakukannya
tindakan untuk mengurangi kecemasan.
-
Mampu menyebutkan penyebab dari
kecemasan.
RENCANA TINDAKAN
1.
Berikan informasi tentang
penyakit dan antisipasi tindakan.
2.
Jelaskan tentang pentingnya
istirahat yang cukup.
3.
Evaluasi tingkat kecemasan
(ringan, sedang, berat).
4.
Berikan aktivitas yang dapat
mengurangi ketegangan (Aktivitas fisik).
RASIONAL
1.
Untuk mengurangi tingkat
kecemasan individu.
2.
Istirahat cukup dapat
mengurangi ketegangan .
3.
Untuk mengetahui tingkat
kecemasan klien.
4.
Dapat menurunkan tingkat
ansieras dan mengurangi ketegangan.
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan
perwujutan dari rencana perawatan,meliputi tindakan perawatan yang direncanakan
oleh perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit.
V. EVALUASI
Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan
masalah kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan yang lain.
(Nasrul effendi, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
1)
Areif Mnasjoer dkk (2000), kapita
Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aesculapius, FKUI.
2)
Pedoman Diagnosa dan Terapi,
lab / UPF Ilmu Bedah, 1994 rumah sakit Umum Daerah
Soetomo, Surabaya.
3)
Marlyn E. Doenges (2001), Rencana
Asuhan Keperawatan, Jakarta, 1994.
4)
Nasrul Effendi (1995), Pengantar
Proses Keperawatan, Jakarta EGC.
5)
Carpenito Lynda Juail (2000), Diagnosa
Keperawatan, Jakarta, EGC.
LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN KASUS
APPENDIKSITIS POST OP APPENDICTOMY DI RUANG BEDAH
RS AL-IRSYAD
SURABAYA
Disusun Oleh :
AKADEMI
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004
ConversionConversion EmoticonEmoticon